NIM : 1805110716
Kelas : PE-AKT4
Prodi : Pend. Ekonomi
Akuntansi Keuangan Menengah II
BAB 15
EKUITAS
Dari tiga bentuk utama organisasi bisnis-kepemilikan, kemitraan, dan perusahaan, bentuk
perusahaan yang paling mendominasi. Perusahaan sejauh ini pemimpin dalam hal jumlah
keseluruhan sumber daya yang dikendalikan, barang dan jasa yang diproduksi, dan orang-
orang yang dipekerjakan. Karakteristik khusus dari bentuk perusahaan yang memengaruhi
akuntansi meliputi :
Hukum Perusahaan
Siapa pun yang ingin mendirikan perusahaan biasanya harus mengirimkan dokumen
persyaratan penggabungan perusahaan ke badan pemerintah yang sesuai untuk negara di
mana penggabungan diizinkan. Setelah memenuhi persyaratan, badan pemerintah
menerbitkan izin perusahaan, sehingga mengakui perusahaan sebagai entitas hukum. Banyak
pemerintah memiliki undang-undang penggabungan (inkorporasi) bisnis. Akuntansi untuk
ekuitas mengikuti ketentuan undang-undang ini. Dalam banyak kasus, hukumnya rumit dan
bervariasi dalam ketentuan dan definisi persyaratan tertentu. Beberapa hukum gagal
menentukan istilah teknik. Akibatnya, istilah sering berarti satu hal di satu negara dan hal lain
di negara yang berbeda. Masalah ini bisa ditambah lagi karena otoritas hukum sering
menafsirkan dampak dan batasan hukum yang berbeda.
Sistem Saham
Ekuitas dalam perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau saham. Dalam
kelas saham tertentu, masing-masing saham sama dengan setiap saham lainnya. Jumlah
saham yang dimiliki menentukan kepentingan setiap pemilik. Setiap saham memiliki hak dan
keistimewaan tertentu. Pemilik harus memeriksa pasal penggabungan, sertifikat saham, dan
ketentuan yang berlaku untuk memastikan pembatasan terhadap atau variasi dari hak standar
dan hak istimewa.
Sistem saham dengan mudah memungkinkan satu orang untuk mengalihkan hak pada
perusahaan ke investor lain. Setiap saham adalah milik pribadi, siapa yang bisa
membuangnya sesuka hati. Selain itu, bursa efek utama mensyaratkan pengendalian
kepemilikan yang tidak ekonomis bagi perusahaan tertentu. Dengan demikian, perusahaan
sering menggunakan pendaftar dan agen transfer yang mengkhususkan diri dalam
menyediakan jasa untuk pencatatan dan pengalihan saham.
Dalam setiap perusahaan, satu kelas saham harus mencerminkan kepentingan kepemilikan
dasar. Kelas saham itu disebut saham biasa. Saham biasa (ordinary shares) mencerminkan
hak residual perusahaan yang menanggung risiko kerugian tertinggi dan menerima manfaat
dari kesuksesan. Perusahaan dijamin tidak membagikan dividen atau aset pada saat
pembubaran. Akan tetapi, pemegang saham biasa umumnya mengendalikan manajemen
perusahaan dan cenderung untuk jikan perusahaannya sukses.
Dalam upaya untuk memperluas daya tarik investor, perusahaan mungkin menawarkan
dua atau lebih kelas saham, masing-masing memiliki hak dan keistimewaan yang berbeda.
Dibuat kelas khusus saham, biasanya disebut saham preferen (preference shares). Sebagai
imbal hasil atas preferensi khusus, pemegang saham preferen selalu mengorbankan beberapa
hak inheren dari pemegang saham biasa. Jenis preferensi yang umum adalah memberikan
kepada pemegang saham preferen atas klaim sebelumnya pada laba. Sebagai imbal hasil atas
saham preferen ini, pemegang saham preferen dapat mengorbankan hak mereka atas suara
dalam manajemen atau hak mereka untuk pembagian keuntungan yang melebihi tingkat yang
dinyatakan.
EKUITAS
Ekuitas (equity) adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
liabilitas. Ekuitas sering disebut sebagai ekuitas pemegang saham, atau modal perusahaan.
Perusahaan sering membuat perbedaan antara modal kontribusi (modal disetor) dengan modal
yang diperoleh. Modal kontribusi-contributed capital (modal disetor-paid in capital)
adalah jumlah total yang dibayarkan pada modal saham-jumlah yang diberikan oleh
pemegang saham kepada perusahaan untuk digunakan pada bisnisnya. Modal kontribusi
mencakup item-item seperti nilai pari semua saham yang beredar serta premi dikurangi
diskonto penerbitan. Modal yang diperoleh (earned capital) adalah modal yang berkembang
dari operasi yang menguntungkan. Modal ini terdiri atas semua laba yang tidak dibagikan
yang terus diinvestasikan pada perusahaan. Saldo laba (retained earnings) merupakan modal
yang diperoleh dari perusahaan.
Penerbitan Saham
Nilai Pari Saham
Nilai pari saham tidak memiliki hubungan dengan nilai wajarnya. Saat ini, nilai pari terkait
dengan penerbitan saham biasa sangat rendah. Untuk menyajikan informasi yang diperlukan
untuk penerbitan saham dengan nilai pari, perusahaan pengelola akun untuk setiap kelas
saham sebagai berikut.
1. Saham preferen atau Saham Biasa. Kedua akun saham ini secara bersamaan
mencerminkan nilai pari saham perusahaan yang diterbitkan. Perusahaan mengkredit
akun ini ketika menerbitkan saham.
2. Premis Saham. Akun Premi Saham (Share Premium) menunjukkan kelebihan nilai pari
yang dibayar oleh pemegang saham sebagai imbal hasil atas saham yang diterbitkan
kepada perusahaan.
Saham tanpa nilai pari sebenarnya harus dibuat dalam akun pada hari apa
penerbitan tanpa pemisahan yang dilaporkan. Namun, beberapa negara mensyaratkan
agar saham tanpa nilai pari tersebut memiliki nilai yang dinyatakan nilai yang dinyatakan
adalah nilai minimum bawah dimana perusahaan tidak dapat menerbitkannya. Dengan
demikian, dari pada menjadi saham tanpa nilai pari, saham nilai yang dinyatakan tersebut
menjadi, pada dasarnya, saham dengan nilai pari yang sangat rendah.
Metode Proporsional. Jika nilai wajar atau dasar nilai lainnya untuk menentukan nilai
relatif tersedia untuk setiap kelas efek, perusahaan mengalokasikan jumlah lumsum yang
diterima di antara kelas efek secara profesional.
Metode Incremental. Dalam hal ini dimana perusahaan tidak dapat menentukan nilai
wajar dari semua kelas efek, mungkin menggunakan metode incremental. metode ini
menggunakan nilai belajar efektif sebagai dasar kelas yang diketahui, dan mengalokasikan
sisa-sisanya ke kelas yang tidak diketahui nilainya.
Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar untuk setiap kelas saham yang
terlibat dalam pertukaran lump sum perusahaan dapat menggunakan pendekatan lain.
Perusahaan dapat mengandalkan penilaian ahli.
Beberapa perusahaan publik telah memilih untu “go private”, yaitu mengahapuskan
kepemilikan publik (diluar)sepenuhnya dengan membeli semua sahamnya yang beredar.
Perusahaan sering menyelesaikan prosedur seperti itu melalui leveraged buyout (LBO)
dimana perusahaan meminjam uang untuk membiayai pembelian kembali saham tersebut.
Setelah membeli saham, perusahaan dapat menarik mereka atau menahannya dalam
bentuk kas untuk diterbitkan kembali. Jika tidak ditarik saham tersebut disebut saham
tresuri (treasury shares). Secara teknis saham tresuri adalah saham milik perusahaan sendiri,
yang dibeli kembali setelah diterbitkan dan dibayar penuh. Saham tresuri bukan
merupakan aset.
