Anda di halaman 1dari 7

NAMA : LISDAWATI, SE.

MM
NIM : 1966390042
MATA KULIAH : SEMINAR INVESTASI MODEL
DOSEN : DR. LUQMAN HAKIM, MM
PERTEMUAN : 3

STOCKHOLDERS EQUITY (EKUITAS PEMEGANG SAHAM)

Dua sumber utama ekuitas pemegang saham adalah :


(1) Modal yang dikontribusikan oleh pemegang saham, disebut modal disetor, dan
(2) Laba bersih yang ditahan dalam bisnis, disebut laba ditahan

Pengertian Ekuitas
 Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ekuitas adalah hak residual
atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Secara umum, ekuitas
dapat didefinisikan sebagai besaran hak dari pemilik perusahaan pada harta
perusahaan.
 Aset merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan sementara kewajiban
adalah tanggungan dari perusahaan, seperti hutang, yang wajib untuk diselesaikan
atau dilunasi. Setelah hutang dibayarkan, nilai aset yang tersisa inilah yang disebut
dengan ekuitas. Ekuitas juga bisa diartikan sebagai harta bersih yang bersumber dari
investasi pemilik perusahaan dan juga hasil dari aktivitas usaha perusahaannya.
 Jumlah ekuitas bisa berkurang, apalagi jika ada penarikan kembali penyertaan oleh
pemilik perusahaan, pembagian jatah keuntungan, dan yang terburuk, karena adanya
kerugian perusahaan. Nilai dari sebuah ekuitas juga bisa menjadi negatif jika jumlah
kewajibannya lebih besar dibandingkan dengan jumlah aset. Hal ini bisa dikenal
dengan istilah defisit.
 Ekuitas perusahaan adalah sejumlah uang yang akan dikembalikan kepada pemilik
perusahaan atau para pemegang saham jika seluruh aset perusahaan dicairkan dan
seluruh hutangnya dilunaskan.
 Ekuitas ini biasanya disajikan pada neraca keuangan pada bisnis tersebut. Nilai ekuitas
merupakan nilai yang paling sering digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan
suatu entitas bisnis. Nilai buku suatu perusahaan juga dapat diwakili dengan ekuitas
pemilik atau pemegang sahamnya.
Jenis-jenis Ekuitas
Ekuitas  pada bisnis dibagi menjadi dua jenis, yaitu ekuitas pemegang saham dan ekuitas
pemilik.

1. Ekuitas Pemegang Saham


Ekuitas pemegang saham adalah jumlah nilai aset yang diberikan kepada para pemegang
saham suatu perusahaan, setelah dikurangi dengan hutang-hutang atau kewajiban lainnya.

2. Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik adalah besarnya kepemilikan seorang pemilik atas bisnis terkait. Ekuitas
pemilik biasanya berlaku untuk bisnis kecil. Perhitungan ekuitas pemilik serupa dengan ekuitas
pemegang saham, yakni besarnya aset dikurangi dengan nilai kewajiban bisnis tersebut.

Contoh Ekuitas berdasarkan Pos atau Akun :

1. Saham biasa
Saham biasa merupakan ekuitas bisnis yang mencerminkan modal atau investasi awal yang
disetorkan. Ekuitas ini memberikan hak kepada pemilik atau pemegang saham untuk memiliki
aset-aset tertentu. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban-kewajiban, termasuk memilih
direksi dan pejabat yang berwenang, serta merumuskan prosedur dan kebijakan perusahaan.

2. Saham preferen
Berbeda dari saham biasa, pemilik saham preferen hanya memiliki sedikit kewajiban dan tidak
memiliki hak untuk memilih. Namun demikian, mereka biasanya memiliki hak klaim atas aset
dan pendapatan perusahaan yang lebih dari hak pemegang saham biasa.

3. Saham treasury
Contoh pos ekuitas bisnis yang lain adalah saham treasury. Saham jenis ini digunakan untk
membeli kembali saham-saham dari pemegang saham biasa. Nilai saham ini biasanya negatif
dan direpresentasikan dalam pembukuan sebagai pengurangan atas total nilai ekuitas.

4. Pendapatan yang disimpan


Saldo laba—atau pendapatan yang disimpan—adalah jumlah total pendapatan yang diperoleh
suatu bisnis, dikurangi seluruh dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham.
Intinya, pendapatan ini adalah pendapatan bersih yang Anda sebagai pemilik bisnis peroleh
dan tidak dibayarkan kepada pemegang saham.
5. Tambahan modal yang dibayarkan
Ekuitas bisnis jenis ini diperoleh dari tambahan investasi yang disetorkan oleh para pemegang
saham, di luar nilai saham pokok mereka. Pos ekuitas ini disebut juga kontribusi surplus, yang
biasanya jauh lebih tinggi dari pos-pos ekuitas lainnya. Nilai ekuitas ini dapat berubah sesuai
dengan untung-rugi yang diperoleh perusahaan dari penjualan saham.

Pentingnya Ekuitas Dalam Suatu Perusahaan


Nilai ekuitas sebuah perusahaan mencerminkan nilai buku perusahaan tersebut. Nilai ini
merupakan salah satu faktor yang menentukan harga saham perusahaan tersebut.

Namun demikian, tidak jarang kita menemukan harga saham yang lebih tinggi dari nilai ekuitas
per saham suatu perusahaan. Harga saham yang lebih tinggi ini mengindikasikan bahwa para
investor meyakini bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek baik di masa yang akan
datang.

Misalnya, PT QRST memiliki satu juta saham dengan nilai ekuitas Rp8.000.000.000,-
sebagaimana tertera pada neraca keuangan perusahaan tersebut. Anda akan mengira bahwa
harga saham perusahaan tersebut adalah Rp8.000,-. Ternyata tidak.

Di bursa saham, saham PT QRST diperdagangkan pada angka Rp.14.500,- per saham.
Artinya, nilai pasar PT QRST, yaitu Rp14.500.000,-, jauh lebih tinggi dari ekuitas perusahaan
tersebut. Hal ini merupakan implikasi dari penilaian positif para investor atas performa
perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Saat menjalankan bisnis, seorang pengusaha wajib memahami dasar-dasar ekuitas


perusahaan. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui seberapa besar nilai saham dan aset
tanpa hutang dan kewajiban yang menunjukkan sehat tidaknya sebuah perusahaan.

Kesimpulan

 Penghitungan ekutitas dalam bisnis harus dilakukan secara detail, terutama jika bisnis
atau perusahaan Anda memiliki banyak investor atau stake holder yang terlibat di
dalamnya. Pengelolaan ekuitas juga harus dilakukan secara terencana untuk
meminmalisir kesalahan dalam penentuan pentetapan modal.
 Untuk penempatan/penjualan/penawaran saham kepada masyarakat pada umumnya
harus ditempuh melalui Prosedur Go Public (penawaran umum) dengan cara
menawarkan melalui Publik exspose (penawaran melalui media elektronik) agar
penawaran saham dapat diketahui oleh masyarakat luas, kecuali untuk modal saham
yang ditawarkan pada saat pendirian perseroan, biasanya penawaran saham terbatas
hanya pada para pendiri perseroan.
 Penawaran saham dari suatu Perseroan Terbatas yang ditempuh dengan cara Go
Public (penawaran umum), pada umumnya untuk perseroan yang telah berdiri dan
beroperasi beberapa tahun dan penawaran harus melalui perantara pasar uang dan
modal ( Bursa Effek ).
 Modal saham dapat ditawarkan /ditempatkan/ dijual dengan cara :
a) Penjualan / penempatan/ penawaran secara tunai (Capital Stock Sold for Cash).
b) Penjualan / penempatan/ penawaran secara gabungan ( Capital Stock Sold with
lumpsum sales).
c) Penjualan / penempatan/ penawaran denagn pesanan terlebih dahulu (capital
Stock Sold on Subscription).
d) Penjualan / penempatan/ penawaran dengan cara ditukar dengan asset selain
kas (Capital Stock Issued for Consideration Other than Cash).
 Saham Tresury adalah penarikan kembali sebagian modal saham dari peredaran
dengan tujuan :
a) Mengurangi jumlah saham yang beredar.
b) Menaikkan harag pasar ( harga kurs ) dari saham tersebut di bursa efek.
c) Menaikkan nilai per lembar saham ( increase of earning per share ).
d) Dijual kembalikepada investor lain (jika harga kurs saham sudah naik).
 Ada dua metode pencatatan untuk Treasury Stock, yaitu :
a. Metode harga beli ( Cost Method ).
b. Metode Nilai Nominal.
 Saham bonus adalah saham yang diberikan secara Cuma-Cuma kepada karyawan
perusahaan dengan tujuan agar karyawan merasa ikut memilik perusahaan ( Sence of
Belonging ) dan dapat memoivasi karywan untuk meningkatkan kinerja terhadap
perusahaan dimana dia mengabdikan diri sebagai karyawan.
 Stock Split adalah penurunan nilai nominal saham menjadi lebih kecil dari nominal
sebelumnya dan mengakbatkan jumlah saham beredar menjadi lebih banyak. Saat
terjadi stoc split tidak ada penjurnalan ( No Entry).
 Stock Right adalah suatu surat hak yang diterbitkan leh emiten ( perseroan yang
menebitkan saham ) dan diberikan secara Cuma-Cuma kepada setiap investor
( pemegang saham lama ).
 Bagian laba yang dibagikan pemegang saham oleh pihak perseroan ( Emiten )
diberikan dalam bentuk dividend (bagian laba) secara proposional sebanding dengan
pemilikan saham.
Why Do Firms Issue Equity ?
(Mengapa Perusahaan Mengeluarkan Ekuitas?)

Abstrak
Kami mengembangkan dan menguji teori baru tentang penerbitan keamanan yang konsisten
dengan fakta membingungkan yang bergaya bahwa perusahaan menerbitkan ekuitas ketika
harga saham mereka tinggi. Itu teori juga menghasilkan prediksi baru. Teori kami memprediksi
bahwa manajer menggunakan ekuitas untuk membiayai proyek ketika mereka yakin bahwa
pandangan investor tentang hasil proyek adalah cenderung selaras dengan mereka, sehingga
memaksimalkan kemungkinan kesepakatan dengan investor. Jika tidak, mereka
menggunakan hutang. Kami menemukan dukungan empiris yang kuat untuk teori kami dan
mendokumentasikan kekuatan penjelas tambahannya atas teori penerbitan keamanan lainnya
seperti waktu pasar dan seleksi merugikan yang bervariasi waktu.

Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti kekayaan bersih
perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total pasiva.
Dalam sebuah perusahaan komponen ekuitas terdiri dari saham, laba ditahan dan agio saham
yang semuanya merupakan milik perusahaan itu sendiri.

Dalam beberapa hal atau dalam kaitannya dengan kebutuhan modal untuk ekspansi, ekuitas
sering juga diartikan sebagai modal kepemilikan ( equity of capital).

Artinya jika perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan usaha maka salah satu
alternatif sumbernya bisa berasal dari modal sendiri. Dalam hal ini perusahaan bisa
menerbitkan saham baru dan menjualnya kepada pihak lain, atau pemegang saham yang ada.
Pihak lain disini bisa investor perorangan ataupun  investor lembaga seperti bank investasi
(invesment banking).

Jika saham baru dijual secara terbatas pada satu pihak tertentu sering disebut dengan istilah
private placement. Tapi jika saham baru ditawarkan kepada masyarakat luas berarti
perusahaan mengarah menjadi perusahaan terbuka lewat proses penawaran umum saham
(go public).

Persoalannya pilihan mana yang lebih disukai oleh perusahaan? Ini semua tergantung kepada
pemegang saham pendiri yang biasanya juga sebagai pemegang saham mayoritas. Jika
private placement yang menjadi pilihan, maka alternatifnya penambahan modal bisa berasal
dari pemegang saham atau pihak lain yang diundang sebagai investor baru.
Proses private placement relatif lebih sederhana dibandingkan dengan penawaran umum ( go
public). Sebab, sumber dana berasal dari pemegang saham pendiri atau satu pihak yang
bersedia menjadi pemegang saham baru. Praktis, proses private placement relatif tidak
berbelit-belit sehingga lebih cepat. Untuk kebutuhan investasi yang bersifat mendesak
biasanya perusahaan lebih suka memilih menambah modal melalui private placement.

Kelemahan private placement terletak pada keterbatasan dana yang bisa disediakan
mengingat investor baru yang diundang sebagai pemegang saham baru sifatnya terbatas.
Karena itu kemampuan dananya juga terbatas.

Alternatif lain yang bisa dilakukan perusahaan untuk menambah modal atau ekuitas adalah
melakukan penawaran umum saham (initial public offering/IPO) atau go public.  Perusahaan
bisa menerbitkan saham baru dari portepel dan menjualnya ke masyarakat luas. Go public
berarti mengundang publik menjadi pemegang saham perusahaan. Praktis, nantinya setelah
go public, komposisi pemegang saham akan mengalami perubahan dimana akan ada
sebagian saham perusahaan yang dimiliki oleh publik.

Kelebihan go public adalah tersedianya dana yang tidak terbatas untuk kebutuhan investasi
perusahaan. Dana milik masyarakat tidak terhitung jumlahnya, apalagi masyarakat itu tidak
hanya terbatas masyarakat lokal atau domestik tetapi juga masyarakat internasional.
Berapapun yang dibutuhkan perusahaan bisa dipenuhi melalui go public.

Meski jumlah dana yang tersedia di publik tidak terbatas, bukan berarti perusahaan dengan
mudah bisa memperolehnya dari publik. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar
masyarakat bersedia membeli saham yang ditawarkan, agar masyarakat yang membeli
sahamnya merasa tidak dirugikan. Syarat itu antara lain yang prinsip adalah bersikap terbuka
atau transparan.

Karena setelah go public, ada masyarakat sebagai pemegang saham maka perusahaan harus
bersedia melaporkan setiap kejadian penting kepada masyarakat pemegang saham.
Perusahaan harus dikelola secara profesional, akuntable, dan selalu berusaha mendapatkan
keuntungan yang optimal agar masyarakat sebagai pemegang saham bisa menikmati
investasinya baik berupa dividen maupun capital gain.

Dengan go public, perusahaan tidak hanya mendapatkan suntikan modal baru sesuai dengan
nilai nominal saham yang ditawarkan, tetapi sekaligus juga memperoleh agio saham yang bisa
dijadikan modal ekspansi. Agio adalah selisih nilai nominal saham dengan nilai penawaran
saat IPO. Misalnya, nilai nominal saham Rp500 dan saham ditawarkan pada harga Rp900.
Maka agio sahamnya adalah Rp400 per saham. Agio ini oleh perusahaan bisa dijadikan
sebagai tambahan modal. Kelak nilai agio ini juga bisa dikonversi menjadi saham bonus yang
dibagikan secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai