Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shela Auliyah Rahmah

NIM : 200221100089
Prodi/ Kelas : Akuntansi /B
Bab 15
Bentuk organisasi perusahaan
Dari 3 bentuk utama organisasi bisnis (kepemilikan, kemitraan, dan perusahaan), bentuk perusahaan lah
yang paling mendominasi. Karakteristik khusus dari bentuk perusahaan yang mempengaruhi akuntansi
meliputi
1. Pengaruh hukum perusahaan
2. Penggunaan sistem saham
3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan
Hukum perusahaan
Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran dasar perusahaan (articles of
incorporation) pada negara bagian tempat perusahaan itu didirikan.
Sistem saham
Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau lembar
saham. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapaat dibatasi oleh kontrak
khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat
saham, dan ketentuan hukum. Negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan
keistimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap saham memiliki hak hak
berikut:
1. Unit membagi laaba dan rugi proporsional
2. Unit ikut serta dalam manajemen ( hak untuk memilih direktur) secara proporsional
3. Unit membagi aktiva perusahaan apabila terjadi likuidasi secara proporsional
4. Unit ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari kelompok yang sama
disebut hak istimewa.
Hak istimewa untuk melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepentingan kepemilikan di
luar kemauannya. Tanpa hak ini, pemegang saham yang memiliki presentase kepentingan tertentu akan
merasa dirugikan akibat penerbitan saham tambahan tanpa sepengetahuannya pada tingkat harga yang
tidak menguntungkan mereka. Namun banyak perseroan yang mengahapus hak istimewa ini, karena hak
istimewa ini melekat pada saham yang akan membuat perusahaan tidak dapat menerbitkan lebih banyak
saham tambahan, seperti yang sering dilakukan ketika mengakuisisi perusahaan lain.
Berbagai kepentingan kepemilikan
Dalam settiap perseroan ada kelompok saham yanag mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham biasa dan
saham preferen. Saham biasa adalah hak residu perseroan yang menanggung resiko besar bila terjadi
kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Pemegang saham ini tidak dijamin akan
menerima dividen tapi mereka ikut dalam manajemen perusahaan. Sedangkan saham preferen adalah
sebagai pengganti atas setiap preferensi khusus, pemegang saham preferen menjadi prioritas untuk
mengklaim laba. Mereka dijaminkan untuk memperoleh laba dan biasanya pada tingkat yang telah
ditetapkan dan didahulukan pembayarannya dari pada pemegang saham biasa, namun mereka tidak
memiliki hak suara dalam manajemen perusahaan
Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Ekuitas sering disebut
sebagai ekuitas pemegang saham, atau modal perusahaan.
Ekuitas sering dikelompokkan pada laporan posisi keuangan ke dalam kategori berikut:
1. Modal saham
2. Premi saham
3. Saldo laba
4. Akumulasi penghasilan komprehensif lain
5. Saham tresuri
6. Kepentingan nonpengendali ( hak minoritas)
Penerbitan saham
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topik berikut:
1. Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
2. Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
3. Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump
sum)
4. Akuntansi untuk yang diterbitkan dalam transaksi non kas
5. Akuntansi untuk biaya penerbitan
Nilai pari saham
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus dipertahankan
untuk masing masing kelompok berikut:
1. Saham preferen atau saham biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari saham perseroan yang
diterbitkan. Akun ini di kredit ketika saham pertama kali diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal
tambahan pada akun ini kecuali saham yang diterbitkan atau saham yang ditarik.
2. Modal disetor yang melebihi nilai pari atau tambahan modal (additional paid in capital).
Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti saham yang
diterbitkan untuk mereka.
Saham tanpa nilai pari
Banyak negara bagian mengizinkan penerbitan modal saham tanpa nilai pari. Jika saham tidak memiliki
nilai pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk
nilai tidak akan muncul. Situasi ini memiliki keunggulan tertentu jika saham yang diterbitkan untuk pos
pos property seperti aktiva tetap berwujud atau tidak berwujud.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah bahwa beberapa negara bagian mengenakan
pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai modal dasar yang akan
mengurangi fleksibilitas dalam pembayaran dividen.
Saham yang diterbitkan dengan efek lain (penjualan lumsum)
Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum adalah mengalokasikan hasil diantara beberapa kelompok
sekuritas. Perusahaan menggunakan dua metode alokasi yang tersedia yaitu:
1. Metode proporsional
2. Metode inkremental
Metode proporsional adalah jika nilai pasar wajar atau dasar lainya yang baik untuk menentukan nilai
relatrive setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang diterima dialokasikan anatar
kelompok kelompok sekuritas atas dasar proporsional.
Metode inkremental adalah njika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan,
maka periode incremental dapat digunakan. Nilai pasar sekuritas itu digunakan sebagai dasar untuk
kelompok kelompok yang telah diketahui dan sisa dari nilai lump sum dialokasikan ke kelompok dimana
nilai pasar tidak diketahui.
Saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
Akuntansi untuk penerbitan saham atas properti atau jasa kadang kadang menimbulkan masalah dalam
penilaian. Aturan umumnya adalah: saham yang diterbitkan untuk jasa atau property selainkas harus
dicatat, baik pada nilai pasar wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan
non kas yang diterima, tergantung mana yang dapat ditentukan secara jelas. Jika keduanya telah dapat
ditentukan dan transaksi itu merupakan hasil pertukaran jarak jauh, maka kemungkinan terjadinya
perbedaan nilai pasar wajar sangat lah kecil. Dalam kasus seperti itu tidak menjadi masalah mana yang
akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian pertukaran.
Biaya penerbitan saham
Biaya penerbitan harus mengurangi kas yang diterima dari penjualan saham.
Perolehan kembali saham
Setelah membeli kembali saham, perusahaan dapat menarik merak atau menahannya dalam bentuk kas
untuk diterbitkan kembali. Jika tidak ditarik, saham tersebut disebut sebagai saham tresuri, yaitu saham
milik perusahaan sendiri yang dibeli kembali setelah diterbitkan dan dibayar penuh. Saham tresuri bukan
merupakan aset. Kepemilikan saham tresuri tidak memberikan perusahaan hak memilih untuk
menggunakan hak memesan hak terlebih dahulu sebagai pemegang saham.

