Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRODUK DERIVATIF DALAM PASAR MODAL SYARIAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pasar Modal Syariah Program Studi Perbankan Syariah

Oleh Kelompok 5 :

KIKI AGUSTINA (NIM.1502151862)


BAIQ IRMA PUJI ASTUTI (NIM.1502151869)
MAESARAH (NIM.1502151851)
NURANITA (NIM.1502151867)
SRI AYU YUHANA (NIM.1502151853)
HAENIAH (NIM.1502151872)
BUDI HARTONO (NIM.1502151858)
EFFI AGUSTINA (NIM.160205130)
RABIATUL ADAWIYAH (NIM.160205175)

Dosen Pengampu : Lalu Suprawan M.Si

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwarrahmatullahiwabarrakatuh
Segala puji hanya menjadi hak Allah Swt. karena atas berkat dan ridho-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Salawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Mulia, Muhammad Saw. Makalah dengan judul “Produk
Derivatif Dalam Pasar Modal Syariah” ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pasar Modal Syariah.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna pada saat ini ataupun di
kemudian hari. Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, mudah-mudahan dengan adanya kekurangan tersebut pembaca dapat
memperbaikinya dengan memberikan kritik dan saran sehingga akan ada kemajuan
yang lebih baik dari sebelumnya.

Wassalamualaikumwarrahmatullahiwabarrakatuh

Mataram, 10 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Produk Option ........................................................................................ 3


B. Produk Warrant (Waran/Surat Saham)................................................... 6
C. Produk Kontrak Berjangka Indeks (LQ 45 Futures) .............................. 8
D. Produk Right.......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar keuangan dunia tumbuh dengan pesat antara lain dengan ditandai adanya
penemuan produk keuangan generasi baru guna mendapatkan hasil yang tinggi
dengan tingkat risiko yang terkendali. Beberapa produk dimaksud dinamakan
dengan transaksi Derivative. Sejak tahun 1980-an, transaksi derivatif berkembang
sangat pesat dan banyak perusahaan besar tingkat dunia mempergunakan instrumen
ini guna mendapatkan sumber pendanaan yang murah. Bagi yang menguasai dan
dapat mengelola produk derivatif akan mendapatkan minimalisasi risiko dengan
maksimalisasi hasil. Sebaliknya, terhadap para pihak yang kurang mengenal secara
mendalam dan tidak dapat mengelola secara benar, maka bukannya hasil maksimal
yang diperoleh, tetapi kerugian yang sangat besar. Ibaratnya, instrumen derivatif
bagaikan pedang bermata dua yang dapat berfungsi sebagai sarana konstruktif,
sekaligus bisa destruktif. Transaksi derivatif itu sendiri sebenarnya merupakan
bentuk instrumen keuangan yang dipakai untuk mengurangi risiko yang muncul
akibat pergerakan harga.1
Pertumbuhan pesat perdagangan derivatif di pasar uang beberapa dekade
terakhir ini menurut Warren Buffet, investor legendaris yang kini merupakan salah
satu orang terkaya di dunia, menyimpan bom waktu untuk terjadinya bencana maha
dahsyat bagi ekonomi. Ia bahkan menyebut derivatif sebagai ”senjata finansial
pemusnah massal” karena potensinya yang sangat besar untuk meluluh lantakkan
seluruh sistem finansial global. Maka dalam hal ini kami mencoba untuk
mengidentifikasi instrumen derivatif konvensional yang belum sesuai dengan
prinsip syariat Islam untuk kemudian dikonversi/dimodifikasi dengan menggunakan
akad-akad syariat Islam.

