DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8 :
1. I Wayan Aditya Pratama (202132121481)
2. I Wayan Ferdy Andika (202132121817)
3. Putu Dylan Pradnya Raditya (202132121827)
4. I Made Galih Rakheswara Panggih (202132121873)
5. Putu Sugina (202132121833)
6. I Putu Agus Diva Raditya (202132121863)
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
KESIMPULAN ................................................................................................................. 9
Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian, yang keduanya
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya
dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan
asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori
portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.
Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927)
seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang
ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap
ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio
investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi
portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah
jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat
perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut (“Harry Max
Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi
dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka
membentuk portofolio.
Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut
identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal
melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.
1
B. Evaluasi Kinerja Portofolio
Ada berbagai jenis portofolio investasi, sesuai dengan strategi dalam berinvestasi. Beberapa
jenis umum dari portofolio investasi adalah:
1) Growth Portofolio
Dari namanya sendiri, tujuan portofolio investasi ini adalah untuk mendorong pertumbuhan
dengan mengambil risiko yang lebih besar, termasuk berinvestasi di industri yang sedang
berkembang. Portofolio yang berfokus pada investasi pertumbuhan biasanya menawarkan
potensi imbalan yang lebih tinggi dan potensi risiko yang lebih tinggi secara bersamaan.
Investasi pertumbuhan sering kali melibatkan investasi di perusahaan yang lebih muda dengan
potensi pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar.
2) Income Portofolio
2
Secara umum, portofolio investasi ini lebih fokus untuk mengamankan pendapatan reguler dari
investasi daripada berfokus pada potensi keuntungan modal. Contohnya adalah membeli saham
berdasarkan dividen saham daripada sejarah apresiasi harga saham.
3) Value Portofolio
Untuk value portofolio, investor mengambil keuntungan dari membeli aset murah dengan
penilaian. Mereka sangat berguna selama masa ekonomi sulit, ketika banyak bisnis dan
investasi berjuang untuk bertahan hidup dan tetap bertahan. Investor, kemudian, mencari
perusahaan dengan potensi keuntungan tetapi yang saat ini diberi harga di bawah apa yang
menurut analisis nilai pasar adalah nilai normalnya.
1) Saham
Saham adalah komponen yang paling umum dari portofolio investasi. Mereka merujuk pada
bagian dari sebuah perusahaan. Artinya pemilik saham adalah pemilik sebagian dari
perusahaan. Besar kecilnya kepemilikan saham tergantung pada jumlah saham yang
dimilikinya. Jenis portofolio investasi ini adalah sumber pendapatan karena ketika perusahaan
menghasilkan keuntungan, ia membagikan sebagian dari keuntungan melalui dividen kepada
pemegang sahamnya. Selain itu, ketika saham dibeli, mereka juga dapat dijual dengan harga
yang lebih tinggi, tergantung pada kinerja perusahaan. Ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham :
3
a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) : Pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara
hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan
berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham Atas Nama (Registered Stocks) : Merupakan saham yang ditulis dengan jelas
siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
2) Obligasi
Ketika seorang investor membeli obligasi, dia meminjamkan uang kepada penerbit obligasi,
seperti pemerintah, perusahaan, atau agen. Obligasi memiliki tanggal jatuh tempo, yang berarti
tanggal jumlah pokok yang digunakan untuk membeli obligasi harus dikembalikan dengan
bunga. Dibandingkan dengan saham, obligasi tidak menimbulkan banyak risiko, tetapi
menawarkan potensi imbalan yang lebih rendah.
3) Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan
uang kepada pengelola reksadan (disebut manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Membeli reksadana tidak ubahnya kita menabung.
Bedanya surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan, sebaliknya reksadana bisa
diperjualbelikan. Keuntungan memiliki Reksadana :
1). Pengelolaan secara profesional. Reksa dana dikelola oleh para profesional pasar
modal yang memiliki akses pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu dapat
meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para nasabahnya.
2). Kemudahan investasi. Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain
prosesnya mudah, investor diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi yang
sesuai dengan risiko dan keuntungan yang diharapkan.
3). Keleluasaan investasi. Dalam reksa dana leluasa untuk memilih suatu jenis investasi
dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan investasi.
4) Investasi Alternatif
Investasi alternatif juga dapat dimasukkan dalam portofolio investasi. Mereka bisa berupa aset
yang nilainya dapat tumbuh dan berkembang, seperti emas, minyak, dan real estat. Investasi
4
alternatif biasanya kurang banyak diperdagangkan dibandingkan investasi tradisional seperti
saham dan obligasi.
5
2) Portofolio Investasi dengan Satu Produk yang Berbeda Jenis
Berikut contoh portofolio investasi saham milik perusahaan PT CDE di tahun 2021. Dari
portofolio tersebut diketahui bahwa PT CDE telah menanamkan modal pada 5 jenis perusahaan
yaitu, PTPP, WSKT, LPPF, PTBA dan BRPT.
Dalam berinvestasi, kegiatan mengoptimalkan portofolio adalah kunci dalam mencapai tujuan
investasi di masa yang akan datang. Dengan begitu, kita dapat memperoleh return yang baik.
Berikut merupakan cara mengoptimalkannya.
6
Dalam hal ini, juga perlu menyesuaikan jangka waktu investasi. Kita dapat memilih investasi
reksa dana pendapatan tetap atau campuran saat berencana membeli rumah dalam kurun waktu
lima tahun. Jika berencana berinvestasi dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih, maka dapat
memilih investasi reksa dana saham. Setelah itu, dapat memilih produk investasi yang tepat.
8
KESIMPULAN
Portofolio dalam investasi adalah kumpulan aset investasi milik individu, lembaga
keuangan, perusahaan maupun manajer investasi. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan
saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor. Dalam bentuk dasarnya,
teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan
dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian.
Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan
pengembalian.
9
DAFTAR PUSTAKA
10