Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PASAR MODAL

“Teori Portofolio”

Disusun Oleh:

Wahyu Putri A.B (2016105006)


Dessy Nurhayati (2016105012)
Maria Ervina R (2016105015)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “AMA” SALATIGA


2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami

dapat menyelesaikan Tugas Pasar Modal yang berjudul “TEORI PORTOFOLIO”.

Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang.

Kami ucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan

makalah ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan motivasi

dan semangat yang tinggi.

Salatiga, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Maksud danTujuan .......................................................................... 3
1.3.1 Maksud .................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan.................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Portofolio ....................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Teori Portofolio ................................................... 5
2.1.2 Pemilihan Portofolio............................................................. 10
2.1.3 Pembentukan Portofolio ....................................................... 11
2.1.4 Penilaian Kinerja Portofolio ................................................. 12
2.2 Investasi .......................................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Investasi .............................................................. 17
2.2.2 Tujuan Investasi ................................................................... 18
2.2.3 Proses Manajemen Investasi ................................................ 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen dan aset investasi yang

disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Portofolio juga dapat diartikan sebagai

bagaimana cara seorang investor menghasilkan keuntungan yang optimal dengan mengalokasikan

sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis investasi yang berada di pasar modal.

Properti, saham, instrumen pendapatan tetap seperti obligasi, sampai uang tunai atau setara

kas merupakan isi dari portofolio. Namun saat ini, portofolio lebih diutamakan pada aset investasi

yang likuid seperti: saham, instrumen pendapatan tetap dan kas atau setara kas.

Dalam dunia pasar modal, para investor memiliki preferensi dan karakter yang berbeda-beda

dalam menghadapi risiko. Ada Investor yang menyukai risiko (risk seeker) yaitu Investor tipe ini

berani mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapat imbal hasil yang tinggi pula. Investor

dengan karakter tersebut cenderung agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

Ada juga Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) yaitu Investor tipe ini meminta

kenaikan imbal hasil yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko. Investor dengan karakter ini

cenderung hati-hati dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi. Tetapi ttidak menutup

kemungkinan ada pula Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) yaitu Investor tipe ini

hanya berani mengambil risiko tingkat rendah dengan imbal hasil yang rendal pula. Tipikal

investor tidak suka mencari risiko dan cenderung memikirkan secara matang sebelum mengambil

keputusan investasi.

Meskipun investasi dipasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi,

namun jika semakin besar pengembalian maka semakin besar pula resiko yang dihadapi. Oleh
karena itu maka investor dituntut untuk berfikir secara rasional dan juga memperhatikan

bagaimana cara pengembalian yang optimal pada tingkat resiko yang minimal. Agar tujuan untuk

mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya bisa membuat investor mendapatkan hasil

yang optimal. Pihak investor harus melakukan analisis terhadap saham-saham yang dibelinya.

Kegagalan bisa saja terjadi jika investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overload

information) yang menyebbkan investor tidak bisa mengambil informasi yang relevan dan paling

dibutuhkan dalam menganalisis portofolio.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, untuk memperoleh kejelasan masalah

yang akan dibahas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan portofolio dan teori portofolio?

2. Apa yang dimaksud dengan portofolio investasi?

3. Apa yang dimaksud dengan saham ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi

Topik Khusus dan memahami dan memperjelas materi tentang Teori portofolio.

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang portofolio dan teori portofolionya,

2. Untuk mengetahui tentang portofolio investasi.

3. Untuk mengetahui lebih banyak tentang saham.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Portofolio

Arti harfiah dari portofolio adalah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005;49). Sedangkan

secara umum, portofolio adalah suatu kombinasi dari investasi sejumlah asset dengan tingkat

keuntungan dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu. Pembentukan portofolio

merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka menerapkan gagasan utility

maximization.

Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995;215), portofolio adalah suatu kumpulan

investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat

Agus Sartono (2001;143), bahwa portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil

(real assets) maupun asset keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets

dapat berupa saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang

dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets dapat berupa

gedung, tanah, kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya.

Portofolio juga merupakan kombinasi atau sekumpulan aset yang dimiliki oleh investor.

Abdul Halim menjelaskan bahwa portofolio adalah gabungan atas sekumpulan aset, baik berupa

aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor.

Menurut Harold dalam jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, portofolio diartikan sebagai

bagaimana cara seorang investor menghasilkan keuntungan yang optimal dengan mengalokasikan

sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis investasi.


Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa portofolio adalah kombinasi dari

sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor dan dapat

menghasilkan keuntungan dimasa yang akan mendatang untuk pemiliknya.

2.1.1 Pengertian Teori Portofolio

Teori portofolio merupakan teori yang berhubungan mengenai pengembalian portofolio

yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara

pembentukan portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar

modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas serta

menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko sekuritas jika

investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio. Teori portofolio (portfolio

theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan

asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio.

Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian

atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi

distribusi pengembalian. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat

pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.

Tujuan dibentuknya portofolio adalah untuk memperkecil risiko tanpa mengorbankan

pengembalian yang dihasilkan melalui cara diversifikasi. Diversifikasi portofolio adalah

menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang dipilih. Diversifikasi atau penyebaran portofolio

dilakukan dengan memasukkan berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada.

Seperti saham, obligasi, deposito, aset riil dan sebagainya. Diversifikasi portofolio juga bisa

dilakukan dengan mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva saja, misalnya saham.

Akan tetapi, investor akan menemukan masalah dalam membentuk suatu portofolio karena
banyaknya sekuritas yang ada. Banyaknya kombinasi sekuritas meyebabkan banyaknya

portofolio.

Untuk mengatasi masalah itu, investor yang rasional akan membentuk portofolio yang

optimal. Investor rasional diasumsikan sebagai orang yang memilih lebih banyak daripada

memilih yang sedikit. Misalnya, dalam kondisi kerja yang sama, orang yang rasional akan

memilih mendapat gaji Rp. 5 juta daripada gaji Rp. 3 juta.

Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan imbal hasil harapan maksimal

dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung tingkat risiko minimal

dengan imbal hasil harapan yang sama.

Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sejumlah portofolio

efisien sesuai dengan karakter investor. Portofolio optimal didasarkan pada asumsi semua

investor adalah risk averse. Yaitu mengusahakan tambahan tingkat return yang semakin besar

untuk tambahan satu unit risiko yang sama. Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik,

tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu portofolio terbaik, yaitu portofolio optimal.

Portofolio optimal adalah portofolio efisien. Sedangkan portofolio efisien belum tentu

portofolio optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan aktiva bebas

risiko. Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu tanpa

adanya risiko. Aktiva bebas risiko atau risk free rate dalam penghitungan indeks tunggal

biasanya menggunakan BI rate atau suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk saham

konvensional.

Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang yang

diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi.

Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan memperoleh return
di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko

mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return

yang diharapkan, begitu pula sebaliknya.

Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang

well-diversified disebut dengan risiko yang dapat didiversifikasikan (diversifiable risk) atau

risiko perusahaan (company risk) atau risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique

risk) atau risiko yang tidak sistematik (unsystematic risk). Karena risiko ini unik untuk suatu

perusahaan, yaitu hal buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal baik yang

terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat didiversifikasi di dalam portofolio. Contoh

dari risiko ini adalah pemogokan bruh, tuntutan pihak lain, dan sebagainya.

Sebaliknya, risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan

non-diversifiable risk atau risiko pasar (marke risk) atu risiko umum (general risk) atau risiko

sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatn

perusahaan, seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya.

2.1.2 Pemilihan Portofolio

Di dalam membentuk suatu portofolio, terdapat permasalahan yakni terdapat banyak

sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang

tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Belum lagi

kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas risiko di dalm pembentukan portofolio. Jika

terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan

mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan

memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan

model Markowitz atau model indeks tunggal. Untuk menentukan portofolio yang optimal
dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang

efisien. Untuk model-model ini, semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien.

