Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama : Nurul Sakinah


NIM : 041527416
Program Studi : S1 Akuntansi
Nama Mata Kuliah : Perpajakan
Kode Mata Kuliah : EKSI4206
Jumlah SKS : 3 SKS

1. Maulana status menikah, istri tidak bekerja, dan memiliki dua tanggungan sebagai Wajib
Pajak Pribadi baru yang terdaftar sejak 1 Maret 2020. Dalam penyelenggaraan usahanya
menggunakan pembukuan dengan penghasilan bruto bulan Maret 2020 sebesar
Rp150.000.000,00 dan biaya yang diperkenankan sebesar Rp120.000.000,00. Hitunglah PPh
pasal 25 bulan Maret 2020!
Pembahasan:
Besarnya PPh Pasal 25 bulan Maret 2020 sebagai berikut:
Penghasilan bruto bulan Maret 2020 Rp150.000.000
Biaya yang diperkenankan (Rp120.000.000)
Penghasilan Neto bulan Maret 2020 Rp 30.000.000
Penghasilan Neto yang disetahunkan Rp360.000.000
(12 bulan x Rp30.000.000)
PTKP (K/2) ( Rp 67.500.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 292.500.000
PPh Terutang :
50%*50.000.000 Rp 2.500.000
15%*200.000.000 Rp30.000.000
25%*42.500.000 Rp10.625.000
Total PPh terutang setahun Rp43.125.000
Angsuran PPh Pasal 25 bulan Maret 2020 adalah:
1/12 * Rp43.125.000 Rp 3.593.750

Jadi, PPh Pasal 25 bulan Maret tahun 2020 untuk Sdr Maulana adalah sebesar Rp3.593.750.

2. Pada Bulan Juli, PT. Permata Nusa menyewa pesawat dari PT. Widya Artara dengan biaya
sewa/carter sebesar Rp250.000.000,00. PT. Widya Artara merupakan perusahaan
penerbangan dalam negeri. Berapakah PPh Pasal 15 terutang? Hitung dan beri penjelasan!
Pembahasan:
Atas transaksi tersebut dikenakan PPh Pasal 15 untuk Pajak Penghasilan atas Perusahaan
Penerbangan Dalam Negeri mengingat PT Widya Artara merupakan perusahaan penerbangan
dalam negeri yang menerima penghasilan berdasarkan perjanjian sewa/carter. Tarif pajak
penghasilan PPh Pasal 15 atas Penghasilan Wajib Pajak Perusahaan Penerbangan Dalam
Negeri adalah sebesar 1,8%. Adapun perhitungan PPh Pasal 15 adalah sebagai berikut:
PPh Pasal 15 = 1,8% * Rp250.000.000
= Rp4.500.000
PPh yang terutang tersebut dibayar melalui pemotongan oleh PT Widya Artara pada saat
pembayaran atau saat terutangnya imbalam atau nilai pengganti. Kemudian setelah melakukan
pemotongan, PT Widya Artara menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau kantor pos
selambat lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah pembayaran atau terutangnya imbalan
atau nilai pengganti dan melaporkan pemotongan dan penyetoran tersebut selambat lambatnya
tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai
pengganti.

3. Pengusaha Kena Pajak A melakukan ekspor Barang Kena Pajak dengan Nilai Ekspor sebesar
Rp25.000.000,00. Hitunglah berapa PPN terutang dan berikan penjelasan?
Pembahasan:

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang
dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Berdasarkan kasus diatas
bahwa Pengusaha A melakukan ekpor barang kena pajak dengan nilai ekspor Rp25.000.000,-.
Kemudian berapa nilai PPN terutang atas transaksi tersebut?
Tarif PPN yang diterapkan atas : (1) Ekspor Barang Kena Pajak Berwujdu, (2) Ekspor Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud, (3) Ekspor Jasa Kena Pajak dikenakan tarif pajak sebesar 0%.

Oleh karena itu, PPN terutang pada kasus diatas adalah 0% * Rp25.000.000 yaitu sebesar
Rp0. Pengenaan tarif 0% tidak berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
Dengan demikian, Pajak Masukan yang telah dibayar untuk perolehan BKP dan/atau JKP yang
berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan.

Referensi :
BMPEKSI4206 Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai