Anda di halaman 1dari 9

EKUITAS ATAU MODAL

OLEH

Luh Gde Melina Putri Mahardika

1733121224

D5 Akuntansi

Universitas Warmadewa
EKUITAS ATAU MODAL

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Bentuk Perseroan
Karakteristik khusus dari bentuk perseroan yang mempengaruhi akuntansi adalah :

1. Pengaruh hukum perseroan Negara bagian


Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran dasar
perusahaan pada Negara bagian tempat perusahaan itu akan didirikan. Dengan
mengasumsikan bahwa kewajiban telah terpenuhi secara layak, izin perusahaan
diterbitkan, dan perusahaan diakui menjadi entitas hukum yang tunduk pada hukum
Negara bagian. Tanpa memperhatikan numlah Negara bagian di mana perusahaan
memiliki devisa operasi, perseroan hanya didirikan pada satu Negara bagian.
Setiap Negara bagian mempunyai undang-undang pendirian bisnisnya sendiri. Hukum
Negara bagian bersifat kompleks dan bervariasi baik pada ketentuannya maupun pada
definisinya mengenai beberapa istilah.
2. Modal Saham atau Sistem Saham
Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar
unit atau lembar saham. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege
tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan.
Seseorang harus meneliti anggaran dasar perusaahaan, sertifikat saham, dan ketentuan
hukum Negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan
keistimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap saham
memiliki hak-hak berikut :
a. Untuk membagi laga dan rugi secara proporsional
b. Untuk ikut serta dalam manajemen secara proporsional
c. Untuk membagi aktiva perusahaan jika terjadi likuidasi secara proporsional
d. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari
kelompok yang sama.

Hak istimewa melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepentingan


kepemilikan di luar kemauannya. Keunggulan utama dari system saham adalah
kemudahannya dalam pemindahan kepentingan dalam perusahaan dari seseorang ke
pihak lainnya.

3. Berbagai Kepentingan Kepemilikan


Dalam setiap perseroan, satu kelompok saham harus mewakili hak kepemilikan dasar.
Kelompok saham tersebut dinamakan sebagai saham biasa. Saham biasa adalah hak
residu perseroan yang menanggung resiko besar bila terjadi kerugian dan menerima
manfaat bila terjadi keuntungan. Dalam usaha menarik semua investor, perseroan
biasanya, menawarkan dua atau lebih kelompok saham dengan hak atau keistimewaan
yang berbeda. Setiap lembar saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama dengan
saham lainnya dari terbitan sama dan ada empat hak yang melekat pada setiap saham.
Karena saham memiliki hak khusus tertentu, maka hal itu biasanya disebut sebagai saham
preferen.

Modal Perseroan
Tiga kategori berikut ini biasanya munvul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham :

1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor
3. Laba ditahan

Modal saham dan tambahan modal disetor merupakan modal (disetor) kontribusi. Laba
ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan. Modal kontribusi adalah total jumlah
yang disetorkan ke modal saham. Modal yang dihasilkan adalah modal yang dikembangkan
jika bisnis berjalan dengan menguntungkan. Modal ini terdiri dari semua laba yang tidak
dibagi yang tetap diinvestasikan dalam perusahaan. Ekuistas pemegang saham adalah
perbedaan atara aktiva dan kewajiban perusahaan. Ekuitas pemilik atau pemegang saham
merupakan kontribus kumulatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba yang telah
ditahan.

Penerbitan Saham
Dalam penerbitan saham, prosedur berikut harus dilakukan. Pertama, saham harus diotorisasi
oleh Negara bagian. Kemudian saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak untuk
penjual saham itu, lalu dana dari saham dikumpulkan dan saham diterbitkan. Masalah
akuntansi yang ada pada penerbitan saham yaitu :