 Pemegang saham tresuri


1. Metode biaya: menghasilkan pendebitan saham tresuri untuk biaya perolehan kembali dan
dalam melaporkan akun ini sebagai pengurang ekuitas pada laporan posisi keuangan.
2. Metode nilai pari atau nilai yang dinyatakan: mencatat semua transaksi saham tresuri pada
nilai parinya dan melaporkan saham tresurihanya sebagai pengurang modal saham.
 Penjualan saham tresuri
1. Penjualan saham tresuri diatas biaya perolehannya
Bila harga jual saham tresuri melebihi biaya perolehannya, perusahaan menkredit selisihnya
ke premi. Keuntungan penjualan ini 1) keuntungan atas penjualan terjadi saat menjual aset;
saham tresuri bukan aset, 2) keuntungan atas kerugian tidak boleh diakui dari transaksi saham
dengan pemegang sahamnya sendiri.
2. Penjualan saham tresuri dibawah biaya perolehannya
Ketika perusahaan menjual saham tresuridibawah perolehannya, perusahaan biasanya
mendebit kelebihan biaya perolehan dari harga jual ke premi saham tresuri. Setelah
menghilangkan saldo kredit pada premi saham tresuri, perusahaan mendebit setiap kelebihan
biaya perolehan yang melebihi harga penjualan ke saldo laba.
 Mengehentikan saham tresuri
Penghentian saham tresuri memiliki status saham yang diotorisasi dan tidak diterbitkan. Pengaruh
akuntansinya sama dengan penjualan saham tresuri kecuali perusahaan mendebit akun ekuitas
yang tepat terkait dengan penghentian saham dan bukan kas.

Saham Preferen
Fitur yang paling sering dilakukan dengan penerbitan saham preferen adalah :
1. Preferensi untuk dividen
2. Preferensi untuk aset jika terjadinya likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditarik kembali pada opsi dari perusahaan
5. Tidak memiliki hak suara
Perusahaan biasanya menerbitkan saham preferen dengan nilai pari, dari preferens dividen dinyatakan
sebagai persentase dari nilai pari. Perusahaan sering menerbitkan saham preferen karena tingginya rasio
utang terhadap ekuitas.
Fitur saham preferen

