Anda di halaman 1dari 11

Nama : SITI LESTARI

NIM : 1805110716
Kelas : PE-AKT4
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Akuntansi Keuangan Menengah II

BAB 16
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM
BAGIAN 1. EFEK DILUTIF DAN PROGRAM KOMPENSASI
UTANG DAN EKUITAS
Banyak kontroversi terkait akuntansi sebagai instrument keuangan seperti opsi saham,
obligasi konversi, dan saham preferen terkait apakah perusahaan harus melaporkan
instrument ini sebagai liabilitas atau ekuitas. Misalnya, perusahaan harus mengklasifikasikan
saham bisa yang tidak dapat ditukarkan sebagai ekuitas karena penerbit tidak memiliki
kewajiban untuk membayar dividen atau membeli kembali saham. Efek konversi, serta opsi,
waran, dan efek lainnya sering disebut efek dilutif (dilutive securities) karena pada
pelaksanaannya efek tersebut dapat mengurangi (dilusi) laba per saham.

UTANG KONVERSI
Obligasi konversi (convertible bonds) dapat diubah menjadi efek perusahaan lain selama
beberapa periode waktu yang ditentukan setelah penerbitan. Obligasi konversi
menggabungkan imbalan dari obligasi dengan hak istimewa untuk menukarkan saham pada
opsi pemegang. Investor yang membeli menginginkan jaminan dari konversi jika nilai saham
meningkat secara signifikan.
Perusahaan menerbitkan obligasi konversi karena dua alasan utama. Salah satunya adalah
untuk meningkatkan modal ekuitas tanpa menyerahkan kendali kepemilikan lebih baik dari
yang diperlukan. Alasan kedua adalah untuk mendapatkan pembiayaan utang dengan harga
terendah. Banyak perusahaan dapat mengeluarkan utang hanya pada suku bunga yang tinggi
kecuali perusahaan melampirkan opsi konversi. Hak istimewa yang dimiliki konversi ini bisa
membujuk investor untuk menerima dengan suku bunga yang lebih rendah daripada yang
umumnya menerbitkan langsung utang.

Akuntansi untuk Utang Konversi


Utang konversi dicatat sebagai instrumen majemuk (compound instrument) karena
terdiri atas komponen liabilitas dan ekuitas. IFRS mensyaratkan bahwa instrumen majemuk
terpisah dalam komponen liabilitas dan ekuitas untuk tujuan akuntansi. Perusahaan
menggunakan metode “dengan dan tanpa” (with-and-without method) untuk menilai
instrumen majemuk.
Komponen ekuitas adalah jumlah residual setelah dikurangi komponen liabilitas. IFRS
tidak mengizinkan perusahaan untuk menetapkan nilai untuk jumlah ekuitas terlebih dahulu
dan kemudian menentukan komponen liabilitas. Hal ini akan menyebabkan inkonsisten
dengan definisi ekuitas yang menilai jumlah residual. Untuk mengimplementasikan
pendekatan with-and-without, perusahaan harus melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Pertama, menentukan total nilai wajar dari utang konversi dengan komponen liabilitas dan
ekuitas.
2. Perusahaan kemudian menentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai sekarang
neto dari semua arus kas masa depan kontraktual yang didiskontokan pada suku bunga
pasar.
3. Pada langkah terakhir, perusahaan mengurangi estimasi komponen liabilitas yang
dilakukan pada langkah kedua dari nilai wajar utang konversi (hasil penerbitan) sampai
pada komponen ekuitas. Artinya, komponen ekuitas adalah nilai wajar utang konversi
tanpa komponen liabilitas.