Perusahaan biasanya menerbitkan ulang atau menghentkan saham tresuri. Saat menjual
saham tresuri. Saat menjual saham tresuri akuntansi untuk penjualan tergantung pada harga.
Jika harga jual saham tresuri sama dengan mendebit kas dan mengkredit saham tresuri.
Penjualan Saham Tresuri di Atas Biaya Perolehannya. Bila harga jual saham tresuri
melebihi biaya perolehannya, perusahaan mengkredit selisihnya ke Premi saham Tresuri.
Dewan direksi dapat menyetujui penghentian saham tresuri. Hasil keputusan ini
membatalkan saham tresuri dan pengurangan jumlah yang diterbitkan. Penghentian saham
tresuri memiliki status saham yang diotorisasi dan tidak diterbitkan. Pengaruh akuntansinya
sama dengan penjualan penjualan saham tresuri kecuali perusahaan mendebit akun ekuitas
yang tepat terkait dengan penghentian sahamdan bukan kas. Misalnya jika perusahaan
menjual sahamnya pada nilai pari, perusahaan tersebut mendebit Modal saham – Biasa
sebesar nilai pari per saham. Jika awalnya menjual saham seharga $3 diatas nilai parinya,
perusahaan juga mendebit Premi saham-biasa sebesar $3 persaham pada saat penghentian.
SAHAM PREFEREN
Saham preferen (preference shares) adalah kelas saham khusus yang memiliki preferensi
atau fitur teretentu yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Fitur yang paling sering dikaitkan
dengan penerbitan saham preferen adalah sebagai berikut :
Fitur yang membedakan preferensi dari saham biasa mungkin lebih bersifat restriktif dan
negatif dari pada preferensinya. Misalnya, saham preferensi kemungkinan tidak memiliki hak
suara, tidak kumulatif, dan tidak berpartisipasi. Preferensi untuk dividen tidak menjamin
dividen akan dibayarkan. Hal tersebut hanya menjamin bahwa perusahaan harus membayar
tingkat dividen yang ditetapkan atau jumlah yang berlaku untuk saham preferen sebelum ada
pembayaran dividen atas saham biasa.
Perusahaan sering menerbitkan saham preferen (bukan utang) karena tingginya rasio utang
terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio). Selain itu, perusahaan menerbitkan saham preferen
melalui penempatan swasta dengan perusahaan yang mengakuisisi terkadang menerima
dividen bebas pajak dalam jumlah yang besar dinegara tertentu.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Menentukan jumlah yang tepat atas dividen yang tepat atas dividen yang dibayar adalah
keputusan manajemen yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen sangat enggan untuk
mengurangi atau menghilangkan dividennya. Sangat sedikit perusahaan membayar dividen
dalam jumlah yang setara dengan ketersediaan saldo secara legal. Alasan utamanya adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mematuhi perjanjian (perjanjian obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan
semua bagian laba, dalam bentuk aset, untuk membangun perlindungan tambahan
terhadap kemungkinan kerugian.
2. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, bahwa laba setara dengan biaya perolehan
saham tresuri yang dibeli akan dibatasi dengan pengumuman dividen.
3. Untuk menahan aset yang seharusnya dibayarkan sebagai dividen, untuk membiayai
pengembangan atau perluasan.
4. Untuk melancarkan pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan mengakumulasikan
laba pada tahun yang baik (menguntungkan) dan menggunakan akumulasi laba tersebut
sebagai dasar untuk dividen pada tahun yang buruk (tidak menguntungkan).
5. Untuk membuat bantalan atau penyangga terhadap kemungkinan kerugian atau
kesalahan dalam perhitungan keuntungan.
Jenis Dividen
Dividen Tunai
Dewan direksi memberikan suara pada saat pengumuman dividen tunai. Setelah
persetujuan atas keputusan tersebut, dewan direksi mengumumkan dividen. Sebelum
melakukan pembayaran, perusahaan harus menyiapkan daftar para pemegang saham.
Pengumuman dividen tunai merupakan liabilitas. Oleh karena pembayaran biasanya diminta
dengan segera, dan biasanya merupakan liabilitas jangka pendek.
Kebijakan saham bervariasi diantara perusahaan. Beberapa perusahaan merasa bangga
untuk untuk jangka waktu yang lama, tidak terputus dari pembayaran dividen kuartalan.
Perusahaan yang berkembang disisi lain, membayar dividen tunai sedikit atau tidak ada
karena kebijakannya adalah untuk mengembangkan secepat mungkin pembiayaan internal
dan eksternal.
Dividen Properti
Dividen yang dibayarkan dalam bentuk aset perusahaan selain kas disebut dividen
properti. Dividen properti dapat berupa barang dagang, real estate, atau investasi, atau bentuk
apapun yang ditetapkan dewan direksi. Saat mengumumkan dividen properti , perusahaan
harus menyatakan kembali nilai wajar yang akan didistribusikan, dengan mengakui adanya
keuntungan atau kerugian sebagai selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat properti pada
tanggal pengumuman.
Dividen Likuidasi
Dividen berdasarkan selain saldo laba terkadang digambarkan sebagai dividen likuidasi.
Istilah ini menyiratkan bahwa dividen tersebut merupakan pengembalian investasi pemegang
saham dan bukan merupakan keuntungan. Setiap dividen yang tidak didasarkan laba akan
mengurangi jumlah yang dibayarkan oleh pemegang saham dan dividen tersebut merupakan
dividen likuidasi. Bagian dari dividen yang melebihi jumlah akumulasi laba menunjukkan
pengembalian sebagian investasi pemegang saham.
Dividen Saham
Dividen saham (share dividend) adalah penerbitan sahamnya sendiri oleh perusahaan
kepada pemegang saham secara prorata, tanpa mendapat pertimbangan apapun. Dalam
mencatat dividen saham, beberapa percaya bahwa perusahaan harus mengalihkan nilai pari
saham yang diterbitkan sebagai dividen dari saldo laba menjadi modal saham. Lainnya
percaya bahwa perusahaan harus mengalihkan nilai wajar saham yang diterbitkan- nilai wajar
pada tanggal pengumuman – dari saldo laba untuk modal saham dan premi saham.
Ketika dividen saham kurang dari 20 – 25 persen dari saham biasa yang beredar pada saat
pengumuman dividen, perusahaan diwajibkan untuk mengalihkan nilai wajar saham yang
diterbitkan dari saldo laba. Dividen saham kurang dari 20 – 25 persen sering disebut sebagai
dividen saham kecil (biasa).
Beberapa undang – undang yang berlaku secara khusu melarang penertbitan saham untuk
saham tresuri. Dalam yuridiksi yang mengizinkan saham tresuri untuk berpartisipasi dalam
pendistribusian dividen saham atau pemecahan saham, rencana penggunaan saham tresuri
tersebut memengaruhi praktik perusahaan.
Pemecahan Saham
Jika perusahaan memiliki laba yang tidak didistribusikan selama beberapa tahun, dan
akumulasinya cukup besar dalam saldo laba, maka nilai pasar dari saham beredar
kemungkinan akan meningkat.
Saham yang diterbitkan dengan harga kurang dari $50 per saham dapat dengan mudah
mencapai harga pasar lebih dari $200 per saham. Semakin tinggi harga saham, maka semakin
sedikit investor bisa membelinya. Untuk mengurangi harga pasar setiap saham, perusahaan
menggunakan pemecahan saham.
Penyajian Ekuitas
Analisis
Analisis menggunakan rasio ekuitas untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvabilitas
jangka panjang perusahaan. Bagian ini membahas dan menjelaskan tiga rasio tersebut sebagai
berikut.
1. Tingkat imbal hasil atas ekuitas saham biasa
2. Rasio pembayaran
3. Nilai buku per saham
Rasio Pembayaran
Rasio lain yang menarik investor, rasio pembayaran ( payout ratio ), adalah rasio dividen
tunai terhadap laba neto. Jika saham preferen beredar, rasio ini sama dengan deviden tunai
yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa, dibagi dengan laba neto yang tersedia bagi
pemegang saham biasa.