Anda di halaman 1dari 3

NIM : 042799878

Nama : Firdha Aulia

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Penggunaan pengukuran dengan biaya masukan masa 20 BMP TA Modul 4,
berjalan memiliki banyak kritik dari para penganut Kegiatan Belajar 1
pengukuran biaya historis. Metode pengukuran dengan
biaya masa berjalan dianggap memiliki banyak
kelemahan. Anda diminta melakukan analisis dan
identifikasi kelemahan biaya masa berjalan. Lakukan
analisis minimal 2 saja!

2 Salah satu cara untuk mengukur persediaan adalah 20 BMP TA Modul 4,


menggunakan metode lower of cost or market. Namun Kegiatan Belajar 2
banyak orang tidak dapat menerima konsep ini.
Mengapa demikian? Jelaskan minimal 2 alasan kenapa
orang menentang pengukuran model ini!
3 PT Kusuma memiliki kekayaan bersih awal periode (1 20 BMP TA Modul 5,
Januari 2021) sebesar Rp 700 Juta dan menjadi Rp 1 Kegiatan Belajar 1
Milyar pada akhir periode (31 Desember 2021). Dalam
rangka mempertahankan kapasitas produksi yang
sebenarnya, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar
Rp Rp 500 Juta. Tingkat inflasi sebesar 10 persen.
Dimina: Hitunglah laba menggunakan
a. Money Maintenance
b. Productive Capacity Maintenance
4 Konsep laba bisa dipandang dari sudut pandang 20 BMP TA Modul 5,
ekonomi dan akuntansi. Lakukan evaluasi terhadap Kegiatan Belajar 1
laba dari dua sudut pandang tersebut! Jelaskan!
5 Aset perusahaan dapat mengalami kenaikan nilai, jika 20 BMP TA Modul 5,
dibandingkan dengan waktu pengakuan pendapatan. Kegiatan Belajar 2
Namun demikian, akuntan biasanya enggan
melakukan pencatatan kenaikan nilai aset tersebut
sampai ada pertukaran/penjualan dari aset tersebut.
Apa yang menjadi pertimbangan atau rasionalisasi
perilaku akuntan tersebut?
* coret yang tidak sesuai
Jawaban:
1. Biaya masa berjalan yaitu harga pertukaran yang diperlukan saat ini untuk memperoleh aktiva
yang sama atau setara. Harga ini menunjukkan nilai maksimum bagi perusahaan (kecuali jika
nilai realisasi bersih jumlahnya lebih besar), kecuali untuk periode yang sangat singkat sampai
bisa didapat penggantian. Namun, terdapat beberapa kelemahan dalam penggunaan biaya masa
berjalan, diantaranya:
a. Perubahan dalam biaya masa berjalan tidak selalu mencerminkan perubahan dalam harga
penjualan. Nilai-nilai tidak harus berubah karena ada perubahan dalam biaya.
b. Biaya masa berjalan atau kutipan tidak tersedia untuk barang musiman dan barang yang
mengutip mode serta untuk barang-barang yang diproduksi dengan metode yang usang.
Estimasi nilai masukan masa berjalan untuk barang-barang ini. Oleh sebab itu, mungkin
bersifat subjektif.
c. Keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh perubahan dalam harga masukan spesifik
akan termasuk dalam laba bersih operasi, kecuali jika harga pokok penjualan dan juga
persediaan akhir dinilai sebesar biaya yang berlaku pada saat penjualan.
d. Kenaikan dalam biaya akan menghasilkan keuntungan yang dicatat dalam periode berjalan
walaupun belum direalisasi melalui penjualan.
2. Konsep nilai terendah antara biaya dan pasar tidak dapat diterima karena
a. Argumentasi yang tidak begitu meyakinkan bahwa aturan baiaya atau pasar menyebabkan
penurunan dalam biaya dan juga memperkecil utilitas yang disebabkan oleh memburuknya
kondisi, keusangan, atau penurunan kapasitas menghasilkan penghasilan. Mungkin saja
tidak ada perubahan dalam nilai realisasi bersih hanya karena biaya berubah.
b. Walaupun konsep biaya atau pasar dapat diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun,
secra internal ini konsep ini tidak konsisten.
c. Konservatisme dalam penilaian aktiva ditutup oleh laporan laba bersih yang tidak
konservatif dalam periode tertentu di masa depan. Sebagai metode konservatisme, konsep
ini cenderung merendahsajikan (understate) penilaian total aktiva.
3. Diminta: Hitunglah laba menggunakan
a. Money Maintenance
Net Asset 31 Desember 2021 Rp1.000.000.000,-
Net Asset 1 Januari 2021 Rp 700.000.000,- _
Laba Rp 300.000.000,-
b. Productive Capacity Maintenance
Net Asset 31 Desember 2021 Rp1.000.000.000,-
Bagian yang diperlukan untuk mempertahankan
Kapasitas produksi perusahaan Rp 500.000.000,- _
Laba Rp 500.000.000,-

4. Laba dari sudut pandang Akuntansi merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan yang
berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Sedangkan Laba dari sudut pandang Ekonomi
merupakan jumlah maksimum yamg dapat dikonsumsikan pada periode tertentu dan seseorang
masih tetap mempertahankan modalnya tidak berkurang sebagaimana saldo di awal.
Most (1982) merumuskan perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi :
Laba Akuntansi + Perubahan Aktiva Berwujud yang tidak direalisasi – Perubahan Aktiva
Berwujud yang terjadi pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva Tidak Berwujud =
Laba Ekonomi.
5. Hal yang menjadi pertimbangan akuntan enggan mencatat kenaikan pada nilai aset yaitu
a. Fakta bahwa kenaikan nilai tidak meningkatkan sumber daya likuid yang dapat digunakan
untuk pembayaran deviden
b. Ketidakpastian dan sifat tidak kekal yang mungkin dari kenaikan nilai

Ref:
BMP EKSI4415/Modul 4
BMP EKSI4415/Modul 5

Anda mungkin juga menyukai