Akuntansi pada Saat Penerbitan


Bunyi jurnalnya :
Kas
Utang Obligasi
Premi Saham-Ekuitas Konversi

Penyelesaian Obligasi Konversi

Kita menggambarkan empat situasi penyelesaian :

Pembelian Kembali pada Saat Jatuh Tempo. Jika obligasi tidak dikonversi pada saat
jatuh tempo bunyi jurnalnya :
Utang Obligasi
Kas
Konversi Obligasi pada Saat Jatuh Tempo. Jika obligasi dikonversikan pada saat jatuh
tempo, bunyi jurnalnya :
Premi Saham-Ekuitas Konversi
Utang Obligasi
Modal Saham-Biasa
Premi Saham-Biasa

Konversi Obligasi Sebelum Jatuh Tempo. Bunyi jurnalnya :


Premi Saham-Ekuitas Konversi
Utang Obligasi
Modal Saham-Biasa
Premi Saham-Biasa

Tidak ada keuntungan atau kerugian atas konversi sebelum jatuh tempo, jumlah awal yang
dialokasikan untuk ekuitas dipindahkan kea kun Premi Saham-Biasa.

Pembelian Kembali Sebelum Jatuh Tempo. Dalam beberapa kasus, perusahaan


memutuskan untuk membeli kembali utang konversi sebelum jatuh tempo. Pendekatan yang
digunakan untuk mengalokasikan jumlah dibayarkan pada saat pembelian kembali mengikuti
pendekatan yang digunakan ketika obligasi konversi yang awalnya diterbitkan.

Induksi Konversi
Terkadang, penerbit ingin mendorong agar utang konversi ke efek ekuitas bisa lebih cepat
dilakukan untuk mengurangi biaya bunga atau untuk meningkatkan rasio utang terhadap
ekuitas. Dengan demikian, penerbit dapat menawarkan beberapa bentuk penilaian tambahan
(seperti kas atau saham biasa), yang disebut “pemanis”, untuk induksi konversi (induced
conversion). Perusahaan penerbit melaporkan pemanis sebagai beban periode berjalan.
Jumlahnya adalah nilai wajar dari efek tambahan atau penilaian lain yang diberikan.

Beberapa pihak berpendapat bahwa biaya induksi konversi adalah untuk mendapatkan
modal ekuitas. Akibatnya, mereka berpendapat bahwa perusahaan harus mengakui biaya
konversi sebagai biaya (pengurang) dari modal ekuitas yang diperoleh dan bukan sebagai
beban. Namun, IASB menunjukkan bahwa ketika perusahaan penerbit melakukan
pembayaran tambahan untuk mendorong terjadinya konversi, pembayaran adalah untuk jasa
(pemegang obligasi konversi pada waktu tertentu) dan harus dilaporkan sebagai beban.
SAHAM PREFERENSI KONVERSI
Saham preferen konversi (convertible preference shares) termasuk memiliki pilihan bagi
para pemegang untuk mengkonversi saham preferen menjadi jumlah yang tetap dari saham
biasa. Perbedaan utama dari akuntansi untuk obligasi konversi dan saham preferen konversi
terletak pada klasifikasinya. Obligasi konversi adalah instrumen majemuk karena memiliki
komponen liabilitas dan komponen ekuitas saham preferen konversi bukan termasuk ke
dalam instrumen majemuk karena hanya memiliki komponen ekuitas.

WARAN SAHAM
Waran (warrants) adalah sertifikat yang memberikan hak pemegang saham untuk
membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Perbedaan
substansial antara efek konversi dan waran Saham adalah setelah pelaksanaan waran,
pemegang harus membayar sejumlah uang tertentu untuk mendapatkan saham. Penerbitan
waran atau opsi untuk membeli saham tambahan biasanya timbul dalam tiga situasi berikut
ini.
1. Ketika mengeluarkan berbagai jenis efek, seperti obligasi dan atau saham preferen,
perusahaan sering memasukkan waran untuk membuat efek lebih menarik dengan
memberikan “insentif dorongan ekuitas”.
2. Ketika penerbitan saham biasa tambahan pemegang saham lama memiliki hak untuk
memesan efek terlebih dahulu untuk membeli saham biasa yang pertama.
3. Perusahaan memberikan saran sering disebut dengan opsi saham, kepada eksekutif dan
karyawan sebagai bentuk kompensasi.

Waran Saham yang Diterbitkan dengan Efek Lainnya


Waran yang diterbitkan dengan efek lainnya pada dasarnya opsi jangka panjang untuk
membeli saham biasa pada harga tetap. Secara umum, umur waran adalah 5 tahun, kadang-
kadang 10 tahun; tetapi sangat jarang, perusahaan juga dapat menawarkan barang perpetual.
Utang yang diterbitkan dengan waran saham adalah instrumen majemuk yang memiliki
komponen hutan dan ekuitas. Akibatnya, perusahaan harus menggunakan metode dengan dan
tanpa untuk mengalokasikan dana hasil antara kedua komponen.

