Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SEPTRIYANA WULANDARI LASE

NIM : 1705114599
KELAS : AKUNTANSI-4
MATA KULIAH : Akuntansi Keuangan Menengah-2 (BAB 2 / 16)
DOSEN : Prof. Dr. Hj. MAKHDALENA, SE, Msi, AK., CA

BAB 16 EFEK DILUTIF DAN LABA PER


SAHAM
A. Utang dan Ekuitas
Pengumuman deviden merupakan kebijaksanaan penerbit saham, seperti
keputusan untuk membeli kemabli saham. Demikian saham preferen yang tidak dapat
ditukarkan tidak memerlukan penerbit untuk membayar deviden atau membeli
kembali saham. Saham biasa yang tidak dapat ditukarkan atau saham preferen kurang
memiliki karakteristik yang pentig sebagai liabilitas kewajiban untuk membayar
pemegang saham biasa atau saham preferen pada saat masa depan. Efek konversi,
serta opsi, waran dan efek lainnya sering disebut sebagai efek dilutif karena pada
pelaksanaannya efek tersebut dapat mengurangi (dilusi) laba perusahaan.

B. Utang konversi
Obligasi konversi dapat diubah menjadi efek perusahaan lain selama beberapa
periode waktu yang ditentukan setelah penerbitan. Obligasi konversi menggabungkan
imbalan dari obligasi dengan hak istimewa yang menukarkan saham pada opsi
pemegang. Investor yang membali menginginkan jaminan pemilikan obligasi
(jaminan bunga dan pokok) ditambah opsi tambahan dari konversi jika nilai saham
meningkat secara signifikan.
- Akuntansi untuk Utang Konversi
Konversi dicatat sebagai instrumen majemuk karena terdiri atas komponen liabilitas
dan ekuitas. IFRS mensyaratkan bahwa instrumen mejemuk terpisah dalam komponen
dan ekuitas untuk tujuan akuntansi. [ 1 ]. Perusahaan menggunakan metode “dengan
dan tanpa” (with-and-without method) untuk menilai instrumen majemuk. Untuk
mengimplementasikan pendekatan with-and-without perusahaan harus melakukan
hal-hal berikut :
1. Menentukan total nilai wajar dari utang konversi dengan komponen liabilitas dan
ekuitas. Hal ini sangat sederhana, karena jumlah ini adalah hasil yang diterima
saat penerbitan.
2. Perusahaan menentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai sekarang
neto dari semua arus kas masa depan kontraktual yang didiskontokan pada suku
bunga pasar. Suku bunga pasar ini adalah suku bunga dimana perusahaan akan
membayar untuk utang nonkonversi yang serupa.
3. Perusahaan mengurangi estimasi komponen liabilitas yang dilakukan pada
langkah kedua dari nilai wajar utang konversi sampai pada komponen ekuitas.
Artinya komponen ekuitas adalah nilai wajar utang konversi tanpa komponen
liabilitas.

- Penyelesaian obligasi konversi

Hal ini akan menggambarkan 4 situasi penyelesaian : (1) pembelian kembali


pada saat jatuh tempo (2) konvesi pada saat jatuh tempo (3) konversi sebelum
jatuh temp, dan (4) pembelian kembali sebelum jatuh tempo. Pendekatan ang
digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang digunakan ketika obligasi konversi
yang awalnya ditebitkan.

- Induksi konversi
Penerbit ingin mendorong agar utang konversi ke efek ekuitas bisa lebih cepat
dilakukan untuk mengurangi biaya bunga atau untuk meningkatkan rasio utang
terhadap ekuitas. Demikian juga, penerbit dapat menawarkan beberapa bentuk
penilaian tambahan yang disebut “pemanis” untuk induksi konversi. Perusahaan
penerbit melaporkan pemanis sebagai beban periode berjalan. Jumlahnya adalah
nilai wajar dari efek tambahan atau penilaian lain yang diberikan. Beberapa
pihak berpendapat bahwa biaya induksi konversi adalah biaya untuk
mendapatkan modal ekuitas. Akibatnya, mereka berpendapat bahwa perusahaan
harus mengakui biaya konversi sebagai biaya dari modal ekuitas yang diperoleh
dan bukan sebagai beban. Namun, IASB menunjukkan bahwa ketika perusahaan
penerbit melakukan pembayaran tambahan untuk mendorong terjadinya konversi,
pembayaran adalah untuk jasa (pemegang obigasi konversi pada waktu tertenru)
dan harus dilaporkan sebagai beban.

C. SAHAM PREFEREN KONVERSI


Saham preferen konversi termasuk memiliki pilihan bagi para pemegang
untuk mengonversi saham preferen menjadi jumlah yang tetap dari saham biasa.
Perbedaan utama dari akuntansi untuk obligasi konversi dan saham preferen konversi
terletak pada klasifikasinya. Obligasi konversi adalah instrumen majemuk karena
memiliki komponen ekuitas. Akibatnya, saham preferen dikonversi atau dibeli
kembali, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui. Alasannya adalah bahwa
perusahaan tidak mengakui keuntungan atau kerugian yang melibatkan transaksi
dengan pemegang saham yang ada.

D. WARAN SAHAM
Waran adalah sertifikat yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli
saham pada harga tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Penerbitan waran atau
opsi untuk membeli saham tambahan biasanya timbul dalam 3 situasi berikut :
1. Ketika mengelurakn berbagai efek, seperti obligasi atau saham preferen, perusahaan
sering memasukkan waran untuk membuat efek lebih menarik dengan memberikan
insentif dorongan ekuitas.
2. Ketika penerbitan saham biasa tambahan, pemegang saham lama memiliki hak untuk
memesan efek terlebih dahulu untuk membeli saham biasa yang pertama. Perusahaan
dapat menerbitkan waran sebagai bukti atas hak itu.
3. Perusahaan memberikan waran, sering disebut dengan opsi saham, kepada eksekutif
dan karyawan sebagai bentuk kompensasi.

Waran saham yang Diterbitkan dengan Efek Lainnya


Waran yang diterbitkan dengan efek lainnya pada dasarnya opsi jangka panjang untuk
membeli saham biasa pada harga tetap. Secara umum, umur waran adalah 5 tahun, terkadang
10 tahun, tetapi sangat jarang, perusahaan juga dapat menawarkan waran perpetual.
Hak untuk Berlangganan Saham Tambahan
Hak istimewa disebut sebagai hak saham, menyelamatkan pemegang saham lama untuk
memikul beban akibat dilutif atas hak suara tanpa persetujuan mereka. Selain itu, hak ini juga
memungkinkan mereka untuk membeli saham yang kemungkinan di bawah nilai pasarnya.
Sertifikat yang mewakili hak saham menatakan bahwa jumlah saham dapat dibeli oleh
pemegang hak membeli. Setiap saham yang dimiliki biasanya memberikan pemilik satu
saham yang tepat, sertifikat juga berisi harga saham baru yang dapat dibeli.
Perusahaan hanya membuat jurnal memorandum ketika hak penerbitannya untuk
pemegang saham yang ada. Jurnal ini menunjukkan jumlah hak yang dikelaurkan untuk
pegang saham yang ada untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki tambahan saham
yang belum diterbitkan untuk bisa diterbitkan ketika ada kasus hak terjadi. Perusahaan tidak
membuat jurnal formal pada saat ini karena belum menerbitkan saham atau menerima kas.

Program Kompensasi Saham


Waran merupakan opsi saham yang memberikan karyawan kunci atas opsi untuk membeli
saham biasa pada harga tertentu selama periode waktu yang lama. Konsensus opini adalah
bahwa program kompensasi yang efektif merupakan saah satu yang memenuhi syarat berikut:
1. Kompensasi berdasarkan kinerja karyawan dan perusahaan
2. Memotivasi karyawan agar menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi
3. Membantu mepertahankan eksekuti dan memungkinkan untuk perekrutan pegawai
baru
4. Memaksimalkan manfaat setelah pajak karyawan dan meminimalkan biaya setelah
pajak karyawan.
5. Menggunakan kriteria kinerja di mana karyawan memiliki peengendalian
Program kompensasi jangka panjang berusaha untuk mengembangkan loyalitas
perusahaan terhadap karyawan kunci dengan memberi mereka bagian tindakan yaitu
kepentingan ekuitas.

E. AKUNTANSI UNTUK KOMPENSASI SAHAM


Program Opsi Saham
Program opsi saham melibatkan dua isu akuntansi utama, yaitu :
1. Bagaimana menentukan beban kompensasi
2. Selama periode untuk mengalokasi beban kompensasi
Menentukan Beban
Berdasarkan metode nilai wajar perusahaan menghitung total beban kompensasi
berdasarkan nilai wajar opsi yang diharapkan akan vest pada tanggal pemberian opsi kepada
karyawan.
Mengalokasikan Beban Kompensasi
Perusahaan mengakui beban kompensasi pada periode dimana karyawannya melakukan
jasa tersebut- periode jasa. Kecuali ditentukan lain, periode jasa adalah periode vesting-
waktu antara tanggal pemberian dan tanggal vesting. Contoh kompensasi saham pada :
a. Jurnal dasar
b. Pelaksanaan
c. Kadaluarsa
d. Penyesuaian

Saham Terbatas
Program saham terbatas mengalihkan saham ke karyawan, tunduk pada
kesepakatan bahwa saham tidak dapat dijual, dialihkan, atau dijanjikan sampai terjadi
vesting. Mirip dengan opsi saham, saham ini tunduk pada kehilangan hak jika kondisi
untuk vesting tidak terpenuhi. Keunggulan utama dari program saham terbatas adalah :
1. Saham terbatas tidak pernah menjadi benar-benar tidak berharga.
Sebaliknya, jika harga saham tidak melebihi harga pelaksanaan untuk opsi,
maka opsi menjadi tidak berharga. Namun, saham terbatas tetap memiliki nilai.
2. Saham terbatas umumnya memiliki sedikit diluasi untuk pemegang saham
yang ada. Penghargaan saham terbatas biasanya berjumlah satu setengah
sampai sepertiga ukuran opsi saham.
3. Saham terbatas lebih baik dalam menyelaraskan insentif karyawan dengan
insentif perusahaan.

Akuntansi untuk saham terbatas mengikuti prinsip umum yang sama seperti akuntansi untuk
opsi saham pada tanggal pemberian, dimana perusahaan menentukan nilai wajar saham
terbatas pada tanggal pemberian dan kemudian membebankan jumlah tersebut selama periode
jasa.

Program Pembelian saham Karyawan, pada umumnya mengizinkan karyaan untuk


membeli saham pada harga diskonto selama periode waktu yang pendek. Perusahaan sering
menggunakan program tersebut untuk menjamin modal ekuitas atau untuk menginduksi
perluasan kepemilikan saham biasa antarkaryawan.

Pengungkapan program kompensasi, perusahaan harus mengungkapkan sepenuhnya


satatus progra, kompensasi mereka pada akhir periode yang disajikan. Untuk memenuhi
tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan pengungkapan yang menyeluruh. Secara
khusus, perusahaan dengan satu atau lebih pengaturan pembayaran berbasis saham harus
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
memahami:

1. Sifat dan tingkat pengaturan pembayaran berbasis saham yang ada selama periode
tersebut.
2. Bagaimana nilai wajar barang dan jasa dapat diterima, atau nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan selama periode tersebut telah ditemtukan
3. Pengaruh transaksi pembayaran berbasis saham pada laba neto perusahaan selama
periode berjalan dan pada posisi keuangannya.

F. LABA PER SAHAM-STRUKTUR MODAL SEDERHANA


Struktur modal perusahaan disebut sederhana jika hanya terdiri dari saham biasa atau
tidak mencakup saham biasa potensial di mana setelah konversi atau eksekusi yang dapat
mendilusi laba per saham biasa. Dalam hal ini, perusahaan melaporkan laba per saham
dasar. Struktur modal disebut kompleks jika terdiri dari efek yang dapat memiliki efek
dilutif terhadap laba per saham biasa. Dalam situasi ini, perusahaan melaporkan laba per
saham dilusian. Perhitungan laba persaham dasar untuk struktur modal sederhana
melibatkan dua item (1) deviden saham preferen dan (2) jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar.

Deviden Saham Prefren


Ketika perusahaan memiliki saham biasa dan saham preferen yang beredar, maka akan
mengurangi deviden saham preferen pada tahun berjalan dari laba neto untuk
mendapatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa.

Laba = Laba Neto – Deviden Saham Preferen


Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham yang Beredar
Dalam melaporkan informasi laba per saham, perusahaan harus menghitung
laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Untuk melakukannya, perusahaan
mengurangi deviden saham preferen dari laba operasi yang dilanjutkan dan laba neto.
Jika perusahaan mengumumkan deviden atas saham preferen dan terjadi rugi neto,
perusahaan akan menambahkan deviden saham preferen terhadap kerugian untuk tujuan
menghitung rugi per saham.

Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham yang Beredar


Dalam semua perhitungan laba per saham, jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar pada periode bersangkutan merupakan dasar untuk melaporkan
jumlah per saham. Saham yang diterbitkan atau dibeli selama periode bersangkutan
memengaruhi jumlah yang beredar. Perusahaan harus memberikan bobot saham
berdasarkan freksi periode yang beredar. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini adalah
untuk menemukan jumlah yang setara dengan seluruh saham yang beredar tahun
tersebut.

G. LABA PER SAHAM-STRUKTUR MODAL KOMPLEKS


Satu masalah yang muncul dari perhitungan EPS Dasar adalah tidak ada
pengakuan dampak potensial dari efek dilutif dalam perusahaan. Efek dilutif adalah
efek yang dapat dikonversi ke saham biasa. Setelah dikonversi atau dieksekusi oleh
pemegang saham, efek dilutif akan mengurangi laba per saham. Pengaruh yang
merugikan pada EPS ini dapat signifikan dan, lebih pentingnya, tidak dapat
diperkirakan kecuali laporan keuangan memberikan perhatian terhadap dampak yang
berpotensi dilutif. Efek anti diluti adalah efek yang ada pada saat konversi atau
eksekusi akan menambah laba per ssham. Tujuan penyajian EPS dasar dan EPS
dilusian adalah untuk menginformasikan pengguna laporan keuangan tentang situasi
yang mungkin akan terjadi dan juga akan memberikan hal terburuk pada situasi
dilutif. Jika efek berdiat antidilutif, maka kemungkingkinan konversi atau eksekusi
dianggap kecil.

EPS Dilusian-Efek Konversi


Pada saat konversi, perusahaan menukarkan efek konversi dengan saham biasa.
Perusahaan mengukur dampak diluti dari konversi pada EPS potensial menggunakan
motode jika dikonversi. Metode ini menggunakan obligasi konversi dengan asumsi:
(1) konversi dari efek konversi pada awal periode, (2) penghapusan bunga terkait,
setelah dikurangi pajak. Saham tambahan diasumsikan telah diterbitkan jika
meningkatkan penyebut-jumlah rata-rata tertimbang dalam saham.

Faktor Lainnya
Tingkat konversi pada efek dilutif dapat berubah selama periode berjalan pada saat
efek beredar. Untuk perhitungan EPS dilusian untuk situasi seperti ini, perusahaan
menggunakan tingkat konversi yang yang tersedia paling dilutif

EPS Dilusian-Opsi Saham dan Waran


Perusahaan memasukkan ke laba per saham dilusian untuk semua opsi saham dan
waran yang beredar kecuali bersifat antidilutif. Perusahaan menggunakan metode
saham tresuri untuk memasukkan opsi, waran, dan ekuivalen ke dalam perhitungan
EPS. Metode saham tresuri mengasumsikan bahwa opsi atau waran dieksekusi pada
awal tahun, dan perusahaan menggunakan hasilnya untuk membeli saham biasa
dengan saham tresuri. Jika harga eksekusi lebih rendah dari harga pasar maka hasil
dari eksekusi tidak cukup untuk membeli kembali semua saham. Oleh karena itu,
perusahaan kemudian menambahkan saham tambahan yang tersisa ke jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar dengan tujuan untuk menghitung laba per saham
dilusian. Jadi, jika harga eksekusi opsi atau waran lebih rendah dari harga pasar
saham maka akan terjadi dilusi. Harga eksekusi waran yang lebih tinggi dari harga
pasar saham akan mengurangi harga saham biasa.

Saham yang Dapat Diterbitkan secara Kontinue


Saham biasa yang daoat diterbitkan secara kontinjen didefenisikan sebagai saham
biasa yang dapat diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam
perjanjian saham kontinjen tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk
kas maupun alat pembayaran lainnya.

Peninjauan Kembali Antidilusi


Dalam menghitung EPS dilusian, perusahaan harus mempertimbangkan semua efek
yang bersifat dilutif. Namun, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menentukan
efek berpotensi dilutif yang kenyataannya bersifat dilutif dan antidilutif. Perusahaan
harus mengecualikan efek yang bersifat antidilutif, serta tidak dapat menggunakan
efek tersebut untuk mengimbangi efek yang bersifat dilutif. Ingat bahwa memasukkan
efek antidilutif ke dalam perhitungan laba per saham dapat meningkatkan laba
persaham. Utang yang dapat dikonversi bersifat antidilutif jika tambahan pada
pendapatan bunga menyebabkan kenaikan pendapatan dalam persentase yang lebih
besar daripada konversi obligasi menyebabkan kenaikan persentase saham biasa
meningkat dengan jumlah yang lebih besar per saham biasa tambahan daripada saham
sebelum konversi.

Penyajian dan Pengungkapan EPS


Ketika laba perusahaan dimasukkan dalam operasi yang dihentikan, perusahaan harus
menunjukkan jumlah per saham untuk hal berikut: laba dari operasi yang dilanjutkan,
operasi yang dihentikan, laba neto. Perusahaan yang melaporkan operasi yang
dihentikan harus menyajikan jumlah laba per saham untuk item baris pada halaman
muka laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Informasi yang juga harus diungkapkan antara lain:
1. Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam menghitung laba persaham
dasar dan dilusian, serta rekonsiliasi jumlah tersebut ke laba neto atau ke rugi
neto. Rekonsiliasi harus mencakup dampak individu dari setiap kelas instrumen
yang memengaruhi laba per saham.
2. Jumlah rata-rata saham tertimbang yang digunakan sebagai penyebut untuk
menghitung laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut ini
antara satu sama lain.
3. Instrumen yang berpotensi mendilusi lba per saham dasar dimasa depan, tetapi
tidak dimasukkan ke dalam perhitungan laba per saham dilusian karena bersifat
antidilutif selama periode berjalan.
4. Penjelasan atas transaksi saham biasa atau transaksi saham biasa potensial yang
terjadi setelah periode laporan dan yang akan mengubah secara signifikan jumlah
saham biasa atau saham biasa potensial yang beredar pada akhir periode jika
transaksi tersebut telah terjadi sebelum akhir periode pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai