Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN

TUGAS 1
Akuntansi Keuangan Syariah 05

NAMA : WIBISONO SUDIRMAN

NIM : 031200805

KELAS :-

UPBJJ UT : TANJUNGPINANG

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
1) AAOIFI adalah lembaga nirlaba yang berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi
keuangan untuk bank dan institusi keuangan Islam.
Diantara tujuan dari di bentuknya AAOIFI adalah:
a) mengembangkan pemikiran akuntansi dan auditing yang relevan dengan lembaga keuangan;
b) menyamakan pemikiran di bidang akuntansi dan auditing yang relevan dengan lembaga
keuangan dan penerapannya melalui pelatihan, seminar, publikasi jurnal yang merupakan hasil
riset;
c) menyajikan, mengumumkan, dan menginterpretasikan standar-standar akuntansi dan auditing
bagi lembaga-lembaga keuangan syariah;
d) mereview dan mengamandemen standar-standar akuntansi dan auditing bagi lembaga-lembaga
keuangan syariah.

2)Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi
yang dikeluarkan oleh AAOIFI (accounting and Auditing Organization For Islamic Financial
Institution), sebagai berikut:
1. Manajer investasi, bank syariah dapat meneglola investasi dana nasabah
2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan
kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagimana lazimnya.
4. pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank
islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnnya.

3) Asumsi dasar konsep akuntansi bank syariah sama dengan asumsi dasar konsep akuntansi
keuangan secara umum yaitu konsep kelangsungan usaha dan dasar akrual. Pendapatan untuk
tujuan penghitungan bagi hasil menggunakan dasar kas.

4) Dana syirkah temporer juga tidak dapat digolongkan ekuitas atau modal karena memiliki jangka
waktu/jatuh tempo dan pemiliknya tidak memiliki hak kepemilikan seperti pemegang saham.
Sedang karakter modal adalah tidak memiliki jatuh tempo dan pemilik modal memiliki hak
kepemilikan

5) 1. Sudut Pelaporan
Dari segi pelaporannya, laporan keuangan konvensional memuat lebih sedikit unsur-unsur laporan
keuangan. Unsur laporan keuangan konvensional terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan pada laporan
keuangan syariah, unsur-unsur yang termuat antara lain neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terkait, laporan rekonsiliasi
pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat, serta laporan dan
penggunaan dana kebaikan.
2. Akad dan Legalitas
Istilah akad dikenal sebagai kesepakatan kedua belah pihak terkait untuk melaksanakan kewajiban
mereka masing-masing. Syarat dan ketentuannya jelas sudah disepakati dari awal secara rinci dan
spesifik sehingga ketika salah satu pihak tidak bisa memenuhi kewajibannya maka ia wajib
menerima sanksi seperti yang sudah disepakati. Ketentuan akad tersebut teridiri dari rukun dan
syarat. Rukun menyangkut unsur-unsur fisik seperti penjual, pembeli, barang, serta harga.
Sementara syarat yang diwajibkan antara lain: barang dan jasa wajib halal, harga barang atau jasa
harus jelas, tempat penyerahan yang jelas,serta barang yang ditransaksikan wajib sepenuhnya
dalam kepemilikan.
3. Organisasi
Dilihat dari segi organisasi, kehadiran Dewan Pengawas Syariah atau DPS menjadi faktor
pembeda antara perusahaan berbasis syariah dengan perusahaan konvensional. Kehadiran DPS
yang terdiri dari minimal 3 orang propesi ahli hukum Islam ini bertanggung jawab dalam
memberikan fatwa agama dan mengawasinya bersama dengan Dewan Komisaris perusahaan yang
menggunakan basis syariah. Sedangkan dalam perusahaan konvensional tidak dikenal adanya DPS
maupun aturan-aturan yang merupakan bagian dari tanggung jawab DPS itu.
4. Penyelesaian Sengketa
Adanya masalah akan diselesaikan secara berbeda oleh perusahaan dengan basis konvensional
serta basis syariah. Pada perusahaan berbasis syariah, adanya masalah akan diselesaikan dengan
aturan dan hukum syariah. Berbeda halnya dengan perusahaan konvensional yang memilih
menyelesaikan perkaranya di pengadilan negeri. Lembaga yang mengatur hukum syariah di
Indonesia ini adalah Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI.
5. Usaha yang Dibiayai
Ada paradigma berbeda yang membedakan usaha konvensional dengan usaha berbasis syariah.
Usaha berbasis syariah akan menggunakan paradigma tersendiri yang mana menekankan
kepercayaan bahwa setiap aktivitas manusianya memiliki nilai akuntabilitas dan ilahiah yang
menempatkan akhlak serta perangkat syariah sebagai parameter baik dan buruknya suatu aktivitas
usaha. Berbeda halnya dengan perusahaan konvensional yang tidak mengenal hal semacam ini
sebagai dasar pelaksanaan aktivitas bisnis mereka.

Anda mungkin juga menyukai