PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penelitian yang sering dilakukan oleh seorang peneliti di
bidang
pendidikan
adalah
penelitian
eksperimen.
Dalam
penelitian
termasuk:
(reinforcement),
lingkungan
metode
frekuensi
belajar,
mengajar,
penguatan,
materi
belajar,
macam-macam
sarana
jumlah
prasarana
kelompok
penguatan
pendidikan,
belajar,
dan
membagi validitas menjadi dua jenis, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian eksperimen?
2. Bagaimana karakteristik penelitian eksperimen?
3. Apakah pengertian validitas internal dan masing-masing faktor yang
mempengaruhi validitas internal?
4. Apakah pengertian validitas ekternal dan masing-masing faktor yang
mempengaruhi validitas eksternal?
5. Bagaimanakah desain eksperimen?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian karakteristik penelitian eksperimen
2. Untuk mengetahui karakteristik penelitian eksperimen
3. Untuk mengetahui pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi
validitas internal
4. Untuk mengetahui pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi
validitas ekternal
5. Untuk mengetahui jenis-jenis desain eksperimen
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan pustaka untuk bidang yang relevan
2. Sebagai bahan aktualisasi diri
3. Sebagai bahan penilaian perkuliahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab
pertanyaan jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara
ketat maka apakah yang akan terjadi?. Untuk mengetahui apakah ada
perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang dikontrol secara ketat maka
kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah
yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen
dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiono, 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,
penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam
rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap
kelompok yang dikenakan perlakuan.
Menurut
Yatim
Riyanto
(1996:28-40),
penelitian
eksperimen
kelompok
pengendali
sebagai
pembanding
bagi
kelompok eksperimen.
3. Mengendalikan variansi untuk memaksimalkan variansi variabel yang
berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalisir variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen juga
meminimalisir variansi kekeliruan.termasuk kekeliruan pengukuran.
Pemilihan dan penentuan subyek serta penempatan subyek dalam
kelompok perlakuan dan kelompok pengendalian juga dilakukan secara
acak.
4. Validitas internal diperlukan pada desain eksperimen guna mengetahui
apakah manipulasi benar-benar berdampak pada perbedaan hasil yang
dicapai.
5. Validitas eksternal berkaitan dengan bagaimana keterwakilan populasi dan
ketergeneralisasian hasil eksperimen.
Eksperimen dalam bidang pendidikan berdasarkan lokasinya dapat
dibedakan atas dua bentuk, yaitu eksperimen di laboratorium dan eksperimen
di luar laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilaksanakan Peneliti dalam
sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan
akurasi hasil penelitian. Sedangkan eksperimen di luar laboratorium (juga
disebut eksperimen lapangan) biasanya dilakukan oleh peneliti guna
mendapatkan hasil eksperimen dalam lingkungan yang sebenamya, misalnya
di kelas atau di masyarakat.
Dari kedua bentuk penelitian eksperimen tersebut eksperimen di luar
laboratorium adalah bentuk eksperimen yang paling banyak dilakukan,
karena mempunyai beberapa keunggulan, misalnya:
1. Lebih mudah dalam pemberian perlakuan;
2. Memungkinkan untuk melakukan eksperimen pada kondisi yang
sebenarnya;
variabel
lain
dipakai
sebagai
pembanding
yang
bisa
kesamaan
sesuai
dengan
keinginan
peneliti
dengan
terhadap
variabel
lain
(terikat)
dalam
penelitian
karakteristik
penelitian
(2002),
menyebutkan
beberapa
eksperimen, yaitu:
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib
ketat
(rigorous
management),
baik
dengan
menetapkan
kontrol,
Dari beberapa penjelasan di atas secara garis besar dapat kita simpulkan
karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan ke luar (external validity).
C. Validitas Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal
Validitas internal mengacu pada kemampuan desain penelitian untuk
menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan alternatif hasil, atau
masuk akal dugaan sementara (Campbell, 1957; Kazdin, 2003c). Sebuah
hipotesis saingan yang masuk akal adalah interpretasi alternatif hipotesis
peneliti
tentang
interaksi variabel
independen
dan
dependen
yang
pada
akhir
penelitian,
peneliti ingin
membuat
hasil positif untuk depresi. Efek yang sama dapat diamati bahkan tanpa
adanya kontak manusia. Kesimpulannya, ancaman terhadap validitas internal
studi yang umum dan tidak dapat dihindari. Mereka dapat terjadi sendiri atau
dalam kombinasi, dan mereka dapat menciptakan alternatif yang masuk akal
yang tidak diinginkan hipotesis untuk hasil penelitian. Beberapa dari
ancaman ini dapat ditangani efektif melalui komponen desain (misalnya,
kelompok kontrol dan randomisasi) pada awal penelitian, sementara yang lain
(misalnya, pengurangan) mengambil tempat selama penelitian.
Validitas internal adalah sejauh mana hasil sebuah studi penelitian klinis
tidak bias. Beberapa karakteristik penelitian mempengaruhi validitas internal.
Validitas internal ini adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat
dipercaya kebenarannya atau berkenaan dengan derajat akurasi antar desain
penelitian dan hasil yang dicapai.. Validitas internal merupakan hal yang
esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil studinya
bermakna. Validitas internal mengacu pada kemampuan desain penelitian
untuk menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan alternatif hasil,
atau masuk akal dugaan sementara (Campbell, 1957; Kazdin, 2003c).
Validitas internal eksperimen lab dapat dipengaruhi oleh sejumlah
faktor pencemar yang masih ada yang bisa memberikan penjelasan saingan
mengenai apa yang menyebabkan variabel terikat. Faktor pencemar yang
mungkin ada ini merupakan ancaman untuk validitas internal. Delapan
ancaman utama pada validitas internal adalah :
1. Sejarah (History)
Peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang kadang-kadang
dapat berpengaruh terhadap variabel keluaran (variabel terikat). (Dasardasar Riset Keperawatan). Oleh karena itu terjadinya perubahan variabel
terikat, kemungkinan bukan sepenuhnya disebabkan karena perlakuan atau
eksperimen, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sejarah atau pengalaman
subjek penelitian terhadap masalah yang dicobakan, atau masalah-masalah
lain yang berhubungan dengan eksperimen tersebut.
disebut pengaruh
matusari
(maturation
effect).
Pengaruh
matusari
merupakan sebuah fungsi dari proses biologis dan pisikologis yang berlaku
dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu. Contoh proses
maturasi bisa meliputi pertambahan usia, kelelahan, rasa lapar dan
kebosanan. Dengan kata lain, terdapat pengaruh maturasi pada variabel
terikat dan murni karena perjalan waktu. Misalnya, katakanlah bahwa
seorang direktur litbank (R & D) berpendapat bahwa kenaikan efisiensi
pekerja akan dihasilkan dalam waktu tiga bulan jika teknologi caggih yang
diterapkan dalam situasi kerja. Bila pada akhir pada tiga bulan tersebut
kenaikan efisiensi benar-benar ada akan sulit akan menyatakan bahwa
teknologi canggih (dan itu hanya satu-satunya) meningkatkan efisiensi
kerja karena seiring dengan perjalalan waktu, pengalaman karyawan juga
bertambah, yang menghasilkan kinerja yang lebih baik dan karena itu
meningkatkan efisiensi dengan demikian, validitas internal juga berkurang
karena matusari sehingga sulit untuk menentukan berapa banyak kenaikan
yang dapat dikaitkan dengan penerapan teknologi canggih tersebut.
3. Prosedur Tes (Testing)
Pengalaman pada pretes dapat mempengaruhi hasil postes, karena
kemungkinan para subjek penelitian dapat mengingat kembali jawabanjawaban yang salah pada waktu pretes, dan kemudian pada waktu postes
subjek tersebut dapat memperbaiki jawabannya. (Dasar-dasar Riset
Keperawatan). Oleh sebab itu, perubahan variabel terikat tersebut bukan
karena hasil eksperimen saja, tetapi juga karena pengaruh dari pretes.
Sering kali, untuk menguji sebuah perlakuan, subjek diberi apa yang
disebut prates (Pra test misalnya sebuah kuesioner singkat untuk
mengungkapkan perasaan mereka). Yaitu, pertama-tama dilakukan
pengukuran variabel terikat (pratest), kemudian perlakuan diberikan, dan
setelah itu tes kedua, disebut pascates(posttest), diadakan. Perbedaan
antara skor prates dan pascates kemudian dihubungkan dengan perlakuan,
tetapi, ketika responden diberi prates, hal tersebut mungkin mempengaruhi
merupakan
anggota-anggota
kelompok
eksperimen
lebih
tinggi
lain (karena mereka mungkin datang dari lingkungan yang berbeda) dan
respons subjek dapat mencemari hubungan sebab-akibat dan juga
merupakan ancaman yang tidak dapat memenuhi kriteria kelompok kontrol
akan menjadi ancaman bagi validitas internal dalam jenis eksperimen
tertentu.
7. Mortalitas (Mortality)
Pada proses dilakukan eksperimen, atau pada waktu antara pretes
dan postes sering terjadi subjek yang dropout baik karena pindah, sakit
ataupun meninggal dunia. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil
eksperimen.
Faktor pengacau lain pada hubungan sebab-akibat adalah mortalitas
atau pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau
keduanya, saat eksperimen berlangsung. Bila komposisi kelompok
menjadi sulit, karena mereka yang keluar dari eksperimen mungkin
mengacaukan hasil.
8. Harapan Pelaksana Eksperimen
Karena satu dan lain hal, pelaksana eksperimen, secara sadar atau
tidak
sadar
sangat
mungkin,
mempunyai
pengharapan tertentu
tanpa
sadar
yang
bersangkutan
memberikan
kunci-
Eksternal
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Validitas
Eksternal
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian studi.
Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini
adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikan
oleh kontur penelitian.
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian studi.
Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini
adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikan
oleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil
penelitian untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat (Graziano & Raulin,
2004).
Oleh karena itu, sebuah studi memiliki lebih validitas eksternal ketika
hasil generalisasi luar sampel penelitian dengan populasi lain, pengaturan,
dan keadaan. validitas eksternal mengacu pada kesimpulan yang dapat ditarik
tentang kekuatan hubungan kausal disimpulkan antara independen dan
tergantung variabel keadaan di luar yang eksperimental dipelajari.
Perlakuan
X1
Tes Akhir
Y1
X2
Y2
Kontrol
Tes awal
Y1
Perlakuan
X1
Tes akhir
Y2
Y2
X2
Y2
Perlakuan
X1
Tes akhir
Y1
X2
Y2
Y2
Perlakuan
X1
X2
X3
X4
Tes Akhir
Y2
Y4
Y5
Y6
Tes awal
Y1
Perlakuan
X1
Tes akhir
Y2
Y1
X2
Y2
Y3
Y4
Y7
Y8
Y7
Y7
Y8
Y8
Y3
Y3
Y4
Y4
Perlakuan
X1
X2
X3
Tes
Y1
Y1
Y1
Perlakuan
X2
X3
X1
Tes
Y2
Y2
Y2
Perlakuan
X3
X1
X2
Tes
Y3
Y3
Y3
Y1 X1 Y2 X2 Y3 X3 Y4 X4
Y1 Y2 Y3 Y4
Periode perlakuan
(B)
(A)
A-B-A
Y1 Y2 Y3 Y4
Y1 X1 Y2 X2 Y3 X3 Y4 X4
Y1 Y2 Y3 Y4
Periode perlakuan
Periode
tanpa
perlakuan
A
A-B-C
Y1 X1 Y2 X2 Y3 X3 Y4 X4
Y1 Y2 Y3 Y4
Periode
Periode perlakuan
tanpa
perlakuan
Y1 Y2 Y3 Y4
Periode
Y1 X1 Y2 X2 Y3 X3 Y4
tanpaX4
perlakuan
Periode perlakuan
A
Kelompok Perlakuan
Tes akhir
Eksperimen
X
Y
Desain ini tidak dianjurkan untuk digunakan karena tidak
memiliki validitas internal. Skor minat belajar yang dicapai siswa pada
tes akhir mungkin saja disebabkan oleh variabel lain di luar perlakuan
yang diberikan.
b. Desain Satu Kelompok Tes Awal-Akhir (One-Group Pretest-Posttest
Design)
Desain ini menggunakan satu kelompok subyek yang diberi tes
awal dan-tes akhir. Contoh desain satu kelompok tes awal-akhir adalah
sebagai berikut:
Desain satu kelompok tes awal- akhir
Kelompok
Eksperimen
Tes Awal
Y1
Perlakuan
X
Tes akhir
Y2
bahwa perubahan skor yang terjadi pada tes awal dan tes akhir
disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Namun selalu ada
kemungkinan bahwa variabel luarlah yang menyebabkan sebagian atau
keseluruhan perubahan tersebut. Dengan demikian maka desain ini juga
tidak memiliki validitas internal.
c. Desain
Perbandingan
Dua
Kelompok
Statis (Intact-Group
Comparison)
Desain ini mengunakan dua kelompok subyek yang diberi
perlakuan yang berbeda. Kedua kelompok itu ditetapkan tanpa acak
(misalnya diambil kelas yang telah terbentuk) namun diasumsikan
memiliki kemampuan yang setara dalam semua aspek yang relevan,
yang berbeda hanyalah didalam pemberian perlakuan. Contoh desain
perbandingan dua kelompok statis adalah sebagai berikut:
Desain perbandingan dua kelompok statis
Kelompok acak
Perlakuan
Tes akhir
Eksperimen
Kontrol
X1
X2
Y1
Y2
Tes Awal
Y1
Y2
Perlakuan
X1
X2
Tes Akhir
Y1
Y2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas internal ini adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian
dapat dipercaya kebenarannya atau
mereka dapat menciptakan alternatif yang masuk akal yang tidak diinginkan
hipotesis untuk hasil penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menjadi
kendala untuk memperoleh validitas internal yakni Sejarah, Maturasi, Testing,
Instrumentasi, Seleksi, Mortalitas Regresi dan Kontaminasi. Validitas
eksternal berkaitan dengan pertanyaan apakah fakta mengenai treatment
(independen variabel) yang diberikan benar-benar mengakibatkan perbedaan
pada dependen variabel, atau Apakah benar-benar independen variabel
berpengaruh pada dependen variabel.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi, dapat atau
tidaknya hasil penelitian digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi
tempat sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif,
instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan menganalisis
data benar, penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Pengujian-pengujian yang perlu dilakukan untuk mengontrol validitas
eksternal: Efek seleksi berbagai bias, Efek pelaksanaan pre test dan Efek
prosedur eksperimen.
B. Saran
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang validitas internal dan
validitas eksternal beserta faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal
dan eksternal, hendaknya lebih banyak mencari sumber referensinya dari
berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .
i
DAFTAR ISI .
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .
1
B. Perumusan Masalah ..
3
C. Tujuan Penulisan ..
3
D. Manfaat Penulisan ....
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penelitian Eksperimen
4
B. Karakteristik Penelitian Eksperimen
5
C. Validitas Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas
D.
Internal ..
Validitas Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas
Eksternal ...........................................................................
17
E.
Desain Eksperimen ...
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ...
B. Saran .............
DAFTAR PUSTAKA
21
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Brockopp, Dorothy Young. 2000. Dasar-dasar Riset Keperawatan: Edisi kedua.
Jakarta: EGC.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta: Jakarta.
Domu, Ichdar. 2009. Bahan Kuliah Metodologi Penelitian, Program Studi
Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Manado.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Oleh :
Herry Setiawan
NIM.22020114410007