NIM : 1805110716
Kelas : PE-AKT4
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Akuntansi Keuangan Menengah II
BAB 16
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM
BAGIAN 1. EFEK DILUTIF DAN PROGRAM KOMPENSASI
UTANG DAN EKUITAS
Banyak kontroversi terkait akuntansi sebagai instrument keuangan seperti opsi saham,
obligasi konversi, dan saham preferen terkait apakah perusahaan harus melaporkan
instrument ini sebagai liabilitas atau ekuitas. Misalnya, perusahaan harus mengklasifikasikan
saham bisa yang tidak dapat ditukarkan sebagai ekuitas karena penerbit tidak memiliki
kewajiban untuk membayar dividen atau membeli kembali saham. Efek konversi, serta opsi,
waran, dan efek lainnya sering disebut efek dilutif (dilutive securities) karena pada
pelaksanaannya efek tersebut dapat mengurangi (dilusi) laba per saham.
UTANG KONVERSI
Obligasi konversi (convertible bonds) dapat diubah menjadi efek perusahaan lain selama
beberapa periode waktu yang ditentukan setelah penerbitan. Obligasi konversi
menggabungkan imbalan dari obligasi dengan hak istimewa untuk menukarkan saham pada
opsi pemegang. Investor yang membeli menginginkan jaminan dari konversi jika nilai saham
meningkat secara signifikan.
Perusahaan menerbitkan obligasi konversi karena dua alasan utama. Salah satunya adalah
untuk meningkatkan modal ekuitas tanpa menyerahkan kendali kepemilikan lebih baik dari
yang diperlukan. Alasan kedua adalah untuk mendapatkan pembiayaan utang dengan harga
terendah. Banyak perusahaan dapat mengeluarkan utang hanya pada suku bunga yang tinggi
kecuali perusahaan melampirkan opsi konversi. Hak istimewa yang dimiliki konversi ini bisa
membujuk investor untuk menerima dengan suku bunga yang lebih rendah daripada yang
umumnya menerbitkan langsung utang.
1. Pertama, menentukan total nilai wajar dari utang konversi dengan komponen liabilitas dan
ekuitas.
2. Perusahaan kemudian menentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai sekarang
neto dari semua arus kas masa depan kontraktual yang didiskontokan pada suku bunga
pasar.
3. Pada langkah terakhir, perusahaan mengurangi estimasi komponen liabilitas yang
dilakukan pada langkah kedua dari nilai wajar utang konversi (hasil penerbitan) sampai
pada komponen ekuitas. Artinya, komponen ekuitas adalah nilai wajar utang konversi
tanpa komponen liabilitas.
Pembelian Kembali pada Saat Jatuh Tempo. Jika obligasi tidak dikonversi pada saat
jatuh tempo bunyi jurnalnya :
Utang Obligasi
Kas
Konversi Obligasi pada Saat Jatuh Tempo. Jika obligasi dikonversikan pada saat jatuh
tempo, bunyi jurnalnya :
Premi Saham-Ekuitas Konversi
Utang Obligasi
Modal Saham-Biasa
Premi Saham-Biasa
Tidak ada keuntungan atau kerugian atas konversi sebelum jatuh tempo, jumlah awal yang
dialokasikan untuk ekuitas dipindahkan kea kun Premi Saham-Biasa.
Induksi Konversi
Terkadang, penerbit ingin mendorong agar utang konversi ke efek ekuitas bisa lebih cepat
dilakukan untuk mengurangi biaya bunga atau untuk meningkatkan rasio utang terhadap
ekuitas. Dengan demikian, penerbit dapat menawarkan beberapa bentuk penilaian tambahan
(seperti kas atau saham biasa), yang disebut “pemanis”, untuk induksi konversi (induced
conversion). Perusahaan penerbit melaporkan pemanis sebagai beban periode berjalan.
Jumlahnya adalah nilai wajar dari efek tambahan atau penilaian lain yang diberikan.
Beberapa pihak berpendapat bahwa biaya induksi konversi adalah untuk mendapatkan
modal ekuitas. Akibatnya, mereka berpendapat bahwa perusahaan harus mengakui biaya
konversi sebagai biaya (pengurang) dari modal ekuitas yang diperoleh dan bukan sebagai
beban. Namun, IASB menunjukkan bahwa ketika perusahaan penerbit melakukan
pembayaran tambahan untuk mendorong terjadinya konversi, pembayaran adalah untuk jasa
(pemegang obligasi konversi pada waktu tertentu) dan harus dilaporkan sebagai beban.
SAHAM PREFERENSI KONVERSI
Saham preferen konversi (convertible preference shares) termasuk memiliki pilihan bagi
para pemegang untuk mengkonversi saham preferen menjadi jumlah yang tetap dari saham
biasa. Perbedaan utama dari akuntansi untuk obligasi konversi dan saham preferen konversi
terletak pada klasifikasinya. Obligasi konversi adalah instrumen majemuk karena memiliki
komponen liabilitas dan komponen ekuitas saham preferen konversi bukan termasuk ke
dalam instrumen majemuk karena hanya memiliki komponen ekuitas.
WARAN SAHAM
Waran (warrants) adalah sertifikat yang memberikan hak pemegang saham untuk
membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Perbedaan
substansial antara efek konversi dan waran Saham adalah setelah pelaksanaan waran,
pemegang harus membayar sejumlah uang tertentu untuk mendapatkan saham. Penerbitan
waran atau opsi untuk membeli saham tambahan biasanya timbul dalam tiga situasi berikut
ini.
1. Ketika mengeluarkan berbagai jenis efek, seperti obligasi dan atau saham preferen,
perusahaan sering memasukkan waran untuk membuat efek lebih menarik dengan
memberikan “insentif dorongan ekuitas”.
2. Ketika penerbitan saham biasa tambahan pemegang saham lama memiliki hak untuk
memesan efek terlebih dahulu untuk membeli saham biasa yang pertama.
3. Perusahaan memberikan saran sering disebut dengan opsi saham, kepada eksekutif dan
karyawan sebagai bentuk kompensasi.
Analisis ringkasan
IASB mengidentifikasi bahwa perusahaan harus memisahkan komponen utang dan ekuitas
dari efek, seperti utang kompresi atau obligasi yang diterbitkan dengan waran. Kita setuju
dengan posisi ini. Pada kedua situasi ini (utang konversi dan utang yang diterbitkan dengan
waran) investor telah melakukan pembayaran kepada produsen untuk mendapat fitur ekuitas
hak untuk memperoleh instrumen civitas di masa depan. Satu-satunya perbedaan nyata antara
keduanya adalah permainan tambahan yang dilakukan ketika instrumen ekuitas secara formal
memperoleh bentuk yang berbeda. Dengan demikian, perbedaan menjadi salah satu metode
atau hanya bentuk pembayaran bukan merupakan sebuah substansi.
Menentukan Beban
Berdasarkan metode nilai wajar, perusahaan menghitung total beban kompensasi
berdasarkan nilai wajar opsi yang diharapkan akan vest pada tanggal pemberian opsi kepada
karyawan (yaitu, tanggal pemberian).
Saham Terbatas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak perusahaan yang menggunakan saham
terbatas (atau mengganti keseluruhan opsi) untuk mengompensasi karyawan. Program
saham terbatas (restricted-share plans) menghasilkan saham ke karyawan, tunduk pada
kesepakatan bahwa saham tidak dapat dijual, dialihkan, atau dijanjikan sampai terjadi
vesting. Mirip dengan opsi saham, saham ini tunduk pada kehilangan hak (forfeit) jika
kondisi untuk vesting tidak terpenuhi.
Keunggulan utama dari program saham terbatas adalah :
1. Saham terbatas tidak pernah menjadi benar-benar tidak berharga. Sebaliknya, jika
harga saham tidak melebihi harga pelaksanaan untuk opsi, maka opsi menjadi tidak
berharga. Namun, saham terbatas tetap memiliki nilai.
2. Saham terbatas umunya memiliki sedikit dilusi untuk pemegang saham yang ada.
Penghargaan dalam saham terbatas biasanya berjumlah satu setengah sampai sepertiga
ukuran opsi saham.
3. Saham terbatas lebih baik dalam menyelaraskan insentif karyawan dengan insentif
perusahaan.Pemegang saham terbatas pada dasarnya merupakan pemegang saham dan
lebih tertarik pada tujuan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya, penerima opsi saham
sering berfokuskan ke jangka pendek, yang menyebabkan pada tindakan untuk
mengambil risiko untuk meningkatkan harga saham agar menghasilkan keuntungan
jangka pendek yang merugikan jangka panjang.
Akuntansi untuk saham terbatas mengikuti prinsip umum yang sama seperti akuntansi
untuk opsi saham pada tanggal pemberian, dimana perusahaan menentukan nilai wajar saham
terbatas pada tanggal pemberian (biasanya nilai wajar saham) dan kemudian membebankan
jumlah tersebut selama periode jasa. Perubahan selanjutkan dalam nilai wajar saham
diabaikan untuk tujuan menghitung beban kompensasi.
Faktor Lainnya
Untuk perhitungan EPS dilusian untuk situasi seperti ini, perusahaan menggunakan tingkat
konversi yang tersedia paling dilutif. Penerbitan lainnya terkait dengan saham preferen.