Anda di halaman 1dari 11

CHAPTER 16

EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM

UTANG DAN EKUITAS


Banyak kontroversi terkait akuntansi sebagai instrumen keuangan seperti opsi saham,
obligasi konversi, dan saham preferen terkait apakah perusahaan harus melaporkan instrument
ini sebagai liabilitas atau ekuitas. Misalnya, perusahaan harus mengklasifikasikan saham biasa
yang tidak dapat ditukarkan sebagai ekuitas karena penerbit tidak memiliki kewajiban untuk
membayar dividen atau membeli kembali saham. Pengumuman dividen merupakan
kebijaksanaan penerbit saham, seperti keputusan untuk membeli kembali saham. Demikian pula,
saham preferen yang tidak dapat ditukarkan tidak memerlukan penerbit untuk membayar dividen
atau membeli kembali saham.

UTANG KONVERSI
Obligasi koversi dapat diubah menjadi efek perusahaan lain selama beberapa periode
waktu yang ditentukan setelah penerbitan. Obligasi konversi menggabungkan imbalan dari
obligasi dengan hak istimewa untuk menukarkan saham pada opsi pemegang. Inveastor yang
membeli menginginkan jaminan pemilikan obligasi (jaminan bunga dan pokok) ditambah opsi
tambahan dari konversi jika nilai saham meningkat secara signifikan.
Perusahaan menerbitkan obligasi konversi karena dua alasan utama. Pertama untuk
meningkatkan modal ekuitas tanpa menyerahkan kendali kepemilikan lebih dari yang diperlukan.
Kedua untuk menerbitkan obligasi konversi adalah untuk mendapatkan pembiayaan utang
dengan harga terendah.
Akuntansi untuk Utang Konversi
Utang konversi dicatat sebagai instrumen majemuk karena terdiri atas komponen liabilitas dan
ekuitas. Komponen ekuitas adalah jumlah residual setelah dikurangi komponen liabilitas.
Untuk mengimplementasikan pendekatan with-and-without, perusahaan harus melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Menentukan total nilai wajar dari utang konversi dengan komponen liabilitas dan ekuitas.
2. Perusahan kemudian menentukan komponen liabilitas dangan menghitung nilai sekarang
neto dari semua arus kas masa depan kontraktual yang didiskontokan pada suku bunga
pasar. Suku bunga pasar ini adalah suku bunga dimana perusahaan akan membayar untuk
utang nonkonversi yang serupa.
3. Pada langkah terakhir, perusahaan mengurangi estimasi komponen liabilitas yang
dilakukan pada langkah kedua dari nilai wajar utang konversi (hasil penerbitan) sampai
pada komponen ekuitas. Artinya, komponen ekuitas adalah nilai wajar utang konversi
tanpa komponen liabilitas.
Induksi Konversi
Terkadang penerbit ingin mendorong agar utang konversi ke efek ekuitas bisa lebih cepat
dilakukan untuk mengurangi biaya bunga atau untuk meningkatkan rasio utang terhadap ekuitas.
Dengan demikian, penerbit dapat menawarkan beberapa bentuk penilian tambahan (seperti kas
atau saham biasa), yang disebut “pemanis”, untuk induksi konversi. Perusahaan penerbit
melaporkan pemanis sebagai beban periode berjalan. Jumlahnya adalah nilai wajar dari efek
tambahan atau penilaian lain yang diberikan.
Beberapa pihak berpendapat bahwa biaya induksi konversi adalah biaya untuk mendapatkan
modal ekuitas. Akibatnya, mereka berpendapat bahwa perusahaan harus mengakui biaya
konversi sebagai biaya (pengurang) dari modal ekuitas yang diperoleh dan bukan sebagai beban.
Namun, IASB menunjukkan bahwa ketika perusahaan penerbit melakukan pembayaran
tambahan untuk mendorong terjadinya konversi, pembayaran adalah untuk jasa (pemegang
obligasi konversi pada waktu tertentu) dan harus dilaporkan sebagai beban.

SAHAM PREFEREN KONVERSI


Saham preferen konversi termasuk memiliki pilihan bagi para pemegang untuk mengonversi
saham preferekn menjadi jumlah yang tetap dari saham biasa. Perbedaan utama dari akuntansi
untuk obligasi konversi dan saham preferen konversi terletak pada klasifikasinya. Obligasi
konversi adalah instrumen majemuk karena memiliki komponen liabilitas dan komponen
ekuitas. Saham preferen konversi (kecuali terdapat penebusan wajib) bukan termasuk ke dalam
instrumen majemuk karena hanya memiliki komponen ekuitas.
Akibatnya, saham preferen konversi dilaporkan sebagai bagian dari ekuitas. Ketika saham
preferen dikonversi atau dibeli kembali, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui.
Alasannya adalah bahwa perusahaan tidak mengakui keuntungan atau kerugian yang melibatkan
transaksi dengan pemegang saham yang ada.

WARAN SAHAM
Waran adalah sertifikat yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham pada
harga tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Waran, jika dilaksanakan akan menjadi
saham biasa dan biasanya memiliki efek dilutif (mengurangi laba per saham) mirip dengan
konversi pada obligasi konversi. Namun, perbedaan substansial antara efek konversi dan waran
saham adalah setelah pelaksanaan waran, pemegang harus membayar sejumlah uang tertentu
untuk mendapatkan saham.
Penerbitan waran atau opsi untuk membeli saham tambahan biasanya timbul dalam tiga situasi
berikut :
1. Ketika mengeluarkan berbagai jenis efek, seperti obligasi atau saham preferen,
perusahaan sering memasukaan waran untuk membuat efek lebih menarik dengan
memberikan “insentif dorongan ekuitas.”
2. Ketika penerbitan saham biasa tambahan, pemegang saham lama memiliki hak untuk
memesan efek terlebih dahulu untuk membeli saham biasa yang pertama. Perusahaan
dapat menerbitkan waran sebagai bukti atas hak itu.
3. Perusahaan memberikan waran, sering disebut dengan opsi saham, kepada eksekutif dan
karyawan sebagai bentuk kompensasi.

Waran Saham yang Diterbitkan dengan Efek Lain


Waran yang diterbitkan dengan efek lainnya pada dasarnya opsi jangka panjang untuk membeli
saham biasa pada harga tetap. Secara umum, umur waran adalah lima tahun, kadangkadang 10
tahun, tetapi sangat jarang, perusahaan juga dapat menawarkan waran perpetual.
Utang yang diterbitkan dengan waran saham adalah instrumen majemuk yang memiliki
komponen utang dan ekuitas. Akibatnya, perusahaan harus menggunakan metode dengan dan
tanpa untuk mengalokasikan dana hasil antara kedua komponen.

Hak untuk Berlangganan Saham Tambahan


Jika direksi perusahaan memutuskan untuk menerbitkan saham biasa baru, pemegang saham
lama umumnya memiliki hak (istimewa untuk memesan efek terlebih dahulu) untuk membeli
saham baru yang diterbitkan sesuai dengan jumlah kepemilikannya. Hak istimewa ini disebut
sebagai hak saham (share right), menyelamatkan pemegang saham lama untuk memikul beban
akibat dilutif atas hak suara tanpa persetujuan mereka. Selain itu, hak ini memungkinkan mereka
untuk membeli saham yang kemungkinan dibawah nilai pasarnya.

Program Kompensasi Saham


Bentuk ketiga waran muncul dalam program kompensasi saham untuk membayar dan
memotivasi karyawan. Waran merupakan opsi saham yang memberikan karyawan kunci atau
opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama periode waktu yang lama.
Konsensus opini adalah bahwa program kompensasi yang efektif merupakan salah satu yang
memenuhi hal-hal berikut :
1. Kompensasi berbasis kinerja karyawan dan perusahaan.
2. Memotivasi karyawan agar menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi.
3. Membantu mempertahankan eksekutif dan memungkinkan untuk perekrutan pegawai
baru.
4. Memaksimalkan manfaat setelah pajak karyawan dan meminimalkan biaya setelah pajak
karyawan
5. Menggunakan kriteria kinerja dimana karyawan memiliki pengendalian.

AKUNTANSI UNTUK KOMPENSASI SAHAM


Program Opsi Saham
Program opsi saham melibadua isu akunsi utama, yaitu :
1. Bagaimana menentukan beban kompensasi
Berdasarkan metode nilai wajar, perusahaan menghitung total beban kompensasi
berdasarkan nilai wajar opsi yang diharapkan akan vest pada tanggal pemberian opsi
kepada karyawan. Perusahaan publik memperkirakan nilai wajar dengan menggunakan
model penetapan harga opsi, dengan beberapa penyesuaian untuk faktor unik dari opsi
saham karyawan. Tidak ada penyesuaian yang terjadi setelah tanggal pemberian untuk
merespons perubahan dalam harga saham-naik atau turun.

2. Selama berapa periode untuk mengalokasikan beban kompensasi


Secara umum, perusahaan mengakui beban kompensasi pada periode dimana karyawan
melakukan jasa tersebut-periode jasa. Kecuali ditentukan lain, periode jasa adalah periode
vesting-waktu antara tanggal pemberian dan tanggal vesting. Dengan demikian,
perusahaan menentukan biaya total kompensasi pada tanggal pemberian dan
mengalokasikan ke masa manfaat dengan jasa karyawan.

