Anda di halaman 1dari 23

PERANAN KOMPUTER DALAM PASAR PRODUKSI DAN JASA 2

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Perbankan
Syari’ah

Dosen Pengampu: Joko Setyono, SE., M.Si.

Disusun oleh:

1. Esa Laifi Tianma 19108020012


2. Muhammad Nahsrudin Hanif 191080200030
3. Defina Mutiara Gusfiyani 19108020105

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi Manajemen
Perbankan Syari’ah mengenai “Peranan Komputer Dalam Pasar Produksi Dan Jasa 2”

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah analisis dan perancangan sistem informasi
mengenai “Peranan Komputer Dalam Pasar Produksi Dan Jasa 2” ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 19 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii


BAB I .................................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. iv
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... iv
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. v
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... v
BAB II .................................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 1
2.1 Dasar-Dasar Manajemen Kualitas ........................................................................................ 1
2.2 Manajemen Kualitas Keseluruhan (Total Quality Management /TQM) ............................... 6
2.3 Sistem Informasi Mendukung Peningkatan Kualitas ........................................................... 7
2.4 Kualitas dan Keunggulan Bersaing ....................................................................................... 8
2.5 Peranan CBIS untuk Kualitas Produk dan Jasa ................................................................. 10
2.6 Program TQM dalam Perusahaan ...................................................................................... 13
2.7 Mencapai Manajemen Kualitas dalam Jasa Informasi....................................................... 15
BAB III ................................................................................................................................................ 17
PENUTUP............................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, organisasi manufaktur dan jasa dari semua jenis dan ukuran menyadari
tanggung jawab mereka untuk memenuhi tuntutan kualitas dari konsumen mereka.
Komputer berperan penting dalam sistem yang digunakan organisasi-organisasi tersebut
untuk menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Komputer juga memiliki peran lain dalam usaha perusahaan mencapai kualitas.
Unit jasa informasi (IS) menghasilkan produk, yaitu informasi yang dibutuhkan
pelanggannya, yaitu para pemakai informasi. Para pemakai membentuk persepsi mengenai
kualitas produk dan jasa yang ditawarkan oleh IS, dan persepsi ini dapat sangat
mempengaruhi unit IS. Pertumbuhan end-user computing sebagian besar dipengaruhi oleh
ketidakpuasan pemakai atas kualitas produk dan jasa informasi yang mereka terima.
Jika dilihat lebih lanjut, persoalan kualitas jasa dan kepuasan pelanggan menjadi
hal yang sangat penting bagi perusahaan jasa. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu
memperhatikan beberapa hal seperti bagaimana membangun kualitas jasa,
mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan yang mungkin terjadi, serta pengaruhnya bagi
kepuasan konsumen, dan perilaku konsumen setelah menggunakan jasa.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, dapat diketahui bahwa konsumen menghadapi
lebih banyak alternatif produk, dengan harga dan pemasok yang berbeda. Hal ini menjadi
sebuah persoalan yang harus diperhatikan perusahaan, terutama dalam hal penentuan
pilihan produk yang akan dibeli konsumen. Setiap perusahaan menyadari bahwa persoalan
tersebut mengindikasikan adanya pertimbangan konsumen mengenai produk atau jasa dari
segi besarnya nilai lebih yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Hal ini dikarenakan
pelanggan selalu mencari nilai yang dianggap paling tinggi dari beberapa produk atau jasa
yang ada (Kotler, 1997 dalam Lupiyoadi, 2001). Mereka membentuk harapan tentang nilai
yang akan diperoleh (value expectation). Dari nilai tersebut, dapat diukur besarnya tingkat
kepuasan yang dimiliki pelanggan.

iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dasar-dasar manajemen kualitas?
2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Kualitas Keseluruhan (Total Quality
Management /TQM)?
3. Bagaimana sistem informasi mendukung peningkatan kualitas?
4. Apa yang dimaksud dengan kualitas dan keunggulan bersaing?
5. Bagaiman peranan CBIS untuk kualitas produk dan jasa?
6. Bagaimana program TQM dalam perusahaan?
7. Bagaimana cara mencapai manajemen kualitas dalam jasa informasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami dasar-dasar manajemen kualitas
2. Mengetahui dan memahami manajemen kualitas keseluruhan (Total Quality
Management /TQM)
3. Mengetahui dan memahami sistem informasi mendukung peningkatan kualitas
4. Mengetahui dan memahami kualitas dan keunggulan bersaing
5. Mengetahui dan memahami peranan CBIS untuk kualitas produk dan jasa
6. Mengetahui dan memahami program TQM dalam perusahaan
7. Mengetahui dan memahami mencapai manajemen kualitas dalam jasa informasi

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-Dasar Manajemen Kualitas


Saat ini mendalami apa itu subjek kualitas, ada satu hal yang harus dijelaskan.
Tidak setiap perusahaan mencoba menyediakan produk dan jasa yang berkualitas baik.
Kualitas dapat mahal sekali dan tidak setiap pelanggan bersedia membayar kualitas yang
mahal tersebut. Mengetahui hal ini, perusahaan menentukan tingkat kualitas yang akan
mereka tawarkan, kemudian menyediakan hasil/produk dan jasa di tingkat tersebut.
Perusahaan tetap pada cara ini dengan menggunakan manajemen kualitas.
Manajemen kualitas adalah konsep atau pengertian bahwa perusahaan dapat
mencapai tingkat kualitas yang diinginkan dalam proses, hasil atau produk dan jasa dengan
cara mempraktekkan manajemen dasar titik sejarah membuktikan bahwa tak ada cara
terbaik untuk mencapai kualitas. Sebaliknya ada garis alternatif yang dapat diikuti
perusahaan.
2.1.1 Empat Belas Nilai Deming
Mungkin ahli kualitas yang paling dikenal adalah W. Edwards Deming,
seorang profesor statistik di Universitas New York, Amerika Serikat pada tahun
1940, yang berangkat ke Jepang untuk membantu negara tersebut merehabilitasi
kemampuan industrinya setelah Perang Dunia II. Banyak keberhasilan yang
membuat Jepang menjadi kekuatan industri, yang mendapatkan pengaruh dari
Deming. Deming menjadi terkenal untuk empat belas nilainya yang memberi
peran dalam mencapai kualitas. Keempat belas nilai Deming, dalam buku
Raymond McLeod Jr (1995:96), adalah sebagai berikut.
1. Adakah tujuan pembaharuan dan peningkatan yang konstan/tetap.
(Establish the objectives of constant innovation and improvement).
2. Pakai filsafat yang baru yang kita tidak dapat menerima kesalahan dan
kerusakan yang lama. (Adopt a new philosopy, we can not accept the old
mistakes and defects).

1
3. Hentikan ketergantungan pada penyelidikan massal, lalu gunakan bukti
statistik bahwa kualitas sedang dibangkitkan. (Cease dependence on
mass inspection, require statistical evidence that quality is built in).
4. Akhiri kegiatan bisnis dengan memberikan harga murah (End the
practice of awarding busines on the basis of price).
5. Gunakan cara/metode statistik untuk menemukan titik permasalahan.
(Use statistical methods to find the trouble spots).
6. Dirikan/adakan cara terbaru/modern untuk pelatihan pekerjaan. (Institute
modern methods of training on the job).
7. Tingkatkan pengawasan dengan melakukan yang sesuai untuk
perusahaan; jangan hanya mengeluarkan permintaan. (Improve
supervision-do what is right the company, don’t just turn out the require
entity).
8. Singkirkan ketakutan suapaya orang-orang merasa aman untuk
menunjukkan masalah yang mereka hadapi untuk dan menanyakan suatu
informasi. (Drive out fear, so people will feel secure to point out
problems and ask for information).
9. Pecahkan penghalang diantara bagian-bagian dan dengan
penyalur/leveransir serta para pelanggan supaya tercipta komunikasi
yang terbuka dan efektif. (Break down barriers between departments and
with suppliers and customers so there will be open, effective
communication).
10. Singkirkan plakat dan semboyan karena hal ini tidak membantu orang-
orang memecahkan masalah. Lakukan saja dan tunjukkan pada orang-
orang bagaimana melakukannya. (Elliminate posters and slogans, they
don’t hel people solve problems. Go to work and show people how).
11. Singkirkan kerja standar yang menentukan jumlah yang ditetapkan
karena hal tersebut mengabaikan kualitas dan membuat plafon/batasan
produksi (Elliminate work standars that prescribe a numerical quota,
they disregard quality and put a ceiling on production).

2
12. Hilangkan penghalang di antara para pekerja dan hak-hak kecakapan
kerja mereka (Remove barriers between workers and their right to pride
in workmanship).
13. Adakala lagi program pelatihan yang lebih giat untuk mengikuti
perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan yang baru.
(Institute a vigorous retraining program to keep up with changes and
new developments).
14. Ciptakan suatu susunan manajemen atas yang akan mendorong setiap
harinya untuk hal-hal ini. (Create a top management structure that will
push everiday for these points). Pokok utama Deming tersebut adalah
bukan pekerjanya yang menentukan kualitas, melainkan manajemennya.
2.1.2 Trilogi Kualitas Juran
Trilogi ini adalah jawaban untuk pertanyaan seperti “Berapa banyak modal
yang harus perusahaan tanamkan modalnya untuk kualitas?” yang diberikan oleh
Joseph Juran dalam buku Raymond McLeod Jr (1995:97). Juran mengenali biaya
kegagalan hasil/produk yang nantinya berdampak pada produksi dan
kegunaannya.
Sekarang ditegaskan bahwa kualitas dipersingkat (boils down) menjadi tiga
proses dasar yaitu: perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, peningkatan
kualitas.
a. Proses Kualitas Dasar Juran
- Perencanaan Kualitas (Quality Planning)
1. Kenali pelanggan, baik dari luar maupun dari dalam. (Identify the
customers, both external dan internal).
2. Tentukan kebutuhan pelanggan. (Determine customer needs).
3. Kembangkan tampilan produk yang menjawab kebutuhan pelanggan.
(Develop product features that respond to customer needs).
4. Adakan tujuan kualitas yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan
penyalur yang serupa dan lakukanlah dalam kombinasi harga yang
minimum. (Establish quality goals that meet the needs of customers
and supplier alike, and do so at a minimum combined cost.

3
Kembangkan proses yang dapat menghasilkan tampilan produk yang
diperlukan (Develop a process that can produce the needed product
featurea).
5. Tunjukkan kemampuan dan produk-tunjukkan bahwa prosesnya dapat
memenuhi tujuan kualitas menurut keadaan pengoperasian. (Prove
process capability-prove that the proces can meet the quality goals
under operating conditions).
- Kendali (Control)
1. Pilih pokok bahasan kendali tentang apa ang dikendalikan. (Choose
control subjects-what to control).
2. Pilih unit ukuran. (Choose units of measurements).
3. Adakan ukuran. (Establish measurements).
4. Adakan ukuran standar. (Establish standards of performance).
5. Ukur tampilan sebenarnya. (Measures actual performance).
6. Tafsirkan perbedaan tersebut. (Yang sebenarya versus standar)
Interpret the difference (Actual versus standard).
7. Lakukan tindakan dalam perbedaan tersebut. (Take action on the
differnce).
- Peningkatan/Perbaikan (Improvement)
1. Tunjukkan perlunya peningkatan. (Prove the need for improvement).
2. Kenali proyek khusus untuk peningkatan. (Identify specific projects
for imporvement). Atur untuk mengarahkan proyek tersebut.
(Organize to guide the projects).
3. Periksa untuk mencari penyebabnya. (Diagnose to find the causes).
4. Berikan pertolonganmya. (Provide remedies).
5. Buktikan bahwa pertolongannya efektif menurut keadaan
pengoperasian. (Prove that the remedies are effective under operating
conditions).
6. Berikan pengendalin untuk mendapatkan keuntungan. (Provide for
control to hold the gains).

4
2.1.3 Kendali Kualitas Keseluruhan Feigenbaum (Feigenbaum’s Total Quality
Control)
Pada tahun 1956, Armand Feigenbaum merupakan orang yang pertama kali
mengenalkan bahwa kualitas bukanlah tanggung jawab pabrik semata. Dia
mendesak seluruh wilayah fungsional memainkan peranan, dan kelompok proyek
yang berfungsi banyak dibentuk untuk melihat perkembangan produk, produksi
dan penyaluran yang baru menuju penyelesaian. Dia menyebut pendekatannya itu
dalam buku Raymond McLeod Jr (1995:98), dengan kendali kualitas keseluruhan
atau TQC (total quality control) dan mengatakan bahwa kualitas adalah tanggung
jawab perusahaan yang luas.
- Manajemen Kualitas Strategis
Feigunbaum adalah seseorang yang berwawasan ke depan dalam
melihat bidang yang luas pada pertanggungjawaban kualitas, tetapi dia
gagal mengenai dampak strateginya. pengenalan ini tidak dipercayakan atau
dipindahkan ke orang lain sehingga wujudnya pada industri di Amerika
serikat (USA) yang mengalami kegagalan dalam perang kualitas. Wujud
realisasi manajemennya terjadi pada tahun 1980 ketika perusahaan Hewlett
Packard melaporkan perbandingan hasil uji kendali kualitas kepingan
(CD/compact disk) pada lintasan terintegrasi (integrated circuit chips) baik
buatan Amerika serikat maupun buatan Jepang. Kepingan buatan Jepang
memiliki tingkat kegagalan nol, sebaliknya buatan Amerika serikat
memiliki kegagalan antara tujuh hingga sembilan belas per seribu keping.
juga, setelah 1.000 jam penggunaan kepingan ini tingkat kegagalan buatan
Amerika serikat adalah dua puluh tujuh kali dibandingkan kepingan buatan
Jepang.
Reaksi industri Amerika serikat pertama kali bertahan saja, tetapi
manajemen mereka akhirnya menerima kejadian menyakitkan tersebut dan
sesuatu harus dilakukan untuk memperbaikinya. Manajemen perusahaan-
perusahaan Amerika Serikat mengambil sebuah pendekatan sistem dengan

5
pembagian masalah kualitas ke dalam unit yang dapat diatur atau dikelola
dan memusatkan masing-masing dengan siasa. Ukuran kualitas produk yang
digambarkan terlebih dahulu merupakan sebuah contoh unsur manajemen
kualitas siasat.

2.2 Manajemen Kualitas Keseluruhan (Total Quality Management /TQM)


TQM adalah pendekatan manajemen yang lebih strategis untuk peningkatan bisnis.
Kualitas ditekankan dari sudut pandang pelanggan daripada para produsen (producer’s).
Jadi, kualitas didefinisikan sebagai pemenuhan atau terlampauinya kebutuhan dan yang
diharapkan dari pelanggan untuk produk dan jasa. Hal ini dapat meliputi ciri-ciri/tampilan
khusus (features) dan sifat-sifat khusus (attributes) diantaranya: tampilan/kinerja
(performance), tahan uji (reliability), daya tahannya (durability), tanggapan/mau
mendengarkan (responsiveness), estetika (aesthethics), dan nama baik (reputation).
Manajemen kualitas keseluruhan juga merupakan pendekatan manajemen yang
lebih dalam ketimbang kendali kualitas. TQM dapat menggunakan jenis perangkat (tools)
dan cara-cara (methods) untuk mencari pendekatan berkelanjutan pada kualitas (quality),
produktifitas (produktivity), kelenturan (flexibility), ketepatan waktu (timeliness), dan mau
menanggapi pelanggan.
Perusahaan menggunakan TQM bertujuan antara lain:
1. Lebih baik, lebih memikat (appealing), mengurangi faktor tidak tetap (less-
variable) pada kualitas produk atau jasa mereka;
2. Lebih cepat, mengurangi faktor tidak tetap sebagai jawaban mulai dari perancangan
dan pengembangan yang melalui semua cara penyalur dan saluran penjualan,
kantor, dan pabrik menuju kepada pemakai akhir.
3. Lebih lentur/leluasa dala mengatur perubahan volume permintaan pelanggan, dan
menyempurnakan permintaan yang ada;
4. Merendahkan/meminimalkan biaya melalui peningkatan kualitas, pengurangan
daur-ulang (reduction reworking) dan menghilangkan pemborosan tanpa perlu
menambahkan biaya.
Asas-asas/fundamental meyakini bahwa dengan memberikan dasar-dasar TQM
seperti” a.kualitas didefinisikan oleh pelanggan, b. Kualitas dicapai oleh manajemen, c.

6
Kualitas merupakan tanggung jawab perusahaan, maka TQM dapat dipandang sebagai tiga
unsur utama yakni sebuah filsafat (philosophy), alat grafik (graphical tools), dan alat
statistik (statistical tools).
- Filsafat TQM
Filsafat TQM mengemukakan pentingnya pengaruh dari pelanggan titik perusahaan
mengadakan hubungan dengan para pelanggan Dan penyalurnya ini penting untuk
proses atau pengolahan dan penyaluran produksi.
- Alat grafik
Dalam melaksanakan TQM, manajemen dapat menggunakan berbagai denah dan
grafik untuk mengikuti kegiatan kualitas.
- Alat statistik
Sistem kendali kualitas yang formal pertama kali diterapkan dalam fungsi pabrik.
Pendekatan yang umum adalah mengadakan bagian kendali kualitas yang khusus dan
merekrut (recruit/hire) pengawas kendali kualitas (quality control/QC) untuk memantau
aliran bahan-bahan dan kerja yang melalui pabrik. Kendali kualitas statistik (statistic
quality control/SQC) adalah dengan penggunaan teknik matematika untuk menentukan
apakah bahan-bahan dan proses masih dalam garis pedoman kualitas. Pengguna terbesar
SQC di suatu pabrik adalah pengawas QC dan para ahli kuantitatif, seperti para ahli
manajemen dan para peneliti atau penyelidik operasi.
Dengan melaksanakan TQM di seluruh perusahaan, beberapa alat statistik tidak
selalu dapat diterapkan atau diaplikasikan pekerjaan yang banyak pada pegawai perusahaan
tidak diserahkan begitu saja pada analisis statistik. Para ahli informasi merupakan contoh
yang baik. Tak satupun ahli informasi dan para manajernya percaya bahwa analisis statistik
adalah cara untuk mencapai kualitas sistem informasi dan hasilnya. Sikap ini lazim
(prevalent0 pada bidang perusahaan yang lainnya juga.

2.3 Sistem Informasi Mendukung Peningkatan Kualitas


TQMQ dan sigma enam diharapkan lebih bertambah (incremental) fungsinya
daripada menggerakan kembali prosesbisnis (BPR/business process reengineering). TQM
secara khusus memusatkan pada pelaksanaan kemajuan terus menerus yang berkelanjutan
daripada perubahan yang terjadi dengan dramatis. Sigma enam menggunakan peralatan

7
analisis statistik untuk menemukan kerusakan dalam menjalankan proses yang ada dan
membuat pengaturan sedikit. Kadang, bagaimanapun juga, proses dapat dijalankan secara
maksimal untuk mencapai tingkatan kualitas. Sistem informasi dapat membantu
perusahaan mencapai tujuannya dengan cara membaningkan produk atau proses
(benchmarking) memenuhi standar ukuran yang telah ditentukan membuat peningkatan
yang didasarkan pada permintaan pelanggan, mengurangi lingkatran waktu proses, dan
meningkatkan kualitasm kecermatan dan produksi.
- Tingkatkan Kualitas dan Ketelitian Rancangan
Peningkatan lunak rancangan tambahan komputer (CAD/computer aided design)
telah membuuat peningkatan kualitas secara dramatis yang memungkinkan lingkup
bisnis mulai dari pabrik pesawat terbang (aircraft manufacturing) hingga pabrik pisau
cukur (razor blade).
- Tingkatkan Ketelitian Produksi
Untuk perusahaan yang menghasilkan banyak produk, satu kunci cara untuk
mencapai kualitas adalah membuat proses produksi dengan lebih tepat. Dengan
demikian dapat mengurangi jumlah variasi dari satu bagian ke bagian lainnya.
Dengan memahami proses ini dengan tepar, para perancang SIM dapat belajar bahwa
beberapa perubahan yang sederhana akan dengan nyata meningkatkan daya tahan
dan tahan uji suatu produk.

2.4 Kualitas dan Keunggulan Bersaing


TQM terkenal sekarang ini karena manajemen atas (tp management) memahami
bahwa perusahaan dapat mencapai keuntungan bersaingan dalam kualitasnya. Perusahaan
banyak menanamkan modal untuk keunggulan kualitas dengan mengharapkan manfaat
yang melampaui biayanya.
- Hukuman untuk Kualitas Buruk
Kualitas buruh dapat mengakibatkan kerugian perusahaan dalam empat hal dasar.
Hukuman tersebut adalah kerugian bisnis, tuntutan hukum, kerugian dalam
produktivitas dan biaya.
- Kerugian Bisnis

8
Dengan tidak terpenuhinya standar kualitas pelanggan, perusahaan kehilangan
usaha/bisnis. Pelanggan akan pindah tempat.
- Tuntutan Hukum
Dengan menghasilkan produk dan memberikan pelayanan yang buruk, perusahaan
mempunyai isiko dituntut oleh pelanggan untuk kerusakan dan cacat produk
tersebut dan harus mengganti kerugian yang besar untuk produk yang cacat tersebut
ketimbang biaya untuk membuat produk yang cacat tersebut.
- Kerugian dalam Produktivitas
Bahan-bahan yang jelek, mesin yang aus/terlalu dipaksa bekerja (worn-out)
ataupun salah penyetelan (out-of-adjustment) dan proses yang tidak efisien
menyebabkan para pekerja menghadapi tingkat produktifitas yang lebih rendah
dibandingkan bila melakukan yang sebaliknya.
- Biaya
Perusahaan melakukan program manajemen kualitas dan perusahaan
mengetahui bahwa akan ada biaya yang muncul untuk hal tersebut. Biaya tersebut
dibagi ke dalam tiga kelompok: kegagalan, penilaian, dan pencegahan. Biaya
kegagalan adalah hal-hal yang timbul akibat kualitas yang buruk. Hal itu termasuk
biaya pemotongan produk (product) yang tidak lulus pengawasan/uji dan biaya
kerugian usaha yang diakibatkan oleh pelanggan yang tidak puas (ill wil). Biaya
penilaian ditimbulkan oleh pengawas QC (quality control/kendali kualitas) dan
yang lainnya ketika meninjau produk yang ada di pabrik. Biaya pencegahan
termasuk seluruh kegiatan yang diharapkan untuk mencegah kerusakan seperti
rancangan produk yang berakibat pada kualitas, penyeleksian penyuplai/levernasir,
pelatihan pegawai, dan sebagainya.
Sistem informasi akuntansi dapat menghasilkan laporan yang menunjukkan
kepastian biaya dalam kerugian produksi,biaya penilaian, biaya ganti rugi. Biaya
lainnya, seperti kerugian usaha, hanya dapat diperkirakan. Kualitas yang baik akan
menimbulkan penjualan produk yang meningkat, biaya yang lebih rendah, dan
keuntungan dan pertumbuhan.

9
2.5 Peranan CBIS untuk Kualitas Produk dan Jasa
Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System
(CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang
berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Hal ini sangat membantu
perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan jasanya.
2.5.1 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Accounting Informatic System (AIS) yang dalam bahasa Indonesia berarti
Sistem Informasi Akutansi (SIA) adalah sistem informasi yang melaksanakan
aplikasi akuntansi perusahaan, yaitu sebagai pengolah data perusahaan. Menurut
Romney dan Steinbart (2015) Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang
digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengelola data
untuk menghasilkan suatu informasi untuk mengambil kaputusan. Sistem ini
meliputi orang, prosedur dan intruksi data perangkat lunak, infrastruktur teknologi
informasi serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.
Menurut Romney,Marshall. B & Paul John Steinbart. 2016. Perana sistem
informasi akuntansi dalam pengendalian internal ada enam diantaranya :
a) Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk atau jasa.
Contohnya, SIA dapat memonitor mesin sehingga operator akan
diberitahukan sesegera mungkin ketika kinerja berada di luar batas kualitas
yang dapat diterima. Ini membantu menjaga kualitas produk, mengurangi
limbah, dan mengurangi biaya.
b) Meningkatkan efisiensi. Contohnya, informasi yang tepat waktu membuat
pendekatan manufaktur just-in-time menjadi memungkinkan, karena
pendekataan itu membutuhkan informasi yang konstan, akurat, dan terbaru
mengenai persediaan bahan baku dan lokasi mereka.
c) Berbagi pengetahuan, Berbagi pengetahuan dan keahlian dapat
meningkatkan operasi dan memberikan keunggulan kompetitif.
Contohnya, kantor akuntan publik menggunakan sistem informasi mereka
untuk berbagi praktik terbaik dan untuk mendukung komunikasi antar
kantor. Karyawan dapat mencari database perusahaan untuk

10
mengidentifikasi ahli untuk memberikan bantuan untuk klien tertentu.
Dengan demikian, keahlian internasional kantor akuntan publik dapat
tersedia untuk klien lokal.
d) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya. Contohnya,
memungkinkan pelanggan untuk secara langsung mengakses persediaan
dan sistem entri pesanan penjualan yang dan biaya pemasaran, sehingga
meningkatkan tingkat retensi pelanggan.
2.5.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) adalah
suatu sistem informasi yang bersifat menyeluruh bertujuan untuk menyajikan
berbagai informasi yang jauh lebih luas dari pada informasi akuntansi yang
bersifat historis. Menurut Gordon B. Davis, sistem informasi manajemen adalah
sistem manusia/mesin yang terpadukan untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu
organisasi.
SIM bertanggung jawab dalam menyediakan informasi untuk seluruh
manajer perusahaan dalam bentuk laporan berkala, laporan khusus, dan keluaran
bentuk matematika. Para manajer di semua wilayah fungsi dapat menerima
keluaran ini, yang sebagian besar dihasilkan dari gabungan data SIA yang ada.
Contoh laporan yang dimaksud adalah manajer kendali kualitas dapat menerima
laporan bulanan yang menunjukkan tingkat tolakan (reject) untuk masing-masing
tahap dalam proses di pabrik.
2.5.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi
terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat (Turban, 2001). SPK bertujuan untuk menyediakan informasi,

11
membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna
informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.
Para Manajer dapat membuat keluaran (output) untuk masalah khusus yang
berkenaan dengan kualitas. Contohnya, seorang pengawas dapat menerima
laporan yang menunjukkan tingkat potongan/sisa setiap pelaksana mesin, seorang
pengawas QC dapat memperbaiki basis data untuk tampilan biaya perbaikan
produk yang disebabkan pengembalian dari pelanggan dan manajer pabrik dapat
menggunakan lembaran elektronik untuk meniru pengaruh bonus kualitas pada
biaya produksi.
2.5.4 Sistem Otomatisasi Perkantoran (OA)
Sistem OA menyediakan kemampuan telekomunikasi untuk orang-orang di
dalam perusahaan dan memampukan mereka untuk berkomunikasi di antara
mereka dengan para penyalur, serta para pelanggan di lingkungan perusahaan.
Kemampuan OA untuk menghubung orang secara elektronik telah membuka cara
baru melakukan pekerjaan kantor, di manapun pegawai berada dapat melakukan
pekerjaan tersebut. Contohnya yaitu melalui surat elektronik (e-mail) atau surat
suara (voice mail). Aplikasi OA lainnya seperti tatap muka melalui video/gambar
atau pertemuan wicara melalui suara (audio conferencing), hal ini sangat
membantu perusahaan untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien.
2.5.5 Expert System (ES)
Perusahaan dapat menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligent)
untuk meraih suatu pengetahuan dan menjadi ahli dalam pengetahuan tersebut
serta untuk lebih mencakapkan para pegawai pada bentuk sistem informasi.
Fungsi sistem ahli dinamakan sebagai konsultan, dan kegiatannya dinamakan
konsultasi. Tingkatan operasional perusahaan merupakan tempat sistem ahli yang
paling efektif untuk digunakan. Sistem ini dapat menampikan lebih cepat
kebutuhan basis data atau penggunaan di bidang lainnya dan lebih konsisten
dibandingkan manusianya sendiri serta perusahaan yang menggunakan sistem ahli
disekat dari hilangnya pengetahuan yang terjadi pada saat pegawai pensiun dan
dipindahkan. Salah satu sistem ahli pertama adalah dibuat pada perusahaan
General Electric (GE), dari Amerika Serikat, untuk mendapatkan transfer

12
pengetahuan dari ahili perbaikan lokomotif yang lama, yang mendekati masa
pensiun. Sistemnya dinamakan CATS-1, dibuat untuk membantu montir
mengenali mendiagnosis masalah mesin. Di saat masalah telah ditemukan, sebuah
pita gambar (video tape) menginstruksikan montir untuk perlu saja.

2.6 Program TQM dalam Perusahaan


Adapun pendekatan yang untuk mengadakan program TQM di perusahaan adalah
melalui pendekatan atas ke bawah (top down approach), dengan penjelasannya sebagai
berikut.
a) Memutuskan untuk mengikuti TQM. Di saat tingkat manajemen atas memutuskan
bahwa perusahaan akan melaksanakan TQM, keputusan analisis dilakukan dengan
hati-hati. Pada banyak kasus manajemen yang akan melangkah maju, berkenaan
dengan persaingan dalam dunia usaha /bisnis sekarang ini, kualitas bukanlah
sebuah pilihan lagi, tetapi sebuah keharusan. Juga, manajemen menyadari bahwa
kualitas adalah pelopor jalan menuju keuntungan yang bersaingan.
b) Menetapkan budaya kualitas. Jika sebuah perusahaan hendak mencapai kualitas
dalam produk dan jasanya, penting unituk setiap orang di perusahaan melakukan
tugasnya masing-masing dengan baik. Dalam upaya perusahaan mencapai
tujuannya ini, manajemen harus melakukan budaya kualitas, yaitu manajemen
harus memberikan pengaturan yang merangsang timbulnya kualitas.
Pengaturannya terdiri atas motivasi, arahan, dan sumber daya yang diperlukan oleh
setiap pegawai untuk meraih tujuan kualitas mereka. Budaya ini memerlukan dua
langkah supaya manajemen atas melakukannya. Pertama, manajemen menjelaskan
kepada setiap orang di perusahaan bahwa mereka sepenuh hati dalam meraih
kualitas yang diinginkan. Pesan ini dikomunikasikan melalui pengumuman,
kebijakan, perintah, tata cara, penghargaan, dan semacamnya. Kedua, manajemen
membuat sumber daya-sumber daya yang tersedia yang diperlukan dalam setiap
wilayah fungsi dan dalam setiap tingkat manajemen untuk memenuhi kualitas yang
diharapkan. Hal ini dapat berkaitan dengan sumber daya keuangan yang
memampukan unit-unit memperoleh sumber daya manusia, mesin, bahan-bahan,
dan informasi yang penting.

13
c) Menetapkan pengawasan manajemen puncak. Mengetahui pentingnya TQM dan
perlunya koordinasi keselarasan, CEO (chief executive officer/kepala kepegawaian
eksekutif) memberikan tanggung-jawab kepada seorang eksekutif/pelaksana atau
kepada sebuah kelompok pelaksana, yang bekerja sebagai sebuah komite. Seperti
telah disebutkan sebelumnya, pendekatan yang biasanya adalah membentuk sebuah
dewan perencanaan kualitas yang tugasnya merumuskan dan menyelaraskan
kegiatan kualitas perusahaan. Tanggung jawab dewan tersebut antara lain seperti
berikut ini.
1) Mengadakan kebijakan/aturan tentang kualitas yang harus diraih
perusahaan.
2) Mengadakan tujuan kualitas perusahaan dan meninjau ulang tujuan kualitas
pada wilayah fungsional.
3) Mengadakan suatu siasat untuk meraih kualitas perusahaan, dan meninjau
ulang siasat tersebut pada wilayah fungsional secara berkala.
4) Meninjau ulang kinerja kualitas yang berlawanan dengan tujuan dan siasat.
5) Memperbaiki ulang sistem peringkat manajerial (managerial) untuk tujuan
kualitas berikutnya.

Pendekatan perencanaan atas ke bawah (top-down planning) mengharuskan


kelompok eksekutif menyusun tugas siasat dan tujuan organisasi. Kemudian, kelompok
manajer perencanaan keseluruhan organisasi mengusulkan bagaimana tujuan ini harus
diterapkan/ diapliksikan pada fungsi dasar (pemasaran, pabrikasi, dan lain-lainnya) dan
proses-proses produk (memasukkan pesanan, pengiriman produk, penerimaan pesanan).
Berikutnya, kelompok manajer dan ahli sistem informasi menganjurkan kemampuan
teknologi informasi yang diperlukan untuk mendukung proses dasar ini. Akhirnya, sebuah
susunan teknologi informasi dikembangkan yang menggambarkan batasan teknologi
(sistem komputer, perangkat lunak, dan jaringan) dan basis data organisasi yang dapat
memberikan kemampuan yang diperlukan oleh usaha.

14
2.7 Mencapai Manajemen Kualitas dalam Jasa Informasi
Sistem Informasi mencapai manajemen kualitasnya dalam lingkup susunan yang
diberikan oleh budaya kualitas dengan mengikuti proses yang telah dijelaskan di atas.
Sistem informasi terus menerus mencari untuk mengenali pelanggannya dan ketika
memantau kegiatan yang menunjukkan bahwa kualitas tidak tercapai, pelanggan perlu
mendefinisikan kembali, dan prosesnya diulang.
a) Mengidentifikasi Pelanggan IS. Pada perusahaan yang secara historis telah
menerapkan sumber daya informasinya untuk memenuhi kebutuhan pemakai,
identifikasi pelanggan mungkin telah dilakukan. Kemungkinan besar perusahaan
berorientasi pemakai akan memiliki steering committee SIM yang mewakili para
pemakai di perusahaan secara menyeluruh, mengevaluasi permintaan dukungan
informasi dan mengalokasi dana yang diperlukan.
b) Mendefinisikan Kebutuhan Kualitas Pelanggan. Bahkan saat IS telah berorientasi
pelanggan dan mengetahui para pelanggannya dan kebuthuan informasi mereka,
biasanya tetap perlu mendefinisikan dimensi kualitas yang dirasa penting oleh
pelanggan.
c) Mendefinisikan Kebutuhan Kualitas Produk. Suatu servei tahap kedua dapat
mengumpulkan pendapat para pemakai mengenai dimensi – dimensi kualitas
produk.
d) Menetapkan Metrik Kualitas. Setelah spesifikasi dimensi – dimensi kualitas produk
dan jasa informasi ditentukan, dapat ditetapkan metrik untuk masing – masing.
Metrik kualitas digunakan dalam mengevaluasi tingkat dimensi kualitas yang
dicapai oleh tiap upaya sistem.
e) Mendefinisikan Strategi Kualitas IS. Setelah para pelanggan dan kebutuhan mereka
diidentifikasi dan cara mengukur tingkat kepuasan ditetapkan, IS dapat mengikuti
satu set strategi yang dirancang untuk menempatkan sistem kualitas pada
tempatnya.
f) Menerapkan Program – program Kualitas IS. Manajemen IS menggunakan strategi
– strategi yang telah didefinisikan tersebut untuk melaksanakan berbagai program
kualitas mereka. Waktu yang diperlukan untuk penerapan berbeda bagi tiap
perusahaan.

15
g) Memantau Kinerja Kualitas IS. CIO dan para manajer IS lain memantau kinerja
para spesialis informasi dan unit IS. Input diminta dari para pemakai dan informasi
dihasilkan secara internal.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen kualitas adalah konsep atau pengertian bahwa perusahaan dapat
mencapai tingkat kualitas yang diinginkan dalam proses, hasil atau produk dan jasa dengan
cara mempraktekkan manajemen dasar titik sejarah membuktikan bahwa tak ada cara
terbaik untuk mencapai kualitas. TQM adalah pendekatan manajemen yang lebih strategis
untuk peningkatan bisnis. Adapun pendekatan yang untuk mengadakan program TQM di
perusahaan adalah melalui pendekatan atas ke bawah
Pengertian dari CBIS adalah suatu sistem informasi yang berbasis komputer atau
sistem yang berisi kumpulan data yang menghasilkan informasi dan dapat membantu untuk
pengambilan keputusan, memecahkan masalah terstruktur, pembuatan serta pengolahan
laporan. Ada beberapa sistem yang berkaitan dalam istilah CBIS, yaitu:
a. SIA (Sistem Informasi Akuntansi); mengumpulkan, memproses, penyimpanan data
dan penyiapkan dokumen.
b. SIM (Sistem Informasi Manajemen); menyediakan informasi bagi pemakai sebagai
bahan untuk pengambilan keputusan.
c. DSS (Sistem Pendukung Keputusan); menyediakan informasi pemecah masalah
terstruktur dan outputnya berupa laporan periodik dan khusus.
d. OA (sistem Otomatis Kantor); sistem elektronik yang berkaitan dengan komunikasi
informasi dari berbagai pihak di perusahaan maupun diluar perusahaan.
3.2 Saran
Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya juga para pembaca
yang pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, Kenneth C., dan Jane P. Laudon. 2015. Sistem Informasi Manajemen
Mengelola Perusahaan Digital. Jakarta: Salemba Empat.

Mcleod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

L. Gaol Chr Jimy. Sistem Informasi Manajemen (Pemahaman dan Aplikasi). __:
Grasindo

https://aldiyansahblog.wordpress.com/2017/10/11/sistem-informasi-berbasis-komputer-
cbis/

18

Anda mungkin juga menyukai