Anda di halaman 1dari 12

TEORI PORTOFOLIO

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8 :
1. I Wayan Aditya Pratama (202132121481)
2. I Wayan Ferdy Andika (202132121817)
3. Putu Dylan Pradnya Raditya (202132121827)
4. I Made Galih Rakheswara Panggih (202132121873)
5. Putu Sugina (202132121833)
6. I Putu Agus Diva Raditya (202132121863)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

A. Pengertian Teori Portofolio ........................................................................................ 1


B. Evaluasi Kinerja Portofolio ....................................................................................... 2
C. Jenis Portofolio dalam Investasi ................................................................................ 2
D. Komponen Portofolio Investasi ................................................................................. 3
E. Manfaat Portofolio Investasi ...................................................................................... 5
F. Contoh Portofolio Investasi ........................................................................................ 5
G. Mengoptimalkan Portofolio Investasi ....................................................................... 6

KESIMPULAN ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10


TEORI PORTOFOLIO

A. Pengertian Teori Portofolio


Portofolio dalam investasi adalah kumpulan aset investasi milik individu, lembaga keuangan,
perusahaan maupun manajer investasi. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan saham,
obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor. Adapun aset yang tersimpan di
dalamnya dapat berupa real estate, karya seni, perhiasan maupun bentuk penanaman modal lain
yang bisa mendatangkan keuntungan di masa mendatang.

Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian, yang keduanya
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya
dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan
asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori
portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927)
seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang
ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap
ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio
investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi
portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah
jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat
perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut (“Harry Max
Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi
dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka
membentuk portofolio.

Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut
identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal
melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.

1
B. Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance)


portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang
ditanggung. Menurut Husnan (2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan
keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.
Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio. Teori
portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus
dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam
pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi
bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori
portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio
mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa
disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima
dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi
modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian
yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.

C. Jenis Portofolio dalam Investasi

Ada berbagai jenis portofolio investasi, sesuai dengan strategi dalam berinvestasi. Beberapa
jenis umum dari portofolio investasi adalah:

1) Growth Portofolio

Dari namanya sendiri, tujuan portofolio investasi ini adalah untuk mendorong pertumbuhan
dengan mengambil risiko yang lebih besar, termasuk berinvestasi di industri yang sedang
berkembang. Portofolio yang berfokus pada investasi pertumbuhan biasanya menawarkan
potensi imbalan yang lebih tinggi dan potensi risiko yang lebih tinggi secara bersamaan.
Investasi pertumbuhan sering kali melibatkan investasi di perusahaan yang lebih muda dengan
potensi pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar.

2) Income Portofolio

2
Secara umum, portofolio investasi ini lebih fokus untuk mengamankan pendapatan reguler dari
investasi daripada berfokus pada potensi keuntungan modal. Contohnya adalah membeli saham
berdasarkan dividen saham daripada sejarah apresiasi harga saham.

3) Value Portofolio

Untuk value portofolio, investor mengambil keuntungan dari membeli aset murah dengan
penilaian. Mereka sangat berguna selama masa ekonomi sulit, ketika banyak bisnis dan
investasi berjuang untuk bertahan hidup dan tetap bertahan. Investor, kemudian, mencari
perusahaan dengan potensi keuntungan tetapi yang saat ini diberi harga di bawah apa yang
menurut analisis nilai pasar adalah nilai normalnya.

D. Komponen Portofolio Investasi

Umumnya, komponen dari portofolio investasi adalah sebagai berikut :

1) Saham

Saham adalah komponen yang paling umum dari portofolio investasi. Mereka merujuk pada
bagian dari sebuah perusahaan. Artinya pemilik saham adalah pemilik sebagian dari
perusahaan. Besar kecilnya kepemilikan saham tergantung pada jumlah saham yang
dimilikinya. Jenis portofolio investasi ini adalah sumber pendapatan karena ketika perusahaan
menghasilkan keuntungan, ia membagikan sebagian dari keuntungan melalui dividen kepada
pemegang sahamnya. Selain itu, ketika saham dibeli, mereka juga dapat dijual dengan harga
yang lebih tinggi, tergantung pada kinerja perusahaan. Ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim :


a) Saham Biasa (common stock) : Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang
terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh
pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
b) Saham Preferen (Preferred Stock) : Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham
tersebut; dan membayar deviden.

2. Ditinjau dari cara peralihannya :

3
a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) : Pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara
hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan
berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham Atas Nama (Registered Stocks) : Merupakan saham yang ditulis dengan jelas
siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

2) Obligasi
Ketika seorang investor membeli obligasi, dia meminjamkan uang kepada penerbit obligasi,
seperti pemerintah, perusahaan, atau agen. Obligasi memiliki tanggal jatuh tempo, yang berarti
tanggal jumlah pokok yang digunakan untuk membeli obligasi harus dikembalikan dengan
bunga. Dibandingkan dengan saham, obligasi tidak menimbulkan banyak risiko, tetapi
menawarkan potensi imbalan yang lebih rendah.

3) Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan
uang kepada pengelola reksadan (disebut manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Membeli reksadana tidak ubahnya kita menabung.
Bedanya surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan, sebaliknya reksadana bisa
diperjualbelikan. Keuntungan memiliki Reksadana :
1). Pengelolaan secara profesional. Reksa dana dikelola oleh para profesional pasar
modal yang memiliki akses pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu dapat
meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para nasabahnya.
2). Kemudahan investasi. Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain
prosesnya mudah, investor diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi yang
sesuai dengan risiko dan keuntungan yang diharapkan.
3). Keleluasaan investasi. Dalam reksa dana leluasa untuk memilih suatu jenis investasi
dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan investasi.

4) Investasi Alternatif
Investasi alternatif juga dapat dimasukkan dalam portofolio investasi. Mereka bisa berupa aset
yang nilainya dapat tumbuh dan berkembang, seperti emas, minyak, dan real estat. Investasi

4
alternatif biasanya kurang banyak diperdagangkan dibandingkan investasi tradisional seperti
saham dan obligasi.

E. Manfaat Portofolio Investasi


1). Meminimalkan risiko investasi
Portofolio investasi adalah hal yang akan membantu dalam meminimalkan risiko investasi.
Kinerja instrumen akan terlihat jelas di portofolio. Dari sana kita akan menyadari mana
instrumen yang punya kinerja bagus, mana instrumen yang mengalami penurunan. Kita pun
akan mudah membuat keputusan terkait jalan yang terbaik untuk kegiatan berinvestasi.

2). Memaksimalkan potensi instrumen


Selain menemukan instrumen yang bermasalah, kita juga akan mudah menemukan instrumen
yang membawa keuntungan. Dari sinilah bisa memaksimalkan potensi instrumen itu dengan
membaca keadaan pasar. Salah satu cara adalah menambah modal pada instrumen
tersebut. Misalnya, kita melihat pasar saham sedang bagus karena IHSG mengalami kenaikan
terus-menerus, portofolio saham kita pun ditambah jumlahnya. kita akan menarik untung besar
melalui investasi saham ini.

3. Memudahkan proses diversifikasi


Portofolio investasi adalah kumpulan aset investasi yang kita punya. Dengan membuatnya,
akan mudah dalam diversifikasi. Para ahli sering mengatakan diversifikasi perlu dilakukan
untuk menekan risiko dan membuat kita lebih berani dalam mengeksplorasi potensi instrumen
investasi lain. Bisa saja kita tertarik tidak hanya pada satu instrumen. Diversifikasi portofolio
ini akan membantu melakukan pemantauan di masing-masing instrumen pilihan.

F. Contoh Portofolio Investasi

1) Portofolio Investasi dengan Diversifikasi Produk


Berikut contoh portofolio investasi saham PT. ABC milik seorang investor di tahun 2021.

5
2) Portofolio Investasi dengan Satu Produk yang Berbeda Jenis
Berikut contoh portofolio investasi saham milik perusahaan PT CDE di tahun 2021. Dari
portofolio tersebut diketahui bahwa PT CDE telah menanamkan modal pada 5 jenis perusahaan
yaitu, PTPP, WSKT, LPPF, PTBA dan BRPT.

G. Mengoptimalkan Portofolio Investasi

Dalam berinvestasi, kegiatan mengoptimalkan portofolio adalah kunci dalam mencapai tujuan
investasi di masa yang akan datang. Dengan begitu, kita dapat memperoleh return yang baik.
Berikut merupakan cara mengoptimalkannya.

1). Tentukan Tujuan Investasi


Sebelum menentukan portofolio investasi, perlu menentukan tujuan dan jangka waktu
investasi. Jika berinvestasi untuk mempersiapkan tabungan rumah, maka dapat memilih
investasi reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, atau reksa dana saham.

6
Dalam hal ini, juga perlu menyesuaikan jangka waktu investasi. Kita dapat memilih investasi
reksa dana pendapatan tetap atau campuran saat berencana membeli rumah dalam kurun waktu
lima tahun. Jika berencana berinvestasi dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih, maka dapat
memilih investasi reksa dana saham. Setelah itu, dapat memilih produk investasi yang tepat.

2). Diversifikasi Investasi


Di dunia investasi, portofolio investasi adalah aspek yang tidak dapat lepas dari diversivikasi
investasi. Pada hal ini, diversifikasi menjadi strategi investor dalam mengoptimalkan imbal
hasil sekaligus meminimalisir risiko investasi dengan menempatkan dana investasi ke berbagai
instrumen investasi. Untuk menerapkan diversivikasi, dapat mengalokasikan dana investasi ke
berbagai instrumen investasi seperti reksa dana, emas, dan instrumen investasi likuid lainnya.

3). Kenali Profil Risiko


Setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda, antara lain konservatif, moderat, dan
agresif. Seorang investor yang cenderung menghindari risiko yang besar merujuk pada profil
risiko konservatif. Investor moderat mampu menghadapi harga aset investasi yang fluktuatif
dan dapat toleransi terhadap risiko sedang.
Sementara itu, seorang investor dengan profil risiko agresif dapat mentoleransi risiko tinggi
karena memiliki tujuan memperoleh imbal hasil yang besar. Semakin besar jumlah return
investasi, maka semakin besar juga risiko investasi. Jadi, dapat menyesuaikan profil risiko
dengan produk investasi yang akan dipilih dalam portofolio.

4). Sesuaikan Modal Investasi


Sebelum memilih produk investasi, juga harus mengalokasikan dana investasi sesuai dengan
kemampuan finansial. Dalam menempatkan modal di setiap instrumen investasi, perlu berhati-
hati. Kita harus memastikan bahwa dapat tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari di samping
berinvestasi secara rutin.

5). Perhatikan Komposisi Portofolio


Agar memperoleh hasil investasi yang optimal, perlu menyeimbangkan risiko investasi dengan
return yang akan diperoleh. Untuk itu, dapat memilih instrumen investasi dengan risiko dan
imbal hasil yang beragam sehingga kerugian satu aset investasi dapat ditutup dengan
keuntungan aset investasi lainnya. Seorang investasi dapat mengatur komposisi portofolio
sesuai dengan profil risiko. Bagi investor konservatif, dapat membagi 50% income portofolio
7
dan 50% growth portofolio. Investor moderat dapat menerapkan komposisi 50% value
portofolio dan 50% growth portofolio. Sementara itu, investor dengan profil risiko agresif
dapat menentukan 80% value portofolio dan 20% growth portofolio.

8
KESIMPULAN

Portofolio dalam investasi adalah kumpulan aset investasi milik individu, lembaga
keuangan, perusahaan maupun manajer investasi. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan
saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor. Dalam bentuk dasarnya,
teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan
dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian.
Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan
pengembalian.

Dalam melakukan investasi, investor dapat memilih portofolio-portofolio yang


menunjukkan kinerja yang terbaik untuk jangka waktunya masing-masing sesuai dengan
investasi yang dilakukan, baik menjadi bagian dari suatu investasi maupun menjadi
keseluruhan dari investasi yang dilakukan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Merdeka. (n.d.). Retrieved from https://www.merdeka.com/jabar/portofolio-investasi-adalah-


kumpulan-aset-investasi-ini-jenis-dan-cara-membuatnya-kln.html
tanamduit. (n.d.). Retrieved from https://www.tanamduit.com/belajar/portofolio-investasi-
pengertian-jenis-dan-cara-optimalkannya

10

Anda mungkin juga menyukai