Saham Terbatas
Program saham terbatas (restricted-share plans) mengalihkan saham ke karyawan, tunduk pada
kesepakatan bahwa saham tidak dapat dijual, dialihkan atau dijanjikan sampaiterjadi vesting.
Keunggulan utama dari program saham terbatas :
1. Saham terbatas tidak pernah menjadi benar-benar tidak berharga. Sebaliknya jika harga
saham tidak melebihi harga pelaksanaan untuk opsi, maka opsi menjadi tidak berharga.
Namun, saham terbatas tetap memiliki nilai.
2. Saham terbatas umumnya memiliki sedikit dilusi untuk pemegang saham yang ada.
Penghargaan saham terbatas biasanya berjumlah satu setengah sampai sepertiga ukuran
opsi saham.
3. Saham terbatas lebih baik dalam menyelaraskan insentif karyawan dengan insentif
perusahaan. Pemegang saham terbatas pada dasarnya merupakan pemegang saham dan
lebih tertarik pada tujuan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya, penerima opsi saham
sering berfokus ke jangka pendek, yang menyebabkan pada tindakan untuk mengambil
risiko untuk meningkatkan harga saham agar menghasilkan keuntungan jangka pendek
yang akan merugikan jangka panjang.

Program Pembelian Saham Karyawan


Program pembelian saham karyawan (PPSK) pada umumnya mengizinkan semua karyawan
untuk membeli saham pada harga diskonto selama periode waktu yang pendek. Perusahaan
sering menggunakan program tersebut untuk menjamin modal ekuitas atau untuk menginduksi
perluasan kepemilikan saham biasa antar karyawan. Program ini bersifat wajib dan harus dicatat
sebagai beban selama periode jasa.
IASB menunjukan bahwa tidak ada alasan untuk memperlakukan program saham karyawn
berbasis perluasan berbeda dengan program saham karyawan lainnya.

Pengungkapan Program Kompensasi


Perusahaan harus mengungkapkan sepenuhnya status program kompensasi pada akhir periode
yang disajikan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan pengungkapan
yang menyeluruh. Secara khusus, perusahaan dengan satu atau lebih pengaturan pembayaran
berbasis saham harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk memahami :
1. Sifat dan tingkat pengaturan pembayaran berbasis saham yang ada selama periode
tersebut.
2. Bagaimana nilai wajar barang dan jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas
yang diberikan selama periode tersebut telah ditentukan.
3. Pengaruh transaksi pembayaran berbasis saham pada laba/rugi neto perusahaan selama
periode berjalan dan pada posisi keuangannya.

Perdebatan Akuntansi Opsi Saham


IASB menghadapi pertentangan yang cukup besar ketika mengusulkan metode nilai wajar untuk
akuntansi opsi saham. Hal ini tidak mengherankan, mengingat bahwa metode nilai wajar
menghasilkan biaya kompensasi yang relatif lebih besar dibiandingkan model nilai intrinsik.

MENGHITUNG LABA PER SAHAM


Media keuangan sering melaporkan data laba per saham. Laba per saham menunjukan laba yang
diperoleh setiap saham biasa. Dengan demikian, perusahaan melaporkan laba per saham hanya
untuk saham biasa.

LABA PER SAHAM – STRUKTUR MODAL SEDERHANA


Struktur modal perusahaan disebut sederhana (simple) jika hanya terdiri dari saham biasa atau
tidak mencakup saham biasa potensial dimana setelah konversi atau eksekusi yang dapat
mendilusi laba per saham biasa. Dalam hal ini, perusahaan melaporkan laba per saham dasar
(basic earning per share). Struktur modal disebut kompleks jika terdiri dari efek (saham biasa
potensial) yang dapat memiliki efek dilutif terhadap laba per saham biasa diluted earning per
share).
Perhitungan laba per saham dasar untuk struktur modal sederhana melibatkan dua item:
1. Dividen saham preferen
2. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar.