Analisis ringkasan
IASB mengidentifikasi bahwa perusahaan harus memisahkan komponen utang dan ekuitas
dari efek, seperti utang kompresi atau obligasi yang diterbitkan dengan waran. Kita setuju
dengan posisi ini. Pada kedua situasi ini (utang konversi dan utang yang diterbitkan dengan
waran) investor telah melakukan pembayaran kepada produsen untuk mendapat fitur ekuitas
hak untuk memperoleh instrumen civitas di masa depan. Satu-satunya perbedaan nyata antara
keduanya adalah permainan tambahan yang dilakukan ketika instrumen ekuitas secara formal
memperoleh bentuk yang berbeda. Dengan demikian, perbedaan menjadi salah satu metode
atau hanya bentuk pembayaran bukan merupakan sebuah substansi.

Hak untuk Berlangganan Saham Tambahan


Jika direksi perusahaan memutuskan untuk menerbitkan saham biasa baru, pemegang
saham lama umumnya memliki hak (istimewa untuk memesan efek terlebih dahulu) untuk
membeli saham yang baru diterbitkan sesuai dengan jumlah kepemilikannya. Hak istimewa
ini, disebut sebagai hak saham (share right), menyelamatkan pemegang saham lama
memikul beban akibat dilutif hak suara tanpa persetujuan mereka.
Perusahaan hanya membuat jurnal memorandum ketika hak penerbitannya untuk
pemegang saham yang ada. Jurnal ini menunjukkan jumlah hak yang dikelluarkan untuk
pemegang saham yang ada untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki tambahan saham
yang belum diterbitkan ketika ada kasus hak terjadi. Perusahaan tidak membuat jurnal formal
pada saat ini karena belum menerbitkan saham atau menerima kas.

Program Kompensasi Saham


Bentuk kegiatan waran muncul dalam program kompensasi saham untuk membayar dan
memotivasi karyawan. Waran merupakan opsi saham (share option) yang memberikan
karyawan kunci atas opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama periode
waktu yang lama.
Konsensus opini adalah program kompensasi yang efektif merupakan salah satu yang
memenuhi hal-hal berikut: (1) kompensasi berbasis kinerja karyawan dan perusahaan, (2)
memeotovasi karyawan agar menghasilkan tingkat kinerjja yang tinggi, (3) membantu
mempertahankan eksekutif dan memungkinkan untuk perekrutan pegawai baru, (4)
memaksimalkan manfaat setelah pajak karyawan dan meminialkan biaya setelah pajak
karyawan, dan menggunakan (5) menggunakan kriteria kinerja dimana karyawan memiliki
pengendalian.

Isu Pelaporan Utama


Pedoman IASB mengharuskan peusahaan mengakui biaya kompensasi dengan
menggunakan metode nilai wajar. Posisi IASB adalah perusahaan harus mendasarkan
akuntansi untuk biaya jasa karyawan pada nilai wajar kompensasi yang ddibayarkan. Jumlah
ini dianggap menjadi ukuran nilai jasa yang diterima.

AKUNTANSI UNTUK KOMPENSASI SAHAM


Program Opsi Saham
Program opsi saham melibatkan dua isu akuntansi utama, yaitu:
1. Bagaimana menetukan beban kompensasi
2. Selama beberapa periode untuk mengalokasikan beban kompensasi.

Menentukan Beban
Berdasarkan metode nilai wajar, perusahaan menghitung total beban kompensasi
berdasarkan nilai wajar opsi yang diharapkan akan vest pada tanggal pemberian opsi kepada
karyawan (yaitu, tanggal pemberian).

Mengalokasi Beban Kompensasi


Secara umum perusahaan mengakui beban kompensasi pada periode dimana karyawannya
melakukan jasa tersebut-periode jasa (service period). Kecuali ditentukan lain, periode jasa
adalah periode vesting-waktu antara tanggal pemberian dan tanggal vesting.

Contoh Kompensasi saham


Kondisi Jasa (service condition) membutuhkan karyawan untuk menyelesaikan periode
jasa yang ditentukan untuk menerima imbalam. Jika muncul kondisi jasa, perusahaan
diizinkan untuk menyesuaikan jumlah opsi saham yang diperkirakan dengan jumlah aktual
dari instrumen yang telah vested.
Kondisi pasar (market condotion) terjadi ketika vesting atau dapat dieksekusinya opsi
saham tergantung pada kondisi kinerja, seperti kenaikan harga pasar pada saham biasa
perusahaan.

Saham Terbatas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak perusahaan yang menggunakan saham
terbatas (atau mengganti keseluruhan opsi) untuk mengompensasi karyawan. Program
saham terbatas (restricted-share plans) menghasilkan saham ke karyawan, tunduk pada
kesepakatan bahwa saham tidak dapat dijual, dialihkan, atau dijanjikan sampai terjadi
vesting. Mirip dengan opsi saham, saham ini tunduk pada kehilangan hak (forfeit) jika
kondisi untuk vesting tidak terpenuhi.
Keunggulan utama dari program saham terbatas adalah :
1. Saham terbatas tidak pernah menjadi benar-benar tidak berharga. Sebaliknya, jika
harga saham tidak melebihi harga pelaksanaan untuk opsi, maka opsi menjadi tidak
berharga. Namun, saham terbatas tetap memiliki nilai.
2. Saham terbatas umunya memiliki sedikit dilusi untuk pemegang saham yang ada.
Penghargaan dalam saham terbatas biasanya berjumlah satu setengah sampai sepertiga
ukuran opsi saham.
3. Saham terbatas lebih baik dalam menyelaraskan insentif karyawan dengan insentif
perusahaan.Pemegang saham terbatas pada dasarnya merupakan pemegang saham dan
lebih tertarik pada tujuan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya, penerima opsi saham
sering berfokuskan ke jangka pendek, yang menyebabkan pada tindakan untuk
mengambil risiko untuk meningkatkan harga saham agar menghasilkan keuntungan
jangka pendek yang merugikan jangka panjang.

Akuntansi untuk saham terbatas mengikuti prinsip umum yang sama seperti akuntansi
untuk opsi saham pada tanggal pemberian, dimana perusahaan menentukan nilai wajar saham
terbatas pada tanggal pemberian (biasanya nilai wajar saham) dan kemudian membebankan
jumlah tersebut selama periode jasa. Perubahan selanjutkan dalam nilai wajar saham
diabaikan untuk tujuan menghitung beban kompensasi.

Program Pembelian Saham Karyawan


Program pembelian saham karyawan(PPSK) pada umumnya mengizinkan semua
karyawan untuk membeli saham pada harga diskonto selama periode waktu yang pendek.
Perusahaan sering menggunakan program tersebut untuk menjamin modal ekuitas atau untuk
mengiduksi peluasan kepemilikan sham biasa antar karywan. Perogram ini bersifat wajib dan
harus dicatat sebagai beban selama periode jasa.
IASB menunjukan bahwa tidak ada alasan untuk memperlakukan program saham
karyawan berbasis perluasan berbeda dengan program saham karyawan lainny. Beberapa
pihak berpendapat bahwa program ini digunakan untuk meningkatkan modal, mak tidak
harus diwajibkan. Namun, IFRS mengharuskan pencatatan beban untuk pengaturan ini.
Dewan mencatat bahwa pengaturan ini diberikan hanya untuk karyawan, ini sudah cukup
untuk menyimpulkan bahwa manfaat yang diberikan telah mencerminkan kompensasi
karyawan

Pengungkapan Program Kompensasi


Perusahaan harus mengungkapkan sepenuhnya status program kompensasi mereka pada
akhir periode yang disajikan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan
pengungkapan yang menyeluruh. Secaraut. khusus, perusahaan dengan satu atau lebih
pengaturan pembayaran berbasis saham harus mengungkapkan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami :
1. Sifat dan tingkat pengaturan pembayaran berbasus saham yang ada selama periode
tersebut.
2. Bagaimana nilai wajar barang dan jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas
yang diberikan selama periode tersebut telah ditentukan.
3. Pengaruh transaksi pemabayaran berbasis saham pada laba (rugi) neto perusahaan selama
periode berjalan dan pada posisi keuangannya.

Perdebatan Akuntansi Opsi Saham


IASB menghadapi pertentangan yang cukup besar ketika mengusulkan metode nilai wajar
untuk akuntansi opsi saham. Hal ini tidak mengherankan, mengingat bahwa nilai wajar
menghasilkan biaya kompensasi yang relatif lebih besar dibandingkan model nilai instrinsik.
Banyak perusahaan kecil berteknologi tinggi sangat vokal dalam oposisi mereka, dengan
alasan bahwa hanya melalui penawaran opsi saham mereka dapat menarik manajemen
profesional kelas atas. Mereka berpendapat bahwa mengakui sejumlah besar beban
kompensasi berdasarkan program ini menempatkan mereka pada kerugian kompetitif
terhadap perusahaan besar yang dapat menahan beban kompensasi lebih tinggi. Pelaporan
keuangan yang transparan termasuk pengakuan beban berbasis saham tidak boleh dikritik
perusahan akan melaporkan laba yang rendah. Dengan meninggalkan beban kompensasi
berbasis saham diluar laba, laba yang dilaporkan akan menjadi bias. Bias dalam laporan tidak
hanya menimbulkan kekhawatiran tentang kredibilitas laporan perusahaan, tetapi juga dari
pelaporan keuangan secara keselurusan. Bahkan, perusahaan yang baik akan menjadi
tercemar oleh pelaporan bisa dari beberapa “apel buruk”. Jika kita menulis standar untuk
mencapai beberapa tujuan sosial, ekonomi, atau untuk tujuan pelaporan publik maka
pelaporan keuangan kehilangan kredibilitasnya.
BAGIAN 2. MENGHITUNG LABA PER SAHAM
Laba per saham (earnings per share) menunjukkan laba yang diperoleh setiap saham
biasa. Dengan demikian, perusahaan melaporkan laba per saham hanya untuk saham biasa.
Ketika laporan laba rugi berisi operasi yang dihentikan, perusahaan diwajibkan untuk
melaporkan laba per saham dari operasi yang dilanjutkan dan laba neto pada halaman muka
laporan laba rugi.

LABA PER SAHAM-STRUKTUR MODAL SEDERHANA


Struktur modal perusahaan disebut sederhana (simple) jika hanya terdiri dari saham biasa
atau tidak mencakup saham biasa potensial dimana setelah konversi atau eksekusi yang dapat
mendilusi laba per saham biasa. Struktur modal disebut kompleks (complex) jika terdiri dari
efek (saham biasa potensial) yang dapat memiliki efek dilutif terhadap laba per saham biasa.
Dalam situasi ini, perusahaan melaporkan laba per saham dilusian.

Dividen Saham Preferen


Ketika perusahaan memiliki saham biasa dan saham preferen yang beredar, maka akan
mengurangi dividen saham peferen pada tahun berjalan dari laba neto untuk mendapatkan
laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
Jika perusahaan mengumumkan dividen atas saham preferen dan terjadi rugi neto,
perusahaan akan menambahkan dividen saham preferen terhadap kerugian untuk tujuan
menghitung rugi per saham. Jika saham preferen bersifat kumuatif dan perusahaan
mengumumkan tidak ada dividen pada tahun berjalan, maka perusahaan akan mengurangi
jumlah yang sama dengan dividen yang seharusnya.

Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham yang Beredar


Dalam semua perhitungan laba, per saham, jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar pada periode bersangkutan merupakan dasar untuk melaporkan jumlah per saham.
Saham yang diterbitkan atau dibeli selama periode bersangkutan memengaruhi jumlah yang
beredar. Perusahaan harus memberikan bobot saham berdasarkan fraksi periode yang beredar.
Dasar pemikiran untuk pendekatan ini adalah untuk menemukan jumlah yang setara dengan
seluruh saham yang beredar tahun tersebut.