Karena tiap-tiap investor memiliki kurva berbeda, portofolio akan berbeda untuk masing-

masing investor. Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return

yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor

yang kurang menyukai risiko. Jika aktiva tidak berisiko, seperti SBI, dipertimbangkan, maka

aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih oleh investor.

Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return

ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko terkecil dengan

return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan

memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau

menentukan tingkat risiko yang tertentu kemudian memaksimumkan return ekspektasinya.

Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio

yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau

risiko portofolio.

2.1.3 Pembentukan Portofolio

Portofolio adalah kombinasi atas sekuritas yang dimiliki oleh investor. Tujuan

dibentuknya portofolio untuk memperkecil risiko yang ditanggung melalui diversifikasi, yaitu

menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang dipilih.

Untuk membentuk portofolio sebaiknya pemodal mempunyai dana yang cukup dalam

melakukan diversifikasi, pengetahuan tentang analisis atas sekuritas yang dipilih dan waktu

yang akan digunakan untuk mengamati kegiatan investasinya tersebut. Dalam kenyataannya

tidak banyak pemodal yang mempunyai kemampuan seperti diatas sehingga pemodal tersebut
menyerahkan pengelolaan dananya pada manajer investasi atau dengan membeli instrumen

investasi reksadana berupa unit penyertaan dana (Wibowo, 2005:14)

2.1.4 Penilaian kinerja portofolio

Penilaian terhadap kinerja portofolio diperlukan untuk mengetahui aspek tingkat return

yang diperoleh dan risiko yang ditanggung. Portofolio yang memiliki tingkat keuntungan yang

lebih tinggi belum tentu lebih baik dari portofolio yang lain jika faktor risiko tidak

diperhatikan. Standar metodean diperlukan dalam melakukan penilaian kinerja portofolio.

Menurut Suad Husnan (2005;449-451), evaluasi kinerja portofolio dapat dilakukan

melalui dua cara, yaitu:

1. Melakukan perbandingan langsung. Salah satu cara membandingkan kinerja suatu

portofolio adalah dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai

risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih

tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.

2. Menggunakan ukuran kinerja tertentu,Ukuran kinerja tertentu (one-parameter

performance measures) perlu dikaitkan dengan risiko. Penggunaan ukuran tertentu

dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti (1) excess return to

standard deviation, (2) differential return apabila risiko diukur dengan deviasi standar,

(3) excess return to beta, dan (4) differential return apabila risiko diukur dengan beta.

Jika menggunakan parameter tertentu maka terdapat tiga indeks yang biasanya

digunakan yaitu

a) Indeks Sharpe

Halim (2005 : 68) mengatakan bahwa pengukuran dengan metode sharpe berdasarkan

atas risiko antara excess return terhadap standar deviasi. Rasio yang dihitung adalah
merupakan kemiringan garsi yang menghubungkan portofolio yang beresiko dengan

kesempatan investasi bebas risiko (Rf). Kemiringan garis inilah yang digunakan sebagai

Sharpe Measure, dirumuskan sebgai berikut:

b) Indeks Treynor

Wiksuaksana dan Purnawati (2008 : 174) mengatakan bahwa Indeks Treynor mengukur

kinerja potofio dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya

resiko pada portofolio tersebut. Asumsi yang digunakan adalah portofolio sudah

terdiversifikasi dengan baik sehingga, resiko yang diangap relevan adalah resiko

sitematis.
c) Indeks Jensen

Husnan (2001) mengatakan ahwa Indeks Jensen merupakan pengembangan dari metode

CAPM. Indeks ini mengukur perbedaan antara tingkat return aktual dengan tingkat

return yang diharapakn dari suatu portofolio dengan patokan garis security market line.

Dalam keadaan ekulibrium, semua portofolio akan berada pada garis Security Market

Line sehingga, jika suatu portofolio memiliki tingkat return yang berbeda maka, akan

terdapat differential return. Nilai inilah yang kemudian diukur menggunakan persamaan

:
2.2 Investasi

Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar,

tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. Tahap penentuan tujuan investasi

merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh semua pihak bila ingin melakukan

pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap ini, investor harus memahami besarnya risiko yang

ditolerir oleh investor atas portofolio investasi yang dimilikinya.

Biasanya, risiko yang ditolerir berkaitan erat dengan tingkat pengembalian yang diinginkan.

Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun akan tinggi pula. Oleh karena itu,

perlu dipahami karakteristik investor yang bersangkutan. Bila investor menginginkan risiko

rendah dan tingkat pengembalian yang rendah umumnya investor adalah penghindar risiko (risk

averse). Investor yang menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang ditolerir juga

tinggi dimiliki investor yang berkarakteristik risiko tinggi dikenal juga dengan istilah spekulan.

Investasi bertujuan untuk memberikan kesempatan agar dana yang diinvestasikan

berkembang ketika digunakan sebagai dana investasi pada waktu yang akan datang. Variabel lain

yang juga harus diperhatikan investor dalam tahap ini yaitu periode investasi (time horizon).
Periode investasi yang ditetapkan investor menjadi patokan untuk menentukan instrumen investasi

yang akan diinvestasikan. Bila investor mempunyai periode investasi selama 5 tahun maka

investor bisa melakukan investasi ke instrumen investasi yang mempunyai periode 5 tahun seperti

obligasi 5 tahun dan saham. Tahap kedua yang dilakukan oleh investor adalah mengumpulkan

informasi mengenai seluruh instrumen investasi yang ada, dan bagaimana keinginan berbagai

pihak terhadap seluruh pasar investasi. Informasi yang dibutuhkan yaitu ekspektasi pasar atas

instrumen investasi. Bila ekspektasi pasar tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi dan tidak

sesuai dengan tujuan investor maka investor harus merevisi ulang tujuanya agar sesuai dengan

keadaan pasar. Bila ekspektasi pasar tidak sesuai maka investor akan menemukan siklus investasi

yang tidak sesuai.Tahap ketiga, merupakan tahap implementasi keahlian manajer investasi atas

keinginan investor dan situasi pasar yang ada. Pada tahapan ini, manajer investasi membeli dan

menjual instrumen investasi yang sesuai dengan keinginan investor. Ketika manajer investasi

melakukan riset mengenai keadaan pasar maka manajer investasi sudah tahu aset finansial yang

menjadi portofolio manajer investasi.Tahap keempat merupakan tahap akhir dari proses portofolio

yaitu melakukan perhitungan atas portofolio yang dikelolanya. Selanjutnya, hasil pengelolaan

portofolio dalam bentuk tingkat pengembalian (return) dibandingkan dengan tingkat

pengembalian patokan (benchmark). Kepuasan manajer investasi akan terjadi bila tingkat

pengembalian portofolio lebih tinggi dari tingkat pengembalian patokan. Ini juga menunjukkan

keahlian manajer investasi terlihat baik dari segi alokasi aset, pemilihan instrumen, dan

kemampuan market timing.

Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, karena hasil yang dicapai

merupakan output dari tahapan sebelumnya.


Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka

panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar Modal

merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada

beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang

diperdagangkan di pasar modal. Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912 namun perkembangan

Bursa Efek di Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan keuangan

Negara.

Struktur pasar modal di Indonsia tertinggi berada pada Menteri Keuangan menunjuk

BAPEPAM merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan,

pengaturan, dan pengawasan.

2.2.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh

tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad Kamaruddin, 2003;1-

3).

Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian, investasi adalah salah satu keputusan yang

diambil oleh seorang manajer keuangan yaitu keputusan tentang bagaimana sebaiknya

komposisi dari masing-masing asset tersebut

Ada juga beberapa pengertian investasi yang dikutip oleh Ahmad Kamaruddin yaitu: “An

investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return”,

(Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan: Security Analysis and Portfolio Management). “An

investment is a commitment of money that is expected to generate of additional money”, (Jack

Clark Francis: Investment Analysis and Management).


Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengorbanan sejumlah dana

tertentu untuk mendapatkan pengembalian dimasa yang akan mendatang dengan hasil yang

tentunya lebih besar dari jumlah yang dikorbankan.

2.2.2 Tujuan Investasi

Menurut Ahmad Kamaruddin (2003;2), investasi memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang,

2) Mengurangi tekanan inflasi,

3) Dorongan untuk menghemat pajak.

2.2.3 Proses Manajemen Investasi

Proses Manajemen Investasi adalah proses pengelolaan uang. Menurut Frank J. Fabozzi

(1999;1-5), proses manajemen investasi meliputi lima langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan sasaran investasi

Langkah ini tergantung dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh, Dana Pensiun yang

berkewajiban untuk membayar sejumlah dana kepada pesertanya dimasa yang akan

datang, akan memilih sasaran untuk memperoleh dana yang cukup dari portofolio

investasi sehingga dapat memenuhi kewajiban dana pensiunnya.

2. Membuat kebijakan investasi

Langkah ini dibuat untuk memenuhi sasaran investasi yang telah ditetapkan. Penetapan

kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/aset. Yaitu, investor harus

memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-

kelompok aktiva utama yang ada. Kelompok aktiva umumnya meliputi saham, obligasi,

real estate, dan sekuritas-sekuritas luar negeri.

3. Memilih strategi portofolio


Langkah ini harus konsisten terhadap sasaran dan kebijakan investasi dari klien maupun

institusi. Strategi-strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan pasif.

Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-informasi yang tersedia dan teknik-

teknik peramalan untuk memperoleh kinerja portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio

pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar,

dengan asumsi bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan

pada harga saham. Pemilihan strategi tergantung pada:

a) Pandangan klien atau manajer keuangan mengenai harga pasar yang efisien,

b) Karakteristik dari kewajiban klien.

c) Memilih aktiva/asset Setelah strategi portofolio dipilih, langkah selanjutnya adalah

memilih aktiva tertentu untuk dimasukkan dalam portofolio.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Portofolio adalah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial yang

dimiliki oleh investor dan dapat menghasilkan keuntungan dimasa yang akan mendatang untuk

pemiliknya. Sedangkan Teori portofolio merupakan teori yang berhubungan mengenai

pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta

menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan

dengan teori pasar modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga

sekuritas serta menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko

sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio.

Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar,

tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. Dengan menginvestasikan dananya pada

surat berharga (surat berharga ialah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas

kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain dan atau kewajiban dari

penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang) khususnya

investasi dalam saham investor akan mendapatkan banyak keuntungan diantaranya deviden,

capital gain dan saham bonus. Akan tetapi dalam berinvestasi pun pasti akan ada resiko yang

dihadapi, oleh sebab itu investor harus lebih cermat dalam memilih saham yang akan dibeli dan

melakukan stategi-stategi yang baik digunakan dalam berinvestasi.


3.2 Saran

Penyusun mencoba memberi saran kepada para investor baru agar lebih berani dalam

mencoba berbisnis didalam pasar modal tetapi juga investor diharuskan untuk lebih teliti, cermat

dalam memilih perusahaan yang akan ditanami modalnya dengan memilih saham yang aman, bisa

memberikan keuntungan dan manfaat yang diharapkan investor dimasa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah in. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan yang terdapat

dalam makalah ini baik itu dikerenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki maupun yang

lainya sehingga saran sangat kami perlukan guna mendapatkan pemahaman dan pembuatan

makalah lain yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta:Salemba Empat.

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-
YOGYAKARTA.

Ahmad, Kamarudin. 2003. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Donald E. Fischer, Ronald J. Jordan. Security analysis and portfolio management.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi keempat.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Kertonegoro, Sentanoe. 1995. Analisa dan Manajemen Investasi. Jakarta: Widya Press.

Frank J. Fabozzi.1999. Manajemen Investasi, Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Darmaji dan Fakhrudin. 2011. Pasar Modal Indonesia, Edisi tiga. Jakarta: Salemba Empat.

Richard Burton, Simatupang. 2007. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Andy P. Tambunan. 2007. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta: PT Elex
Media.

Harorld , Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi

Uu No.7 tahun 1992

Uu No.10 tahun 1998

http://www.wikipedia.com

http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai