Latar Belakang
Impulsive buying merupakan pembelian tanpa adanya perencanaan dengan keinginan
kuat yang muncul secara tiba-tiba serta sulit ditahan serta perasaan yang menyenangkan
dan penuh gairah untuk membelinya. Biasanya para pembeli ‘kalap’ pada saat awal bulan
dan di akhir bulannya kehabisan jatah bulanan karena telah digunakan diawal. Tema ini
diambil karena kami banyak menjumpai individu yang berperilaku impulsive buying.
Impulsive buying yang biasanya terjadi adalah ketika seseorang sedang berbelanja di mall,
melihat ada pakaian, sepatu, jam tangan atau yang lainnya yang model baru supaya dirinya
dinilai sebagai orang yang up to date dia membelinya meskipun dari rumah tidak ada
rencana untuk membelinya. Contoh lain yang menggambarkan Impulsive Buyying adalah
pada saat seseorang melihat-lihat online shop ada barang-barang yang menarik perhatian
dan langsung memutuskan untuk membelinya tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu
seperti kegunaan dan kondisi yang akan terjadi setelahnya.
Kebanyakan masyarakat Indonesia terutama generasi muda yang masih dalam usia
yang produktif sekitar (18-29 tahun) atau yang lebih dikenal dengan generasi millenial
memiliki rencana untuk membelanjakan uang mereka untuk membeli barang-barang
mewah ditahun depan dibandingkan dengan tahun ini.
Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi menyebabkan timbulnya
perilaku impulsive buying . Hal ini dapat dibuktikan dalam perilaku impulsive buying yaitu
perilaku membeli sesuatu yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi
prioritas utama dan menimbulkan pemborosan. impulsive buying menjelaskan keinginan
untuk membeli barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan yang maksimal. Perilaku impulsive buying mahasiswi terhadap barang-
barang bermerk banyak tumbuh pada mahasiswi yang berkuliah di kota-kota besar. Seperti
contoh kasus di atas. Salah satu alasanya, mereka ingin menunjukkan diri bahwa mereka
juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah,
sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Hal ini
menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia
perkuliahan. Salah satu penyebab timbulnya keluhan orangtua, karena sebagian perilaku
remaja menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.
Dengan banyaknya dampak negatif akibat perilaku impulsive buying ini, maka upaya
bimbingan dan konseling diperlukan dalam menanggulangi perilaku impulsive buying
Bimbingan dan konseling dapat melakukan upaya kuratif, karena apabila perilaku
impulsive buying tersebut dibiarkan maka akan terus mengakar di dalam gaya hidup dan
akan berlanjut sampai Tua. Dampak negatif akan lebih besar terjadi apabila pencapaian
3
finansial didapatkan melalui segala macam cara yang tidak sehat. Teknik yang digunakan
adalah konseling individual melalui interaksi yang berkelanjutan antara konselor dan
konseli sehingga mengkontrol dirinya dan perilaku impulsive buying tersebut dapat
berkurang atau bahkan menghilang.
Salah satu layanan bimbingan konseling yang dipakai guna memberikan kesadaran
kepada konseli mengenai perilaku impulsive buying ialah dengan cara konseling
kelompok. Prayitno (2004) berpendapat bahwa konseling kelompok adalah layanan
bimbingan konseling yang mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok,
dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok dengan mengaktifkan dinamika
kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi
dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Pada
konseling kelompok disini nantinya terdapat 8 orang konseli didalamnya, masing-masing
konseli tersebut mengalami masalah yang serupa, yaitu perilaku impulsive buying.
Kemudian pada saat konseling kelompok kami menggunakan pendekatan Cognitive
Behavior Therapy (CBT). CBT didasarkan pada konsep mengubah pikiran dan perilaku
negatif yang sangat mempengaruhi emosi. Melalui CBT , individu terlibat aktif dan
berpartisipasi dalam latihan untuk diri dengan cara membuat keputusan, penguatan diri
dan hal lain yang mengacu pada self- regulation. Dari hasil asesmen yag sudah dilakukan,
diperoleh hasil bahwa terdapat aspek konflik yang terjadi pada kognitif konseli, seperti
membeli suatu barang tanpa pertimbangan yang matang, tanpa memikirkan kegunaan
produk tersebut, lalu konseli tidak melakukan perbandingan produk.
Sejalan dengan hal di atas keyakinan seorang individu untuk menyerap pemikiran
yang bersifat rasional maupun irasional. Dimana dalam hal ini pemikiran yang irasional
menjadi hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan perilaku yang menyimpang dan
emosi yang tidak stabil sehingga CBT diarahkan untuk modifikasi fungsi berfikir,
betindak serta merasa dengan menekankan fungsi otak dalam menganalisa, memutuskan,
bertanya dan juga bertindak. Dengan demikian diharapkan seseorang individu dapat
mengubahnya dari hal negatif menjadi positif.
CBT merupakan konseling yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga
kesehatan mental. Konseling ini diarahkan untuk modifikasi fungsi berfikir, betindak
serta merasa dengan menekankan fungsi otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya
dan juga bertindak, sedangkan aspek pada pendekatan behavioral diarahkan untuk
membangun hubungan baik antara situasi permasalahan individu dengan kebiasaan
mereaksi permasalahan.
4
Model ABC atas perubahan perilaku merupakan gabungan dari 3 (tiga) elemen,
yaitu antecedents,behaviour dan consequences (ABC), Antedents dapat dideskrisikan
sebagai orang, tempat, sesuatu, atau kejadian yang datang sebelum perilaku terbentuk
yang dapat mendorong kita untuk melakukan sesuatu atau berkelakuan tertentu. Lalu
behaviour (perilaku) merupakan segala apa yang kita lihat pada saat kita mengamati
seseorang melakukan aktivitas/pekerjaan. Consequences adalah kejadian-kejadian yang
mengikuti perilaku dan mengubah adanya kemungkinan perilaku akan terjadi kembali di
masa datang.
Tujuan dari CBT sendiri yaitu untuk mengajak individu belajar mengubah pola
pikirnya, menenangkan tubuh dan pikiranya sehingga dapat merasa lebih baik, berfikir
lebih rasional dan dapat membuat keputusan yang tepat. Hingga hal yang diharpak dari
seorang individu seperti menyelaraskan berpikir, bertindak serta merasa dapat berjalan
sesuai hal yang diharapkan. Menggunakan metode intervensi konseling kelompok karena
secara garis besar masalah yang dimiliki oleh para konseli yang kami temui cenderung
sama, dengan menggunakan konseling kelompok, konseli akan lebih terbuka dengan satu
sama lain.
B. Sasaran
- Pria atau wanita yang berdomisili di Malang.
- Mempunyai kecenderungan impulsive buying.
- Mampu introspeksi akan kesalahan yang ada dalam dirinya.
- Bersedia untuk mengikuti konseling kelompok.
- Mau untuk menyembuhkan atau mengurangi kecenderungan impulsive buying.
C. Tujuan
- Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merubah atau mengurangi kecenderungan
individu berperilaku impulsive buying.
- Memberi dan membantu konseli untuk menemukan solusi yang tepat dalam
menyelesaikan masalahnya yang berkaitan dengan impulsive buying.
D. Subjek Intervensi
Konseli terdiri dari 8 orang, semua berjenis kelamin perempuan. 7 orang konseli
berasal dari Perguruan Tinggi di Malang, lalu 1 orang bekerja di sebuah Cafe yang ada di
Malang. Untuk detail konseli nya ialah sebagai berikut :
5
1. Konseli 1 (AFE) : Konseli sering kali tergiur dengan barang-barang yang ada di aplikasi
online, serta dalam pembeliannya biasanya tidak mempertimbangkan berapa harga yang
harus dikeluarkan untuk membeli produk-produk fashion. Konseli sering kali membeli
barang diluar target yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Konseli 2 (AFA) : Mood sangat mempengaruhi keputusan membeli dari konseli, apabila
konseli sedang bagus semua barang yang dilihat terlihat bagus dan cocok untuk konseli
(begitupun sebaliknya). Ternyata orang terdekat konseli (Ibunya) juga memiliki sifat
yang sama seperti konseli, apabila bingung menentukan pilihan barang mana yang akan
dibeli berdasarkan warnanya mereka lebih memilih untuk membeli semua barangnya.
3. Konseli 3 (WSND) : Menurut konseli fashion merupakan hal yang terpenting bagi
dirinya serta konseli juga sulit dalam mengontrol dirinya untuk berbelanja yang bisa
dilakukan supaya konseli tenang adalah dengan berbelanja untuk menghilangkan tekanan
yang dilamaninya.
4. Konseli 4 (ADK) : Konseli merupakan orang yang sulit mengontrol dirinya untuk
berbelannja, ketika ada barang yang diinginkan harus segera terbeli bahkan jika harus
meminjam uang kepada temannya, namun setelah itu muncul rasa kecewa. Ada
keinginana untuk berhenti dari hal ini dan mengganti dengan kegiatan yang lebih
bermanfaat.
5. Konseli 5 (LL) : Produk-produk yang biasanya dibeli konseli adalah skincare dan
kosmetik-kosmetik yang menunjang penampilannya. Tdak ada jadwal rutin dalam
pembelian skincare, konseli selalu membeli diawal waktu sebelum stok skincarenya
habis, rata-rata jumlah item yang dibeli konseli kurang lebih sebanyak 2 sampai 3 jenis
item. Konseli akan sangat kepikiran apabila barang yang diinginkan tidak atau belum
terbeli.
6. Konseli 6 (EIDU): Konseli merupakan orang yang gemar mengoleksi barang-barang unik
seperti kalimba dan mainan-mainan yang bisa ditempel di kendaraan, konseli membeli
barang-barang tersebut dengan alasan “lucu” meskipun mendapat beberapa omongan
yang kurang menyenangkan dari teman-temannya konseli masih saja membeli barang-
barang sejenis itu. Tidak ada jadwal rutin dalam membeli barang-barang ini, hanya jika
melihat ada barang yang menarik perhatian saja.
7. Konseli 7 (M) : Konseli merupakan salah satu K-Popers sehingga barang-barang yang
dibeli seperti Album, photo card dan barang-barang lain yang berhubungan dengan K-
Popers, konseli sangat merasa lega dengan membeli barang-barang tersebut. Konseli
pernah membeli barang-barang tersebut dengan keadaan uang yang hampir habis,
6
kebiasaan ini muncul semenjak konseli kuliah dengan keadaan yang memegang uang
sendiri.
8. Konseli 8 (AZ) : Ajakan teman menjadi salah satu pendorong konseli menjadi
impulsive buyying dimana barang-barang yang dibeli biasanya lebih mengarah ke
fashion seperti baju, setiap bulannya selalu mengadakan pembelian namun hampir tidak
digunakan. Apabila uagnya habis konseli meminta uang tambahan kepada orangtuanya
atau kakaknya. Kebiasaan ini di sadai sejak semester III.
7
F. Posisi Klien dan Fasilitator /Tata Ruang
Dokumenter
Observer
Konselor dan CO
Konselor.
Konseli
G. Tabel Agenda
Hari /
No Sesi Tahapan Konseling Aktivitas Tempat
tgl
1 1 Orientasi dan a. Perkenalan konselor Gazebo
Eksplorasi dan tim serta Perpustakaa
(Membangun rapport anggota kelompok n UMM.
kepada konseli, lalu b. Penjelasan terkait
melakukan assessment tujuan jangka
masalah) pendek dan jangka
panjang, serta
peraturan selama
konseling kelompok
berlangsung.
c. Melakukan
wawancara
permasalahan dari
masing-masing
konseli
8
2 2 Transisi a. Menganalisa Gazebo
(mengimplementasikan permasalahan dari Perpustakaa
program dan teknik konseli n UMM.
konseling) b. Merubah keyakinan
atau permasalahan
dari konseli dengan
memberikan
pandangan dari
konselor
3 Tahap Kerja a. Menganalisa Gazebo
Produktivitas dan permasalahan dari Teknik
Kohesivitas konseli UMM.
(mengimplementasikan b. Merubah keyakinan
program dan teknik atau permasalahan
konseling) dari konseli dengan
memberikan
pandangan dari
konselor.
c. Memberikan home
work atau tugas
pada konseli untuk
membantu
mengurangi
permasalahannya
9
menanyakan kepada
konseli adakah
hambatan yang
dialami oleh
konseli.
d. Konselor
memberikan
kembali tugas
lanjutan yang
sebelumnya sudah
dikerjakan.
10
belum tercapai
dapat
menegosiasikan
kontrak ulang.
11
BAHAN - IC (Informed Consemt)
- Handphone
- Konsumsi
- Lembar Notulensi
- Daftar Hadir
- Lembar Pre-test
PROSEDUR Sesi 1
Pembukaan (5 menit)
Konselor mengucapkan salam dan terima kasih pada konseli
karena sudah datang dan berpartisipasi dalam kegiatan konseling,
dan konselor menanyakan kabar konseli.
Perkenalan dengan menggunakan ice breaking (10 menit)
- Konselor dan tim memperkenalkan diri terlebih dahulu
- Konselor akan meminta semua konseli duduk melingkar
dan masing-masing konseli akan memperkenalkan nama,
asal, umur, jurusan
- Konselor akan menunjuk masing-masing konseli untuk
menyebutkan nama dan lainya dari setiap konseli
SESI 2
TRANSISI
PENGANTAR
Pada tahap ini konselor menganalisa permasalahan dari konseli, dan menggali lebih
dalam lagi terkait permasalahan yang dialami, serta konselor memberikan pendapat atau
pandangan kepada konseli. Konselor juga memberikan kesempatan kepada konseli lain
untuk berpendapat.
TUJUAN
- Mendapatkan informasi secara mendalam terkait permasalahan yang dialami.
- Memberi pandangan kepada konseli terkait permasalahan yang dialami.
- Agar konseli mendapatkan pandangan dari berbagai sudut pandang.
MATERI - Konselor menanyakan dan menganalisa terkait permasalahan
yang dialami dengan menggunakan wawancara kepada konseli.
- Pada saat wawancara berlangsung, diikuti oleh pendapat atau
pandangan yang diberikan oleh konselor.
- Konselor juga memberikan kesempatan kepada konseli lainnya,
apakah mereka mempunyai pandangan atau pendapat lain yang
ingin disampaikan.
WAKTU 60 menit/sesi
ALAT DAN - Handphone
BAHAN - Lembar Notulensi
- Daftar Hadir
- Konsumsi
PROSEDUR Sesi 2
Pembukaan (5 menit)
Konselor mengucapkan salam dan terima kasih karena sudah
13
berpartisipasi dalam kegiatan konseling. Konselor menanyakan kabar
kepada konseli beserta kesibukkan apa yang telah dijalani.
Penutup (5 menit)
Konselor mengucapkan terimakasih kepada konseli atas kesediaanya
untuk mengikuti sesi konseling, serta menyampaikan kata-kata
positif (semoga kegiatan ini bermanfaat untuk anda, dan semoga hari
anda menyenangkan). Konselor, bersama dengan semua konseli juga
menyepakati waktu/hari/jam/tanggal/tempat untuk pelaksanaan sesi
konseling selanjutnya.
EVALUASI - Konseli dapat meneceritakan lebih dalam lagi terkait
permasalahan yang dialami.
- Masing-masing konseli memperhatikan setiap permasalahan yang
dialami konseli lainnya.
- Masing-masing konseli mendapatkan suatu pandangan atau
pendapat terkait masalah yang dialami.
SESI 3
KERJA PRODUKTIVITAS & KOHESIVITAS
PENGANTAR
Pada tahap ini konselor menganalisa permasalahan dari konseli, dan menggali lebih
dalam lagi terkait permasalahan yang dialami, serta konselor memberikan pendapat atau
pandangan kepada konseli. Konselor juga memberikan kesempatan kepada konseli lain
untuk berpendapat.
TUJUAN
14
- Mendapatkan informasi secara mendalam terkait permasalahan yang dialami.
- Memberi pandangan kepada konseli terkait permasalahan yang dialami.
- Agar konseli mendapatkan pandangan dari berbagai sudut pandang.
MATERI - Konselor mengulas kembali secara singkat permasalahan dari
semua konseli
- Konselor memberi kesempatan kepada konseli untuk
menyampaikan solusi apa yang pernah dilakukan dalam
menghadapi hambatan-hambatan yang dialami
- Konselor memberi kesempatan kepada seluruh konseli untuk
menyampaikan solusi-solusi yang bisa dilakukan
- Konselor memberikan tugas terkait dengan tantangan
pengeluaran selama 1 minggu.
WAKTU 60 menit/sesi
ALAT DAN - Handphone
BAHAN - Lembar Notulensi
- Daftar Hadir
- Konsumsi
PROSEDUR Sesi 3
Pembukaan (5 menit)
Konselor mengucapkan salam dan terima kasih karena sudah
berpartisipasi dalam kegiatan konseling. Konselor menanyakan kabar
kepada konseli beserta kesibukkan apa yang telah dijalani.
Penutup (5 menit)
Konselor mengucapkan terimakasih kepada konseli atas kesediaanya
untuk mengikuti sesi konseling, serta menyampaikan kata-kata
positif (semoga kegiatan ini bermanfaat untuk anda, dan semoga hari
anda menyenangkan) serta pemberian penugasan kepada konseli.
15
Konselor bersama dengan semua konseli juga menyepakati
waktu/hari/jam/tanggal/tempat untuk pelaksanaan sesi konseling
selanjutnya.
EVALUASI - Konseli bisa mengetahui lebih banyak pandangan tentang
permasalahan serupa milik orang lain
- Konseli mendapat pandangan lain (solusi) yang pernah dilakukan
orang lain.
- Konseli bisa menerapkan solusi-solusi yang sudah didapatkan ke
kehidupan sehari-hari
- Menanyakan bagaimana perasaaan konseli setelah menceritakan
secara mendalam terkait permasalahannya, dan terkait dengan
pandangan atau pendapat yang telah diberikan.
SESI 4
TAHAP KERJA
PENGANTAR
Pada tahap ini konselor menganalisa permasalahan dari konseli, dan menggali lebih
dalam lagi terkait permasalahan yang dialami, serta konselor memberikan pendapat atau
pandangan kepada konseli. Konselor juga memberikan kesempatan kepada konseli lain
untuk berpendapat. Lalu, pada sesi 4 ini, konseli diberikan tugas yang akan dikumpulkan
pada sesi berikutnya.
TUJUAN
- Mendapatkan informasi secara mendalam terkait permasalahan yang dialami.
- Memberi pandangan kepada konseli terkait permasalahan yang dialami.
- Agar konseli mendapatkan pandangan dari berbagai sudut pandang.
- Untuk memberi tugas pada konseli agar sesi berikutnya konselor mengetahui apakah
konseli berhasil atau tidak.
MATERI Sesi 4
Pembukaan (5 menit)
Konselor mengucapkan salam dan terima kasih karena sudah
berpartisipasi dalam kegiatan konseling. Konselor menanyakan kabar
kepada konseli beserta kesibukkan apa yang telah dijalani.
Kegiatan Kelompok (50 menit)
Konselor menanyakan terkait tugas yang sudah diberikan di sesi
sebelumnya, lalu konselor membahas tugas tersebut satu per-satu.
Kemudian konselor menanyakan kepada konseli adakah hambatan
16
yang dialami oleh konseli. Kemudian konselor mengulang kembali
terkait permasalahan yang dialami sesuai dengan daftar
permasalahan yang ditulis pada hasil notulensi pada sesi sebelumnya.
Di akhir sesi, konselor memberikan sebuah lembar evaluasi yang
berisikan daftar belanja diluar rencana kepada konseli. Dampak yang
mungkin terjadi dari penugasan yang sudah dilakukan yaitu :
Positif :
1. subjek bisa jauh memahami tentang kesalahan yang ada dalam
dirinya.
2. Subjek sudah bisa mengurangi kebiasaan buruknya.
3. Subjek bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Negatif :
1. Stress.
2. Gelisah.
3. Bingung.
4. Bimbang.
Hambatan :
1. Subjek tidak bisa mengontrol dirinya.
2. Subjek merasa gengsi dan ingin selalu mengikuti trend.
3. Pengaruh lingkungan (teman dan tempat dia tinggal).
4. Ekonomi yang berkecukupan.
5. Diskon.
Hal yang bisa dilakukan :
1. Mendampingi subjek selama masa konseling dan penugasan
berlangsung ( minimal telfon / whatsapp).
2. Selalu menanyakan subjek perihal kegiatan yang dilakukan yang
berkaitan dengan impulsive buying (sehari sekali).
3. Membuat subjek merasa nyaman dengan terapi yang sedang
berlangsung.
4. Memberikan motivasi agar subjek semangat untuk mengurangi /
menghilangkan kebiasaan lamanya.
5. Tidak mengizinkan subjek membuka aplikasi online shop selama
masa konseling.
Penutup (5 menit)
17
- Konselor mengucapkan terimakasih kepada konseli atas
kesediaanya untuk mengikuti sesi konseling, serta menyampaikan
kata-kata positif (semoga kegiatan ini bermanfaat untuk anda,
dan semoga hari anda menyenangkan). Konselor bersama dengan
semua konseli juga menyepakati waktu/hari/jam/tanggal/tempat
untuk pelaksanaan sesi konseling selanjutnya.
WAKTU 60 menit/sesi
ALAT DAN - Handphone
BAHAN - Lembar Notulensi
- Daftar Hadir
- Konsumsi
PROSEDUR Sesi 4
Pembukaan (5 menit)
Konselor mengucapkan salam dan terima kasih karena sudah
berpartisipasi dalam kegiatan konseling. Konselor menanyakan kabar
kepada konseli beserta kesibukkan apa yang telah dijalani.
SESI 5
TAHAP EVALUASI DAN TERMINASI
PENGANTAR
Tahap evaluasi itu sendiri merupakan suatu tahap untuk menilai atau melihat sampai
seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kemudian menanykan
hambatan tugas yang di hadapi oleh konseli dan melihat hasil dari penerepan tugas
tersebut. Jika masih ada hambatan pada akan di beri solusi oleh konselor untuk
membantu konseli tersebut.Untuk melakukan evaluasi, konselor perlu mengkaji tujuan
yang ditentukan beserta indikator pencapaiannya. Lalu setelah itu, memonitor faktor-
faktor keberhasilan atau kegagalan untuk umpan balik untuk kegiatan selanjutnya. Lalu
berlanjut pada tahap terminasi, yaitu konselor memberi penguatan kepada konseli atas
hasil yang telah dicapai.
TUJUAN
Untuk mengetahui ketercapaian program sesuai dengan daftar yang telah di susun, dan
mengetahui apakah masih ada hambatan dari konseli untuk mengurangi implusive
buying.
MATERI Sebelum masuk ke dalam inti dari sesi ini, konselor menanyakan
perihal lembar penugasan yang sudah diberikan disesi sebelumnya.
Lalu setelah itu konselor melihat hasil lembar penugasan dan
bertanya pada semua konseli apakah masih ada hambatan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. Jika masih ada hambatan
konselor akan memberikan solusi pada konseli. Lalu, dalam tahap ini
merupakan tahap dimana melihat sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Tercapainya tujuan dapat dilihat dari tugas
19
rumah yang diberikan kepada konseli. Jika berhasil, maka konselor
membuat kriteria yang spesifik pula tentang keberhasilan proses
konseling. Dengan menggunakan teknik Cognitive Behavior
Therapy, diharapkan dapat membantu mereka menyadari pikiran-
pikiran negatif yang menyebabkan perilaku impulsive buying,
kemudian mengevaluasi pikirannya, dan selanjutnya mereka
bereksplorasi untuk mengubah pikiran negatif tentang dirinya dan
lingkungannya. Dan sebelum ke tahap terminasi konselor akan
bertanya harapan kedepannya pada konseli setelah di adakannya
konseling ini. Lalu, pada tahap terminasi dimana konselor memberi
penguatan kepada konseli atas hasil yang telah dicapai.
WAKTU 40 menit/sesi
ALAT DAN - Handphone
BAHAN - Lembar notulensi
- Lembar post test
- Konsumsi
PROSEDUR SESI 5
Pembukaan (5 menit)
Konselor mengucapkan salam dan terima kasih karena sudah
berpartisipasi dalam kegiatan konseling. Konselor menanyakan kabar
kepada konseli beserta kesibukkan apa yang telah dijalani.
20
Penutupan (5 menit)
Konselor mengucapkan terimakasih kepada konseli atas kesediaanya
untuk mengikuti sesi konseling, serta menyampaikan kata-kata
positif (semoga kegiatan ini bermanfaat untuk anda, dan semoga hari
anda menyenangkan). Lalu konselor mengakhiri kegiatan konseli ini,
dan konseling ditanyakan telah selesai.
EVALUASI - Melihat apakah ada kemajuan dari subjek
- Tugas yang di berikan sesi sebelumnya di kerjakan oleh konseli
- Memberikan solusi pada konseli
- Mengetahui harapan dari setiap subjek kedepannya setelah di
adakannya konseling
I. Lembar Penugasan
- Homework
Sukses Total
N
Hari Nominal atau pengeluaran Keterangan
O
gagal per-hari
1
2
3
4
5
6
7
- Lembar evaluasi (tulislah barang yang Anda beli diluar rencana sebelumnya)
NO Senin Selasa
1
2
21
3
4
5
6
7
NO Rabu Kamis
1
2
3
4
5
6
7
NO Jumat Sabtu
1
2
3
4
5
6
7
JAWABAN
N
PERNYATAAN ST
O SS S TS
S
Saya dapat mengontrol hasrat untuk membeli produk fashion.
1.
Saya segera membeli ketika ada produk fashion yang menarik.
2.
22
Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika melihat produk
3.
fashion yang menarik dan ingin saya beli.
Saat melihat produk fashion yang menarik, saya tidak merasa
4.
kecewa ketika tidak membelinya.
Saya suka membeli produk fashion tanpa berpikir terlebih
5.
dahulu.
Saya membeli produk fashion sesuai dengan perencanaan
6.
sebelumnya.
Saya membeli produk fashion karena saya sangat
7.
menyukainya.
Saya mampu meninggalkan toko yang menjual produk fashion
8.
yang saya sukai tanpa membelinya.
Saya dapat menahan diri untuk tidak tergoda dan langsung
9.
membeli produk fashion.
Saya sering membeli produk fashion melebihi apa yang saya
10.
rencanakan sebelumnya.
11. Saya membeli produk fashion ketika saya membutuhkannya.
12. Sulit bagi saya melewatkan produk fashion yang saya sukai.
Saya hati-hati ketika memutuskan untuk membeli produk
13.
fashion.
Saya membeli produk fashion yang sedang menjadi trend
14.
meskipun terkadang saya tidak membutuhkannya.
Saya suka berpikir panjang terlebih dahulu sebelum saya
15.
membeli produk fashion.
16. Saya membeli produk fashion sesuai kebutuhan saya.
Saya membeli produk fashion dengan pertimbangan yang
17.
matang.
Saya mampu menahan hasrat untuk membeli produk fashion
18.
yang saya inginkan.
19. Saya membeli produk fashion tanpa alasan.
20. Saya berpikir jangka panjang sebelum membeli produk fashion.
Saya akan membeli produk fashion yang menarik hati saya
21.
berapapun harganya.
Saya lebih suka menabung uang saya daripada membeli produk
22.
fashion yang saya inginkan.
23
- Lembar Observasi
Hari/Tanggal :
NO PERILAKU YANG MUNCUL
- Daftar Kehadiran
Hari/Tanggal :
NO NAMA TTD
1 AFE
2 AFA
3 EDIU
4 LR
5 WSND
6 ADK
7 AZ
8 M
24
DAFTAR PUSTAKA
Anin, A., Rasimin, B. S., & Atamimi, N. (2008). Hubungan self monitoring dengan
impulsive buying terhadap produk fashion pada remaja. Jurnal psikologi, 35(2),
181-193.
Dwiyanti, E., & Irlianti, A. (2014). Analisis Perilaku Aman Tenaga Kerja Menggunakan
Model Perilaku ABC (Antecedent Behavior Consequence). Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 3(1).
25