Anda di halaman 1dari 18

TEORI PORTOFOLIO

KELOMPOK 3
1. Ridho Ramadani (2019.12.10522)
2. Nika Brillianti (2019.12.10541)
3. Lidya Silviana (2019.12.10543)
Teori Portofolio
• Pengertian Teori Portofolio

Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus
dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan
portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portfolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas
efek dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan
linear antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927) seorang
ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun
1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, investasinya.
Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien.
Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio
dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-
aset yang dikombinasi tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada
sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai
sekuritas, dengan kata lain mereka membentuk portofolio. Menurut Husnan (2003:45), portofolio
berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan
dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko
yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan
kas, status pajak, dan sebagainya. Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portfolio yang
terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang
terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang
menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Indeks LQ45.
• Evaluasi Kinerja Portfolio

Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik
dalam aspek tingkat keuntungan yang diperolehmaupun risiko yang ditanggung. Menurut Husnan
(2003:45), tidaklah benar jikaa portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih
baik dari portofolio lainnya. Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan
portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam
pembentukkan portofolio.
Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas
efek dimasa depan dapat diestimasi dankemudian menentukan risiko dengan variasi
distribusipengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofoliomenghasilkan hubungan linear antara
risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasionalmenolak
untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatanpengembalian yang diharapkan. Hubungan
antara risiko yangditerima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasarbagi keputusan
pinjaman dan investasi modern. Makin besarrisiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat
pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut
Saham
•Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Ada beberapa sudut pandang
untuk membedakan saham :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
a) Saham Biasa (common stock) · Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi
pada saham tersebut.
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang
tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden.
 
2. Ditinjau dari cara peralihannya
a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke
investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.
 
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
∙ Blue – Chip Stocks. · Saham biasa dari suatuperusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagaileader di industri sejenis,
memiliki pendapatanyang stabil dan konsisten dalam membayardividen.
4. Manfaat investasi pada saham
a). Dividen adalah bagian keuntungan perusahaanyang dibagikan kepada pemegang saham.
Jumlahdividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam RapatUmum
Pemegang Saham.
 
• Jenis Dividen:
➢ Dividen Tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah
uang untuk setiap saham yang dimiliki.
➢ Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para
pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahan tersebut, yang pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.
b) Capital Gain, Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham
tersebut.
 
c) Capital Loss, Investor akan mengalami capital loss, jika harga beli saham lebih besar dari harga
jual.
Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada
pengelola reksadan (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau modal.

Membeli reksadana tidak ubahnya kita menabung. Bedanya surat tanda menabung tidak dapat
diperjualbelikan, sebaliknya reksadana bisa diperjualbelikan. Keuntungan memiliki Reksadana 
1. Pengelolaan secara profesional. Reksa dana dikelola oleh para profesional pasar modal yang memiliki akses
pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu dapat meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi
para nasabahnya.
2. Kemudahan investasi. Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain prosesnya mudah, investor
diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi yang sesuai dengan risiko dan keuntungan yang
diharapkan.
3. Keleluasaan investasi. Dalam reksa dana leluasa untuk memilih suatu jenis investasi dan
leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan investasi.

4. Keringanan biaya. Melakukan investasi melalui reksa dana relatif lebih ringan biayanya
dibandingkan bila investor melakukannya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengelola
investasi menghimpun dana dalam skala bes sehingga dapat mengalokasikannya secara
ekonomis
Dividen/bunga Untuk mendapatkan dividen/bunga, pemodal harus memilih reksadana yang memiliki
sasaran pendapatan. Adapun sasaran reksadana diantaranya : pendapatan , pertumbuhan dana,
pendapatan, dan keseimbangan. Kegiatan utama manajer investasi adalah melakukan investasi
portofolio sehingga setiap saat akan mengambil keputusan alat investasi mana yang harus dibeli atau
dijual. Capital gain akan diberikan oleh reksadana yang memiliki sasaran pertumbuhan. Pendapatan
ini berasal dari kenaikan harga saham atau diskon obligasi yang menjadi portofolio reksadana. Tentu
saja manajer investasi harus berhasil membeli saham pada saat harga rendah dan menjualnya pada
saat harga tinggi. Selanjutnya manajer investasi mendistribusikan capital gain itu kepada pemodal.
Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberipinjaman (dalam hal
ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas kertas
yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
menerbitkan surat obligasi. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Corporate Bond,
sementara obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Government Bond. Adapula Municipal
Bond, yang merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai proyek tertentu
di daerah. Sebelum melakukan investasi pada obligasi, disarankan bagi para investor untuk
memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode penilaian akan kemungkinan gagal bayar pada
obligasi.
• Manfaat Obligasi
➢ Capital Gain. Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi
diperdagangkan di Pasar Sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh
Capital Gain. Capital Gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan diskon yaitu
dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh tempo ia akan memperoleh
pembayaran senilai dengan harga nominal.
 
• Risiko investasi pada Obligasi
➢ Capital Loss. Obligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang lebih rendah dari harga
belinya.
Waran

Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran mepunyai pilihan untuk menukarkan
atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya
6 bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama
periode perdagangan.
Beberapa konsep dasar
1. Portofolio yang Efisien dan Optimal

Untuk membentuk portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor
dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari
resiko (risk averse).
Investor penghindar resiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan
pengembalian diharapkan yang sama dan resiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan
tingkat resiko yang lebih rendah. Jika investor memilik beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka
portfolio yang paling optimal akan dipilihnya.

2. Aktiva beresiko dan aktiva bebas beresiko


3. Aktiva beresiko merupakan aktiva dimana pengembalian yang akan diterima di masa depan bersifat
tidak pasti.
Diversifikasi Portofolio

Diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian sehingga dapat mengurangi resiko tanpa
pengorbanan pengembalian yang dihasilkan. Beberapa investor ingin melakukan diversifikasi
portofolio dengan menginvestasikan seluruh kelompok aktiva yang ada seperti saham, obligasi dan
yang lannya. Yang dimaksud dengan diversifikasi portfolio disini yaitu seluruh dana yang ada
sebaiknya tidak diinvestasikan dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tetapi harus terdiri dari
saham banyak perusahaan yang berbeda.
1. Diversifikasi Naif Strategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan investasi saham berbeda atau
kelompok aktiva berbeda dan berharap bahwa varian dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat
diperkecil.
 
2. Diversifikasi Markowits Strategi diversifikasi markowits berhubungan dengan tingkat kovarians antara
pengembalian aktiva dalam portofolio. Kontribusi dari jenis diversifikasi jenis ini adalah formulasi resiko
aktiva dalam hal portofolio aktiva, bukan resiko aktiva sendiri – sendiri. Diversifikasi Markowits berusaha
menggabungkan aktiva – aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang
dari sempurna dengan tujuan mengurangi resiko portofolio tanpa mengurangi pengembalian. Diversifikasi
Markowits berbeda dengan diversifikasi naïf dan lebih efektif karena berusaha mempertahankan
pengembalian yang ada dan mengurangi resiko dengan analisis kovarian antara pengembalian aktiva.

Anda mungkin juga menyukai