1
A'ang Yusril Musyafa, Derivatif In Islamic Precpective,
http://ngotokraya.blogspot.com/2009/02/derivatif-in-islamicprecpective.html, 2009.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan instrumen option dalam pasar modal syariah?
2. Bagaimana penerapan instrumen warrant dalam pasar modal syariah?
3. Bagaimana penerapan instrumen kontrak berjangka indeks (LQ 45 Futures)
dalam pasar modal syariah?
4. Bagaimana penerapan instrumen right dalam pasar modal syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penerapan instrumen option dalam pasar modal syariah.
2. Untuk mengetahui penerapan instrumen warrant dalam pasar modal syariah.
3. Untuk mengetahui penerapan instrumen kontrak berjangka indeks (LQ 45
Futures) dalam pasar modal syariah.
4. Untuk mengetahui penerapan instrumen right dalam pasar modal syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrumen keuangan (financial


instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari aktiva, instrument,
atau komoditas yang lain. Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa derivative hanya ada
kalau aktiva, instrumen, atau komoditas lain sebagai instrumen utamanya ada.
Derivative dalam keuangan adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan
pokok atau juga disebut produk turunan daripada memperdagangkan atau menukarkan
secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling
mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di suatu masa yang akan datang dengan
mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivatif merupakan instrumen yang
sangat berisiko jika tidak dipergunakan secara hati-hati.
Derivative digunakan oleh manajemen investasi/manajemen portofolio, perusahaan
dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka
miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai
tukar valuta asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya
(underlying). Ada banyak sekali instrumen finansial yang dapat dikategorikan dalam
kelompok derivative diantaranya option, warrant (waran), kontrak berjangka indeks
(LQ 45 Futures) dan right.
A. Option
Menurut Abdurrahman option adalah suatu privelesa atau hak istimewa untuk
membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan
sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi atau
harga.
Menurut Jack Francis option adalah hak kontraktual, tetapi bukan merupakan
kewajiban yang diberikan kepada pemilik hak untuk menjual atau membeli
sejumlah tertentu saham dengan harga tertentu pada suatu option tertentu.2

2
M. Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2008), hlm.
204.
Option merupakan transaksi yang tidak disertai dengan underlying asset atau
real asset, atau dengan kata lain objek yang ditransaksikan tidak dimiliki oleh pihak
penjual. Option termasuk dalam kategori gharar (penipuan/spekulasi) dan maysir
(judi). Tetapi jika transaksi option merupakan representasi dari nilai intangible
asset, maka dianggap sebagai nilai dari real asset dan dapat dibenarkan menurut
syariah.
Adapun karakteristik transaksi option adalah :
1. Akad yang terjadi pada hak memilih saja dan objeknya bukan surat berharga.
2. Pada umumnya kesepakatan jual beli tersebut tidak terlaksana, tetapi
diselesaikan dengan perolehan pembeli atas optionnya atau penjual atas
perbedaan harga.
3. Transaksinya disertai spekulasi atas naiknya harga pada keadaan ia membeli dan
spekulasi atas turunnya harga pada saat kondisi ia menjual.
4. Berlangsungnya peredaran hak memilih/transaksi option kembali dengan
mencakup muamalah formalitas.
5. Orang yang menjual surat berharga umumnya tidak memiliki barang tersebut
pada waktu akad.3
Option dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Option Beli (Call Option)
Option beli adalah suatu hak untuk membeli sebuah asset (saham) pada
harga kesepakatan (strikeprice) dan dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati-baik pada akhir masa jatuh tempo ataupun di antara tenggang waktu
masa sebelum jatuh tempo. Pada option beli ini terdapat dua pihak yang disebut
pembeli option beli (call option buyer atau juga long call) dan penjual option
beli (call option seller atau juga short call).
2. Option Jual (Put Option)
Option jual adalah suatu hak untuk menjual sebuah asset pada harga
kesepakatan (strikeprice) dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati baik
pada akhir masa jatuh tempo ataupun di antara tenggang waktu masa sebelum

3
Sofiniyah Ghufron, dkk, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah, (Jakarta : Renaisan, 2005), hlm.
30.
jatuh tempo. Pada option jual ini juga terdapat dua pihak yang disebut pembeli
option jual (put option buyer atau juga long put) dan penjual option beli (put
option seller atau juga short put).
Dalam option memiliki nilai yaitu nilai premi. Nilai premi option adalah jumlah
antara nilai intrinsik dan nilai waktu. Nilai premium option adalah terdiri dari 2
macam nilai, yaitu :
1) Nilai Intrisik
Merupakan suatu nilai nyata dari premi sebuah opsi pada yang merupakan
selisih antara harga kesepakatan dan harga aset acuan (misalnya saham XXX
harga saham pada saat ini adalah Rp. 1.000 dan harga kesepakatan (strikeprice)
adalah Rp. 1.100,- maka nilai intrisiknya adalah Rp. 100). Suatu opsi yang
mempunyai nilai intrisik ini disebut in the money. Nilai intrisik pada opsi beli
adalah harga saham dikurangi harga kesepakatan. Nilai intrisik pada opsi jual
adalah harga kesepakatan dikurangi harga saham Jika selisinya adalah negatif
maka nilai intrisik dianggal nol (dan ini disebut out of the money).
2) Nilai Waktu atau Time Value
Yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli opsi dengan berdasarkan
pada prediksi pembeli atas kemungkinan dari pergerakan harga aset acuan
kearah yang menguntungkan pembeli opsi ( suatu nilai yang melebihi harga
kesepakatan). Nilai waktu ini didapatkan dari pengurangan atas premi sebuah
opsi dengan nilai intrisiknya. Nilai waktu ini berhubungan langsung dengan sisa
waktu yang dimiliki oleh suatu opsi sebelum tanggal jatuh temponya.4

B. Warrant (Waran/Surat Saham)


Warrant merupakan produk derivatif dari saham biasa yang bersifat jangka
panjang dan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham atas
nama dan dengan harga tertentu.5 Warrant dapat diartikan sebagai hak untuk
mengkonversikan warrantnya menjadi saham biasa dengan harga yang telah
ditetapkannya terlebih dahulu. Biasanya warrant sebagai daya tarik yang diberikan

4
http://gusri7151.blogspot.com/2017/01/pasar-derivatif-right-warrant-dan-option.html?m=1
diakses pada tanggal 10 Desember 2018.
5
Sofiniyah Ghufron, dkk, Sistem…, hlm. 26.
oleh perusahaan yang mengeluarkan warrant kepada investor, dan hanya boleh
diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di Bursa.
Tujuan perusahaan menerbitkan warrant adalah ingin mendapat tambahan dana
yang mungkin digunakan untuk pengembangan usaha ataupun untuk
memperkuat modal kerja sama, seperti halnya dengan saham biasa, warrant pun
dapat diperdagangkan, tetapi ada perbedaan yaitu pemegang warrant tidak memiliki
hak suara dalam RUPS dan tidak menerima dividen. Dan juga pemegang warrant
mempunyai masa berlaku tertentu untuk mengkonversikannya menjadi saham
biasa. Biasanya mempunyai masa berlaku 3 tahun.6
Peraturan Nomor IX.1.2 menetapkan standar atau kualitas warrant agar tidak
menyesatkan dan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan dengan penjualan
dan pembelian warrant tersebut. Peraturan tersebut juga mewajibkan emiten atau
perusahaan public untuk mengawasi peredaran dan mutasi warrant serta
berkoordinasi dengan para pihak yang terkait dengan penerbitan warrant untuk
mengantisipasi warrant hilang atau dipalsukan. Kelemahan (disadvantage) dari
warrant adalah perolehan bunga yang lebih rendah, hilangnya kesempatan mendapat
capital gain dan menurunnya nilai earning per share (eps) karena saham terdilusi.
Dalam emisi obligasi warrant diterbitkan sebagai pemanis (sweetener) untuk
menarik minat para calon pembeli obligasi. Menurut UUPM penjelasan Pasal 1
angka 5 warrant adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang
memberikan hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan
tersebut pada harga setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud
diterbitkan.7
Masa hidup warrant adalah enam bulan atau lebih yang dimulai dari tanggal
warrant tersebut dicatatkan di bursa efek, sampai dengan tanggal terakhir
pelaksanaan penebusan (redemption) warrant. Penerbitan warrant dalam penerbitan
bukti right (rightissue) maupun penerbitan obligasi membuat proses right issue atau
obligasi menjadi lebih menarik. Dilihat dari sifatnya, warrant mempunyai
karakteristik sama dengan saham biasa, seperti right issue dan stocksplit akan

6
Dianata Eka Putri, Berburu Uang Pasar Modal (Panduan Investasi Melalui
Kebebasam Financial), (Jakarta : Effar (Efektif dan Harmoni), 2002). hlm. 30.
7
M. Irsan Nasarudin, dkk, Aspek..,. hlm. 204-205.
mengubah jumlah dan exerciseprice warrant yang dimiliki, tetapi warrant tidak
mempunyai deviden, dan tidak mempunyai hak suara pada perusahaan publik
karena pemiliknya bukan pemegang saham perseroan.
Pemilik warrant memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan
harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan
menukarkan warrant yang dimilikinya ketika harga saham perusahaan tersebut
melebihi harga pelaksanaan.
Contoh: Jika seorang investor membeli warrant pada harga Rp 200 per lembar
dengan harga pelaksanaan Rp 1.500, dan pada tanggal pelaksanaan, harga saham
perusahaan meningkat menjadi Rp 1.800 per saham, maka ia akan membeli saham
perusahaan tersebut dengan harga hanya Rp 1.700 (Rp 1.500 + Rp 200). Jika ia
langsung membeli saham perusahaan tersebut di pasar sekunder, ia harus
mengeluarkan Rp 1.800 per saham.
Apabila warrant diperdagangkan di Bursa, maka pemilik warrant mempunyai
kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual
warrant tersebut lebih besar dari harga beli.
Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exerciseperiod) jatuh dan menjadi
lebih rendah dari harga pelaksanaannya, investor tidak akan menukarkan warrant
yang dimilikinya dengan saham perusahaan, sehingga ia akan mengalami kerugian
atas harga beli warrant tersebut.
Contoh: Jika seorang investor membeli warrant di Pasar Sekunder dengan harga
Rp 200, serta harga pelaksanaan Rp. 1.500. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham
perusahaan yang bersangkutan turun menjadi Rp 1.200. Jika hal tersebut terjadi,
maka investor tidak akan menukarkan warrant yang dimilikinya, karena ia harus
mengeluarkan Rp 1.700 (Rp 1.500 harga pelaksanaan + Rp 200 harga warrant). Jika
ia tidak menukarkan warrant yang dimilikinya maka kerugian yang ditanggung
hanya Rp 200, yaitu harga beli warrant tersebut.
Karena sifat warrant hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di
bursa, maka pemilik warrant juga dapat mengalami kerugian (capitalloss) jika harga
beli warrant lebih tinggi daripada harga jualnya.
Naik turunnya harga warrant pada umumnya akan dipengaruhi juga oleh naik
turunya saham. Untuk menghitung harga suatu warrant digunakan rumus sebagai
berikut:

Pw = Ps - Pe

Pw = harga/nilai nundamental suatu warrant


Ps = harga pasar yang berlaku pada pasar biasa yang terkait dengan warrant
Pe = exerciseprice warrant untuk penebusan saham.
Berkaitan dengan warrant, ada yang disebut dengan premium warrant yang
dapat didefinisikan sebagai nilai yang dihasilkan dari selisih antara harga pasar
suatu warrant dengan harga fundamental warrant. Sesuai dengan peraturan
bapepam, jumlah warrant yang diterbitkan dan warrant yang telah beredar tidak
melebihi 15% dari modal disetor pada saat warrant diterbitkan. Modal disetor disini
secara sederhana dikatakan sebagai total nilai nominal saham yang diterbitkan.
Proses penebusan dari warrant akan mengakibatkan peningkatan jumlah saham yang
diterbitkan, sehingga akan terjadi ilusi persentase kepemilikan saham.8

C. Kontrak Berjangka Indeks (LQ 45 Futures)


Kontrak Berjangka Indeks atau futures adalah kontrak atau perjanjian antara dua
pihak yang mengharuskan mereka untuk menjual atau membeli produk yang
menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah
ditetapkan sebelumnya. Obyek yang dipertukarkan disebut Underlying Asset
(indeks, saham, obligasi, dll).
Setiap pihak sebelum membuka kontrak harus menyetorkan margin awal, dan
karena kontrak tersebut memiliki waktu yang terbatas, maka pada saat jatuh tempo
posisi kontrak harus ditutup pada berapapun harga yang terjadi di Bursa. Margin itu
sendiri harus berada pada suatu level harga tertentu dan jika margin tersebut turun di
bawah level tersebut, yang biasanya diakibatkan kerugian yang sangat besar,
lembaga kliring akan meminta investor untuk menambah dananya kembali.

8
http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/04/instrumen-derivatif-di-pasar-
modal.html?m=1 diakses pada tanggal 10 Desember 2018.
Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa seluruh transaksi pada kontrak
berjangka dilakukan di Bursa Efek. Di Indonesia, saat ini bentuk kontrak berjangka
yang tersedia adalah LQ 45 Kontrak Berjangka Indeks Efek yang diselenggarakan
oleh Bursa Efek Surabaya.
Manfaat Kontrak Berjangka Indeks, antara lain:
1) Instrumen Hedging
Hedging dimaksudkan untuk melindungi nilai investasi sehingga dapat
meminimalkan risiko. Misalnya : seorang investor yang memiliki portofolio
berencana untuk menjual salah satu sahamnya di masa yang akan datang, tapi
dia ingin menentukan pendapatan yang diperolehnya dengan menetapkan harga
jual sahamnya saat ini. Pilihan apa yang tersedia bagi investor? Dia dapat
membuka kontrak jual di masa yang akan datang, sehingga berapapun harga
yang terbentuk pada saat jatuh tempo, investor tetap akan menjual saham
tersebut dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Spekulasi
Investor dapat berspekulasi dengan melakukan perdagangan indeks
berjangka daripada melakukan transaksi untuk masing-masing saham. Hal ini
dimungkinkan karena adanya leverage. Dengan leverage investor dapat
memperoleh keuntungan dari pergerakan harga dengan modal yang lebih sedikit
jika dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan jika melakukan
transaksi perdagangan masing-masing saham di atas.
3) Arbitrase
Dengan arbitrase, investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan
antara harga di pasar spot dan pasar berjangka.
Kontrak berjangka indeks efek memiliki risiko yang dimana pada saat jatuh
tempo, investor harus menutup atau menyelesaikan posisinya, walaupun harga yang
terjadi berbeda dengan harapannya, sehingga investor dapat mengalami kerugian
yang sangat besar jika dibandingkan dengan modal awalnya. Apabila investor
mengalami kerugian yang besar, maka ia diharuskan untuk menyetor tambahan dana
ke lembaga kliring.9

D. Bukti Right
Right adalah instrument derivative yang ditawarka kepada publik melalui pasar
modal sesuai dengan mekanisme yang berlaku di pasar modal. Adapun yang
dimaksud dengan right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang salam
perusahaan public untuk membeli saham baru yang hendak diterbitkan. Dengan
right itu pemegang saham lama berhak untuk didahulukan untuk mendapatkan
penawaran beli dari perusahaan secara proposional pada harga yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk jangka waktu pendek, tetapi pemilik right tidak mendapatkan
dividen, karena ia bukan bukti pemilikan (equity).10
Sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada harga yang telah ditetapkan
selama periode tertentu. Bukti Right diterbitkan pada penawaran umum terbatas
(Right Issue), dimana saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham
lama. Bukti Right juga dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode
tertentu. Apabila pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut maka akan
terjadi dilusi pada kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki akan berkurang
secara proporsional terhadap jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.11
Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa (common stock)
untuk membeli tambahan penerbitan saham baru. Hak tersebut biasanya
dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan, dengan tujuan pemilik saham yang
lama dapat mempertahankan dan membandingkan perusahaan, serta mencegah
penurunan nilai kekayaan pemilik saham.12 Dalam rights investor tidak terikat untuk
membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan walaupun biasanya

9
http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/04/instrumen-derivatif-di-pasar-
modal.html?m=1 diakses pada tanggal 10 Desember 2018.
10
M. Irsan Nasarudin, dkk, Aspek..., hlm. 203.
11
http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/04/instrumen-derivatif-di-pasar-
modal.html?m=1 diakses pada tanggal 10 Desember 2018.
12
Sofiniyah Ghufron, dkk, Sistem..., hlm. 26.
harganya lebih murah. Jika investor tidak ingin menggunakan haknya, hal ini
diperbolehkan.13
Right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari
efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti
raght dapat didefinisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemilik saham
yang lama untuk membeli saham yang baru yang akan di keluarkan oleh emiten
pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut dengan preemptive
right, yaitu sutu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang
saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru.
Dampak jika pemegang saham tidak menggunakan preemptive right.
1. Dilusi (berkurangnya proporsi kepemilikan pemegang saham yang tidak
menggunakan haknya)
2. Mengurangi ROI (returnoninvestment) dengan bertambahnya saham beredar)
3. Mengecilnya DPS (diveiend per share) karena harus dibagikan kepada
pemegang saham.
Harga saham yang ditentukan dalam bukti right untuk embeli saham baru
dengan proporsi sesuai ketentuan, harganya ditentukan sama dengan atau di atas
nilai nominal saham tetap di bawah harga pasar. Harga penebusan saham baru ini
disebut dengan exercise price atau subscription price.14
Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang
telah ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini
memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham
baru dengan harga yang lebih murah.
Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari
harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut,
sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Bukti Right.
Contoh: Seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga
Rp 200 dengan harga pelaksanaan Rp 1.500. Kemudian pada periode pelaksanaan,
harga saham turun menjadi Rp 1.200 per saham. Investor tersebut tentunya tidak

13
Dianata Eka Putri, Berburu..., hlm. 31.
14
http://gusri7151.blogspot.com/2017/01/pasar-derivatif-right-warrant-dan-option.html?m=1
diakses pada tanggal 10 Desember 2018.
akan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, karena jika ia melakukannya, maka
ia harus membayar Rp 1.700 (Rp 1.500 harga pelaksanaan + Rp 200 harga right).
Sementara itu jika ia tidak menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, maka ia
mengalami kerugian Rp 200 atas harga Right tersebut.
Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat
mengalami kerugian (capitalloss), ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih
rendah dari harga belinya.15

15
http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/04/instrumen-derivatif-di-pasar-
modal.html?m=1 dikases pada tanggal 10 Desember 2018.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrumen keuangan
(financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari
aktiva, instrument, atau komoditas yang lain. Ada banyak sekali instrumen finansial
yang dapat dikategorikan dalam kelompok derivative diantaranya option, warrant
(waran), kontrak berjangka indeks (LQ 45 Futures) dan right.
1. Option adalah suatu privelesa atau hak istimewa untuk membeli atau menjual,
menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan sesuai dengan syarat-
syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi atau harga.
2. Warrant merupakan produk derivatif dari saham biasa yang bersifat jangka
panjang dan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham atas
nama dan dengan harga tertentu.
3. Kontrak Berjangka Indeks atau futures adalah kontrak atau perjanjian antara dua
pihak yang mengharuskan mereka untuk menjual atau membeli produk yang
menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah
ditetapkan sebelumnya.
4. Right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang salam perusahaan public
untuk membeli saham baru yang hendak diterbitkan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam tulisan maupun penyusunannya, karena selain kami masih dalam
tahap belajar, kami juga manusia biasa yang tidak akan lepas dari salah dan dosa.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif pembaca demi
perbaikan makalah kami selanjutmya.
DAFTAR PUSTAKA

Dianata Eka Putri. 2002. Berburu Uang Pasar Modal (Panduan Investasi Melalui
Kebebasam Financial). Jakarta : Effar (Efektif dan Harmoni).

Ghufron Sofiniyah, Muhammad Firdaus dan Azis Hakim Muhammad, Mukhtar


Alshodiq. 2005. Sistem Kerja Pasar Modal Syariah. Jakarta : Renaisan.

http://gusri7151.blogspot.com/2017/01/pasar-derivatif-right-warrant-dan
option.html?m=1

http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/04/instrumen-derivatif-di-pasar-
modal.html?m=1

Nasarudin, M. Irsan, dkk. 2008. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta :
Kencana.

Yusril, A'ang Musyafa, Derivatif In Islamic Precpective,


http://ngotokraya.blogspot.com/2009/02/derivatif-in-islamicprecpective.html,
2009.

Anda mungkin juga menyukai