Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SHELA AULIYAH RAHMAH

NIM : 200221100089
PRODI/KELAS : AKUNTANSI B

BAB 16
A. SEKURITAS DILUTIF DAN PROGRAM KOMPENSASI

Hutang Dan Ekuitas


Banyak kontroversi yang terkait dengan perlakuan akuntansi untuk instrument
keuanganseperti opsi saham, sekuritas konvertibel, dan saham preferen berhubungan
dengan apakah perusahaan harus melaporkan instrument-instrumen ini sebagai kewajiban
(liability) atau kah sebagai ekuitas. Sekuritas konvertibel di samping opsi, waran, dan
sekuritas yang lain sering kali disebut sekuritas dilutive (dilutive securities), karena pada
saat penguangan (exercise), sekuritasini akan mengurangi/mendilusi laba per saham.

Akuntansi Untuk Hutang Konvertibel


Jika obligasi dapat dikonversi menjadi sekuritas perusahaan lainnya selama
periode tertentusesudah penerbitannya, maka obligasi tersebut disebut sebagai obligasi
konvertibel (convertiblebonds). Obligasi konvertibel menggabungkan manfaat dari
sebuah obligasi dengan hak istemewa (privilege) untuk menukarnya dengan saham pada
opsi pemegang saham. Obligasi itu dibeli oleh investor yang menginginkan keamanan
atas obligasi yang dipegangnya (jaminan bunga dan pokok) ditambah opsi tambahan
berupa konversi jika nilai saham tersebut meningkat secara signifikan.
Perusahaan menerbitkan sekuritas konvertibel karena dua alasan utama. Pertama
adalahkeinginan untuk meningkatkan modal ekuitas tanpa memberikan pengendalian
kepemilikan yang berlebihan kecuali diperlukan. Alasan kedua adalah untuk memperoleh
pembiayaan dengansaham biasa pada suku bunga yang rendah. Hak istimewa atau
privilege konversi membuat parainvestor bersedia menerima suku bunga yang lebih
rendah dibandingkan penerbitan hutangsecara normal. Akuntansi untuk hutang
konvertibel mencakup masalah pelaporan pada saat (1) penerbitan, (2) konversi, dan (3)
penarikan.

Pada Saat Penerbitannya


Metode pencatatan obligasi konvertibel pada tanggal penerbitan mengikuti metode
yangdigunakan untuk mencatat penerbitan hutang langsung. Tanpa mencatat hasilnya
sebagaiekuitas. Setiap diskonto atau premi yang dihasilkan dari penerbitan obligasi
konvertibeldiamortisasi hingga tanggal jatuh temponya.

Pada Saat Konversi


Jika obligasi dikonversi menjadi sekuritas lainnya, maka perusahaan metode nilai buku
untuk mencatat konversi. Metode nilai buku mencatat pertukaran sekuritas untuk obligasi
pada jumlahtercatat (nilai buku) obligasi. Para pendukung nilai buku menyatakan bahwa
suatu perjanjiantelah ditetapkan pada tanggal penerbitan untuk membayar sejumlah uang
yang ditetapkan padasaat jatuh tempo atau untuk menerbitkan sejumlah sekuritas ekuitas
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, apabila hutang dikonversi menjadi ekuitas sesuai
dengan syarat-syarat kontrak sebelumnya, maka tidak ada keuntungan atau kerugian yang
diakui atas konversi.

Konversi Yang Dirangsang (Induced Conversion)


Kadang-kadang penerbit ingin merangsang lebih cepat konversi hutang
konvertibelnyamenjadi sekuritas ekuitas, dengan tujuan mengurangi biaya bunga atau
meningkatkan rasio utangterhadap ekuitas. Sebagai akibatnya, penerbit dapat
menawarkan beberapa bentuk pertimbangantambahan (seperti kas atau saham biasa),
yang disebut sebagai “pemanis”, untuk merangsang konversi. Pemanis ini harus
dilaporkan sebagai beban periode berjalan dalam jumlah yang samadengan nilai wajar
sekuritas tambahan atau pertimbangan lain yang diberikan.

Penarikan Hutang Konvertibel


Agar konsisten, keuntungan atau kerugian atas penarikan hutang konvertibel perlu
diakui dengan cara yang sama seperti pada keuntungan atau kerugian atas
penarikan hutang nonkonvertibel. Karena alasan tersebut, perbedaan antara harga tunai
akuisisi hutang dan jumlah tercatatnya harus dilaporkan dalam laba berjalan sebagai
keuntungan atau kerugian.

Saham Preferen Konvertibel


Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock ) mencakup opsi bagi
pemeganguntuk mengkonversi saham preferen menjadi saham biasa dengan jumlah tetap.
Perbedaan utamaakuntansi untuk obligasi konvertibel dan saham preferen konvertibel
adalah pada tanggal penerbitannya. Obligasi konvertibel dianggap sebagai kewajiban,
sedangkan saham preferenkonvertibel (kecuali ada penebusan wajib) dianggap sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham.
Selain itu, ketika pemegang saham menggunakan saham preferen konvertibel,
tidak ada justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Dalam akuntansi
untuk saham preferen konvertibel, perusahaan menggunakan metode nilai buku dapat
diterapkan: SahamPreferen didebet bersamaan dengan setiap hal yang berhubungan
dengan Tambahan ModalDisetor; sementara Saham Biasa dan Tambahan Modal Disetor
(jika ada kelebihan) dikredit.Perlakuan yang berbeda dikembangkan apabila nilai pari
saham biasa yang diterbitkan melebihinilai buku saham preferen. Dalam kasus tersebut,
Laba Ditahan biasanya didebet sebesar perbedaan tersebut.

Warran Saham
Warran atau surat jaminan (warrant ) adalah sertifikat yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk memperoleh saham pada harga tertentu selama periode yang
telahditetapkan. Perbedaan pokok antara sekuritas konvertibel dan warran saham terletak
pada penggunaan warran, di mana pemilik harus membayar sejumlah uang tertentu untuk
memperolehsaham. Penerbitan warran atau opsi untuk membeli tambahan saham
biasanya timbul dalam tigasituasi:
1. Pada saat menerbitkan jenis sekuritas yang berbeda, seperti obligasi atau saham
preferen,sering kali warran disertakan agar sekuritas terlihat lebih menarik untuk
memberikan suatu “pendorong ekuitas (equity kicker )”.
2. Pada penerbitan tambahan saham biasa, pemegang saham yang ada mempunyai
hak istimewa (preemptive right ) untuk lebih dahulu membeli saham biasa.
Warran dapatditerbitkan untuk membuktikan hak tersebut.
3. Warran, yang sering kali disebut sebagai opsi saham (stock option), diberikan
sebagai kompensasi kepada para eksekutif dan karyawan.

Warran Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas LainnyaWarran yang


diterbitkan dengan sekuritas lainnya pada dasarnya merupakan opsi jangka panjang
untuk membeli saham biasa dengan harga tetap. Meskipun warran perpetual
telahdiperdagangkan, namun umumnya hanya bertahan selama 5 tahun, terkadang 10
tahun.
Profesi akuntan menyatakan bahwa ada dua instrumen terpisah yang terlibat, yaitu
(1)obligasi dan (2) warran yang memberikan hak kepada pemegang untuk membeli
saham biasa pada harga tertentu. Warran yang dapat dipisah dapat diperdagangkan
secara terpisah dari hutangdan, oleh karenanya, nilai pasar dapat ditentukan. Ada dua
metode alokasi yang tersedia:
1. Metode Proporsional
Untuk menentukan nilai sekuritas harus ditetapkan (1) nilai obligasi tanpa
warran dan (2)nilai warran. Metode proporsional mengalokasikan hasil
dengan menggunakan proporsi daridua nilai, berdasarkan nilai wajar.
2. Metode Inkremental
Dalam situasi di mana nilai wajar warran maupun obligasi tidak dapat
ditetapkan, maka metode incremental yang digunakan dalam pembelian
sekuritas secara lump sum dapat digunakan. Yaitu, perusahaan menggunakan
sekuritas yang nilai pasarnya dapat ditetapkan.Sementara itu, sisa harga beli
dialokasikan ke sekuritas yang nilai pasarnya belum diketahui.

Pertanyaan Konseptual
Di sini timbul pertanyaan tentang apakah alokasi nilai ke warran konsisten dengan
penanganan hutang konvertibel, di mana tidak ada nilai yang dialokasikan ke privilege
konversi.FASB menyatakan bahwa karakteristik sekuritas konvertibel adalah tidak dapat
dipisahkan dengan pengertian bahwa pilihan bersifat saling meniadakan (mutually
exclusive):Pemilik dapatmengkonversikan atau menebus obligasi secara tunai, tetapi tidak dapat
melakukan keduanya.Oleh karena itu, tidak ada dasar untuk mengakui nilai konversi dalam akun.
Akan tetapi, FASB menyatakan bahwa penerbitan obligasi dengan warran yang dapat
dipisah (detachable warrants) melibatkan dua sekuritas, yaitu sekuritas hutang, yang akan tetap
beredar sampai jatuh tempo, dan yang lainnya adalah warran untuk membeli saham biasa.
Padasaat penerbitan, terdapat instrument terpisah, dan karena itu perlakuan yang terpisah
dapatdibenarkan. Akan tetapi, warran yang tidak dapat dipisah (nondetachable warrants)
tidak memerlukan alokasi hasil di antara obligasi dan warran atau surat jaminan.
Hak Untuk Memesan Saham Tambahan
Jika dewan direksi perusahaan memutuskan untuk menerbitkan saham baru, maka
pemegangsaham lama secara keseluruhan akan memiliki hak preemptive privilege (hak istimewa
untuk membeli terlebih dahulu) untuk membeli saham yang baru diterbitkan sesuai dengan
proporsiyang mereka miliki. Privilege ini, yang disebut sebagai hak saham (stock right ),
menyelamatkan pemegang saham yang ada dari kerugian dilusi hak suara tanpa persetujuan
mereka, danmemperkenankan mereka untuk membeli saham di bawah nilai pasarnya. Warran
yangditerbitkan dalam situasi ini bersifat jangka pendek.
Di sini tidak diperlukan ayat jurnal pada saat menerbitkan hak-hak kepada
pemegangsaham yang sudah ada, hanya ayat jurnal memorandum yang diperlukan untuk
menunjukkan jumlah hak yang diterbitkan kepada pemegang saham yang ada. Tidak ada ayat
jurnal formal yang dibuat pada saat itu karena tidak ada saham yang dibuat pada saat itu
karenatidak ada saham yang diterbitkan dan tidak ada kas yang diterima.Jika hak tersebut
digunakan, maka biasanya melibatkan beberapa jenis pembayaran kas. Jikakas yang diterima
setara dengan nilai pari, maka dibuat ayat jurnal dengan mengkredit SahamBiasa pada nilai pari.
Jika melebihi nilai pari, maka dilakukan kredit ke Agio Saham, jika kurangdari nilai pari, maka
pembebanan yang tepat adalah ke Modal Disetor.

Program Kompensasi Saham


Bentuk lain dari warran muncul dalam program kompensasi saham yang digunakan untuk
membayar dan memotivasi karyawan. Warran ini merupakan opsi saham (stock option), dimana
para karyawan terpilih diberi opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama
periode waktu yang diperpanjang.
Suatu konsensus yang dapat ditarik mengenai pendapat bahwa program kompensasi
yangefektif merupakan hal yang (1) memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat kinerja
yangtinggi, (2) membantu mempertahankan eksekutif dan mengijinkan perekrutan bakat baru,
(3)memberikan dasar kompensasi bagi karyawan dan kinerja perusahaan, (4)
memaksimumkantunjangan setelah pajak karyawan dan meminimalkan biaya setelah pajak
karyawan, dan (5)menggunakan kriteria kinerja terhadap karyawan yang mempunyai kendali.
Meskipun programkompensasi kas secara langsung merupakan bagian yang penting dari setiap
programkompensasi, namun hal tersebut berorientasi jangka pendek.
Program kompensasi jangka panjang berusaha untuk memperkuat loyalitas eksekutif
kepada perusahaan. Cara yang efektif untuk mencapai tujuan ini adalah memberikan karyawan
“a pieceof the action”- yaitu, suatu kepentingan ekuitas. Program tersebut, yang umumnya
disebutsebagai program kompensasi berdasarkan saham (stock-based compensation plans)
memiliki berbagai bentuk. Pada dasarnya, program ini memberikan kesempatan kepada ekekutif
untuk menerima saham jika kinerja perusahaan (diukur dengan indikator apapun)
dianggapmemuaskan. Pengukuran kinerja khusus berfokus kepada perbaikan jangka panjang
yang dapatdiukur dan yang manfaat kepada perusahaan secara keseluruhan, seperti kenaikan laba
per saham, penepatan, harga saham, atau pangsa pasar.

Masalah Pelaporan yang Utama


Suatu pendekatan mensyaratkan bahwa biaya kompensasi harus diukur dengan
kelebihanharga pasar saham atas harga penggunaannya pada tanggal hibah. Pendekatan ini
dikenal sebagai metode nilai intrinsik (intrinsic value method ). Metode ini mengukur berapa
yang akanditerima pemegang pada hari ini jika opsi sekarang juga digunakan. Ini merupakan
perbedaanantara harga pasar saham dan harga penggunaan opsi pada tanggal hibah. Cara kedua
untuk melaporkan pemberian opsi ini, didasarkan pada biaya dari opsi saham pada nilai wajar
opsisaham itu. Dengan metode nilai wajar ini, perusahaan memakai model penentuan harga
opsiyang dapat diterima, untuk menentukan nilai opsi pada tanggal hibah.
Menurut standar akuntansi sebelumnya, perusahaan dapat mengakui kompensasi
berdasarkansaham dengan memakai baik metode nilai intrinsik maupun metode nilai wajar. Jika
diberi pilihan, sebagian besar perusahaan akan memakai pendekatan nilai intrinsik karena
metode ini biasanya akan membuat beban kompensasi menjadi lebih rendah.

Akuntansi untuk Kompensasi Saham


Program opsi saham melibatkan dua masalah akuntansi yang utama, yaitu:
Penentuan Beban
Dengan menggunakan metode nilai wajar (fair value method ), total beban kompensasi dihitung
berdasarkan nilai wajar opsi yang diharapkan menjadi haknya pada tanggal opsi itu
dihibahkankepada karyawan. Nilai wajar bagi perusahaan publik akan diestimasi dengan
menggunakanmodel penetapan harga opsi, dengan beberapa penyesuaian atas faktor-faktor unik
dari opsisaham karyawan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan setelah tanggal hibah (grant
date),dalam menanggapi perubahan harga saham selanjutnya – baik naik maupun turun.

Alokasi Beban Kompensasi


Pada umumnya, beban kompensasi diakui dalam periode dimana karyawan melakukan jasa –
periode jasa ( service period ). Kecuali, dalam hal-hal spesifik, periode jasa adalah periode hasil
(vesting period ) – waktu antara tanggal hibah dan tanggal hasil. Jadi, total beban
kompensasiditentukan pada tanggal hibah dan dialokasikan ke periode yang menerima manfaat
dari jasa karyawan.

Program atau Rencana Pembelian Saham Karyawan


Program atau rencana pembelian saham oleh karyawan (employee stock purchase
plans/ESPP) membolehkan semua karyawan untuk membeli saham dengan harga yang
didiskontokanselama periode waktu yang pendek. Perusahaan seringkali menggunakan banyak
program untuk mengamankan modal ekuitas atau merangsang penyebarluasan kepemilikan
saham biasa perusahaan diantara para karyawan tersebut.
Program ini dianggap sebagai kompensasi kecuali jika program ini memenuhi semua
daritiga syarat yang disajikan, yaitu (1) Semua karyawan tetap secara substansial boleh
berpartisipasiatas dasar yang wajar, (2) Diskonto dari harga pasar adalah kecil: yaitu, tidak lebih
besar daripada kewajaran diskonto per saham yang ditawarkan kepada pemegang saham atau
jumlah biaya per saham yang dihindari dengan tidak menaikkan kas dalam penawaran publik,
dan (3)Program tersebut tidak menwarkan karakteristik opsi yang substantif.
Perusahaan yang menawarkan kompensasi ESPP kepada karyawan harus mencatat
bebankompensasi ini selama masa kerja karyawan tersebut. Bagi sejumlah perusahaan akan sulit
untuk mengklaim bahwa ESPP mereka merupakan program tanpa kompensasi (non-
compensatory) danoleh karenanya tidak perlu mencatat beban kompensasi, kecuali jika mereka
mengubah kebijakan diskontonya.

Pengungkapan Program Kompensasi


Perusahaan harus mengungkapkan secara penuh status rencana kompensasinya pada akhir
periode terkait. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus melakukan pengungkapan secara
penuh. Tepatnya, perusahaan yang mempunyai satu atau lebih pengaturan pembayaran
berdasarkan saham harus mengungkapkan informasi berikut yang memungkinkan para
penggunalaporan keuangan memahaminya:
1. Syarat-syarat pembayaran semacam itu yang berlaku selama periode tersebut dan akibat
potensial dari pengaturan semacam itu bagi para pemegang saham.
2. Pengaruh biaya kompensasi yang timbul karena pengaturan pembayaran berdasarkan
sahamterhadap laporan laba-rugi.
3. Metode estimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrument
ekuitasyang dihibahkan (ditawarkan untuk hibah) selama periode tersebut.
4. Pengaruh arus kas yang berasal dari pengaturan pembayaran berdasarkan saham.

Perdebatan mengenai Akuntansi Opsi Saham


FASB menghadapi perlawanan sengit ketika mengajukan metode nilai wajar untuk
akuntansiopsi saham. Ini tidak mengherankan, karena metode nilai wajar akan menyebabkan
biayakompensasi yang lebih besar dibandingkan dengan model nilai intrinsik. Secara khusus,
banyak perusahaan kecil berteknologi tinggi menentang keras metode nilai wajar, dengan
menyatakan bahwa hanya melalui penawaran opsi saham mereka dapat dapat menarik
manajemen puncak profesional. Perusahaan itu beralasan bahwa jika mereka dipaksa untuk
mengakui jumlah bebankompensasi yang besar dalam program tersebut, maka mereka akan
berada pada posisikompetitif yang tidak menguntungkan melawan perusahaan besar yang dapat
menanggung bebankompensasi yang lebih tinggi. Untuk menanggapi perlawanan tersebut,
diperlukan transparansi pelaporan keuangan yang lebih baik, yang menjadi landasan pasar
modal.

B. PERHITUNGAN LABA PER SAHAM


Perusahaan biasanya melaporkan jumlah per saham yang berpengaruh terhadap item-
itemlainnya, seperti keuntungan atau kerugian atas pos-pos luar biasa. Data laba per saham
seringkalidilaporkan dalam penerbitan keuangan dan telah digunakan secara luas oleh pemegang
sahamdan investor potensial dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Laba per saham
(earnings per share) menunjukkan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Jadi,
laba per saham hanya dilaporkan untuk saham biasa.
Karena pentingnya informasi tentang laba per saham, sebagian besar perusahaan
diwajibkanmelaporkan informasi ini dalam laporan laba-rugi. Pengecualiannya adalah
perusahaan non- publik; yang karena pertimbangan biaya-manfaat tidak harus melaporkan
informasi ini.Umumnya informasi tentang laba per saham dilaporkan di bawah laba bersih dalam
laporan laba-rugi.
Laba Per Saham – Struktur Modal Sederhana
Struktur modal perusahaan bersifat sederhana jika hanya terdiri dari saham biasa atau tidak
mencakup saham biasa potensial ( potential common stock ) yang pada saat konversi atau
penggunaan dapat mendilusi laba per saham biasa. Struktur modal bersifat kompleks
jikamencakup sekuritas yang dapat mempunyai pengaruh dilutif terhadap laba per saham
biasa.Perhitungan laba per saham untuk struktur modal sederhana melibatkan dua pos (selain
laba bersih), yaitu:
Dividen Saham Preferen
Jika suatu perusahaan memiliki baik saham biasa maupun saham preferen yang
beredar,maka dividen saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba bersih untuk
memperoleh labayang tersedia untuk pemegang saham biasa.
Dalam melaporkan informasi tentang laba per saham, perusahaan harus menghitung
labayang tersedia bagi pemegang saham biasa. Untuk melakukannya, dividen saham preferen
harusdikurangi dari setiap komponen laba antara (laba dari operasi berlanjut dan laba sebelum
pos-posluar biasa) dan akhirnya dari laba bersih.

Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham yang Beredar


Dalam semua perhitungan laba per saham, jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar selama periode bersangkutan merupakan dasar untuk melaporkan jumlah per saham.
Saham yangditerbitkan atau dibeli selama periode itu akan mempengaruhi jumlah saham yang
beredar danharus ditimbang menurut bagian dari periode peredarannya. Dasar pemikiran untuk
pendekatanini adalah mencari jumlah ekuivalen dari keseluruhan saham yang beredar selama
tahun berjalan.
Apabila terjadi dividen saham atau pemecahan saham, perhitungan rata-rata tertimbang
jumlah saham membutuhkan penetapan kembali saham yang beredar sebelum dividen sahamatau
pemecahan saham terjadi. Karena, pemecahan saham atau dividen saham tidak meningkatkan
atau menurunkan aktiva bersih perusahaan; hanya saham tambahan yangditerbitkan. Setelah
ditetapkan kembali, perbandingan yang abash atas laba per saham dapatdibuat antara periode
sebelum dan sesudah pemecahan saham atau dividen saham. Berikut iniadalah rumus untuk
menghitung laba per saham:
LABA BERSIH −DIVIDEN SAHAM PREFEREN
LABA PER SAHAM =
RATA RATA TERTIMBANG JUMLAH SAHAM YANG BEREDAR

Anda mungkin juga menyukai