“Teori Portofolio”
Disusun Oleh:
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami
Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang.
Kami ucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan motivasi
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Maksud danTujuan .......................................................................... 3
1.3.1 Maksud .................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Portofolio ....................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Teori Portofolio ................................................... 5
2.1.2 Pemilihan Portofolio............................................................. 10
2.1.3 Pembentukan Portofolio ....................................................... 11
2.1.4 Penilaian Kinerja Portofolio ................................................. 12
2.2 Investasi .......................................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Investasi .............................................................. 17
2.2.2 Tujuan Investasi ................................................................... 18
2.2.3 Proses Manajemen Investasi ................................................ 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen dan aset investasi yang
disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Portofolio juga dapat diartikan sebagai
bagaimana cara seorang investor menghasilkan keuntungan yang optimal dengan mengalokasikan
sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis investasi yang berada di pasar modal.
Properti, saham, instrumen pendapatan tetap seperti obligasi, sampai uang tunai atau setara
kas merupakan isi dari portofolio. Namun saat ini, portofolio lebih diutamakan pada aset investasi
yang likuid seperti: saham, instrumen pendapatan tetap dan kas atau setara kas.
Dalam dunia pasar modal, para investor memiliki preferensi dan karakter yang berbeda-beda
dalam menghadapi risiko. Ada Investor yang menyukai risiko (risk seeker) yaitu Investor tipe ini
berani mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapat imbal hasil yang tinggi pula. Investor
dengan karakter tersebut cenderung agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.
Ada juga Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) yaitu Investor tipe ini meminta
kenaikan imbal hasil yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko. Investor dengan karakter ini
cenderung hati-hati dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi. Tetapi ttidak menutup
kemungkinan ada pula Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) yaitu Investor tipe ini
hanya berani mengambil risiko tingkat rendah dengan imbal hasil yang rendal pula. Tipikal
investor tidak suka mencari risiko dan cenderung memikirkan secara matang sebelum mengambil
keputusan investasi.
Meskipun investasi dipasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi,
namun jika semakin besar pengembalian maka semakin besar pula resiko yang dihadapi. Oleh
karena itu maka investor dituntut untuk berfikir secara rasional dan juga memperhatikan
bagaimana cara pengembalian yang optimal pada tingkat resiko yang minimal. Agar tujuan untuk
mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya bisa membuat investor mendapatkan hasil
yang optimal. Pihak investor harus melakukan analisis terhadap saham-saham yang dibelinya.
Kegagalan bisa saja terjadi jika investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overload
information) yang menyebbkan investor tidak bisa mengambil informasi yang relevan dan paling
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, untuk memperoleh kejelasan masalah
yang akan dibahas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.3.1 Maksud
Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Topik Khusus dan memahami dan memperjelas materi tentang Teori portofolio.
1.3.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Arti harfiah dari portofolio adalah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005;49). Sedangkan
secara umum, portofolio adalah suatu kombinasi dari investasi sejumlah asset dengan tingkat
keuntungan dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu. Pembentukan portofolio
merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka menerapkan gagasan utility
maximization.
investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat
Agus Sartono (2001;143), bahwa portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil
(real assets) maupun asset keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets
dapat berupa saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets dapat berupa
Portofolio juga merupakan kombinasi atau sekumpulan aset yang dimiliki oleh investor.
Abdul Halim menjelaskan bahwa portofolio adalah gabungan atas sekumpulan aset, baik berupa
Menurut Harold dalam jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, portofolio diartikan sebagai
bagaimana cara seorang investor menghasilkan keuntungan yang optimal dengan mengalokasikan
sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor dan dapat
yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara
pembentukan portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar
modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas serta
menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko sekuritas jika
investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio. Teori portofolio (portfolio
theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan
asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio.
Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian
atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi
distribusi pengembalian. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat
menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang dipilih. Diversifikasi atau penyebaran portofolio
dilakukan dengan memasukkan berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada.
Seperti saham, obligasi, deposito, aset riil dan sebagainya. Diversifikasi portofolio juga bisa
dilakukan dengan mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva saja, misalnya saham.
Akan tetapi, investor akan menemukan masalah dalam membentuk suatu portofolio karena
banyaknya sekuritas yang ada. Banyaknya kombinasi sekuritas meyebabkan banyaknya
portofolio.
Untuk mengatasi masalah itu, investor yang rasional akan membentuk portofolio yang
optimal. Investor rasional diasumsikan sebagai orang yang memilih lebih banyak daripada
memilih yang sedikit. Misalnya, dalam kondisi kerja yang sama, orang yang rasional akan
Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan imbal hasil harapan maksimal
dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung tingkat risiko minimal
Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sejumlah portofolio
efisien sesuai dengan karakter investor. Portofolio optimal didasarkan pada asumsi semua
investor adalah risk averse. Yaitu mengusahakan tambahan tingkat return yang semakin besar
untuk tambahan satu unit risiko yang sama. Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik,
tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu portofolio terbaik, yaitu portofolio optimal.
Portofolio optimal adalah portofolio efisien. Sedangkan portofolio efisien belum tentu
portofolio optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan aktiva bebas
risiko. Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu tanpa
adanya risiko. Aktiva bebas risiko atau risk free rate dalam penghitungan indeks tunggal
biasanya menggunakan BI rate atau suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk saham
konvensional.
Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi.
Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan memperoleh return
di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko
mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return
Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang
well-diversified disebut dengan risiko yang dapat didiversifikasikan (diversifiable risk) atau
risiko perusahaan (company risk) atau risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique
risk) atau risiko yang tidak sistematik (unsystematic risk). Karena risiko ini unik untuk suatu
perusahaan, yaitu hal buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal baik yang
terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat didiversifikasi di dalam portofolio. Contoh
dari risiko ini adalah pemogokan bruh, tuntutan pihak lain, dan sebagainya.
Sebaliknya, risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan
non-diversifiable risk atau risiko pasar (marke risk) atu risiko umum (general risk) atau risiko
sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatn
sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang
tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Belum lagi
kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas risiko di dalm pembentukan portofolio. Jika
terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan
mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan
memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan
model Markowitz atau model indeks tunggal. Untuk menentukan portofolio yang optimal
dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang
efisien. Untuk model-model ini, semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien.
Karena tiap-tiap investor memiliki kurva berbeda, portofolio akan berbeda untuk masing-
masing investor. Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return
yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor
yang kurang menyukai risiko. Jika aktiva tidak berisiko, seperti SBI, dipertimbangkan, maka
aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih oleh investor.
ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko terkecil dengan
return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan
memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau
Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio
yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau
risiko portofolio.
Portofolio adalah kombinasi atas sekuritas yang dimiliki oleh investor. Tujuan
dibentuknya portofolio untuk memperkecil risiko yang ditanggung melalui diversifikasi, yaitu
Untuk membentuk portofolio sebaiknya pemodal mempunyai dana yang cukup dalam
melakukan diversifikasi, pengetahuan tentang analisis atas sekuritas yang dipilih dan waktu
yang akan digunakan untuk mengamati kegiatan investasinya tersebut. Dalam kenyataannya
tidak banyak pemodal yang mempunyai kemampuan seperti diatas sehingga pemodal tersebut
menyerahkan pengelolaan dananya pada manajer investasi atau dengan membeli instrumen
Penilaian terhadap kinerja portofolio diperlukan untuk mengetahui aspek tingkat return
yang diperoleh dan risiko yang ditanggung. Portofolio yang memiliki tingkat keuntungan yang
lebih tinggi belum tentu lebih baik dari portofolio yang lain jika faktor risiko tidak
risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih
tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.
standard deviation, (2) differential return apabila risiko diukur dengan deviasi standar,
(3) excess return to beta, dan (4) differential return apabila risiko diukur dengan beta.
Jika menggunakan parameter tertentu maka terdapat tiga indeks yang biasanya
digunakan yaitu
a) Indeks Sharpe
Halim (2005 : 68) mengatakan bahwa pengukuran dengan metode sharpe berdasarkan
atas risiko antara excess return terhadap standar deviasi. Rasio yang dihitung adalah
merupakan kemiringan garsi yang menghubungkan portofolio yang beresiko dengan
kesempatan investasi bebas risiko (Rf). Kemiringan garis inilah yang digunakan sebagai
b) Indeks Treynor
Wiksuaksana dan Purnawati (2008 : 174) mengatakan bahwa Indeks Treynor mengukur
kinerja potofio dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya
resiko pada portofolio tersebut. Asumsi yang digunakan adalah portofolio sudah
terdiversifikasi dengan baik sehingga, resiko yang diangap relevan adalah resiko
sitematis.
c) Indeks Jensen
Husnan (2001) mengatakan ahwa Indeks Jensen merupakan pengembangan dari metode
CAPM. Indeks ini mengukur perbedaan antara tingkat return aktual dengan tingkat
return yang diharapakn dari suatu portofolio dengan patokan garis security market line.
Dalam keadaan ekulibrium, semua portofolio akan berada pada garis Security Market
Line sehingga, jika suatu portofolio memiliki tingkat return yang berbeda maka, akan
terdapat differential return. Nilai inilah yang kemudian diukur menggunakan persamaan
:
2.2 Investasi
Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar,
tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. Tahap penentuan tujuan investasi
merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh semua pihak bila ingin melakukan
pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap ini, investor harus memahami besarnya risiko yang
Biasanya, risiko yang ditolerir berkaitan erat dengan tingkat pengembalian yang diinginkan.
Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun akan tinggi pula. Oleh karena itu,
perlu dipahami karakteristik investor yang bersangkutan. Bila investor menginginkan risiko
rendah dan tingkat pengembalian yang rendah umumnya investor adalah penghindar risiko (risk
averse). Investor yang menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang ditolerir juga
tinggi dimiliki investor yang berkarakteristik risiko tinggi dikenal juga dengan istilah spekulan.
berkembang ketika digunakan sebagai dana investasi pada waktu yang akan datang. Variabel lain
yang juga harus diperhatikan investor dalam tahap ini yaitu periode investasi (time horizon).
Periode investasi yang ditetapkan investor menjadi patokan untuk menentukan instrumen investasi
yang akan diinvestasikan. Bila investor mempunyai periode investasi selama 5 tahun maka
investor bisa melakukan investasi ke instrumen investasi yang mempunyai periode 5 tahun seperti
obligasi 5 tahun dan saham. Tahap kedua yang dilakukan oleh investor adalah mengumpulkan
informasi mengenai seluruh instrumen investasi yang ada, dan bagaimana keinginan berbagai
pihak terhadap seluruh pasar investasi. Informasi yang dibutuhkan yaitu ekspektasi pasar atas
instrumen investasi. Bila ekspektasi pasar tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi dan tidak
sesuai dengan tujuan investor maka investor harus merevisi ulang tujuanya agar sesuai dengan
keadaan pasar. Bila ekspektasi pasar tidak sesuai maka investor akan menemukan siklus investasi
yang tidak sesuai.Tahap ketiga, merupakan tahap implementasi keahlian manajer investasi atas
keinginan investor dan situasi pasar yang ada. Pada tahapan ini, manajer investasi membeli dan
menjual instrumen investasi yang sesuai dengan keinginan investor. Ketika manajer investasi
melakukan riset mengenai keadaan pasar maka manajer investasi sudah tahu aset finansial yang
menjadi portofolio manajer investasi.Tahap keempat merupakan tahap akhir dari proses portofolio
yaitu melakukan perhitungan atas portofolio yang dikelolanya. Selanjutnya, hasil pengelolaan
pengembalian patokan (benchmark). Kepuasan manajer investasi akan terjadi bila tingkat
pengembalian portofolio lebih tinggi dari tingkat pengembalian patokan. Ini juga menunjukkan
keahlian manajer investasi terlihat baik dari segi alokasi aset, pemilihan instrumen, dan
Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, karena hasil yang dicapai
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar Modal
merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada
beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang
diperdagangkan di pasar modal. Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912 namun perkembangan
Bursa Efek di Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan keuangan
Negara.
Struktur pasar modal di Indonsia tertinggi berada pada Menteri Keuangan menunjuk
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad Kamaruddin, 2003;1-
3).
Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian, investasi adalah salah satu keputusan yang
diambil oleh seorang manajer keuangan yaitu keputusan tentang bagaimana sebaiknya
Ada juga beberapa pengertian investasi yang dikutip oleh Ahmad Kamaruddin yaitu: “An
investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return”,
(Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan: Security Analysis and Portfolio Management). “An
tertentu untuk mendapatkan pengembalian dimasa yang akan mendatang dengan hasil yang
Menurut Ahmad Kamaruddin (2003;2), investasi memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang,
Proses Manajemen Investasi adalah proses pengelolaan uang. Menurut Frank J. Fabozzi
Langkah ini tergantung dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh, Dana Pensiun yang
berkewajiban untuk membayar sejumlah dana kepada pesertanya dimasa yang akan
datang, akan memilih sasaran untuk memperoleh dana yang cukup dari portofolio
Langkah ini dibuat untuk memenuhi sasaran investasi yang telah ditetapkan. Penetapan
kelompok aktiva utama yang ada. Kelompok aktiva umumnya meliputi saham, obligasi,
institusi. Strategi-strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan pasif.
teknik peramalan untuk memperoleh kinerja portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio
pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar,
dengan asumsi bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan
a) Pandangan klien atau manajer keuangan mengenai harga pasar yang efisien,
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Portofolio adalah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial yang
dimiliki oleh investor dan dapat menghasilkan keuntungan dimasa yang akan mendatang untuk
pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta
menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan
dengan teori pasar modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga
sekuritas serta menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko
sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio.
Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar,
tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. Dengan menginvestasikan dananya pada
surat berharga (surat berharga ialah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas
kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain dan atau kewajiban dari
penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang) khususnya
investasi dalam saham investor akan mendapatkan banyak keuntungan diantaranya deviden,
capital gain dan saham bonus. Akan tetapi dalam berinvestasi pun pasti akan ada resiko yang
dihadapi, oleh sebab itu investor harus lebih cermat dalam memilih saham yang akan dibeli dan
Penyusun mencoba memberi saran kepada para investor baru agar lebih berani dalam
mencoba berbisnis didalam pasar modal tetapi juga investor diharuskan untuk lebih teliti, cermat
dalam memilih perusahaan yang akan ditanami modalnya dengan memilih saham yang aman, bisa
memberikan keuntungan dan manfaat yang diharapkan investor dimasa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah in. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan yang terdapat
dalam makalah ini baik itu dikerenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki maupun yang
lainya sehingga saran sangat kami perlukan guna mendapatkan pemahaman dan pembuatan
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-
YOGYAKARTA.
Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi keempat.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Kertonegoro, Sentanoe. 1995. Analisa dan Manajemen Investasi. Jakarta: Widya Press.
Darmaji dan Fakhrudin. 2011. Pasar Modal Indonesia, Edisi tiga. Jakarta: Salemba Empat.
Richard Burton, Simatupang. 2007. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Andy P. Tambunan. 2007. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta: PT Elex
Media.
http://www.wikipedia.com
http://www.google.com