Dividen Saham Preferen


Laba per saham berhubungan dengan laba per saham biasa. Ketika perusahaan memiliki saham
biasa dan saham preferen yang beredar, maka akan mengurangi dividen saham preferen pada
tahun berjalan dari laba neto untuk mendapatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
Rumus untuk menghitung laba per saham :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑁𝑒𝑡𝑜 − 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Dalam melaporkan informasi laba per saham, perusahaan harus menghitung laba yang tersedia
bagi pemegang saham biasa. Untuk melakukannya, perusahaan mengurangi dividen saham
preferen dari laba operasi yang dilanjutkan dan laba neto. Jika perusahaan mengumumkan
dividen atas saham preferen dan terjaid rugi neto, perusahaan akan menambahkan dividen saham
preferen terhadap kerugian untuk tujuan menghitung rugi per saham.
Jika saham preferen bersifat kumulatif dan perusahaan mengumumkan tidak ada dividen pada
tahun berjalan, maka perusahaan akan mengurangi atau menambahkan jumlah yang sama dengan
dividen yang seharusnya dinyatakan pada tahun berjalan hanya dari laba neto atau kerugiannya.
Perusahaan harus memasukkan dividen tunggakan untuk tahun-tahun sebelumnya dalam
perhitungan tahun-tahun sebelumnya.

Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham yang Beredar


Dalam semua perhitungan laba per saham, jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada
periode bersangkutan merupakan dasar untuk melaporkan jumlah per saham. Saham yang
diterbitkan atau dibeli selama periode bersangkutan memengaruhi jumlah yang beredar.
Perusahaan harus memberikan bobot saham berdasarkan fraksi periode yang beredar. Dasar
pemikiran untuk pendekatan ini adalah untuk menemukan jumlah yang setara dengan seluruh
saham yang beredar tahun tersebut.

Dividen Saham dan Pemecahan Saham


Ketika dividen saham atau pemecahan saham terjadi, perusahaan perlu menyatakan kembali
saham yang beredar sebelum dividen saham atau pemecah saham, dengan tujuan untuk
menghitung jumlah rata-rata tertimbang saham.
Perusahaan menyajikan kembali penerbitan dividen saham atau pemecah saham, tetapi tidak
menerbitkan atau membeli kembali saham dalam bentuk kas, karena pemecah saham dan
dividen saham tidak menambah atau mengurangi aset neto perusahaan. Perusahaan hanya
menerbitkan saham tambahan. Oleh karena menambah saham, maka perusahaan harus
menyajikan kembali saham rata-rata tertimbang.

LABA PER SAHAM – STRUKTUR MODAL KOMPLEKS


Salah satu masalah yang muncul dari perhitungan EPS dasar adalah tidak ada pengakuan dampak
potensial dari efek dilutif dalam perusahaan. Efek dilutif adalah efek yang dapat dikonversi ke
saham biasa. Setelah dikonversi atau dieksekusi oleh pemegang saham, efek dilutif akan
mengurangi laba per saham. Pengaruh yang merugikan pada EPS dapat signifikan dan lebih
pentingnya, tidak dapat diperkirakan kecuali laporan keuangan memberikan perhatian terhadap
dampak yang berpotensi dilutif.
Struktur modal kompleks terjadi ketika perusahaan memiliki efek konversi, opsi, waran, atau hak
lain yang pada saat konversi atau eksekusi yang dapat mendilusi laba per saham. Ketika
perusahaan memiliki struktur modal kompleks, maka perusahaan melaporkan laba per saham
dasar dan laba per saham diluisan.
Menghitung EPS dilusian sama dengan menghitung EPS dasar. Perbedaannya adalah EPS
dilusian memasukkan dampak dari semua saham biasa yang berpotensi dilutif yang beredar
selama periode berjalan.

EPS Dilusian – Efek Konversi


Pada saat konversi, perusahaan menukarkan efek konversi dengan saham biasa. Perusahaan
mengukur dampak dilutif dari konversi pada EPS potensial menggunakan metode jika
dikonversi. Metode ini untuk obligasi konversi dengan mengasumsikan :
1. Konversi dari efek konversi pada awal periode
2. Pengapusan bunga terkait, setelah dikurangi pajak.

EPS Dilusian – Opsi Saham dan Waran


Perusahaan memasukkan ke laba persaham dilusian untuk semua opsi saham dan waran yang
beredar (apakah dapat dieksekusi atau tidak), kecuali bersifat antidilutif. Perusahaan
menggunakan metode saham treasuri untuk memasukkan opsi, waran, dan ekuivalennya ke
dalam perhitungan EPS.
Saham yang Dapat Diterbitkan secara Kontinjen
Saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen didefinisikan sebagai saham biasa yang dapat
diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam perjanjian saham kontinjen
tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun alat pembayaran lain.

Peninjauan Kembali Anti Delusi


Dalam menghitung EPS dilusian, perusahaan harus mempertimbangkan semua efek yang bersifat
dilutif. Namun, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menentukan efek berpotensi dilutif
yang kenyataannya bersifat dilutif dan antidilutif. Perusahaan harus mengecualikan efek yang
bersifat antidilutif, serta tidak dapat menggunakan efek tersebut untuk mengimbangi efek yang
bersifat dilutif.

Penyajian dan Pengungkapan EPS


Informasi yang ahrus diungkapkan antara lain :
1. Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam menghitung laba per saham dasar dan
dilusian, serta rekonsiliasi jumlah tersebut ke laba neto atau rugi neto. Rekonsiliasi harus
mencakup dampak individu dari setiap kelas instrumen yang memengaruhi laba per
saham.
2. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut untuk
menghitung laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut ini antara satu
sama lain. Rekonsiliasi harus mencakup dampak individu dari setiap kelas instrument
yang memengaruhi laba per saham.
3. Instrumen (termasuk saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen) yang berpotensi
mendilusi laba persaham dasar dimasa depan, tetapi tidak dimasukkan ke dalam
perhitungan laba per saham dilusian karena bersifat antidilutif selama periode sajian.
4. Penjelasan atas transaksi saham biasa atau transaksi saham biasa potensial yang terjadi
setelah periode pelaporan dan yang akan mengubah secara signifikan jumlah saham biasa
atau saham biasa potensial yang beredar pada akhir periode jika transaksi tersebut telah
terjadi sebelum akhir periode pelaporan.
Ringkasan Perhitungan EPS

Struktur Modal Sederhana (Penyajian Tunggal atas EPS)

Menghitung laba yang berlaku untuk saham biasa


(laba neto dikurangi dividen saham preferen)

Menghitung jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎


𝐸𝑃𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎

Menghitung EPS, Struktur Modal Sederhana


SOAL

(Penerbitan dan Pembelian Kembali Saham Obligasi) Angela Corporation menerbitkan 2.000
obligasi konversi pada 1 Januari 2015. Obligasi tersebut memiliki jangka waktu 3 tahun dan
diterbitkan dengan nilai nominal sebesar $1.000 per obligasi, dengan total hasil $2.000.000.
Bunga dibayarkan setiap tahun sebesar 6%. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi 250 saham
biasa (nilai nominal $1). Saat obligasi diterbitkan, suku bunga pasar untuk hutang serupa tanpa
opsi konversi adalah 8%.
Instruksi:
a. Hitung komponen kewajiban dan ekuitas dari obligasi konversi pada tanggal 1 Januari
205
b. Buat jurnal untuk mencatat penerbitan obligasi konversi pada 1 Januari 2015
c. Buat jurnal untuk mencatat pembelian Kembali obligasi konversi secara tunai pada
tanggal 1 Januari 2018 saat jatuh tempo

(Penerbitan Obligasi dengan Waran Saham) Sun Inc. telah memutuskan untuk menambah
modal dengan menerbitkan nilai nominal obligasi $175.000 dengan tingkat kupon 10%. Dalam
diskusi dengan banker investasi, ditentukan bahwa untuk membantu penjualan obligasi, waran
saham harus diterbitkan dengan tarif satu waran untuk setiap obligasi $100 yang dijual. Nilai
wajar obligasi tanpa waran adalah $136.000, dan perkiraan nilai waran adalah $18.000. Hasil
penerbitan obligasi dan waran adalah $150.000.
Instruksi:
a. Catatan apa yang harus dibuat paa saat penerbitan obligasi dan waran?
b. Jika surat perintah tidak dapat dilepas, apakah isinya berbeda?
PEMBAHASAN

(Penerbitan dan Pembelian Kembali Saham Obligasi)


a. Nilai Sekarang dari Principal (2.000.000 x 0,79383) $1.587.660
Nilai Sekarang dari Pembayaran Bunga (120.000 x 2,57710) $ 309.252
Nilai Sekarang dari Komponen Kewajiban $1.896.912

Nilai Wajar dari Hutang Konversi $2.000.000


Dikurangi: Nilai Sekarang Komponen Kewajiban $1.896.912-
Nilai Wajar Komponen Ekuitas $ 103.088

b. Kas $2.000.000
Hutang Obligasi $1.896.912
Saham Premium-Konversi Ekuitas $ 103.088

c. Hutang Obligasi $2.000.000


Kas $2.000.000

(Penerbitan Obligasi dengan Waran Saham)


a. Kas $150.000
Hutang Obligasi $136.000
Saham Premium-Saham Waran $ 14.000
b. Bahkan apabila waran tidak dilepas, jurnal yang tercatat seperti diatas akan tetap sama.
Setiap hutang yang diterbitkan dengan waran dianggap sebagai tujuan akuntansi
instrument majemuk.

Anda mungkin juga menyukai