1. Saham dengan nilai pari


Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus
dipertahankan untu masing-masing kelompok saham berikut :
a. Saham preferen atau saham biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari saham
perseroan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan.
b. Modal disetor yang melebihi nilai pari atau tambahan modal disetor. Menunjukkan
setiap kelebihan atas nilai pari yang disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti
saham yang diterbitkan. Setelah disetor, kelebihan atas nilai pari akan menjadi bagian
dari tambahan modal disetor perusahaan.
2. Saham tanpa nilai pari
Alasan penerbitan saham tanpa nilai pari bersifat dua arau. Pertama, menghindari
kewajiban kontinjen yang mungkin terjadi bila saham dengan nilai pari diterbitkan pada
disagio. Kedua, masih ada kerancuan dalam hubungan antara nilai pari dan nilai pasar
wajar. Jika saham tidak mempunyai nilai pari, maka perlakuan yang dapat dipertanyakan
dalam menggunakan nilai pari sebagi dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai paru adalah bahwa beberapa Negara bagian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai
modal dasar, yang akan mengurangi fleksibelitas dalam membayar dividen.
3. Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya (penjualan Lump sum)
Umumya, perseroan menjual kelompok saham yang terpisah satu sama lainnya.
Kadangkala, dua atau lebih kelompok sekuritas diterbitkan oleh perusahaan untuk suatu
pembayaran tunggal atau sekaligus (lump sum), pada saat mengakuisisi perusahaan lain.
Perusahaan menggunakan dua metode alokasi yang tersedia, yaitu :
- Metode proporsional. Jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik untuk
menentukan nilai relative setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum
yang diterima dialokasikan diantara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar
proporsional.
- Metode incremental. Jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat
ditentukan, maka metode incremental dapat dipergunakan.
4. Saham yang diterbitkan dalam transaksi Nonkas
Akuntansi untuk penerbitan saham atas property atau jasa kadang-kadang menimbulkan
masalah dalam penilaian. Aturan umumnya adalah saham yang diterbitkan untuk jasa
atau property selain kas harus dicatat, baik pada nilai pasar wajar saham yang diterbitkan
maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan nonkas yang diterima, tergantung mana
yang dapat menentukan secara lebih jelas. Saham yang belum diterbitkan atau saham
treasuri dapat ditukar dengan property atau jasa. Jika saham treasuri digunakan, maka
biaya tidak boleh dianggap sebagai factor penentu dalam penetapan nilai pasar wajar
property atau jasa tersebut. Jika penerbitan saham untuk property atau jasa
mengakibatkan aktiva dicatat terlalu rendah, maka cadangan rahasia diciptakan.
5. Biaya penerbitan saham
Biaya penerbitan adalah pembiayaan dan harus mengurangi hasil yang diterima dari
penjualan saham. Gaji manajmen dan biaya tidak langsung lainnya yang berhubungan
dengan penerbitan saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan karena sulit untuk
menetapkan hubungan antara biaya-biaya tersebut dengan hasil yang diterima dari
penjualan.

Reakuisisi Saham
Adalah umum bagi perusahaan untuk membeli kembali saham-sahamnya. Alasan utama
perusahaan membeli kembali sahamnya adalah :

1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang
saham.
2. Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas.
3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial.
4. Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi atau mengurangi jumlah
pemegang saham.
5. Membentuk pasar bagi saham.

Setelah saham dibeli kembali, saham tersebut dapat dihapuskan atau disimpan
dibendahara untuk diterbitkan kembali. Jika tidak dihapuskan, maka saham-saham itu
disebut sebagai saham treasuri. Secara teknis saham treasuri adalah saham milik
perusahaan yang telah dibeli kembali setelah diterbitkan dan dibayar penuh. Saham
treasuri bukan merupakan aktiva. Ketika saham treasuri dibeli, maka terjadi pengurangan
baik pada aktiva maupun ekuitas pemegang saham.

Pembelian Saham Treasuri


Dua metode umum untuk menangani saham treasuri pada akun-akun adalah :

- Metode Biaya, menghasilkan pendebetan akun saham treasuri untuk biaya reakuisisi,
serta dalam pelaporan akun ini sebagai suatu pengurangan dari total modal disetor
dan laba ditahan dineraca.
- Metode Nilai Pari atau nilai ditetapkan, mencatat semua transaksi saham treasuri pada
nilai parinya dan melaporkan saham treasuri hanya sebagai pengurangan atas modal
saham.

Penjualan Saham Treasuri


Saham treasuri biasanya dapat dijual atau ditarik. Pada saat saham treasuri dijual,
akuntansi untuk penjualan itu tergantung pada harganya. Jika harga jual saham treasuri
sama dengan harga pokoknya, maka penjualan saham itu dicatat dengan mendebet kas
dan mengkredit saham treasuri. Dalam kasus dimana harga jual saham treasuri tidak sama
dengan harga pokoknya, maka akuntansi untuk penjualan saham treasuri diatas harga
pokoknya akan berbeda dengan akuntansi untuk saham treasuri yang dijual di bawah
harga pokoknya. Akan tetapi penjualan sahamtrasuri baik di atas maupun di bawah harga
pokoknya akan meningkatkan total aktiva dan ekuitas pemegang saham.

Penarikan Saham Treasuri


Penarikan saham treasuri mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi dan saham
yang belum diterbitkan. Pengaruh akuntansinya adalah sama dengan penjualan saham
treasuri kecuali bahwa debet dilakukan kea kun modal disetor yang dapat diaplikasikan
ke penarikan saham, bukan ke kas.

Saham Preferen
Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi
atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut
adalah yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen :
1. Preferensi atas dividen
2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan
5. Tidak mempunyai hak suara

Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa terletak pada sifat
yang lebih tertutup dan negative disamping preferensinya. Perusahaan seringkali
menerbitkan saham preferen karena menghindari tingginya rasio hutang terhadap ekuitas.

Karakteristik Saham Preferen

- Saham Preferen Kumulatif


Saham preferen kumulatif dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar dividen
dalam satu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Setiap dividen yang terlewat atas saham
preferen kumulatif merupakan dividen tertunggak.
- Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dengan pemegang saham biasa
setiap pembagian laba diluar tingkat laba yang ditentukan. Jadi, saham preferen 5%,
jika berpatisipasi penuh, akan menerima tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga
dividen pada tingkat yang sama seperti yang dibayarkan kepada pemegang saham
biasa jika jumlah yang melebihi 5% dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan
kepada pemegang saham biasa.
- Saham Preferen Konvertibel
Saham ini mengizinkan pemegang saham, menurut opsinya menukar saham preferen
menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.
- Saham Preferen yang dapat ditarik
Saham preferen yang dapat ditarik mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk
menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada tanggal
menentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan.
- Saham preferen yang dapat ditebus
Saham preferen yang dapat ditebus mempunyai periode penebusan wajib atau
karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan penerbit saham.

Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen


Perusahaan memasukkan sahan preferen konvertibel sebagai bagian dari ekuitas
pemegang saham. Ketika menerbitkan saham preferen konvertibel, tidak ada justifikasi
teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Perusahaan memakai metode nilai
buku : mendebit saham preferen dan tambahan modal disetor yang terkait, mengkredit
saham biasa dan dan tambahan modal disetor. Modal preferen umumnya tidak memunyai
tanggal jatuh tempo. Sehingga, tidak ada kewajiban hukum untuk membayar pemegang
saham preferen.

Kebijakan Dividen
Penetuan jumlah dividen yang tepat yang harus dibayarkan merupakan keputusan
manajemen keuangan yang sulit. Sebagai konsekuensinya perusahaan yang telah
membayar dividen tunai akan melakukan setiap upaya untuk melanjutkan pembayaran
tersebut di masa depan. Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah
yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara illegal. Alasannya karena :

1. Persetujuan dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau sebagian laba, dalam
bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap kemungkinan kerugian
2. Beberapa hukum perseroan Negara bagian mensyaratjan bahwa laba yang ekuivalen
dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai dividen.
3. Keinginan untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai dividen guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi.
4. Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumilasi laba itu sebagai dasar untuk membayar dividen dalam tahun-tahun yang
buruk.
5. Keinginan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan
kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.

Jenis-jenis Dividen
1. Dividen tunai
Sebelum dividen dibayarkan, daftar pemegang saham terakhir harus disiapkan. Karena
itu, biasanya terdapat tenggang waktu antara saat pengumuman dan pembayaran.
Pengumuman dividen tunaii merupakan kewajiban dan, Karena pembayaran biasanya
dilakukan dengan segera, maka diasanya disebut sebagai kewajiban lancar.
2. Dividen property
Dividen property dapat berupa barang dagang, real estate atau investasi atau bentuk
lainnya. Karena sulitnya melakukan pembagian atas unit dan pengiriman kepada
pemegang saham, maka dividen property biasanya dibayar dalam bentuk saham
perusahaan lain yang ditahan perusahaan pembayar dividen debagai investasi.
3. Dividen likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan kadang-kadang disebut dividen
likuidasi, yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian darii investasi
pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain, setiap dividen yang tidak
didasarkan pada laba merupakan pengurangan modal disetor perusahaan dan sejauh itu
merupakan dividen likuidasi
4. Dividen saham
Tidak ada aktiva yang dibagikan, dan setiap pemegang saham memiliki bagian
kepemilikan yang sama atas perusahaan dan total nilai buku yang sama setelah dividen
saham diterbitkan. Dividen saham merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham
miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar prorata.

Pemecahan Saham
Jika perusahaan tidak membagikan laba selama beberapa tahun dan saldo laba ditahn
yang cukup besar telah diakumulasikan, maka nilai pasar sahamnya yang beredar
cenderung naik. Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk
pemecahan saham. Namun suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa
nilai pari saham telah berubah, dan jumlah saham telah bertambah.

Perbedaan pemecah saham dan dividen saham


Pemecah saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan penurunan nilai
pari atau nilai ditetapkan per saham. Sedangkan dividen saham, meskipun menghasilkan
kenaikan jumlah saham yang beredar, namun tidak mengurangi nilai pari; jadi dividen itu
menambah total nilai pari saham yang beredar.

Pengungkapan Pembatasan atas Laba Ditahan


Dalam perusahaan terdapat pembatas atas laba ditahan atau dividen, tetapi tidak ada ayat
jurnal formal yang dibuat. Pembatasan seperti itu paling baik diungkapkan dengan
catatan. Catatan memberikan media enjelasan yang lebih lengkap dan membebaskan
laporan keuangan dari notasi singkatan. Pengungkapan catatan harus menjelaskan sumber
pembatasan, ketentuan yang berkaitan, dan jumlah laba ditahan yang terkena pembatasan,
atau jumlah laba yang tidak terkena pembatasan.

Penyajian dan Analisis Ekuitas Pemegang Saham


Laporan Ekuitas
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format dasar sebagai berikut :

1. Saldo pada awal periode


2. Penambahan
3. Pengurangan
4. Saldo pada akhir periode
Pengungkapan perubahan pada akun terpisah dari ekuitas pemegang saham disyaratkan untuk
membuat laporan keuangan yang cukup informative. Pengungkapan perubahan seperti itu
dapat mengambil bentuk laporan terpisah atau dibuat dalam laporan keuangan dasar atau
catatan yang menyertainya.
Analisis

Analisis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi profitabilitas dan
solvensi jangka panjang perusahaan. Tiga rasio tersebut adalah :

1. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa.


Rasio ini menunjukkan berapa banyak dolar laba bersih yang diperoleh dari setiap dolar
yang diinvestasikan oleh pemiliknya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
dikurangi dividen saham preferen dibagi rata-rata ekuitas pemegang saham biasa.
2. Rasio pembayaran
Jika saham preferen sedang beredar, maka rasio ini dihitung untuk pemegang saham
biasa dengan membagi dividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa
dengan labar bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa.
3. Nilai buku per saham
Nilai buku per saham adalah jumlah setiap saham yang akan diterima jika perusahaan
dilikuidasi atas dasar jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Nilai buku per saham
dihitung dengan membagi ekuitas pemegang saham biasa dengan saham biasa yang
beredar.

Anda mungkin juga menyukai