 Saham preferen kumulatif


Mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal membayar dividen dalam setiap tahunnya, maka
perusahaan harus menyelesaikannya pada tahun berikutnya membayar dividen kepada pemegang
saham biasa. Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen kumulatif merupakan dividen
tunggakan.
 Saham preferen partisipasi
Berbagi secara rata dengan pemegang saham biasa atas setiap pembagian laba di luar tingkat yang
ditentukan. Biasanya saham ini hanya memiliki partisipasi sebagian.
 Saham preferen konvertibel
Memungkinkan pemegang saham, sesuai opsinya, untuk menukar saham preferen menjadi saham
biasa pada rasio yang telah ditentukan. Juga memiliki opsi untuk mengonversi menjadi pemegang
saham biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
 Saham preferen callable (callable preference shares)
Mengizinkan perusahaan penerbit saham pada opsinya, untuk menarik atau menebus, saham
preferen yang beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang telah ditentukan.
Jika saham prefen ditarik untuk ditebus maka setiap deviden yang menunggak harus dibayar.
 Saham preferen yang dapat ditukar (redeemable preference shares)
Semakin banyak terbitan saham preferen yang mempunyai fitur yang membuat sekuritas itu
semakin mirip dengan utang (kewajiban hukum untuk membayar) dari pada instrument ekuitas.
Misalnya pada saham preferen yang dapat ditukar ini mempunyai periode penebusan wajib atau
fitur penebusan yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan penerbit saham.
Akuntansi dan pelaporan saham preferen
Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan saham biasa. Perusahaan
mengalokasikan hasil yang diperoleh antara nilai pari saham preferen dan premi saham. Berkebalikan
dengan obligasi konvertibel ( dicatat sebagai kewajiban saat tanggal penerbitan), perusahaan
memasukkan saham preferen konvertibel sebagai ekuitas pemegang saham. Ketika menerbitkan saham
preferen konvertibel. Perusahaan tidak mengakui keuntungan atau kerugian ketika berususan dengan
pemegang saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik perusahaan. Namun perusahaan memakai
metode nilai buku: mendebit saham preferen dan tambahan modal disetor yang terkait dan mengkredit
saham biasa dan tambahan modal disetor (apabila ada kelebihan).
Kebijakan deviden
Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang setara dengan ketersediaan saldo
secara legal. Alasan utamanya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mematuhi perjanjian (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua
atau sebagian laba, dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
2. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, bahwa laba setara dengan biaya perolehan saham tresuri
yang akan dibatasi dengan pengumuman deviden.
3. Untuk menahan aset yang seharusnya dibayarkan sebagai deviden untuk membiayai pertumbuhan
atau perluasan.
4. Untuk memperlancar pembayaran deviden dari tahun ke tahun dengan mengakumulasi laba
dalam tahun tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan akumulasi itu sebagai dasar untuk
membayar dividen tahun tahun yang buruk
5. Untuk membuat bantalan atau penyangga terhadap kemungkinan kerugian atau kesalahan dalam
perhitungan laba.
Kondisi keuangan dan pembagian deviden
Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan untuk membayar
kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Selain itu kebutuhan akan uang tunai sehari hari untuk penggajian
dan pengeluaran lainnya yang tidak dimasukkan dalam kewajiban lancar juga memerlukan kas.
Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen haraus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk
membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali baik posisi keuangan sekarang
ataupun yang akan datang tampak menjamin pembagian deviden.
Jenis dividen
1. Dividen tunai
2. Dividen properti
3. Dividen likuidasi
4. Dividen saham
Biasanya dividen dibayarkan dalam bentuk tunai namun kadang dalam bentuk saham atau aset lainya.
Semua deviden kecuali deviden saham, akan mengurangi ekuitas pemegang saham.

 Dividen tunai ( cash dividen)


Dewan direksi memberikan suara saat pengumuman dividen tunai. Pengumuman dividen tunai
merupakan liabilitas dan karena pembayaran biasanya harus dilakukan dengan segera dan
biasanya disebut liabilitas jangka pendek. Perusahaan tidak mengumumkan atau membayar
dividen tunai atas saham tresuri.
 Dividen properti ( property dividen)
Dividen properti atau bisa disebut juga dividen dalam bentuk barang. Dividen properti ini dapat
berupa barang dagang, real estate atau investasi yang ditetapkan oleh dewan direksi. Saat dividen
properti dimumkan, maka perusahaan menyatakan kembali nilai wajar properti yang akan
dibagikan dengan mengakui adanya keuntungan atau kerugian sebagai selisish nilai wajar dengan
nilai buku pada tanggal pengumuman.
 Dividen likuidasi (liquidating dividen)
Dividen berdasarkan selain pada saldo laba, dapat digambarkan sebagai dividen likuiditas hal ini
menyirat bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan
laba. Setiap dividen yang tidak di dasarkan pada laba merupakan pengurangan modal disetor
perusahaan dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi.
 Dividen saham ( stock dividen)
Merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri kepada pemegang saham
atas dasar prorata. Berpendapat bahwa nilai pari saham yang diterbitkan sebagai dividen harus
ditransfer dari laba ditahan ke modal saham. Sementara yang lainnya berpendapat bahwa nilai
wajar ( fair value) saham yang diterbitkan yaitu nilai pasarnya pada tanggal pengumuman
harus ditransfer dari laba ditahan ke modal saham dan tambahan modal disetor.

Jika dividen saham lebih kecil (biasa) dari 20-25% saham biasa yang beredar pada saat
pengumuman dividen, maka profesi akuntansi mensyaratkan bahwa nilai pasar wajar (fair
market value) saham yang diterbitkan harus ditransfer dari laba ditahan. Metode penanganan
dividen saham seperti ini dipertimbangkan atas dasar bahwa “ banyak penerima dividen saham
memandangnya sebagai pemberian nilai wajar saham tambahan yang diterima”.
Pemecahan saham (stock split)
Pemecahan saham dilakukan untuk mengurangi nilai pasar saham, guna memperluas kepemilikan saham,
sehingga berada dalam batas kemampuan investor.
Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuuk pemecahan saham. Namun suatu
catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai pari saham telah berubah, dan jumlah
saham telah bertambah.
Pemecahan saham dan diferensiasi dividen saham
Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan penurunan nilai pari atau nilai
ditetapkan per saham. Sedangkan dividen saham, meskipun menghasilkan kenaikan jumlah saham yang
beredar, namun tidak mengurangi nilai pari saham beredar.
Ketika tambahan saham diterbitkan dengan tujuan mengurangi harga pasar per unit, maka
pembagian itu lebih merupakan pemecahan saham dari pada dividen saham. Pengaruh ini
biasanya timbul jika jumlah saham yang telah beredar sebelumnya (large stock dividend).
Pembagian seperti ini disebut dengan “pemecahan yang diberlakukan dalam bentuk dividen” atau
“pemecahan saham”.
Selain itu, karena nilaia pari saham yang beredar juga tidak berubah, maka transfer dari laba ditahan
hanya dilakukan dalam jumlah yang disyaratkan menurut akta. Biasanya hal ini merupakan transfer dari
laba ditahan ke modal saham sebesar nilai pari saham yanag diterbitkan, yang berlawanan dengan
transfer nilai pasar saham yang diterbitkan seperti dalam kasus dividen saham kecil.
Pengungkapan pembatasan pada saldo laba
Pembatasan atas laba ditahan atau dividen, tidak ada ayat jurnal formal yang dibuat tetapi baiknya
diungkapkan dengan catatan.
Pembatasan dapat didasarkan atas penahanan saldo laba ditahan tertentu, kemampuan perusahaan untuk
mengganti kebutuhan modal kerja tertentu, pinjaman tambahan dan pertimbangan lainnya.

PENYAJIAN DAN ANALISIS EKUITAS


Penyajian ekuitas
Frost harus mengungkapkan hak hak dan keistimewaan yang berkaitan dengan berbagai sekuritas yang
beredar. Misalnya perusahaan harus mengungkapkan semua dividen yang dikeluarkan setelahnya dan
preferensi likuidasi, hak partisipasi , harga dan tanggal penarikan, persyaratan modal tertanam, hak suara
khusus, dan syarat syarat konytrak lain yang penting dalam menerbitkan saham tambahan. Preferensi
likudasi harus diungkapkan dalam bagian ekuitas pada neraca, dan bukan dalam catatan pada laporan
keuangan, untuk menekankan kemungkinana akibat pembatasan ini pada arus kas di masa depan.
Analisis
Analisis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvensi
jangka panjang perusahaan. Ada 3 rasio sebagai berikut:
1. Tingkat imbal hasil atas ekuitas saham biasa
2. Rasio pembayaran
3. Nilai buku per saham

Tingkat imbal hasil atas ekuitas saham biasa


Tingkat imbal hasil atas ekuitas saham biasa (return on equity) (ROE) mengukur profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham biasa. Rasio ini menunjukkan berapa dolar laba neto yang
diperoleh perusahaan untuk setiap dolar di investasikan oleh pemiliknya
LABA NETO−DIVIDEN SAHAM PREFEREN
Rumus ROE =
RATA RATA EKUITAS PEMEGANG SAHAM BIASA
Perusahaan dapat meningkatkan imbal hasil atas ekuitas saham biasa melalui penggunaan utang
yang bijaksana atau pendanaan saham preferean. Perdagangan ekuitas menggambarkan praktik
menggunakan uang pinjaman atau menerbitkan saham preferen dengan harapan memeperoleh
imbal hasil yang lebih tinggi atas uang yang digunakan. Singkatnya, perusahaan sedang
“memperdagangkan ekuitas dengan keuntungan”
Rasio pembayaran
Adalah rasio dividen tunai terhadap laba neto. Jika saham preferen beredar, rasio ini sama
dengan dividen tunai yang dibayrkan pada pemegang saham biasa, dibagi dengan laba neto yang
tersedia bagi pemegang saham biasa.
DIVIDEN TUNAI
Rumus Pembayaran =
LABA NETO−DIVIDEN SAHAM PREFEREN
Nilai buku per saham
Nilai buku per saham adalah jumlah yang akan diterima setiap sahamjika perusahaan di likuidasi
atas dasar jumlah yang dilaporkan dalam pelaporan posisi keuangan. Namun angka tersebut
kehilangan sebagian besar relevansinya jika penilaian pada pelaporan posisi keuangan gagal
mendekati nilai wajar aset.
EKUITAS PEMEGANG SAHAM BIASA
Rumus nilai buku per saham =
JUMLAH SAHAM BEREDAR

Anda mungkin juga menyukai