Dividen Saham dan Pemecahan Saham


Ketika dividen saham atau pemecahan saham terjadi, perusahaan perlu menyatakan
kembali saham yang beredar sebelum dividen saham atau pemecahan saham, dengan tujuan
untuk menghitungjumlah rata-rata tertimbang saham. Penerbitan atau pembelian saham
dalam bentuk kas akan mengubah jumlah aset neto. Dividen saham atau pemecahan saham
tidak mengubah keseluruhan investasi pemegang saham-hal ini hanya akan menambah
(kecuali pemecahan saham dibalikkan) jmlah saham biasa yang mencerminkan investasi ini.
Jika dividen saham atau pemecahan saham terjadi setelah akhir tahun, tetapi sebelum
laporan keuangan diberi wewenang untuk diterbitkan, perusahaan harus menyajikan kembali
jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tahun bersangkutan. Pengurangan
dividen saham preferan dari laba operasi yang dihentikan. Jumlah akhirnya disebut sebagai
laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa.

LABA PER SAHAM- STRUKTUR MODAL KOMPLEKS


Satu masalah yang muncul dari perhitungan EPS dasar adalah tidak ada pengakuan
dampak potensial dari efek dilutif dalam perusahaan. Ketika perusahaan memiliki struktur
modal kompleks, maka perusahaan melaporkan laba per saham dasar dan laba per saham
dilusian. Efek antidilutif adalah efek yang pada saat konversi atau eksekusi akan menambah
laba per saham.

EPS Dilusian- Efek Konversi


Pada saat konversi, perusahaan menukarkan efek konversi dengan saham biasa.
Perusahaan mengukur dampak dilutif dari konversi pada EPS potensial menggunakan
metode jika dikonversi. Dengan demikian, saham tambahan diasumsikan telah diterbitkan
jika meningkatkan penyebut-jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar. Jumlah beban
bunga, setelah dikurangi pajak sehubungan dengan saham biasa potensial, meningkatkan
pembilang-laba neto.

Faktor Lainnya
Untuk perhitungan EPS dilusian untuk situasi seperti ini, perusahaan menggunakan tingkat
konversi yang tersedia paling dilutif. Penerbitan lainnya terkait dengan saham preferen.

EPS Dilusian- Opsi Saham dan Waran


Perusahaan memasukkan ke laba per saham dilusian untuk semua opsi saham dan waran
yang beredar, kecuali bersifat anti dilutif. Perusahaan menggunakan metode saham tresuri
untuk memasukkan opsi, waran, dan ekuivalennya kedalam perhitungan EPS.

Saham Yang Dapat Diterbitkan Secara Kontinjen


Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen didefenisikan sebagai saham biasa
yang dapat diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam perjanjian
kontinjen tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun alat
pembayaran lain.

Peninjauan Kembali Antidilusi


Perusahaan harus mengecualikan efek yang bersifat antidiluti, serta tidak dapat
menggunakan efek tersebut untuk mengimbangi efek yang bersifat dilutif. Dalam opsi waran
apakah harga eksekusi melebihi harga pasar, efek bersifat antidilutif. Utang yang dikonversi
antidilutif jika penambahan pendapatan bunga menyebabkan kenaikan pendapatan dalam
presentase yang lebih besar dari pada konversi obligasi menyebabkan kenaikan presentase
saham berpotensi dilutif.

Penyajian Penggunaan EPS


1. Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitung laba per saham dasar dan
dilusian, serta rekonsiliasi jumlah tersebut ke laba neto atau rugi neto.
2. Jumlah rata -rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut untuk
menghitung laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut ini antara satu
sama lain.
3. Instrumen yang berpotensi mendilusi laba per saham dasar dimasa depan, tetapi tidak
dimasukkan kedalam perhitungan laba per saham dilusian karna bersifat anti dilutif selama
priode sajian.
4. Penjelasan atas transasksi saham biasa atau transasi saham biasa potensial yang terjadi
setelah priode pelaporan dan yang akan mengubah secara signifikan jumlah saham biasa
atau saham biasa potensial yang beredar pada akhir priode jika transaksi tersebut telah
terjadi sebelum akhir priode pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai