Anda di halaman 1dari 5

Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif

            Penelitian kuantitatif, seperti juga penelitian kualitatif terdiri dari berbagai
jenis. Tiap jenis mempunyai maksud tersendiri. Oleh karena itu, pemilihan tipe
yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian sangar diharapkan dan menentukan
pencapaian hasil yang telah dirumuskan. Beberapa tipe penelitian kuantitatif
sebagai berikut:

1. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya tipe penelitian yang
lebih akurat/teliti dibandingkan dengan tipe penelitian yang lain, dalam
menentukan relasi hubungan sebab akibat. Hal itu dimungkinkan karena
dalam penelitian eksperimen peneliti berdaya dan dapat melakukan
pengawasan (kontrol) terhadap variabel bebas baik sebelum penelitian
maupun selama penelitian. Di samping itu, dapat pula diminimalkan
pengaruh komponen lain yang diduga akan memengaruhi hasil penelitian,
seperti pengaruh lingkungan di sekitar responden penelitian. Atau, dapat
pula dikatakan bahwa melalui penelitian eksperimen, peneliti mampu dan
dapat memanipulasi variabel bebas dan mengatur situasi penelitian dengan
benar sehingga dapat mengungkapkan faktor-faktor sebab dan akibat.
Menurut Suharsimi Arikunto Penelitian eksperimen adalah suatu
cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) anatar dua
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mcngganggu.
Esensi suatu eksperimen dinyatakan Cohen dan Manion (1980)
dengan kata-kata: bahwa dalam suatu penelitian eksperimen, peneliti
dengan sengaja mengontrol dan me-manipulate kondisi yang menentukan
kejadian di mana peneliti itu tertarik. Oleh karena itu, dalam penelitian
eksperimen peneliti dapat meramalkan variabel Y dari variabel X, dengan
mengontrol variabel lain yang mungkin akan memengaruhi perubahan.
Dengan demikian, variabel yang akan memberikan pengaruh diisolasi, di-
manipulate sehingga pengaruh variabel lain dapat diminimalkan kalau
tidak mungkin ditiadakan sama sekali . Contoh: pengaruh pemberian
makanan tambahan pada ayam petelur.
Dalam contoh di atas pengaruh variabel lain seperti bibit, suhu
udara, pengaturan pemberian makanan dikontrol. Semua ayam percobaan
mempunyai kualitas petelur yang sama. Udara dan kelembaban, kondisi
kandang ataupun keadaan lingkungan lainnya antara ayam kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen disamakan.

2. Penelitian Korelasional
Menurut Fraenkel dan Wallen Penelitian korelasional ialah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel atau
lebih, tanpa ada upaya untuk mempengaruhi, maka data tersebut valid
karena tidak ada manipulasi variabel. Penelitian korelasional kadang-
kadang disebut juga dengan “associational research”. Dalam associational
research, relasi hubungan di antara dua atau lebih ubahan yang dipelajari
tanpa mencoba memengaruhi ubahan-ubahan tersebut.
Tujuan utama melakukan penelitian korelasional yaitu menolong
menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia atau meramalkan suatu
hasil. Penelitian korelasional memiliki tujuan untuk mengidentifikasi
variabel-variabel yang memiliki hubungan dengan variabel lainnya,
apakah ada perubahan pada suatu variabel tertentu atau tidak, dan apakah
variabel tersebut menciptakan perubahan pada variabel lainnya.
Contohnya adalah mengukur kaitan hubungan antara kecerdasan dengan
usia, kreativitas dengan motivasi, dan sebagainya.

3. Penelitian Komparatif
Menurut Sugiyono (2017) penelitian komparatif merupakan
penelitian yang membadingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Penelitian komparatif hampir mirip dengan korelasi karena
keduanya sama-sama melibatkan dua topik atau lebih dan menelitinya
secara mendalam. Hanya saja, penelitian komparatif bertujuan untuk
melihat penyebab dari suatu fenomena. Hipotesis terkait dengan faktor
penyebab melibatkan beberapa topik masalah yang berpotensi memiliki
hubungan sebab akibat.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki tujuan menjelaskan
perbedaan antara dua atau lebih topik masalah yang diduga saling
memiliki keterikatan. Dengan kata lain, peneliti memulai penelitian
dengan hipotesis bahwa beberapa topik yang diteliti saling berhubungan
tetapi memiliki faktor pembeda.

4. Penelitian Deskriptif Kuantitatif


Penelitian deskriptif kuantitatif mencoba memberikan gambaran
keadaan masa sekarang secara mendalam. Penelitian deskriptif kuantitatif
adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu,
atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Lehmann 1979).
Isaac Michael (1980) menyatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif
adalah: “to describe systematically the facts and characteristics of a given
population or area of interest”.
Menurut Sugiyono (2008), Penelitian desktiptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.
Penelitian ini menggambarkan data kuantitatif yang diperoleh
menyangkut keadaan subjek atau fenomena dari sebuah pupulasinya.
Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesulitan belajar materi fisika di salah satu sekolah. Penelitian yang sesuai
untuk digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Melalui penelitian
deskriptif akan diperoleh gambaran mengenai status subjek dalam kondisi
tertentu. Subjeknya adalah populasi peserta didik di sekolah dan
kondisinya adalah kesulitan belajar fisika.
5. Penelitian Pengembangan
Kalau ditelusuri secara saksama tentang apa itu penelitian
deskriptif, seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka jelas
tampak bahwa penelitian deskriptif lebih mengacu pada keadaan sekarang:
what is atau what exist dihubungkan dengan atau kepada kejadian yang
mendahuluinya, yang memengaruhi keadaan atau situasi sekarang,
sedangkan penelitian pengembangan (developmental research) bukan
hanya untuk menggambarkan hubungan antara keadaan sekarang
melainkan juga untuk menyelidiki perkembangan dan/atau perubahan
yang terjadi sebagai fungsi waktu. Lebih jauh Isaac dan Michael (1980)
menyatakan, bahwa tujuan penelitian pengembangan alat perubahan
sebagai fungsi waktu.
Penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2009) adalah
aktivitas riset dasar yang bertujuan mendapatkan informasi untuk
dikembangkan. Dari hasil pengembangan, nantinya bisa untuk mengkaji
keefektifan topik atau tema yang akan diteliti. Sugiono menyebutkan
bahwa R&D diperuntukan untuk studi literatur untuk menghasilkan
rancangan yang hendak dibuat.

6. Penelitian Tindakan (Action Research)


Jenis penelitian terakhir adalah penelitian tindakan (action
research) yaitu suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui tindakan nyata
dalam situasi yang sebenarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memperbaiki proses dan pemahaman tentang praktik-praktik suatu
kegiatan yang hasilnya dapat diimplikasikan dalam mengatasi suatu
masalah.
Penelitian ini dilakukan dengan tindakan secara ilmiah dengan
konsep penelitian ilmiah. Penelitian ini juga melibatkan kelompok
partisipan sehingga dapat dilakukan kolaborasi. Akhirnya, hasil penelitian
digunakan sebagai refleksi diri sebagai pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai