Anda di halaman 1dari 62

THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT)

History and Development

TAT pertama kali dipublikasikan dalam sebuah artikel tahun 1935 oleh Christina Morgan
dan Henry Murray, tetapi terdapat versi lebih lengkap pada tahun 1938 dan 1943 (Gieser &
Stein, 1999). Pada instruksi pelaksanaan tes, administrator akan memberikan semua 20 kartu
dalam urutan tertentu dalam dua sesi terpisah, dengan total durasi waktu selama dua jam.

Pada tahun 1950, beberapa buku dan lebih dari 100 artikel diterbitkan tentang penggunaan
TAT. Studi penelitian awal menggunakan TAT menyelidiki bidang-bidang seperti sikap
sosial, kenakalan, kepribadian abnormal, dan variasi dalam penggunaan bahasa. Pada akhir
1940-an, banyak dokter menggunakan kartu dalam jumlah terbatas dan sistem
penilaian singkat untuk mengurangi waktu administrasi dan penilaian. Sistem TAT yang
berbeda ini diuraikan dalam Analisis Tes Tematik Shneidman (1951). Pada tahun 1971, lebih
dari 1.800 artikel telah ditulis berdasarkan TAT.

Theoretical Perspectives

TAT awalnya dikembangkan berdasarkan konsep kepribadian Murray. Inti dari konsepnya
adalah fokus pada bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan mereka — bagaimana
orang dipengaruhi oleh kekuatan eksternal dan bagaimana needs, sikap, dan nilai unik
mereka mempengaruhi reaksi mereka terhadap dunia di sekitar mereka. Pada awalnya TAT
dikonseptualisasikan sebagai alat pengukur kekuatan (forces) berbagai kebutuhan
seperti yang diungkapkan oleh tokoh yang ditunjuk dalam cerita.

Murray mengembangkan daftar 28 needs yang membantu menentukan kebutuhan total yang
mungkin diekspresikan dalam kehidupan individu (atau tercermin dalam cerita TAT). Untuk
menyeimbangkan dan melengkapi kehadiran needs, Murray juga mengembangkan daftar
kekuatan yang mungkin ada dalam lingkungan seseorang, yang disebutnya press. Sebanyak
24 press diidentifikasi, dan kekuatan relatif dari press ini juga dapat dinilai pada TAT. Teori
Murray juga sering disebut sebagai needs-press theory.

List of Needs:

Achievement Infavoidance Aggression Rejection

Recognition Defendance Abasement Nurturance

Exhibition Conteraction Blame avoidance Succorance

4
Acquisition Dominance Harm avoidance Play

Order Deference Infavoidance Sentience

Retention Autonomy Affiliation Cognizance

Construction Contrariance Sex Exposition

Untuk mengkonseptualisasikan unit-unit perilaku yang dihasilkan dari interaksi


antara kebutuhan dan tekanan, Murray mengembangkan istilah thema. Thema adalah unit
kecil perilaku yang dapat digabungkan dengan thema lain untuk membentuk tema serial.
Thema kesatuan (unity theme) individu adalah pola kebutuhan dan tekanan yang terkait yang
memberi makna pada sebagian besar perilakunya. Thema kesatuan (unity theme) berasal
dari pengalaman masa kanak-kanak awal dan, setelah berkembang, berulang dalam banyak
bentuk selama kehidupan individu selanjutnya. TAT dirancang untuk menilai unit kecil dari
tema dan aspek inti yang lebih besar dari tema kesatuan individu.

Cerita TAT juga dapat dipahami sebagai penggambaran kualitas relasi objek klien. Hal ini
tercermin dalam sistem pengkodean Weston (Social Cognition and Object Relations
Scale; Weston, 1995) yang berfokus pada pemahaman area penting berikut dari fungsi
psikologis: (a) representasi internal klien tentang orang lain yang signifikan, (b) kualitas
pengaruh dalam hubungan, (c) kapasitas untuk investasi emosional dan moral integritas, dan
(d) pemahaman sejauh mana seseorang dapat memahami motivasi interpersonal. Seperti
yang diharapkan, para peneliti telah menggunakan TAT untuk lebih memahami gangguan-
gangguan tersebut diri mereka sendiri untuk hubungan objek yang buruk, seperti narsistik,
perbatasan, dan kepribadian antisosial (Ackerman et al., 1999; Cramer, 1999). Banyak terapi
dapat dianggap sebagai interaksi yang membantu klien untuk menciptakan kembali kisah
hidupnya dengan cara yang dapat dijalani dengan lebih mudah. Membuat orang menulis
cerita yang sarat emosi untuk sedikitnya 15 menit sehari selama empat hari berturut-turut
telah terbukti menghasilkan lebih sedikit penyakit, peningkatan positif dalam penanda sistem
kekebalan, nilai yang lebih tinggi, dan tingkat nyeri yang dilaporkan lebih rendah
(Pennebaker & King, 1999).

Reliability and Validity

Respon subjek terhadap TAT mengandung materi verbal yang kompleks dan
signifikan. Oleh karena itu, sulit untuk dilakukannya analisis kuantitatif secara tepat. Dalam
tes TAT,

5
interpretasi dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif terhadap isi cerita oleh
subjek, hal inilah yang menyebabkan reliabilitas tes TAT menjadi cukup rendah, karena
interpretasi bisa saja berbeda-beda. McClelland (1961) dan Atkinson dan Feather (1966)
mengembangkan skema penilaian yang kompleks untuk achievement, affiliation, and power.
Reliabilitas interscorer di seluruh sistem penilaian yang berbeda umumnya ditemukan baik,
berkisar antara 0,37 dan 0,90, dengan sebagian besar laporan 0,85 atau lebih tinggi. Namun,
nilai kuantitatif yang diberikan ini masih merupakan data mentah dan tidak dapat ditarik
kesimpulannya.

Kesulitan lain dalam menentukan reliabilitas berada pada variabilitas yang luas di antara
cerita yang berbeda. Untuk menentukan konsistensi internal dari tes ini juga sulit dilakukan
karena kartu-kartu dalam tes tidak dapat dibandingkan karena memang dirancang untuk
mengukur area dan fungsi yang berbeda dari individu. Reliabilitas test-retest mencapai 0,56
pada affiliation dan 0,48 pada achievement, hal ini menunjukkan skor yang cukup
rendah pula, reliabilitas yang tinggi kemungkinan hanya menunjukkan kualitas memori saja
ketika subjek diminta untuk menceritakan kembali mengenai isi kartu.

Validitas TAT menunjukkan variabilitas yang luas. Penelitian yang dilakukan pada TAT
memungkinkan pembaca untuk memproyeksikan bias, kebutuhan, dan harapan. Hal lainnya
terkait validitas TAT adalah bisa saja apa yang diungkapkan subjek terkait isi kartu bukanlah
mengungkapkan pengalaman pribadinya. Klopfer (1983) merangkum karya
Leary sebelumnya (1957) dengan menunjukkan bahwa perilaku dapat didasarkan pada
pengamatan luar (perilaku langsung, komunikasi publik), deskripsi diri, atau simbolisasi
pribadi. Ketiga level ini seringkali sangat berbeda satu sama lain. Hal tersebut menunjukkan
pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri dapat berbeda dengan pandangannya terhadap
orang lain, begitu pula dengan simbolisasi pribadi seseorang bisa saja berbeda dengan
perilaku yang ditunjukkan pada publik. Namun, menurut beberapa klinisi berdasarkan
pengalamannya, mereka mengatakan isi cerita pada kartu TAT cenderung cocok dengan hal-
hal yang melatarbelakangi kasus subjek.

Assets and Limitations

Assets

Beberapa kelebihan TAT adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan dan menjadi sarana untuk melihat struktur kepribadian individu yang covert
(tak terlihat berdasarkan observasi) dan lebih mendalam.

2. Meminimalisir bias atau kemungkinan subjek untuk berbohong karena penggunaan TAT
yang tersamar.

3. TAT berfokus pada sifat global atau keseluruhan, yaitu tidak hanya berfokus
pada pengukuran objektif mengenai sikap-sikap tertentu.
4. Memudahkan rapport dengan subjek, karena tidak ada jawaban benar atau salah ataupun
hal-hal yang membuat subjek merasa jika jawabannya salah.

Limitations

Beberapa kekurangan TAT adalah sebagai berikut:

1. Standarisasi yang kurang memadai dalam hal administrasi dan skoring,


klinisi mengandalkan keterampilan dan pengalaman klinis mereka dalam
menginterpretasikan respon subjek.

2. Validitas dan reliabilitas yang kurang memadai

3. Sensitif terhadap variabel situasional, seperti suasana hati, stres, kurang tidur,
dan perbedaan instruksi, sehingga dapat berpengaruh pada perbedaan hasil tes.

Administration

TAT diberikan dalam setting pribadi dimana subjek menanggapi atau diminta
bercerita secara lisan mengenai gambar pada kartu yang disajikan. TAT terdiri dari 20 kartu
dan diberi nomor dan kode sehingga dapat diberikan kepada 4 kelompok berbeda sesuai
dengan klasifikasinya, yaitu sebagai berikut:

- BM: Boy and Male (untuk anak laki-laki dan pria dewasa)

- GF: Girl and Female (untuk anak perempuan dan wanita dewasa)

- MF: Male and Female (untuk pria dan wanita usia >15 tahun)

- GB: Boy and Girl (untuk anak-anak usia 4 hingga 14 tahun)

- Kartu tanpa kode (angka atau huruf): harus diberikan kepada semua jenis kelamin
dan semua rentang usia

Meskipun Murray awalnya merekomendasikan bahwa semua 20 kartu diberikan, namun


dalam praktek terdapat versi yang lebih pendek biasanya terdiri dari 8 sampai 12 kartu yang
dipilih untuk digunakan (Bellak & Abrams, 1997; Haynes & Peltier, 1985; Karon,
2000). Pemilihan kartu disesuaikan dengan kondisi dan informasi subjek yang telah
diperoleh sebelumnya, sebagai contoh jika permasalahan signifikan subjek terkait dengan
depresi dan bunuh diri, maka dapat diberikan kartu 3BM, 13B, dan 14 untuk mengumpulkan
informasi yang lebih spesifik mengenai dinamika kondisi klien.

Bellak dan Abrams (1997) merekomendasikan bahwa urutan standar 10 kartu yang diberikan
kepada perempuan dan laki-laki dalam urutan yang tepat adalah sebagai berikut: 1, 2, 3BM,
4, 6BM, 7GF, 8BM, 9GF, 10, dan 13MF. Urutan kartu yang penting untuk diberikan

7
kepada laki-laki manapun terdiri dari: 1, 2, 3BM, 4, 6BM, 7BM, 11, 12M, dan 13MF.
Kartu penting untuk setiap wanita adalah urutan berikut: 1, 2, 3, 3BM, 4, 6GF, 7GF, 9GF,
11, dan 13MF.

Selama administrasi, subjek harus duduk di samping penguji, dengan kursi menghadap ke
belakang sehingga subjek tidak dapat melihat ekspresi wajah penguji (tester). Idealnya,
hal ini untuk menciptakan situasi dimana subjek merasa nyaman dan santai, sehingga
imajinasinya dapat merespons kartu dengan bebas. Namun, jika beberapa individu tidak
merasa nyaman saat berpaling dari tester, maka diperbolehkan diperbolehkan duduk dalam
posisi yang lebih santai bagi tester dan testee. Yang terpenting adalah membangun hubungan
(rapport) yang memadai dan menjaga subjek tetap nyaman dan santai.

Instruksi

Instruksi dapat dimodifikasi, dielaborasi, dan diulang sesuai dengan kebutuhan


testee. Instruksi harus dengan jelas menunjukkan bahwa testee menggunakan imajinasinya
dan tidak hanya menggunakan gambar, setidaknya memuat beberapa hal berikut: 1. Situasi
saat ini

2. Pikiran dan perasaan para tokoh

3. Peristiwa sebelumnya

4. Hasil dari kejadian

Instruksi asli oleh Murray (1943):

(Dapat digunakan untuk remaja atau orang dewasa dengan kecerdasan rata-rata): ―Ini adalah
ujian imajinasi, salah satu bentuk kecerdasan. Saya akan menunjukkan beberapa gambar,
satu per satu, dan tugas Anda adalah membuat cerita sedramatis mungkin untuk masing-
masing cerita. Ceritakan apa yang mengarah ke peristiwa yang ditunjukkan pada gambar,
jelaskan apa yang terjadi saat ini, apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karakter, lalu
berikan hasilnya. Ucapkan pikiran Anda saat pikiran itu muncul di benak Anda.
Apakah kamu mengerti? Karena Anda memiliki waktu lima puluh menit untuk sepuluh
gambar, Anda memiliki waktu sekitar lima menit untuk setiap cerita. Ini gambar pertama…‖
(Instruksi untuk orang anak-anak, orang dewasa dengan pendidikan atau
kecerdasan minimal, dan psikotik):

―Ini adalah tes bercerita. Saya memiliki beberapa gambar di sini yang akan saya
tunjukkan kepada Anda, dan untuk setiap gambar saya ingin Anda mengarang sebuah cerita.
Ceritakan apa yang terjadi sebelumnya dan apa yang terjadi sekarang. Katakan apa yang
orang rasakan dan pikirkan dan bagaimana hasilnya. Anda dapat mengarang cerita apapun
sesuka Anda.

Apakah kamu mengerti? Nah, kalau begitu, inilah gambar pertama. Anda punya waktu
lima menit untuk mengarang cerita. Lihat seberapa baik Anda dapat melakukannya…‖
Prosedur
- Waktu (Time)

Waktu yang diukur harus dimulai ketika gambar pertama kali diberikan dan berakhir ketika
subjek memulai ceritanya. Sangat penting untuk memperhatikan jeda panjang atau adanya
keraguan.

- Merekam (Recording)

Merekam respon lengkap subjek, bersama dengan setiap perilaku yang patut diperhatikan
seperti intonasi seru, gagap, jeda, wajah memerah, tingkat keterlibatan dan perubahan suara.
Hal tersebut bertujuan untuk menilai bagaimana subjek berinteraksi dengan gambar
tersebut.

- Mempertanyakan dan Menyelidiki (Questioning and Inquiry)

Jika subjek menghilangkan aspek-aspek tertentu dari cerita, seperti hasil atau peristiwa
sebelumnya, tester harus meminta informasi tambahan, dapat berupa pertanyaan seperti "Apa
yang menyebabkannya?" atau "Bagaimana hasilnya?" Namun, hal ini tidak boleh dinyatakan
sedemikian rupa sehingga mengungkapkan reaksi pribadi tester. Pertanyaan yang lebih rinci
dapat dilakukan baik setelah administrasi kartu, atau langsung setelah setiap cerita. Murray
merekomendasikan bahwa pertanyaan harus terjadi hanya setelah pemberian semua kartu.

- Order of Presentation

Biasanya, kartu harus diberikan sesuai dengan sistem penomoran yang berurutan. Namun,
terkadang pemeriksa mungkin tertarik pada masalah tertentu dan akan mengubah urutan
untuk mendapatkan informasi yang lebih efektif mengenai bidang masalah terkait.

- Use of the TAT (or CAT ) with Children

Instruksi harus sesuai dengan usia dan kosakata subjek. Biasanya anak-anak memanfaatkan
gambar pada tes sebagai kesempatan untuk bercerita atau sebagai permainan yang menarik.
Secara umum, kartu dari TAT harus didasarkan pada kemungkinan bahwa anak-anak dapat
dengan mudah mengidentifikasi dengan karakter.

Cerita anak-anak relatif mudah dipengaruhi oleh peristiwa terkini yang dialami melalui
televisi, buku komik, dan film. Anak-anak juga cenderung memproyeksikan masalah dan
konflik mereka ke dalam cerita dengan cara yang lebih langsung. Seringkali, ada sedikit
makna tersembunyi atau topeng dari hubungan yang terlibat.

Cards of Thematic Apperception Test (TAT)

1. Gambar 1
Deskripsi: Seorang anak laki-laki yang sedang duduk di meja, menatap biola yang diletakkan
di atas meja di hadapannya.

Frequent Plots: Kisah yang muncul berkisar antara anak laki-laki yang memiliki motivasi
diri yang bermimpi menjadi pemain biola yang luar biasa, atau anak laki-laki pemberontak
yang dipaksa oleh orang tuanya, atau figur otoritas penting lainnya, untuk bermain biola.

General Discussion: Biasanya memunculkan cerita konflik antara tuntutan pribadi dan pihak
pengendali eksternal. Gambar ini juga dapat memberikan informasi mengenai hubungan klien
dengan orang tua, apakah orang tua dipandang sebagai seorang yang mendominasi,
mengendalikan, acuh tak acuh, membantu, memahami, atau melindungi. Kartu ini juga
memberikan informasi spesifik mengenai kebutuhan untuk berprestasi, dan
mempertimbangkan bagaimana pencapaian itu dicapai.

2. Gambar 2

Deskripsi: Pemandangan pedesaan dengan seorang wanita sedang memegang sebuah buku di
bagian depan. Di bagian belakang, seorang pria sedang bekerja di ladang sementara seorang
wanita melihatnya.

Frequent Plots: Kisah biasanya berkisar seorang perempuan muda yang meninggalkan
pertanian untuk melanjutkan pendidikannya atau untuk mencari peluang yang tidak
diberikan di lingkungannya. Biasanya, keluarga tersebut terlihat bekerja keras mencari
nafkah dari hasil bumi. Nilai-nilai keluarga seringkali berpusat pada mempertahankan status
quo.

General Discussion: Ini adalah satu-satunya kartu dalam seri yang menghadirkan subjek
dengan adegan kelompok dan dengan demikian memberikan informasi yang berkaitan
dengan bagaimana individu menghadapi tantangan orang yang hidup bersama. Biasanya ada
dimensi tambahan untuk membedakan yang baru dan yang lama, dan menunjukkan sikap
terhadap mobilitas dan ambisi pribadi. Kartu ini dapat menimbulkan cerita yang berkaitan
dengan persaingan oleh putri bungsu untuk mendapatkan perhatian kedua atau salah satu
orang tua

3. Gambar 3BM

Deskripsi: Seorang anak laki-laki meringkuk di samping sofa. Di sebelahnya adalah objek
ambigu yang bisa saja satu set kunci atau senjata (revolver).

Frequent Plots: Kisah biasanya berpusat pada individu yang secara emosional terlibat pada
orang lain atau yang merasa bersalah atas beberapa perilaku di masa lalu yang dilakukannya.
Penyalahguna narkoba sering menganggap orang dalam gambar sebagai pecandu dan
menafsirkan "revolver" sebagai jarum suntik.

General Discussion: Kartu ini menyangkut rasa bersalah, depresi, agresi, dan kontrol impuls.
Cara objek di sebelah kiri ketika dideskripsikan akan memberikan informasi yang baik
tentang masalah yang berkaitan dengan agresi. Misalnya jika objek digambarkan sebagai
pistol, apakah itu digunakan untuk melukai diri sendiri.

4. Gambar 3GF

Deskripsi: Seorang wanita sedang berdiri di sebelah pintu yang terbuka dengan satu tangan
meraih sisi pintu dan tangan yang lain memegang wajahnya yang tertunduk.
Frequent Plots: Cerita berkisar pada tema kehilangan interpersonal dan niat buruk yang
ditujukan secara internal karena rasa bersalah atas perilaku masa lalu.

General Discussion: Sama seperti gambar 3BM, kedua gambat ini cenderung memunculkan
perasaan depresi. Namun, sering kali, Gambar 3BM memunculkan cerita yang lebih kaya
dan memungkinkan pria dan wanita untuk mengidentifikasi dengan mudah dengan tokoh
utama.

5. Gambar 4

Deskripsi: Seorang wanita sedang menahan bahu pria yang berpaling darinya

Frequent Plots: Membentuk beberapa konseptualisasi mengapa wanita menahan


pria. Seringkali wanita dianggap sebagai seorang pemberi nasihat yang berjuang dengan pria
yang lebih impulsif dan irasional.

General Discussion: Gambar ini biasanya memberikan banyak informasi yang berkaitan
dengan perasaan dan sikap seputar hubungan antara pria dan wanita. Seringkali tema
perselingkuhan dan pengkhiatan muncul. Sebagai contoh, wanita terlihat seperti pelindung
yang selalu mencoba untuk menahan dan mengendalikan pria untuk tujuan jahat.

6. Gambar 5

13

Deskripsi: Seorang wanita sedang melihat ke dalam ruangan dari ambang pintu.

Frequent Plots: Seorang ibu yang memergoki anaknya berperilaku tidak baik atau dikejutkan
oleh penyusup yang memasuki rumahnya.
General Discussion: Gambar ini memberikan informasi seputar sikap subjek ibu dalam
perannya mengamati dan menilai perilaku. Penting untuk dicatat bagaimana wanita itu
menyadari dan bagaimana situasinya diselesaikan.

7. Gambar 6BM

Deskripsi: Seorang wanita tua berdiri sejajar dengan jendela. Di belakangnya, ada seorang
pria yang lebih muda dengan wajah tertunduk. Pria tersebut memegang topinya

Frequent Plots: Gambar ini biasanya memunculkan cerita tentang seorang anak laki laki yang
menyampaikan berita sedih kepada ibunya atau berusaha mempersiapkan keberangkatannya
ke suatu tempat yang jauh.

General Discussion: Gambar ini terbukti menjadi sumber informasi yang kaya mengenai
sikap dan perasaan seorang pria kepada ibu mereka atau sosok ibu pada umumnya.
Gambaran ini penting untuk disertakan saat menguji jantan. Karena cerita biasanya seputar
seorang pemuda yang berjuang untuk kemerdekaan, cara khusus subjek menggambarkan
perjuangan ini penting. Apakah perjuangan itu termasuk rasa bersalah yang berlebihan?
Apakah ada kemarahan yang tidak terekspresikan atau bahkan terang-terangan terhadap
wanita yang lebih tua? Atau apakah pria muda itu menuruti keinginan wanita itu? Sama
pentingnya adalah reaksi ibu terhadap perilaku anaknya. Sejauh mana dia
mengendalikannya, dan bagaimana caranya?

8. Gambar 6GF

Deskripsi: Seorang wanita muda duduk di pinggiran sofa menoleh ke belakang, ke arah
seorang pria yang lebih tua dengan pipe di mulutnya yang tampaknya sedang berbicara
dengan wanita tersebut.
Frequent Plots: Pria biasanya terlihat mengusulkan suatu kegiatan kepada perempuan, dan
plotnya sering kali menyertakan reaksi wanita terhadap usulan tersebut

General Discussion: Kartu ini awalnya dimaksudkan sebagai pasangan untuk gambar 6BM,
yang diharapkan juga akan menimbulkan sikap dan perasaan terhadap figur ayah. Namun,
karena kedua subjek pada gambar tersebut terlihat seperti memiliki usia yang sama, kartu ini
sering kali tidak mencapai tujuan yang dimaksud. Ketika plot ayah-anak yang jelas tidak
dibahas, gambar tersebut mencerminkan pendekatan subjek terhadap hubungan
heteroseksual yang tidak terstruktur.

9. Gambar 7BM

Deskripsi: Seorang pria yang lebih tua melihat ke arah pria yang lebih muda, yang sedang
melihat ke luar angkasa

Frequent Plots: Cerita biasanya menggambarkan hubungan ayah-anak laki-laki atau situasi
bos-karyawan. Pria tua paling sering menasihati atau menginstruksikan yang lebih muda.

General Discussion: Memberikan informasi yang jelas mengenai figur otoritas dan lebih
spesifik, ayah si subjek. Gambar tersebut berkaitan dengan interaksi antara pria yang lebih
tua dan berpengalaman dengan pria yang lebih muda dan kurang berpengalaman.

10. Gambar 7GF

Deskripsi: Seorang gadis muda duduk di sofa dan memegang sebuah boneka di tangannya.
Di belakangnya terdapat seorang wanita yang lebih tua yang tampaknya sedang membacakan
buku kepadanya. Biasanya dipersepsikan sebagai seorang ibu dan anak perempuannya,di
mana sang ibu menasihati, menghibur, memarahi, atau menyuruh anaknya. Lebih jarang, ada
tema di mana ibu membacakan untuk anaknya untuk kesenangan atau hiburan

Frequent Plots: Gambar ini biasanya dipersepsikan sebagai seorang ibu dan anak, di mana
sang ibu sedang menasihati, memarahi, menghibur, atau mengajar anaknya.

General Discussion: Hal yang dilihat pada gambar ini adalah menonjolkan gaya dan cara
interaksi ibu-anak

11. Gambar 8BM

Deskripsi: Di bagian depan, seorang anak laki-laki melihat secara langsung ke arah gambar.
Di bagian belakang adalah gambar yang kabur dari dua pria yang sedang melakukan operasi
pada seorang pasien yang terbaring.

Frequent Plots: Gambar ini biasanya berkisar pada ambisi (keinginan menjadi seorang
dokter) atau agresi (berhubungan dengan takut disakiti dalam keadaan pasif). Tema lain yang
jarang menggambarkan adegan adalah seseorang yang tertembak dan sedang dioperasi.

General Discussion: Gambar tersebut dapat dilihat sebagai gambaran terselubung


dari konflik oedipal seorang pria muda, dengan perasaan kecemasan dan
permusuhan pengebirian yang menyertainya.

12. Gambar 8GF

Deskripsi: Seorang wanita sedang duduk di kursi menatap ke langit dengan dagu
yang ditopang oleh tangannya.
17

Frequent Plots: Oleh karena gambar ini tidak jelas dan tidak spesifik, tidak ditemukan tema
yang seirng ditemui.

General Discussion: Gambar ini sulit untuk digeneralisasikan karena menghasilkan cerita
yang dangkal.

13. Gambar 9BM

Deskripsi: Empat orang pria berbaring di tanah saling menyerang satu sama lain

Frequent Plots: Cerita biasanya memberikan beberapa penjelasan mengapa pria-pria tersebut
di sana dan sering menggambarkan mereka sebagai pengembara tunawisma atau pekerja
yang sedang istirahat.

General Discussion: Gambar ini memberikan informasi mengenai hubungan sesama jenis.
Apakah pria-pria tersebut nyaman satu sama lain? Adakah persaingan? Terkadang,
kecenderungan homoseksual atau rasa takut terhadap kecenderungan tersebut demikian nyata
dalam alur cerita. Prasangka sosial seputar sikap terhadap "malas", kelas bawah, atau orang
yang menganggur sering menjadi jelas, terutama ketika laki-laki dalam gambar terlihat
sebagai tunawisma.

14. Gambar 9GF

18
Deskripsi: Seorang wanita di latar depan sedang berdiri di belakang pohon,
sedang mengamati wanita lain di bawah yang sedang berlari di sepanjang pantai.

Frequent Plots: Cerita biasanya merupakan dua wanita yang terlihat sedang berkonflik,
seringkali karena seorang pria. Seringkali, selain tema ini atau dalam cerita terpisah,
perempuan yang "bersembunyi di balik" pohon itu melakukan kesalahan.

General Discussion: Kartu ini berkaitan dengan hubungan teman sebaya perempuan dan dan
penting dalam menguraikan isu-isu seperti konflik, kecemburuan, persaingan antar saudara,
dan daya saing. Seringkali, seorang pria diperkenalkan ke dalam cerita.

15. Gambar 10

Deskripsi: Seseorang sedang memegang kepalanya berlawanan dengan bahu orang lain.
Gender kedua orang tersebut tidak terdefinisikan.

Frequent Plots: Cerita biasanya berkisar di antara beberapa interaksi antar seorang pria dan
wanita, dan mungkin melibatkan salam antara keduanya atau keberangkatan.

General Discussion

Kartu ini memberikan informasi tentang bagaimana hubungan pria-wanita, yang secara
khusus sangat dekat dan intim. Mungkin bermanfaat untuk memperhatikan tingkat
kenyamanan atau ketidaknyamanan relatif yang ditimbulkan oleh kedekatan emosional.
Kisah kepergian atau pemutusan hubungan mungkin mencerminkan permusuhan yang
terang-terangan atau ditolak oleh subjek. Kadang-kadang, laki-laki menafsirkan pelukan
yang melibatkan dua laki-laki, yang mungkin menunjukkan kemungkinan orientasi
homoseksual yang ditekan atau terang-terangan.

16. Gambar 11 Deskripsi

i sebuah jalan di jurang, beberapa sosok berjalan di sepanjang jalan menuju jembatan. Di
atas mereka dan di sisi tebing terdapat seekor naga.

Frequent Plots

Biasanya, cerita penyerangan dan pelarian muncul di mana subjek memperhitungkan naga,
jalan, dan sosok yang tidak jelas di kejauhan.

General Discussion

Karena bentuk gambar ini cukup kabur dan ambigu, ini adalah tes yang baik untuk melihat
kemampuan imajinatif subjek dan keterampilan mereka dalam mengintegrasikan rangsangan
yang tidak teratur dan tidak terdefinisi dengan baik. Gambar itu juga mewakili kekuatan yang
tidak diketahui dan mengancam, dan mencerminkan cara subjek menghadapi rasa takut akan
serangan. Cerita subjek sering dapat menunjukkan sejauh mana mereka mengalami rasa
kontrol atas lingkungan dan perjalanan hidup mereka.
Naga dapat dilihat keluar dari tebing dan menyerang orang (mewakili kekuatan agresif di
lingkungan), atau sebagai makhluk pelindung yang digunakan karakter untuk berlindung dan
aman (kebutuhan akan perlindungan). Tema-tema seperti itu dapat menyarankan aspek
kerangka kerja dan suasana hati internal subjek. Misalnya, cerita tentang "segala sesuatu yang
mati" menunjukkan keadaan batin yang depresi dan miskin.

17. Gambar 12M

Deskripsi : Seorang pria mengangkat tangannya dan berdiri di atas seorang anak laki-laki
yang terbaring di tempat tidur dengan mata tertutup.

Frequent Plots : Cerita berpusat pada penyakit dan / atau penggunaan hipnosis pria yang
lebih tua atau beberapa bentuk ritual keagamaan pada figur yang lebih muda dan berbaring.

General Discussion : Gambar sering memunculkan tema mengenai hubungan antara pria
yang lebih tua dan yang lebih muda. Ini dapat menjadi tanda dalam memprediksi atau
menilai hubungan saat ini atau masa depan antara terapis dan klien. Gambar ini juga dapat
digunakan untuk memprediksi sikap dan respon klien terhadap prosedur hipnotik.

18. Gambar 12F

Deskripsi : Sebuah potret wanita di latar depan, seorang wanita yang lebih tua memegang
dagunya di latar belakang.

Frequent Plots : Cerita berpusat pada hubungan atau menentukan komunikasi antara dua
figures.

General Discussion : Gambar ini memunculkan deskripsi dan konsepsi figur ibu. Latar
belakang figures sering dilihat sebagai seorang ibu - dalam - hukum yang memiliki berbagai
kualitas jahat. Seringkali kualitas negatif ini adalah perasaan yang dimiliki subjek terhadap
ibunya sendiri tetapi secara tidak langsung dan oleh karena itu, lebih aman memproyeksikan
ke gambaran seorang ibu mertua.

19. Gambar 12BG

Deskripsi : Sebuah latar negara menggambarkan pohon, dengan perahu dayung berhenti di
sebelahnya. Tidak ada sosok manusia yang

terlihat.

Frequent Plots : Cerita sering berpusat pada tema kesepian, kedamaian, atau kenikmatan
alam.

General Discussion : Dengan subjek sucidal atau depresi, mungkin ada elaborasi perasaan
ditingggalkan dan terisolasi (misalnya seseorang tersesat atau jatuh dari perahu. Subjek yang
lebih stabil cenderung mendiskusikan kedamaian sendirian di hutan dan mungkin
memancing atau pergi memancing lebih jauh ke sungai.

20. Gambar 13MF


Deskripsi : Seorang pria muda berdiri di latar depan dengan kepalanya di lengannya. Di latar
belakang ada seorang wanita yang terbaring di

tempat tidur.

Frequent Plots : Paling sering berpusat pada rasa bersalah yang disebabkan oleh aktivitas
seksual terlarang. Tema yang melibatkan kematian wanita di tempat tidur dan kesedihan
yang dihasilkan dari pria itu, yang sering digambarkan sebagai suaminya, agak kurang
sering.

General Discussion : Gambar ini sering dianggap membantu dalam mengungkapkan konflik
seksual. Secara umum, ia memberikan informasi tentang sikap dan perasaan subjek terhadap
pasangannya, terutama sikap sebelum dan segera setelah hubungan seksual. Cerita di mana
ada ekspresi terbuka agresi atau jijik adalah variasi signifikan dan harus dicatat sebagai
relatif tidak biasa. Secara khusus, hubungan antara perasaan agresif dan seksual subjek
sering digambarkan.

21. Gambar 13B

23

Deskripsi : Seorang anak laki-laki duduk di pintu kabin kayu. Frequent Plots : Tema
kesepian dan cerita masa kanak-kanak sering ditimbulkan. Namun, karena stimulus agak
kabur, isi dan sifatnya ini Cerita

cenderung sangat bervariasi.

General Discussion : Gambar ini dapat membantu orang dewasa dan anak-anak
untuk mengungkapkan sikap.menuju introspeksi atau kesepian. Pada orang dewasa, sering
memunculkan reveries yang melibatkan kenangan masa kecil.

22. Gambar 13G

Deskripsi : Seorang anak perempuan menaiki tangga.

Frequent Plots : Mirip dengan gambar 13B, biasanya melibatkan tema kesepian dan/atau
kenangan masa kecil yang jauh.

General Discussion : Gambar ini tidak memiliki kota tertentu dan dampak yang ditemukan
di kartu TAT lainnya. Biasanya menghasilkan cerita yang sangat bervariasi tetapi kurang
kaya dan detail. Seperti Gambar 13B, kadang-kadang dapat berguna dalam menggambarkan
sikap subjek terhadap kesepian dan introspeksi.

23. Gambar 14

24

Deskripsi : Seseorang dibayang-bayangi jendela.


Frequent Plots : Kartu ini menghasilkan tema kontemplasi, keinginan fulfillment, atau
depresi, atau perasaan yang berkaitan dengan pencurian

General Discussion : Jika maalah subjek adalah depresi, dan jika terdapat keinginan untuk
bunuh diri, kartu ini dan gambar 3BM sangat penting. Jenis subjek ini sering
menggambarkan sosok dalam gambar dan, yang lebih penting, membahas peristiwa,
perasaan, dan sikap yang mengarah pada perilaku merusak diri saat ini. Menjadi penting
untuk menyelidiki, selama fase penyelidikan pemeriksaan, metode dan gaya pemecahan
masalah tertentu yang telah atau sedang dicoba oleh karakter cerita. Juga signifikan adalah
dialog internal karakter dan reaksi pribadi saat dia berhubungan dengan tekanan hidup yang
berbeda. Gambar ini juga dapat mengungkapkan minat estetika subjek dan
keyakinan filososfis pribadi atau pemenuhan keinginan. Jika sebuah cerita yang
digambarkan melibatkan perampokan, hal itu berguna untuk mempertimbangkan tingkat
kontrol dan rasa bersalah karakter, konsekuensinya, atau perilakunya.

24. Gambar 15

Deskripsi : Seorang laki-laki berdiri di tengah-tengah batu nisan dengan kedua tangan saling
menggenggam.

Frequent Plots : Tema biasanya berkisar pada kepercayaan atau peristiwa seputar kematian
dan sebuah akhirat.

General Discussion : Cerita dari gambar ini mencerminkan keyakinana khusus subjek
tentang dam sikap terhadap kematian dan proses menjelang ajal. Misalnya, kematian
dipandang sebagai proses yang tenang dan pasif, atau sebaliknya seperti kekerasan
dan agresif. Jika subjek mengalami waktu yang sangat sulit untuk menghadapi kematian
teman atau kerabat, tema pada Gambar 15 dapat memberikan informasi yang berguna
tentang mengapa kesulitan ini dialami.

25. Gambar 16

Deskripsi : Kartu kosong.

Frequent Plots : Cerita dari kartu ini sangat bervariasi. Itu sering memunculkan narasi terkait
dengan kehidupan seseorang

(perkawinan saat ini, keluarga, dan situasi pribadi) dan, pada

tingkat yang lebih rendah luas, indah, defensif, bencana, dan

perhatian berorientasi prestasi.

General Discussion : Perintah dari kartu ini adalah ―Bayangkan sebuah gambar dan
kemudian ceritakan tentangnya.‖ Dari subjek dengan imajinasi yang hidup dan aktif, kartu
ini sering kali memunculkan cerita yang sangat kaya dan bermanfaat; dan jumlah detail dan
kerumitan dalam cerita seseorang telah ditemukan berkorelasi dengan ukuran kreativitas
yang berbeda. Kartu ini tidak banyak membentuk atau mempengaruhi materi fantasi subjek
dan dengan demikian dapat dilihat sebagai hasil yang relatif murni dari ketidaksadarannya.
Namun, untuk subjek yang cemas, penentang, atau tidak kreatif, kartu ini sering kali
bernilai sedikit atau tidak ada sama sekali karena cerita biasanya singkat dan kurang dalam
atau kaya. Nilai kartu ini dapat ditingkatkan dengan mengulangi instruksi, yang
menekankan bahwa orang tersebut harus memberikan cerita yang lengkap, dan memberikan
kartu sebagai yang terakhir dalam satu seri. Nilainya berasal dari kurangnya struktur dan
kegunaannya di berbagai usia, latar belakang, dan tujuan penilaian.

26. Gambar 17BM

Deskripsi : Seorang pria yang telanjang memanjat (atau menuruni) tali. Frequent Plots :
Kartu ini menghasilkan tema kontemplasi, keinginan fulfillment, atau depresi, atau perasaan
yang berkaitan dengan

pencurian.

General Discussion : Karena kartu tersebut menggambarkan seorang pria telanjang, sikap
mengenai citra tubuh pribadi subjek sering kali terungkap. Mereka pada gilirannya dapat
membawa keluar tema pencapaian, kecakapan fisik, sanjungan, dan narsisme. Kemungkinan
perasaan homoseksual atau kecemasan terkait homoseksualitas juga menjadi jelas dalam
cerita beberapa mata

pelajaran.

27. Gambar 17 GF

Deskripsi : Seorang wanita berdiri di jembatan di atas air. Di atas jembatan ada bangunan
tinggi dan di belakang Gedung ada matahari bersinar di balik awan.

Frequent Plots : Cerita biasanya melibatkan seseorang yang melarikan diri dari situasi
berbahaya atau sebuah acara atletik yang bersifat kompetitif.

General Discussion : Cerita yang dideskripsikan terkadang seputar sikap


terhadap perpisahan yang baru terjadi atau kedatangan orang yang dicintai. Kartu inni dapat
sangat berguna dalam kasus depresi bunuh diri, di mana sosok di jembatan dianggap sedang
mempertimbangkan untuk melompat sebagai usaha terakhir untuk
menyelesaikan kesulitannya. Seperti pada Gambar 3BM dan 14, penyelidikan ke dalam
kesulitan-kesulitan khusus yang dihadapi tokoh cerita dan cara dia berusaha untuk
menyelesaikan kesulitan-kesulitan ini sering kali dapat mencerminkan cara dan gaya subjek
mengatasi masalahnya sendiri. Reaksi pribadi, dialog internal dan tekanan hidup yang
diceritakan juga sangat informatif. Namun, beberapa materi ini hanya terssedia melalui
penggalian informasi yang lebih rinci, setelah cerita awal diberikan.

28. Gambar 18 BM
Deskripsi : Seorang pria mengenakan mantel panjang sedang diraih dari belakang. Tiga
tangan terlihat.

Frequent Plots : Tema-tema tipikal melibatkan mabuk-mabukan pada bagian dari figur
tersebut yang didukung oleh tiga tangan atau cerita di

mana dia diserang di belakang.

General Discussion : Gambar ini, lebih dari yang lain, cenderung menghasilkan kecemasan
karena penggambaran sugestif dari kekuatan tak terlihat yang menyerang sosok itu. Jadi, itu
penting untuk dicatat bagaimana subjek menangani kecemasannya sendiri serta bagaimana
karakter cerita berhubungan dengan situasinya. Apakah subjek melihat dirinya sebagai
korban yang sama sekali tidak berdaya? Jika demikian, bagaimana subjek
menyelesaikan perasaan tidak berdaya tersebut? Apakah ketidakberdayaan merupakan sifat
kepribadian yang berkelanjutan? Jika karekter dilihat sebagai penerima nasib sial, lalu situasi
apa yang dianggap sebagai nasib sial? Agresivitas atau sikap yang berlebihan terhadap
kecanduan juga terkadang diidentikaan

dengan gambar ini.

29. Gambar 18 GF

Deskripsi : Seorang wanita memegang leher wanita lain. Di latar belakang ada tangga.

Frequent Plots : Interaksi ibu-anak yang agresif atau hubungan saudara adalah sering
diungkapkan dalam menanggapi gambar ini.

General Discussion : Cara subjek menangani hubungan yang agresif dan


bermusuhan dengan wanita lain adalah jenis informasi utama yang diperoleh gambar ini.
Catatan khusus harus dibuat tentang jenis peristiwa apa yang memicu agresivitas ini dan cara
di mana konflik diselesaikan atau tidak. Apakah karakter tunduk secara pasif, menarik diri
dari hubungan, merencanakan balas dendam, atau menegosiasikan perubahan? Perasaan
rendah diri, cemburu, dan respon didominasi juga sering digambarkan. Subjek
sesekali berusasa menyangkal atau menghindari agresivitas ini dengan membuat cerita di
mana satu sosok membantu sosok lainnya menaiki tangga. Hal ini munkin menjurus kepada
penyangkalan umum dn represi permusuhan di pihak subjek.

30. Gambar 19

Deskripsi : Penggambaran awan surealis dan rumah yang tertutup salju. Frequent Plots :
Cerita sangat bervariasi karena tidak terstruktur dan ambigu sifat rangsangan.

General Discussion : Karena ini adalah salah satu kartu yang lebih tidak
terstruktur, kemampuan subjek untuk mengintegrasikan rangsangan visual yang berbeda
diuji. Untuk mata pelajaran tertentu, sifat ambigu dari gambar ini dapat menimbulkan
kecemasan dan rasa tidak nyaman. Pemeriksa kemudian dapat mengamati bagaimana subjek
menangani kecemasannya dalam konteks cerita. Seringkali, cerita yang dihasilkan berurusan
dengan agresi impersonal dari kekuatan alam atau supranatural.

31. Gambar 20

Deskripsi : Gambar kabur dari seorang laki-laki bersandar pada tiang lampu di malam hari.

Frequent Plots : Cerita berkisar dari tema kencan larut malam hingga keadaan yang lebih
menyeramkan, mungkin melibatkan seorang gangster

yang berada dalam bahaya.

General Discussion : Gambar sering kali memunculkan informasi mengenai sikap subjek
menuju kesepian, kegelapan, dan ketidakpastian. Ketakutan

dapat dinyatakan secara eksplisit melalui cerita gangster. Seperti

Gambar 18 BM, metode penanganan ketakutan ini dan peserta

ujian respon terhadap bahaya fisik harus diperhatikan.

Scoring Procedures

Skor khusus kartu TAT dan CAT dapat diatur di Bellak TAT dan Lembar Analisis CAT.
Dalam lembar tersebut memberikan panduan dan kerangka acuan untuk analisis TAT yang
nantinya dapat digunakan untuk mengatur dan menghasilkan hipotesis tentang
orang tersebut. Hal ini digunakan dengan administrasi tipikal 10 kartu. Dengan
menggunakan sistem penilaian bentuk panjang, masing-masing kartu/cerita dinilai pada
lembar analisis tunggal. Tema dan isi cerita keseluruhan kemudian dapat dianalisis dengan
mencatat tema umum dan fitur unik di seluruh lembar perbedaan.

1. Tema Utama

Pada bagian ini mengharuskan tester untuk menyatakan kembali unsur-unsur penting dari
cerita. Setiap cerita mungkin memiliki satu atau lebih tema yang perlu disajikan
kembali. Gambaran dari tema utama dapat bervariasi dalam hal tingkat kesimpulannya.
Tujuan mencari tema utama adalah memahami inti cerita atau jiwa cerita, dan untuk
memudahkan tester harus melewati lima tahap atau tingkat yang nantinya akan mengarah
pada tema utama meliputi :

a. Tema deskriptif

Tema ini adalah tema yang ada dalam pikiran testee. Pada tahap ini, cerita diringkas dengan
memilah kata-kata yang kurang mendukung intisari cerita namun sebisa mungkin masih
menggunakan kata-kata yang dipakai testee. Alur cerita secara konsisten dibuat menurut
kacamata tokoh utama dan secara kronologis. Informasi yang relevan untuk dimasukkan
dalam tema deskriptif terutama yang mengandung perilaku, kebutuhan, press, konflik,
mekanisme pertahanan yang digunakan, struktur kepribadian yang berperan, dan lainnya.

b. Tema Interpretif

Pada bagian ini, tester memasukkan arti dari dinamika cerita dalam bentuk pernyataan yang
lebih umum. Tema ini berupa hipotesis pikiran testee. Hipotesis ini menggambarkan
pandangan testee mengenai apa yang terjadi jika kutub need dan kutub press bertemu.
Biasanya kalimat yang digunakan yaitu : jika seseorang …………….... maka
………………….

c. Tema diagnostik

pada tahap ini dikemukakan pernyataan-pernyataan definitif yang mengarah pada interpretasi
klinis tentang cerita testee. Pada tahap ini tester harus menghilangkan sifat hipotesis dan
memasukkan

- gambaran dari tokoh utama atau karakteristik yang dimiliki tokoh utama - kebutuhan tokoh
utama, press, obyek pada lingkungan tokoh

- konflik, kecemasan, bentuk mekanisme yang digunakan untuk mengatasi konflik atau
kecemasan

- perubahan emosi, dan akhir cerita

d. Tema simbolik

Pada tahap ini, tester mencari interpretasi simbol berdasarkan hipotesis psikoanalisa

e. Tema elaboratif

Pada tahap ini dilakukan asosiasi bebas atau elaborasi testee dalam ceritanya, misal :
―insinyur‖ (pekerjaan tokoh utama), atau ―India Timur‖ (suatu tempat khusus yang
disebutkan oleh tokoh utama) diasosiasikan dengan nama atau tempat tinggal khusus yang
memiliki makna khusus bagi testee.

2. Tokoh Utama

Tokoh utama (hero) biasanya merupakan orang yang paling sering disebut dalam cerita, yang
perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran subyektifnya paling banyak diungkap sejak awal
sampai akhir cerita. Interpretasi tokoh utama meliputi sifat, adekuasi (kemampuan tokoh
utama menjalankan aktivitas atau mengatasi kesulitan) mencerminkan ego-strength, dan
body image (gambaran diri yang merupakan cerminan kualitas yang ada pada diri testee atau
kualitas yang diinginkan testee).

3. Kebutuhan Utama dari Tokoh Utama

Kebutuhan perilaku yang dinilai dalam cerita berfokus pada kebutuhan paling
mendasar yang diungkapkan dalam produksi cerita klien (kasih sayang, agresi, prestasi).
Gambaran dari kebutuhan ini adalah behavioral needs, fantacy needs, overt needs, dan latent
needs. Figur, obyek, atau lingkungan yang dimasukkan dalam cerita mempunyai makna
bahwa subyek (testee) mempunyai kebutuhan yang tidak disadari sesuai dengan arti simbolik
tersebut. Sebaliknya figur, obyek, atau lingkungan yang ada dalam gambar tetapi diabaikan
dalam cerita mengindikasikan adanya penolakan (denial) atau represi.

4. Konsep Tokoh Utama tentang Lingkungan (Dunia)

Konsepsi adalah gabungan yang kompleks antara : (a) persepsi diri yang tidak disadari, dan
(b) distorsi appersepsi terhadap stimulus karena adanya jejak-jejak ingatan di masa
lalu. Lingkungan adalah keadaan yang ada di luar diri yang mewarnai inti cerita (dapat
berupa orang atau lingkungan fisik).

5. Figur-figur Dilihat sebagai …… dan reaksi subyek …….

Salah satu karakteristik utama dari cerita TAT adalah cerita tersebut dapat dilihat sebagai
"distorsi yang terlihat jelas dari hubungan sosial dan faktor dinamis yang mendasarinya".
Sehingga, salah satu landasan interpretasi TAT adalah memahami bagaimana klien
memandang orang lain, seperti yang direpresentasikan dalam produksi cerita. Pada kategori
ini mencoba menguraikan hal ini dengan menilai sikap tokoh utama dan perilaku terhadap
orang tua, kontemporer (teman sebaya yang berkaitan dengan usia), dan figur junior (orang
yang lebih muda).

6. Konflik Signifikan

Konflik utama dalam tokoh utama harus diperhatikan dengan meninjau konflik perasaan dan
perilaku saat ini dan menilai seberapa efektifnya. Secara khusus, tester harus memperhatikan
setiap kontras antara perasaan/perilaku yang sebenarnya dan bagaimana yang ingin dirasakan
klien. Contohnya, dia mungkin mencoba untuk mencapai dua tujuan yang tidak sesuai
seperti kebutuhan untuk berprestasi versus kebutuhan untuk kesenangan, atau kebutuhan

35

untuk permusuhan versus kebutuhan akan afiliasi. Konflik penting lainnya mungkin
antara kenyataan dan fantasi, atau agresi dan kepatuhan.

7. Sifat Kecemasan

Selain konflik yang signifikan, tester harus menilai sifat dan kekuatannya (✓, ✓✓, ✓✓✓)
kecemasan tokoh utama dalam hal ketakutan akan bahaya pada fisik dan/atau
hukuman, ketidaksetujuan, kekurangan atau kehilangan cinta, penyakit atau cedera,
ditinggalkan, dicabut, dikuasai dan tak berdaya, dilahap, atau lainnya.

8. Pertahanan Utama terhadap Konflik dan Ketakutan

Tester diminta untuk memberi ceklis pada kekuatan pertahanan terhadap kecemasan dan
konflik. Hal ini dapat membantu memberikan gambaran tentang struktur karakter seseorang.
Kekuatan pertahanan dapat dinilai dengan mencatat frekuensi keduanya di dalam setiap cerita
dan di antara cerita yang berbeda. Contohnya terjadi intelektualisasi dalam enam cerita yang
menampilkan gaya defensif yang kaku dan berlebihan. Sebaliknya, penggunaan dari beberapa
jenis pertahanan menampilkan bahwa klien memiliki derajat variasi yang jauh lebih besar
dan fleksibilitas.

9. Kecukupan Superego seperti yang Diwujudkan oleh "Hukuman" terhadap "Kejahatan"


Penilaian ini untuk melihat pandangan moril pembuat cerita (testee). Yang dimaksud dengan
‗hukuman terhadap kejahatan‘ adalah sejauh mana superego memberi hukuman kepada ego
yang telah memuaskan kebutuhan id yang melanggar superego.

10. Integrasi Ego

Secara umum, tingkat integrasi ego ditunjukkan oleh kualitas yang dimiliki oleh tokoh utama
dalam menengahi antara konflik yang berbeda. Hal ini biasanya tercermin dalam keefektifan
karakter utama dalam menggunakan keterampilan interpersonal.

Interpretation

Skoring dan interpretasi sering dianggap sebagai tugas yang sama. Dengan kata
lain, psikolog dalam hal ini dapat memperluas dan menguraikan hasil skoring untuk
membuat kesimpulan tentang klien berdasarkan tema yang terjadi di narasi. Adapun pada
tahun 1997 Bellak dan Abrams mengemukakan bahwa terdapat tiga tingkat utama interpretasi
yaitu: (a) Deskriptif

Level deskriptif ini hanyalah pengulangan singkat dari cerita, seperti yang telah diuraikan
dalam penilaian kategori 1 dari lembar analisis.

(b) Interpretatif

Pada tingkat interpretatif ini agak memperluas tingkat deskriptif dengan sebuah perubahan
tingkat deskriptif yang dimulai dengan ―Jika satu . . . [lakukan X, lalu hasilnya akan menjadi
Y].‖ Misalnya, ―interpretasi‖ deskriptif untuk Kartu 1 mungkin: ―Anak laki-laki adalah
berlatih untuk meningkatkan kompetensinya.‖ Tingkat interpretatifnya adalah
―[Jika seseorang] berlatih, maka dia akan meningkat.‖

(c) Diagnostik

Tingkat diagnostik merupakan perluasan lebih lanjut dalam hal kesimpulan yang
dibuat tentang klien. Jadi, orang dapat menyimpulkan bahwa, dalam cerita untuk Kartu 1,
―Klien memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi dengan tingkat self-efficacy yang
tinggi.‖

Adapun fitur inti klien dapat diatur di bagian ringkasan yang telah diuraikan sebelumnya dan
dimasukkan sebagai bagian dari Formulir Singkat Bellak untuk penilaian dan penafsiran.
Bahkan dimungkinkan untuk sebuah laporan diatur di sekitar informasi dicatat pada 10
kategori penilaian yang berbeda.
Hal ini mungkin lebih terintegrasi ke dalam tiga bidang berikut:

1. Struktur dan kebutuhan bawah sadar: Berasal dari kategori 1 sampai 3. 2. Konsepsi dunia
dan persepsi orang penting: Berasal dari kategori 4 dan 5. 3. Dimensi kepribadian yang
relevan: Berasal dari kategori 6 sampai

Pada bidang deskripsi ini cenderung cukup abstrak dan inferensial. Terdapat satu
teknik untuk menyeimbangkan deskripsi abstrak ini yaitu dengan memasukkan segmen
cerita aktual untuk mengilustrasikan poin atau prinsip yang sedang dijelaskan. Hal ini harus
secara efektif menyediakan deskripsi klien yang lebih kualitatif, konkret, dan berdampak.
Terdapat salah satu pertimbangan interpretatif yang berguna mengenai cerita TAT
yaitu bahwa kira-kira sepertiga dari cerita tersebut kemungkinan besar merupakan
penafsiran impersonal atau klise dari informasi yang didengar sebelumnya. Dalam protokol
klien yang sangat terbatas dan defensif, ukuran dalam hal ini cenderung lebih tinggi. Sebab
sifat impersonal dari cerita-cerita ini, biasanya sulit untuk menyimpulkan determinan
kepribadian yang mendasarinya. Sebaliknya, beberapa cerita sangat kaya karena
mengungkapkan aspek inti penting dari klien.

Tetapi adapun pertimbangan lain yaitu, meskipun, sebagian besar, tinggi, sedang, atau skor
rendah pada cerita sesuai dengan karakteristik tinggi, sedang, dan rendah dalam subjek, hal
ini tidak selalu terjadi.Contohnya, Murray menemukan bahwa ada korelasi negatif
(−.33 hingga −.74) antara n Jenis kelamin pada TAT dan n Jenis kelamin yang dinyatakan
dalam perilaku terbuka. Catatan terakhir dan khusus adalah situasi kehidupan subjek saat ini
dan keadaan emosional pada saat pemeriksaan. Adapun salah satu variabel yang lebih
penting itu dapat mempengaruhi keadaan emosional subjek, dan, oleh sebab itu, hasil tes
adalah interaksi khusus antara subjek dan penguji. Penafsiran yang sensitif dan akurat hanya
dapat diperoleh jika pemeriksa memperhitungkan keberadaan dan pengaruh yang mungkin
dari semua variabel ini.
Sejarah Perkembangan dan Dasar-dasar Teoritis CAT
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nature and Purpose of the Test

The Children's Apperception Test (C.A.T.) adalah metode proyektif atau lebih
tepatnya metode aperseptif untuk menyelidiki kepribadian dengan mempelajari
kebermaknaan dinamis dari perbedaan individu dalam persepsi rangsangan standar.

Tes ini adalah tes yang diturunan langsung dari T.A.T. C.A.T merupakan tes yang digunakan
untuk anak-anak dari usia 3 sampai 10 tahun, Tes Cerita Bergambar Symonds digunakan
untuk remaja, dan T.A.T. digunakan untuk remaja dan dewasa.

C. A. T. dirancang untuk memfasilitasi pemahaman tentang hubungan anak dengan


tokoh dan dorongan penting. Gambar-gambar tersebut dirancang untuk memperoleh
tanggapan terhadap masalah secara khusus maupun masalah secara umum; seperti contohnya
untuk menyelidiki masalah persaingan saudara kandung; untuk menjelaskan sikap terhadap
figur orang tua dan cara figur tersebut dipersepsikan; dll. Tes ini akan menjelaskan tentang
struktur, pertahanan anak, dan cara dinamisnya dalam bereaksi terhadap masalah, dan
menangani, masalah yang timbul di masa pertumbuhannya.

Tes ini, mirip dengan T.A.T., terutama yang berkaitan dengan konten produksi.
Analisis perilaku aperseptif biasanya berkaitan dengan apa yang dilihat dan dipikirkan
seseorang dalam perbedaan dengan pemeriksaan perilaku ekspresif, yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang melihat dan berpikir.

Dengan demikian, C.A.T. mungkin berguna secara klinis dalam menentukan faktor dinamis
apa yang mungkin terkait dengan perilaku anak dalam kelompok, di sekolah, atau di taman
kanak-kanak, atau dengan peristiwa di rumah. C.A.T mungkin lebih menguntungkan di
tangan psikoanalis, psikiater, psikolog, pekerja sosial, dan guru, serta dokter anak
yang terlatih secara psikologis. Tes ini dapat digunakan secara langsung dalam terapi
sebagai teknik bermain.

Lebih-lebih lagi, C. A. T. cocok untuk studi penelitian longitudinal yang sangat


dibutuhkan untuk membahas tentang perkembangan anak: jika C.A.T. diberikan kepada
anak-anak pada umur setengah tahun dari tahun ketiga, kita mungkin belajar banyak tentang
sejumlah masalah psikologis di masa perkembangan anak yang sejauh ini hanya dipelajari
dalam penyelidikan

psikoanalitik atau studi cross-sectional lainnya. Dalam studi penelitian dan dalam
penggunaan klinis serupa, C.A.T lebih relatif bebas budaya atau tidak berkaitan dengan satu
budaya manapun. Karena tes ini hanya berkaitan dengan gambar binatang. Tes ini juga
dapat digunakan sama baiknya di berbagai macam ras dan kelompok anak-anak lainnya,
kecuali pada kelompok-kelompok yang mungkin asing dengan beberapa benda mati
yang digambarkan dalam tes ini seperti sepeda dll.

2.2 History of the C.A.T

CAT adalah ide asli dari hasil diskusi antara Ernst Kris dan Symonds tentang
teoritis proyeksi dan TAT. Kris menunjukkan bahwa kita dapat mengharapkan anak-anak
untuk mengidentifikasi diri mereka lebih mudah dengan hewan dibandingkan dengan orang,
fakta yang telah kita ketahui sejak Freud menulis kisahnya tentang ―Little Hans‖ dalam "The
Phobia of a Five Year Old." Setelah memikirkan seluruh masalah selama hampir satu tahun,
Symonds menetapkan sejumlah situasi mendasar bagi anak-anak yang mungkin diharapkan
dapat mengekspos cara kerja dinamis dari masalah anak. Tampaknya TAT adalah instrumen
yang luar biasa untuk orang dewasa namun tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan
anak-anak dan demikian pula Symonds tidak dapat merekomendasikan Tes Cerita
Bergambarnya untuk digunakan pada masa remaja sebelumnya. Secara teoritis, alasan untuk
berasumsi bahwa hewan mungkin menjadi identifikasi yang disukai dari 3 tahun hingga
mungkin 10 tahun dan dengan demikian di sajikanlah secara bergambar sesuai dengan rentan
usia nya.

Ilustrator profesional buku anak-anak, Violet Lamont setuju untuk menggambar


sesuai dengan saran tersebut dan beliau menambahkan beberapa kesukaannya sendiri. Dia
memberikan 18 gambar, beberapa di antaranya bersifat antropomorfis maupun dalam gaya
hewan. Setelah memotret, menggunakan beberapa set sendiri dan membagikan yang lainnya
ke sejumlah psikolog yang menangani anak kecil. Perlu diketahui bahwa sebagian besar
psikolog yang terlibat berkaitan dengan kursus TAT dan sudah berpengalaman dalam
prosedur proyektif dan penggunaannya. Psikolog yang terlibat ini juga sudah cukup baik
dalam pengaplikasian gambar asli CAT dan akan mengirimkan protokol dengan informasi
tambahan nantinya. Latar belakang subjek, dll., serta kesan mereka sendiri tentang masalah
tes. Dengan latar belakang tersebutlah serta berdasarkan pengalaman pengaplikasian tes
CAT mulai dikurangi lah jumlah kartu dari 18 menjadi 10 yang

paling berguna dan mengembangkan data yang akan dijelaskan. Selama 15 tahun terakhir
sejumlah penelitian telah difokuskan pada perbandingan manfaat relatif dari sosok hewan
versus manusia. Terlepas dari keterbatasan penelitian yang dimaksudkan untuk menunjukkan
bahwa figur manusia dalam pengaturan CAT mungkin memiliki nilai stimulus lebih dari
figur hewan, diputuskan untuk mengembangkan versi manusia untuk digunakan dalam
situasi spesifik tertentu.

Di antara studi yang ditinjau, studi Budoff dan terutama dari Weisskopf-Joelson dan
Foster menunjukkan bahwa beberapa anak tampaknya bekerja lebih baik dengan rangsangan
hewan, dan beberapa dengan rangsangan manusia, dan bahwa preferensi ini mungkin terkait
dengan variabel kepribadian, misalnya, anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
menghasilkan respons tampaknya lebih cocok dengan figur binatang. Eksplorasi masa depan
preferensi relatif beberapa tipe kepribadian, hubungan pola defensif, usia, IQ., dan
psikopatologi kemungkinan besar akan jauh lebih bermanfaat daripada proposisi mekanis
atau proposisi dari banyak penelitian sebelumnya. Alasan penting lainnya untuk memberikan
manusia yang setara dengan CAT ditemukan dalam fakta klinis bahwa terkadang anak-anak
berusia antara tujuh dan 10 tahun, terutama jika IQ mereka tinggi, akan menganggap
rangsangan hewan di bawah rata-rata intelektual mereka. Tak perlu dikatakan, banyak yang
menganggapnya "kekanak-kanakan" karena alasan defensif semata. Namun demikian,
dirasakan bahwa versi manusia akan sangat cocok untuk perluasan ke atas dari kegunaan
CAT dan melangkah lebih jauh untuk menutup jarak usia antara penerapan CAT dan TAT.

2.3 Theory of the C.A.T

Tinjauan teoritis dari C.A.T dan C.A.T.S. pada dasarnya tidak berbeda dari masalah
teoritis dan kerangka berpikir yang dijelaskan di T.A.T. Tapi, terdapat satu aspek tambahan,
dalam C.A.T. yaitu adanya penggunaan hewan sebagai stimulus. Berdasarkan pengalaman
psikoanalisis bersama anak-anak dinyatakan bahwa anak-anak lebih mudah mengidentifikasi
gambar hewan daripada gambar manusia. Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa hubungan
emosional dengan hewan lebih mudah untuk dipahami oleh anak-anak, dan juga asumsi
bahwa hewan biasanya berukuran lebih kecil daripada figur manusia dewasa dan juga
dianggap "underdog" atau dianggap lemah, sama seperti anak-anak. Hewan memainkan
peran yang menonjol dalam fobia pada anak-anak dan sebagai figur identifikasi dalam
mimpi anak, sedangkan dalam tingkatan sadar hewan berperan sebagai figur teman bagi
anak-anak. Dari sudut pandang tes proyektif, diasumsikan bahwa hewan

akan memberikan beberapa manifestasi yang tersamarkan. Contohnya, agresivitas dan


perasaan negatif lainnya akan lebih mudah dilihat pada gambar singa dibandingkan gambar
seorang ayah manusia.

Penggunaan hewan sebagai figur untuk pengidentifikasian oleh psychotic dan


budaya primitif juga cenderung digunakan untuk mendukung harapan adanya stimulus yang
tinggi untuk anak-anak.Selain itu, pengalaman klinis dengan Rorschach secara empiris telah
menetapkan persentase yang tinggi pada penggunaan figur hewan dan bahkan, tidak adanya
persentase pada figur manusia dalam catatan Rorschach mengenai anak-anak, khususnya
pada kelompok usia yang lebih muda. Ekspektasi teoritis ini telah didukung melalui
eksperimen yang dilakukan oleh Bills (1950), yang melakukan tes pada 48 pelajar dengan
kartu T.A.T. dan 10 gambar hewan yang sedang melakukan berbagai aktivitas. Dia
menemukan bahwa hampir semua anak menceritakan kisah yang lebih panjang pada gambar
hewan dan seluruh anak-anak tampaknya lebih mudah menjalankan arahan tes tersebut.
Vuyk (1954) juga mengemukakan bahwa melaksanakan C.A.T. dengan hewan sebagai
stimulusnya menghasilkan cerita yang lebih kaya dibandingkan menggunakan manusia
sebagai stimulus pada anak-anak.

Selain itu, ada banyak literatur yang mendukung teori bahwa anak-anak lebih
mudah mengidentifikasi hewan. Goldfarb (1945) mengemukakan ketertarikannya mengenai
fantasi hewan pada anak-anak dan menemukan hubungan yang erat antara psikodinamika
seorang anak jenis hewan yang mendominasi fantasi anak tersebut. Blum dan Hunt (1952)
meyakini bahwa superioritas stimulus hewan dibandingkan stimulus manusia adalah karena
stimulus manusia mungkin bersifat ―too close to home‖, dan pengunaan hewan melampai
penolakan sang anak. Bender dan Rapaport (1944) mendukung konsep ini berdasarkan
pengalaman klinis. Olney (1935) menemukan hampir 75% buku gambar anak berisi karakter
hewan.

Kegunaan C.A.T. tidak bergantung pada apakah penggunaan gambar hewan menghasilkan
cerita yang lebih baik atau sama baiknya. Gambar pada C.A.T. dan C.A.T.S telah dipilih
untuk memperoleh tema-tema yang relevan dengan pertumbuhan dan masalah emosional
pada anak anak.

2.4 Administration of The CAT

Dalam pengadministrasian C.A.T perhitungan harus diambil dari masalah umum


pengujian anak. Hubungan yang baik harus dibangun dengan anak. Secara umum, akan jauh
lebih sulit bagi anak-anak yang lebih muda dan juga yang mengalami gangguan. Kapanpun
bila mungkin, C.A.T harus ditampilkan dalam bentuk permainan dan bukan dalam bentuk
sebuah tes. Dalam kasus anak-anak yang jelasnya menyadari bahwa ini adalah ujian, apakah
dari pengalaman sebelumnya dengan prosedur atau kecanggihan semacam itu dan disarankan
untuk sepenuhnya mengakui fakta ini, tetapi menjelaskan dengan sangat hati-hati itu
bukanlah jenis tes yang menantang di di mana anak harus menghadapi persetujuan,
ketidaksetujuan, persaingan, tindakan disipliner, dan lain lain.Maka dari itu, penting bagi
untuk menyampaikan sikap positif kepada anak tersebut. Situasi ini tidak hanya membantu
dalam pembentukan hubungan yang baik, tetapi juga memiliki efek lain. Lyles (1958) telah
menemukan bahwa sikap positif, dibandingkan dengan sikap negatif atau netral, dari pihak
psikolog menimbulkan peningkatan produktivitas dan kecenderungan peningkatan adaptasi
pada anak. Sikap negatif menyebabkan peningkatan kecemasan dan agresi.Untuk instruksi
yang nyata, akan lebih baik apabila memberitahukan kepada anak apabila kita akan ikut serta
dalam sebuah permainan di mana mereka akan disuruh untuk membuat cerita tentang
sebuah gambar, dia akan menceritakan apa yang sedang terjadi, dan apa yang dilakukan
hewan itu sekarang. Pada titik yang sesuai, anak mungkin akan ditanya apa yang sedang
terjadi pada cerita dan apa yang akan terjadi seterusnya. Mungkin akan ditemukan bahwa
banyak dorongan yang diperlukan, di mana interupsi diizinkan. Seseorang harus yakin tidak
menjadi sugestif dalam bisikannya. Setelah semua cerita telah dikaitkan, seseorang dapat
membahas masing-masing dari mereka meminta penjelasan tentang poin – poin tertentu
seperti mengapa seseorang diberi nama tertentu, nama tempat yang tepat, usia, dan lain – lain
, bahkan pertanyaan tentang jenis hasil tertentu dari sebuah cerita. Jika rentang perhatian
seorang anak tidak memungkinkan prosedur ini, ada baiknya untuk mencobanya pada
tanggal sesegera mungkin setelah pemberian.

Cain (1961) menyarankan teknik mimpi tambahan yang akan digunakan pada kartu 5, 6 dan
secara khusus 9, di mana karakter biasanya dilihat dari perasaan mengantuk. Dalam kasus
ini, pertanyaan terakhir penguji adalah, "Apa impian si A?" Mimpi yang dilaporkan anak-
anak ternyata mengandung lebih banyak materi yang tidak disadari daripada tema aslinya,
dan lebih didasarkan
pada fantasi. Seluruh ucapan dan aktivitas dilakukan, semua cerita dapat diceritakan. Blatt
dan colleagues (1961) menyarankan untuk mengikut sertakan aktivitas fisik, bahasa tubuh,
ekspresi wajah, respon tubuh, dan juga verbal dan mereka memandang "penjabaran
tanggapan" ini setara dengan produksi verbal orang dewasa.

Haworth (1966) mengulas semua literatur yang Situasi relevan sulit berada pada urutan
di mana anak ingin pemeriksa menceritakan sebuah cerita. Walau hal ini mungkin akan
membantu administrator menjelaskan apa yang ingin ia dengar, apa yang secara khusus dapat
anak lakukan dari gambar, maka sebaiknya janjikan akan menceritakan cerita setelah tes atau
menunda tes sampai dapat mengambil hati anak.

Sebaiknya jangan langsung memperlihatkan gambar karena anak dengan usia yang
lebih muda cenderung bermain dengan kartu-kartu sekaligus, dan memilih secara acak
untuk diceritakan. Jika anak menunjukkan kegelisahan dan indikasi kegelisahan
berhubungan dengan gangguan yang dialami. Administrator dapat membatasi tes dengan
hanya memberikan beberapa kartu yang mampu menjelaskan gangguan tersebut. Misal, anak
yang memiliki masalah sibling rivalry dapat diberi kartu 1 dan 4.

2.5 Description of and Typical Responses to Pictures

Di bawah ini ada beberapa tema khas yang diliat sebagai tanggapan terhadap berbagai
gambar. GAMBAR 1

Anak-anak ayam duduk mengelilingi meja yang diatasnya terdapat semangkuk makanan. Di
satu sisi, ada ayam yang berukuran besar yang garis-garis tipis atau samar. Respons
mengenai makan, Pemberian makan atau tidak diberi makan oleh orangtua. Tema mengenai
perselisihan antar saudara atau Sibling Rivalry seperti siapa yang mendapat lebih, siapa yang
berperilaku baik

dan tidak, dll. pemberian makan oleh orang tua bisa menjadi reward atau punishment.
Masalah umum mengenai gambar ini adalah terkait dengan Oralitas (contohnya, kepuasan
atau frustasi, gangguan makan, dll).

GAMBAR 2
Seekor beruang menarik tali di satu sisi sedangkan beruang lainnya dengan seekor
bayi beruang menarik talinya di sisi lain. . Menarik untuk diamati apakah bayi di
sini mengidentifikasi sosok yang bekerja sama dengannya (jika ada) sebagai ayah atau ibu. .
Ini dapat dilihat sebagai pertarungan serius yang disertai ketakutan akan agresi, pemenuhan
agresi atau otonomi anak itu sendiri. Kadang-kadang tali itu sendiri dapat menjadi sumber
perhatian, yaitu putusnya tali sebagai mainan dan ketakutan akan hukuman berikutnya.

GAMBAR 3

Seekor singa dengan pipa dan tongkat , duduk di kursi, di sudut kanan bawah ada
seekor tikus muncul dari sebuah lubang. Singa pada umumnya dilihat sebagai seorang figur
ayah yang dilengkapi dengan simbol pipa dan tongkat. Simbol tersebut dapat di gunakan
sebagai instrumen agresi atau digunakan untuk mengubah sosok ayah menjadi sosok yang di
tua-kan. Jika seekor singa dilihat sebagai sosok orang tua yang kuat, sangat penting untuk
mengingat apakah singa itu jinak atau memiliki kekuatan yang berbahaya.

Pada umumnya anak-anak memandang tikus sebagai diri mereka. Tetapi ada beberapa
anak yang mengidentifikasi diri mereka sebagai singa dan mengganti figur identifikasi
beberapa kali, yang menimbulkan kebingungan mengenai peran, konflik antara pemenuhan
dan otonomi.

GAMBAR 4
Kanguru dengan topi di kepalanya, membawa keranjang berisi botol susu, di kantongnya dan
bayi kanguru dengan balon, di sepeda ada anak kanguru yang lebih besar. Ini biasanya
tema persaingan saudara kandung, atau kekhawatiran dengan asal usul bayi. Dalam kedua
kasus, hubungan dengan ibu sering mrtupakan hal yang penting, kadang – kadang seorang
anak yang lebih tua akan mengindintifiksi dirinya dengan bayi kantong, sehingga
menunjukkan keinginan untuk mundur agar lebih dekat dengan ibu. Di sisilain,seorang anak
yang pada kenyataanya lebih muda dapat mengidentifikasi dirinya dengan yang lebih tua
sehingga menandakan dirinya ingin kemerdekaan dan penguasaan. Keranjang dapat
memberikan tema makan, sementara tema pelarian dari bahaya juga dapat diperkenalkan.

GAMBAR 5

Sebuah kamar yang gelap dengan tempat tidur besar pada latar belakangnya . Lalu
terdapat box bayi di latar depannya yang berisi dua bayi beruang. Anak merasa gelisah
dengan apa yang terjadi dengan orang tuanya pada saat dia berada di Tempat tidur. Berkaitan
dengan dugaan, observasi, kebingungan dan keterlibatan emosi pada anak.

Anak khawatir dengan apa yang terjadi antara orangtu di tempt tidur, cerita
ini mencerminkan tentang banyak dugaan, pengamatan, kebingungan, keterlibtan emosional.
Dua bayi beruang di maksudnkan untuk manipulasi dan explorasi antar anak – anak.

GAMBAR 6
Sebuah gua yang gelap dengan gambar yang samar dari 2 ekor beruang di belakang
dengan latar belakang, serta bayi beruang yang sedang berbaring di latar depan. Ini adalah
gambar yang memunculkan cerita – cerita tentang adegan utama, ini digunakan sebagai
tambahan pada gambar 5 karena pengalaman praktis, dan merefleksikan perasaan
kecemburuan.

GAMBAR 7

Seekor harimau dengan taring dan cakar, ingin menerkam kera yang juga melompat
ke udara. Hal ini berkaitan dengan tingkat kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya
agresi dan keinginan mengalahkan saingan, apabila dalam bercerita subjek mengatakan
harimau menang dan kera kalah karena kera mempunyai kesalahan sedangkan dalam cerita
subjek harimau kalah, kera menang itu mengartikan kera dapat melepaskan diri dari bahaya.

GAMBAR 8

Gambar dua ekor kera dewasa duduk di sofa, minum dari gelas teh, di depan seekor
kera dewasa yang sedang berbicara dengan bayi kera. Mengungkapkan kaitan peran anak
dalam keluarga, menggambarkan peran anak dalam lingkungan sosial orang dewasa,
suasana keluaarga, hubungan antar anggota keluarga, dan menempatkan dirinya dalam
lingkungan.
GAMBAR 9

Kamar yang gelap terlihat melalui pintu kamar yang terbuka dari kamar yang
terang, dikamar yang gelap terdapat tempat tidur anak dimana seekor kelinci memandangi
kamar yang terang. Yaitu tema ketakutan kegelapan, di tinggalkan sendirian, di tinggal orang
tua, rasa ingin tau apa yang ada di kamr sebelah.

GAMBAR 10

Seekor bayi anjing berbaring di atas lutut seekor anjing dewasa, dengan latar belakang kamar
mandi. Ini bercerita tentang kejahatan atau hukuman yang mengungkapkan sesuatu
tetang konsep moral anak, ada banyak cerita tentang pelatihan toilet dan juga mastrubasi
dan kedisiplinan pada anak.

Haworth 1966 mencatat bahwa kartu kosong, kartu hitam semua, atau kartu setengah hitam
dan setengah putih dapat di tambahkan. Penggunaan kartu setengah – setengah menunjukkan
bahwa kartu itu mengungkap perasaan rasial(kesukaan) yang kuat pada anak – anak kulih
hitam.

2.6 On Some Differences Between C.A.T. And T.A.T. Responses

Berdasarkan fakta bahwa subjek C.A.T. adalah anak- anak di bawah usia 10 tahun.
ada perbedaan sistematis tertentu antara tanggapan CAT dan tanggapan orang dewasa
terhadap T.A.T.

Perbedaan spesifik yang ada dari tahun ke tahun adalah karakteristik formal bahasa dan
proses berfikir, dan perbedaan dinamis dalam hal teori psikoanalitik yang masih belum
diselidiki. Pada umumnya respons CAT dan CATS lebih pendek dan kurang kompleks
dibandingkan respons orang dewasa pada TAT, terutama di usia tiga dan empat tahun
respons tidak muncul dalam tema yang jelas. Terkadang pernyataan deskriptif dapat
ditemukan pada satu gambar atau beberapa, dan penolakan juga tidak jarang terjadi. Namun,
harus ditekankan bahwa mayoritas anak-anak, bahkan dalam kelompok usia yang lebih
muda, bercerita dengan jelas, jika tidak pada semua gambar, setidaknya untuk beberapa
gambar

Struktur cerita anak- anak secara alami lebih buruk daripada orang dewasa. Apa
yang dianggap sebagai gangguan pikiran pada orang dewasa hanyalah cerminan dari
ketidakdewasaan pada anak. Jika seseorang tidak berpengalaman dengan fantasi anak, ia
harus lebih berhati-hati untuk tidak dibingungkan oleh respon anak yang tampaknya
patologis.

Alih- alih mengungkapkan seluruh struktur karakter, C.A.T terkadang


mencerminkan masalah sementara, tahap perkembangan ditunjukkan, fase sosialisasi,
internalisasi superego, yang mungkin tampak jelas. Anak-anak sering mengekspresikan
moral dalam cerita mereka ketika internalisasi adat istiadat dan pembentukan super ego
mereka sudah cukup kompleks, di mulai pada sekitar usia enam.

Pengamatan Piaget (1932) tentang bahasa dan proses berpikir anak-anak


diilustrasikan secara luas dalam cerita C.A.T. Karakter yang disebutkan dalam cerita
biasanya diberi nama yang tepat, dan peristiwa ditempatkan di lokasi tertentu pada waktu
yang tepat. Sebuah lapangan besar untuk eksplorasi ada dalam upaya untuk menyusun aspek-
aspek kematangan untuk menyediakan data normatif bagi klinisian.

Cerita C.A.T. anak-anak pra-sekolah juga cenderung mencerminkan perbedaan dalam


gaya persepsi antara anak-anak yang berhubungan dengan reaksi masing-masing anak dalam
situasi tes. Moriarty dan Murphy (1960) telah mencatat bahwa perangkat berikut digunakan
dalam menghadapi tuntutan tugas C.A.T penurunan tingkat peserta, resistensi terhadap
penyelidikan lebih lanjut, upaya positif pada pemecahan masalah, restrukturisasi atau
membalikkan peran dengan pemeriksa; menjadi terlalu fokus di daerah kecil dari gambar,
penggunaan fantasi atau proses ajaib, menggunakan humor, melepaskan ketegangan melalui
motor ekspresif, meminta bantuan dari pemeriksa, menggunakan manuver defensif seperti
regresi, penolakan, penghindaran, proyeksi, dan sublimasi.
Sejarah Perkembangan dan Dasar-dasar Teoritis CAT-H
Children Apperception Test - Human

A. Definition of C.A.T.-H

Tes C.A.T.-H adalah tes yang diperuntukkan untuk anak-anak yang berusia lebih tua, yaitu
anak-anak berusia 7 – 10 tahun ke atas. Tes C.A.T.-H adalah hasil modifikasi dari tes C.A.T.
Tes C.A.T dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT menggunakan gambar
hewan karena menganggap bahwa anak kecil akan lebih mudah melakukan proyeksi pada
hewan daripada manusia. Gambar-gambar tersebut dirancang untuk mengetahui
masalah yang berhubungan dengan aktivitas oral, seperti makan, persaingan sesama saudara,
hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan besar, serta pengalaman
anak lainnya.

Stimulus CAT-H sama dengan CAT hanya saja figur-figurnya merupakan figure
manusia yang jenis kelaminnya tidak jelas (ambiguous). Suasana setiap figur tetap sama
dengan CAT yaitu suasana kehidupan anak.

Pada tes ini, untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ingin diketahui, tester juga
akan mencatat dan mengobservasi ketika pelaksanaan tes berlangsung untuk
mengetahui konflik, emosi, sikap, dan pola respons anak.

B. History & Developmental of C.A.T.-H

1. History of C. A. T. H

Setelah menemukan ide menciptakan CAT, Leopold Bellak bersama Sonya Sorel
Bellak mengembangkan modifikasi CAT dalam bentuk versi manusia yaitu CAT-H
(Child Apperception Test-Human) yang dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
digunakan untuk anak usia 10 tahun keatas. Selain itu, salah satu alasan untuk menyediakan
gambar manusia yang setara dengan CAT. adalah dikemukakan dalam fakta klinis bahwa
terkadang anak-anak antara usia 7 dan 10, terutama anak-anak yang memiliki IQ tinggi, akan
mempertimbangkan bahwa rangsangan hewan tersebut terletak dibawah kemampuan
intelektual mereka.

Meskipun modifikasi figur hewan menjadi figur manusia menghadirkan sejumlah kesulitan,
faktanya proses ini menyoroti banyak keuntungan. Gambar hewan berkaitan dengan sosok
yang ambigu dalam hal usia, jenis kelamin dan banyak atribut budaya. Dalam
bentuk manusia, CAT-H disajikan dalam berbagai tingkat kesulitan.

Pergantian figur hewan menjadi figur manusia menghadirkan sejumlah masalah


sulit. Faktanya, proses ini menyoroti banyak keuntungan dari pilihan asli hewan berkenaan
dengan angka-angka yang agak ambigu dalam hal usia, jenis kelamin, dan banyak ciri
budaya.

Pengembangan Children‟s Apperception Test (CAT) asli sebelum tahun 1949 didasarkan
pada sejumlah proposisi, di antaranya untuk memberikan tes proyektif yang mungkin
menghasilkan tema yang relevan dengan kepribadian anak kecil. Kedua, figur hewan dipilih
berdasarkan ekspektasi yang diturunkan dari pekerjaan klinis bahwa anakanak kecil akan
lebih mudah mengidentifikasi figur hewan daripada figur manusia dan figur hewan akan
lebih mudah memperoleh materi idiografis. Fabel, dongeng, persentase hewan yang tinggi di
Rorschachs anak-anak, frekuensi fobia hewan pada anak-anak, peran hewan dalam budaya
primitif, identifikasi dengan hewan dalam permainan anak-anak, popularitas 7 hewan di
acara TV (Flipper, Lassie, dll) semua akan cenderung membuat hipotesis masuk akal. Selain
itu, figur hewan memiliki keunggulan lebih bebas budaya, dan kurang terstruktur dalam hal
jenis kelamin dan usia dibandingkan figur manusia. Hal ini beralasan bahwa tokoh hewan
akan meningkatkan sejauh mana atribusi jenis kelamin dan usia untuk karakter cerita akan
didasarkan pada faktor motivasi pada anak daripada faktor persepsi "card pull", sehingga
memberikan informasi berharga terkait dengan sikap mendasar anak terhadap hal-hal
penting. Tiga seniman berbeda mencoba keterampilan mereka dalam menggambarkan CA.T.
dalam bentuk manusia (C.A.T.-H), menciptakan kembali gambar-gambar dari C.A.T sebagai
manusia yang disajikan dengan berbagai tingkat kesulitan. Studi yang relevan dengan
penggunaan hewan sebagai lawan figur manusia baru-baru ini telah ditinjau oleh Bellak dan
Adelman (1960), oleh Murstein (1963), dan oleh Haworth (1966). Sebelum pembangunan
CAT, Bender dan Woltmann (1936) menyusun tema pertunjukan boneka berorientasi terapi
dengan asumsi bahwa anak-anak, mengidentifikasi diri mereka dan orang tua mereka dengan
binatang. Bender dan Rapaport (1944) telah menemukan gambar binatang dari anak-anak
berusia 7-13 tahun yang terganggu membantu dalam mengidentifikasi area konflik
kepribadian sentral. Dan dalam konstruksi gambar Blacky, Blum dan Hunt (1952)
menyatakan bahwa figur hewan dipilih daripada manusia untuk menambahkan ukuran
ambiguitas pada situasi yang sangat terstruktur yang digambarkan, dengan maksud
memfasilitasi ekspresi pribadi dan mengurangi resistensi terhadap figur.

Ada sedikit keraguan bahwa tingkat ambiguitas jenis kelamin para tokoh dalam CAT.-
H., akan jauh lebih bervariasi dengan perbedaan budaya dan sub-budaya, dari pada hewan
dalam CAT. Salah satu alasan untuk memilih hewan pada saat itu adalah kebebasan relatif
hewan dari faktor-faktor penentu budaya, setidaknya di dunia barat. Namun, dalam kasus di
mana CAT.-H lebih disukai dari awal, keuntungan menentukan pilihan mungkin akan lebih
besar daripada kerugian dari ambiguitas yang tidak memadai.

2. Development of C.A.T.-H

Setelah pengembangan CAT, banyak penelitian yang mengatakan bahwa beberapa


anak merespon lebih baik terhadap stimulus yang diberikan dalam bentuk human figures
(figur manusia) dibandingkan dengan stimulus yang berbentuk gambar hewan. Oleh karena
itu, Bellak dan Bellak (1965) mengembangkan modifikasi dari CAT dan diberi nama dengan
CAT-H (Children’s Apperception Test-Human) dan memodifikasi gambar hewan menjadi
figur manusia untuk digunakan pada anak-anak, dimana anak-anak tersebut lebih dekat
dengan figur manusia daripada hewan. Figur manusia dalam modifikasi ini diasumsikan
akan lebih memadai untuk perkembangan intelektual beberapa anak terutama anak-anak
dengan rentang usia antara 7 sampai 10 tahun dan anak-anak yang memiliki IQ tinggi.
C. Review of studies comparing animal vs human pictures

Studi-studi berikut ini mewakili jenis-jenis yang dilakukan pada: periode intervensi antara
perkembangan C.A.T. dan pembuatan C.A.T.-H. dengan tujuan membandingkan tanggapan
yang diperoleh dengan sampel yang berbeda dari anak-anak pada bentuk hewan dan manusia
dari C.A.T.

Budoff (1960) menguji anak usia prasekolah 4 tahun dengan C.A.T. kartu dan satu
set manusia analog. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara set gambar
pada ukuran produktivitas, tingkat cerita, dan indeks transendensi, meskipun tren umum
menunjukkan skor yang lebih tinggi untuk angka manusia pada tingkat cerita dan indeks
transendensi. Dihipotesiskan bahwa, ketika respons terhadap figur manusia tampak sangat
mengancam, figur hewan memunculkan cerita yang lebih produktif mungkin karena
meningkatnya jarak psikologis.

Biersdorf dan Marcuse (1953) menguji anak-anak kelas 1 yang terdiri dari 30 siswa
kelas satu dari kedua jenis kelamin, dengan gambar binatang dan manusia dengan
membangun dua set enam gambar (mirip dengan kartu CAT, 1, 2, 4, 5, 8, dan 10), satu set
dengan hewan, set lainnya dengan sosok manusia. Tidak ada perbedaan signifikan yang
diperoleh pada ukuran berikut: jumlah kata, ide, karakter yang disebutkan. karakter yang
diperkenalkan, dan indeks waktu respons. Dalam studi kedua, Mainord dan Marcuse (1954)
menggunakan gambar-gambar stimulus yang identik, tetapi kali ini dengan sekelompok 28
anak-anak yang terganggu secara emosional dari kedua jenis kelamin (21 laki-laki, 7
perempuan), berusia 5 tahun, 4 bulan hingga 8 tahun 5 bulan. Sekali lagi, tidak ada perbedaan
signifikan yang diperoleh pada langkah-langkah produktivitas respon. Namun, lima dokter
diminta untuk menilai cerita untuk kegunaan klinis mereka (jumlah struktur pribadi dan
dinamika terungkap tentang anak) disukai set manusia untuk tingkat yang signifikan secara
statistik.

Pada tahun 1954, Amstrong melaporkan sebuah penelitian yang membandingkan 60


anak sekolah (10 laki-laki dan 10 perempuan dari kelas satu, dua, dan tiga) pada lima kartu
CAT (1, 2, 4, 8, dan 10) dan pada satu set duplikat gambar dengan figur manusia. Rata-rata
IQ Stanford Binet untuk setiap kelas anak berada pada kisaran unggul. Perbandingan antar
kelompok dilakukan berdasarkan protokol, jumlah kata benda, kata kerja, kata ego, skor
transendensi dan waktu reaksi. Skor indeks transendensi yang lebih tinggi secara signifikan
ditemukan untuk figur manusia, di mana tanggapan yang lebih subjektif, personal, dan
interpretatif diperoleh daripada sekadar deskripsi.

Boyd dan Mandler (1955), penelitian dengan subyek (96 siswa kelas tiga usia rata-
rata delapan tahun, lima bulan, dan rata-rata Kuhlman IQ. 101) mempelajari reaksi anak-
anak kelas 3 terhadap cerita dan gambar manusia dan binatang diberitahu dua cerita
stimulus, yang masing masing diikuti oleh gambar stimulus yang mereka diminta untuk
menulis cerita mereka sendiri. Variabel utama adalah:

a. Jenis cerita stimulus (karakter hewan atau manusia)


b. Isi cerita stimulus (tokoh sentral terlibat dalam perilaku yang disetujui atau tidak disetujui
secara sosial

c. Jenis gambar stimulus (hewan atau manusia)

Gambar stimulus (masing-masing dalam versi hewan atau manusia) menunjukkan karakter
utama dari cerita stimulus dalam beberapa tindakan yang ambigu. Analisis variabel cerita
stimulus mengungkapkan bahwa 3/4 siswa lebih menyukai hewan daripada cerita
manusia, sedangkan langkah-langkah respons menunjukkan keterlibatan yang lebih
signifikan terkait dengan cerita yang diceritakan dengan karakter manusia. Ditemukan bahwa
rangsangan hewan menyebabkan tingkat ekspresi keterlibatan ego yang lebih besar.
khususnya dimanifestasikan dalam proyeksi pengaruh negatif. Di sisi lain, dilaporkan bahwa
efek yang lebih signifikan dari cerita manusia pada produksi materi imajinatif tidak
menguatkan hipotesis identifikasi utama anak-anak dengan hewan.

Sebuah studi menggunakan tokoh-tokoh hewan dan manusia dengan anak-anak berusia 5,5
hingga 7 tahun dilakukan oleh Weisskopf-Jocison dan Foster (1953). Mereka tertarik
pada pertanyaan tentang jenis gambar apa yang menghasilkan jumlah proyeksi terbesar,
menciptakan empat set empat kartu CAT (3,4,9, dan 10). Versi-versi tersebut adalah sebagai
berikut: figur hewan tidak berwarna (AN), figur hewan berwarna (AC), figur manusia tidak
berwarna (HN), dan versi berwarna dengan figur manusia (HC). Ditemukan bahwa nilai rata-
rata indeks transendensi untuk semua cerita pada gambar manusia dibandingkan dengan
semua cerita pada gambar binatang tidak berbeda secara signifikan. Namun, analisis yang
lebih rinci dari hasil menunjukkan, bahwa kelompok anak-anak dengan skor indeks
transendensi terendah lebih produktif ketika menanggapi gambar binatang, menyarankan
kepada penulis bahwa pencetak skor rendah dapat mengungkapkan diri mereka lebih mudah
ketika mereka percaya bahwa mereka menceritakan tentang animais daripada manusia.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan kepribadian di antara anak-anak terkait dengan
produktivitas yang lebih besar baik untuk gambar binatang atau manusia, tergantung pada
kepribadian spesifik yang terlibat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bellak dan Hurvich (1996)


telah mempertimbangkan mengenai keunggulan gambar hewan dan manusia. Kumpulan
gambar manusia yang digunakan umumnya tidak dicirikan oleh ambiguitas usia atau jenis
kelamin yang dicapai dengan gambar binatang.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Furuya (1957) terhadap 72 anak
Jepang usia 6-12 tahun, ditemukan bahwa lebih banyak ekspresi perasaan dan konflik yang
signifikan jika menggunakan gambar manusia dibandingkan dengan gambar hewan. Serta
penelitian Simson (1959) terhadap siswa kelas dua, ditemukan bahwa jika menggunakan
gambar manusia, waktu reaksi akan lebih pendek, cerita yang lebih panjang, verbalisasi lebih
cepat dan lebih banyak tema cerita.

Setelah penelitian-penelitian diatas dievaluasi, ditemukan bahwa ternyata


menggunakan figur manusia akan lebih efektif untuk mengetahui permasalahpermasalahan
pada anak dibandingkan dengan menggunakan figur hewan.
Namun, tetap, tidak semua anak lebih baik menggunakan figur manusia.
Mengenai preferensi ini, bisa saja terkait dengan kepribadian tertentu, seperti, jika anak
merasa kesulitan untuk memberi tanggapan dari rangsangan hewan, maka akan lebih baik
jika diberikan rangsangan manusia; dan sebaliknya. Mencari tahu kebutuhan masa depan
terkait dengan tes berdasarkan preferensi dari beberapa tipe kepribadian, seperti hubungan
pola defensive, usia, IQ, dan psikopatologi.

D. Studies With C.A.T.H

Studi lain yang membandingkan figur binatang dan manusia adalah dari Weisskopf Joelson,
dan Foster (1962). Para penulis ini, yang tertarik dengan pertanyaan tentang jenis gambar
apa yang menghasilkan proyeksi terbesar, membuat empat set dari empat kartu CAT (3,4,9,
dan 10). Versi-versi tersebut adalah sebagai berikut: figur hewan tidak berwarna (AN), figur
hewan berwarna (AC), figur manusia tidak berwarna (HN), dan versi berwarna dengan figur
manusia (HC). Variabel dependen adalah produktivitas cerita yang diukur dengan
Indeks Transendensi Weisskopf (1950). Rata-rata skor Indeks Transendensi untuk semua
cerita dengan gambar manusia dibandingkan dengan semua cerita dengan gambar binatang
tidak berbeda pada tingkat yang mendekati signifikansi (t = 0,995); juga tidak ada perbedaan
berarti yang ditemukan ketika semua cerita dengan gambar berwarna dibandingkan dengan
semua cerita dengan gambar tidak berwarna (t. = 0,894), Jadi baik variabel hewan-manusia,
maupun variabel warna-non

warna tidak mempengaruhi Transendensi Skor produktivitas indeks. Ketika 11 pencetak


Indeks Transendensi tertinggi dibandingkan dengan 11 yang terendah, sebuah tren (tidak
mencapai signifikansi statistik) dicatat untuk pencetak skor tinggi untuk menunjukkan
produktivitas yang lebih besar ketika menanggapi gambar berwarna, dan untuk pencetak
skor rendah untuk menjadi lebih produktif ketika menanggapi gambar binatang. Subjek yang
mendapat nilai Indeks Transendensi relatif tinggi lebih bebas untuk mengembangkan dan
mengekspresikan fantasi daripada subjek dengan nilai rendah.

Di antara studi yang diulas, Weisskopf-Joelson dan Foster menyatakan bahwa


beberapa anak-anak lebih baik dengan rangsangan hewan, dan beberapa dengan manusia.
Alasan penting lainnya untuk menyediakan figure manusia dalam CAT adalah bahwa
beberapa anak berusia antara tujuh dan sepuluh tahun, terutama mereka yang memiliki IQ
tinggi, menganggap rangsangan hewan di bawah kemampuan intelektual mereka. Sementara
banyak yang menganggap mereka "kekanak-kanakan‖, bagaimanapun juga dirasakan bahwa
versi manusia akan cocok dengan baik untuk memperluas kegunaan CAT dan melangkah
lebih jauh untuk menutup kesenjangan usia antara penerapan CAT dan TAT. Beberapa
pelukis mencoba kepiawaiannya menggambarkan sifat CAT biasa dalam wujud manusia,
mengikuti arahan Leopold Bellak dan Sonya Sorel Bellak. Gambar-gambar yang berbeda
dalam CAT menampilkan berbagai tingkat kesulitan dalam hal itu.

● Modifikasi gambar kartu dan penjelasannya:

Tes CAT Tes CAT-H


Kartu 1. Anak-anak duduk mengitari meja yang di atasnya terdapat mangkuk berisi
makanan. Pada sisi kiri, ada orangtua yang tergambar samar. Seorang dewasa di sebelah kiri
yang terlihat buram atau tidak jelas serta gaya rambut dan ekspresi wajah dapat digambarkan
tidak harus dari satu jenis kelamin atau yang lain. Hal yang sama dapat dikatakan untuk figur
anak-anak.

Gambar ini mengungkap:

1. Sibling rivalry atau persaingan antar saudara.

2. Situasi pemberian hadiah atau pemberian hukuman (lewat situasi pemberian makan oleh
orang tua)

3. Masalah umum yang berkaitan dengan oralitas.

Kartu 2. Dalam gambar ini bisa dilihat sebagai memainkan sebuah game atau sedang
bertarung. Terlihat posisi sosok manusia dewasa di sebelah kanan awalnya dimiringkan lebih
ke samping untuk menghindari masalah payudara atau lainnya sebagai ciri yang
menentukan, namun akhirnya diputuskan untuk mereproduksi sosok tersebut pada posisi
yang sama sesuai.

Gambar ini mengungkap:

1. Tentang identifikasi anak terhadap figur yang dapat diajak bekerjasama di antara
ayah atau ibu.

2. Masalah yang berkaitan dengan ketakutan akan agresi


3. Sikap agresi anak atau otonomi

4. Tarik menarik diibaratkan sebagai simbol defense mechanism

Kartu 3. Sosok yang terlihat besar dan dewasa biasanya digambarkan sebagai sosok yang
sudah tua, oleh karena itu tidak ada masalah jika jenis kelamin disamarkan. Namun, anak
dalam gambar dengan ekspresi wajah yang agak nakal, dan sosok seperti itu mungkin
masih memunculkan cerita yang serupa; seperti memberikan bantuan kepada orang yang
membutuhkan tongkat untuk berjalan, atau subjek dapat mengartikan bayangan di dekat lutut
kiri sebagai objek yang cocok untuk kenakalan

Gambar ini mengungkap: Orang dewasa pada umumnya dipandang sebagai figur ayah
yang dilengkapi simbol pipa dan tongkat

Kartu 4. Gambar ini menyajikan masalah yang relatif lebih sedikit. Terlihat orangtua
yang memakai topi membawa keranjang berisi botol susu dan di punggungnya ada anak
yang sedang memegang balon, sedangkan anak yang lebih besar sedang mengendarai
sepeda. Gambar ini mengungkap :

1. Sibling rivalry.

2. Hubungan antara ibu-anak.

3. Keinginan untuk mandiri dan berkuasa


Kartu 5. Sebuah kamar yang gelap dengan tempat tidur besar pada bagian belakang, dan
di depan tempat tidur besar terdapat tempat tidur bayi dengan 2 bayi di dalamnya. Gambar
ini memliki situasi antropomorfik dalam aslinya sehingga menunjukkan sedikit kesulitan.
Gambar ini mengungkap: Hal yang berkaitan dengan dugaan, pengamatan, kebingungan
dan keterlibatan emosi pada anak.

Kartu 6. Suatu gua yang gelap dengan gambaran yang samar dari 2 anak di latar belakang;
seorang bayi sedang berbaring di latar depan.

Gambar ini mengungkap:

1. Merupakan pelengkap gambar 5

2. Pada kartu ini dapat merefleksikan perasaan cemburu


Kartu 7. Orang dewasa mengejar seorang anak yang sedang melompat ke udara Gambar ini
mengungkap: Hal yang berkaitan dengan tingkat kecemasan anak yang berkaitan dengan
adanya agresi dan keinginan mengalahkan saingan

Kartu 8. Dua orang dewasa duduk di sofa, minum dari cangkir teh dan di depan
merka terdapat orang dewasa tengah berbicara dengan anak

Gambar ini mengungkap:

1. Berkaitan dengan peran anak di dalam keluarga

2. Menggambarkan konsep anak mengenai kehidupan sosial orang dewasa, suasana keluarga,
hubungan antar anggota keluarga, bagaimana subjek menempatkan dirinya dalam keluarga
dan lingkungan

Kartu 9. Sebuah kamar yang gelap terlihat melalui pintu terbuka dari kamar yang terang.
Dalam kamar gelap terdapat tempat tidur anak-anak yang di dalamnya berdiri orang yang
memandang melalui pintu.

Gambar ini mengungkap:

1. Ketakutan akan kegelapan, ditinggal sendiri, dipisahkan oleh orang tua 2. Rasa ingin tahu
yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi

3. Keinginan anak mengetahui situasi di luar kamar

Kartu 10. Seorang anak kecil telungkup di atas lutut orang dewasa dengan latar belakang
situasi kamar mandi.

Gambar ini mengungkap:

1. ―Kejahatan dan hukuman‖

2. Memperlihatkan mengenai konsep moral anak

3. ―Toilet training‖

4. Kecenderungan regresi

5. Gambar ini mengidentifikasi latihan dan kedisiplinan terhadap anak

E. Administrasi

CAT-H ini membutuhkan waktu 20–45 menit untuk diberikan, dan dilakukan
oleh profesional terlatih seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, guru, atau dokter anak
terlatih khusus dalam lingkungan klinis, penelitian, atau pendidikan. Tes dapat digunakan
secara langsung dalam terapi atau sebagai teknik bermain dalam pengaturan lainnya. Adapun
alat-alat yang dibutuhkan selama tes yaitu

1. Satu set kartu CAT-H (10 gambar)


2. Perekam atau kertas dan pensil

3. Meja dan kursi, anak dan tester boleh duduk berhadapan, atau tester duduk di
sebelah kanan anak.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama tes berlangsung yaitu penerangan
harus memadai, agar dapat melihat gambar dengan jelas. Jangan sampai anak melihat
gambar sebelum waktu administrasi tes CAT-H tiba. Tester perlu melakukan observasi
perilaku anak, dan melakukan pencatatan apabila ada hal-hal khusus, misalnya reaksi
tertunda untuk kartu tertentu, atau anak teriak, atau menangis selama berjalannya proses tes.

Setelah tester membangun rapport yang baik dengan anak, tester menunjukkan ke
anak sebuah kartu setelah rangkaian khusus dan mendorong anak untuk menceritakan sebuah
cerita dengan pembuka, tengah, dan akhir tentang karakter-karakter pada kartu tersebut.
Dalam hal ini, tester meminta anak untuk mendeskripsikan, seperti adegan yang
tergambarkan, emosi dari karakter, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

1. Melaksanakan rapport yang baik

Sebagaimana halnya dengan tes lain, pendekatan terhadap anak perlu dilakukan disesuaikan
dengan usia, tipe aktivitas tingkah laku anak dan tingkat kesulitan. Secara
umum, menciptakan good rapport akan terasa lebih sulit pada anak yang lebih muda usianya
dan anak „‟bermasalah‟‟. CAT-H lebih disajikan pada anak dalam bentuk seperti
permainan, bukan tes.

2. Pemberian Instruksi

Katakan pada anak bahwa ia akan melakukan permainan, yang mana anak tersebut
akan diminta untuk bercerita mengenai suatu gambar. Selama bercerita mengenai gambar,
tester menanyakan pada anak tersebut yaitu „‟Apa yang dilakukan karakter yang di kartu
tersebut?‟‟, „‟Apakah kerjadian yang terjadi sebelumnya?‟‟, dan „‟Apa yang terjadi setelah
kejadian tersebut?‟‟. Setelah semuanya selesai dapat ditanyakan juga mengenai alasan anak
memberi nama, usia, dan tempat terkait dengan ceritanya.

3. Observasi

Tester melakukan pencatatan terhadap aktivititas dan tingkah laku anak selama
tes berlangsung. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu aktivitas fisik, gesture,
ekspresi wajah, dan postur dalam kaitannya dengan respon. Hal-hal yang perlu diperhatikan
oleh tester selama pemeriksaan berlangsung. Antara lain:

a. Tingkah laku anak selama dites, seperti:

1. Manifestasi tingkah laku yang terlihat (overt behavior)

2. Reaksi terhadap tester

3. Reaksi anak terhadap situasi tes dan terhadap gambar


b. Hubungan antara instruksi dan urutan kejadian dalam cerita, seperti:

Instruksi CAT-H meminta anak untuk memasukan tiga periode waktu dalam ceritanya,
yaitu masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Berdasarkan cara klien mengikuti
instruksi tersebut, maka dapat dilakukan beberapa penilaian mengenai:

1. Sikap klien terhadap masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang 2. Periode waktu di
masa anak merasa sangat cemas

3. Perspektif waktu anak

F. Skoring CAT-H

Penilaian spesifik untuk CAT dapat disusun pada Lembar Analisis TAT dan CAT
Bellak. Lembar tersebut memberikan panduan dan kerangka acuan untuk analisis TAT yang
nantinya dapat digunakan untuk mengatur dan menghasilkan hipotesis tentang orang
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk digunakan dengan administrasi khas 10 kartu.

Dengan menggunakan sistem penilaian bentuk panjang, masing-masing kartu/cerita dinilai


pada satu Lembar Analisis. Keseluruhan tema dan isi cerita kemudian dapat
dianalisis dengan mencatat tema-tema umum dan ciri-ciri unik di seluruh lembaran yang
berbeda. Kategori ringkasan ditetapkan sebagai berikut :

1-3. Struktur dan dorongan tak sadar dari subjek (berasal dari penilaian kategori 1-3:
Tema Utama, Pahlawan Utama, dan Kebutuhan Utama dan Dorongan Pahlawan).

4. Konsepsi dunia.

5. Hubungan dengan orang lain.

6. Konflik yang signifikan.

7. Sifat kecemasan.

8. Pertahanan utama digunakan.

9. Struktur superego.

10. Integrasi dan kekuatan ego.

14

1. Tema Utama

Bagian ini mengharuskan praktisi untuk menyatakan kembali unsur-unsur penting dari cerita.
Setiap cerita mungkin memiliki satu atau lebih tema yang perlu disajikan kembali. Gambaran
tema utama dapat bervariasi dalam hal tingkat inferensinya. Di satu sisi, itu
mungkin didasarkan pada pengamatan dan pernyataan kembali dari cerita klien, tetap sedekat
mungkin dengan kata-kata dan pengalaman klien sendiri tentang cerita tersebut. Di sisi lain,
praktisi mungkin ingin bergerak agak jauh dari deskripsi cerita seseorang ke tingkat yang
lebih interpretatif atau bahkan diagnostik. Elaborasi cerita bahkan dapat dikembangkan
dengan membuat orang bebas mengasosiasikan unsur-unsur dalam cerita.

2. Tokoh Utama / Heroine Tokoh utama / heroine biasanya adalah orang yang paling
sering disebut dalam cerita. Lebih banyak informasi diberikan tentang perasaan,
kepercayaan, dan perilakunya daripada karakter lainnya. Akibatnya, klien dianggap
mengidentifikasi dengan orang ini. Dalam beberapa cerita, mungkin ada ketidakpastian
mengenai siapa sebenarnya pahlawannya. Praktisi harus menyimpulkan bahwa tokoh cerita
yang paling mirip dengan klien dalam hal usia, jenis kelamin, dan karakteristik lainnya
adalah sang pahlawan/heroine. Dalam kasus langka tertentu, mungkin ada satu atau lebih
hero/heroine.

Lembar Analisis lebih lanjut meminta tester menilai pahlawan dalam hal minat,
sifat, kemampuan, kecukupan, dan citra tubuh. Kecukupan pahlawan/heroine mengacu
pada kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan cara yang dapat diterima secara
sosial, emosional, moral, dan/atau intelektual. Tingkat kecukupan ini akan berhubungan
langsung dengan kekuatan ego dari pahlawan/pahlawan wanita - atau, lebih tepatnya, dari
klien. Citra tubuh mengacu pada gaya dan kualitas yang menggambarkan tubuh atau
representasi tubuh.

3. Kebutuhan Utama dan Dorongan Hero/Heroine

Kebutuhan perilaku yang dinilai dalam cerita mengacu pada kebutuhan paling
mendasar yang diungkapkan dalam produksi cerita klien (yaitu, afeksi, agresi, prestasi).
Deskripsi kebutuhan ini adalah produksi fantasi oleh klien dan mungkin mencerminkan
kebutuhan sadar yang sebenarnya serta kebutuhan laten yang lebih terselubung. Klinisi
mungkin hanya ingin menyatakan apa yang paling jelas dan kuat dari kebutuhan ini, atau
membuat kesimpulan tentang arti sebenarnya dari kebutuhan ini bagi klien. Misalnya,
pengasuhan ekstrim yang diungkapkan dalam cerita mungkin menunjukkan bahwa klien
menuntut pengasuhan dari orang lain, atau, sebaliknya, bahwa ini adalah kebutuhan yang
sering dia ungkapkan. Contoh lain mungkin adalah penghindaran ekstrim terhadap agresi,
yang dapat menunjukkan bahwa klien memiliki tingkat agresi yang tinggi yang ditolak.

4. Konsepsi Lingkungan (Dunia)

Klinisi harus meringkas konsepsi paling penting dan terkuat tentang lingkungan seseorang.
Mereka mungkin waspada terhadap perbedaan ini dengan memperhatikan jumlah
dan kekuatan kata-kata deskriptif seperti bermusuhan, berbahaya, atau mengasuh.
Rangkuman konsepsi tentang dunia dapat mencakup makna keseluruhan untuk
pahlawan/pahlawan wanita misalnya, lingkungan yang terlalu menuntut, banyaknya peluang,
atau sesuatu untuk dieksploitasi dan digunakan.

5. Figur Dilihat sebagai …

Kategori ini mencoba memahami bagaimana klien memandang orang lain dengan
menilai sikap dan perilaku pahlawan/pahlawan wanita terhadap tokoh orang tua,
kontemporer (teman sebaya yang berkaitan dengan usia), dan junior. Sebagai contoh tingkat
agresivitas orang-orang dengan jenis kelamin yang sama dapat dicatat, bersamaan dengan
respon (s) dari pahlawan/pahlawan wanita (asertif, menenangkan, bermusuhan, menarik
diri).

6. Konflik yang Signifikan

Konflik utama dalam diri pahlawan wanita harus diperhatikan dengan meninjau perasaan dan
perilaku klien saat ini dan menilai keselarasannya. Secara khusus, tester harus
mencatat setiap perbedaan antara perasaan/perilaku yang sebenarnya dan bagaimana
perasaan klien. Misalnya, dia mungkin mencoba untuk mencapai dua tujuan yang tidak
sesuai seperti kebutuhan untuk berprestasi versus kebutuhan untuk kesenangan, atau
kebutuhan untuk permusuhan versus kebutuhan untuk berafiliasi. Konflik penting lainnya
mungkin antara kenyataan dan khayalan, atau agresi dan kepatuhan.

7. Sifat Kecemasan

Selain konflik yang signifikan, tester harus menilai sifat dan kekuatan
kecemasan pahlawan/pahlawan wanita dalam hal ketakutan akan bahaya fisik dan/atau
hukuman, ketidaksetujuan, kekurangan atau kehilangan cinta, penyakit atau luka,
ditinggalkan, dirampas, dikuasai dan tak berdaya, dimakan, atau lainnya.

8. Pertahanan Utama terhadap Konflik dan Ketakutan

Tester diminta untuk menilai keberadaan dan kekuatan pertahanan terhadap kecemasan dan
konflik. Ini membantu untuk memberikan gambaran tentang struktur karakter
seseorang. Kekuatan pertahanan dapat dinilai dengan mencatat frekuensinya baik di dalam
setiap cerita maupun di antara cerita yang berbeda. Misalnya, intelektualisasi yang terjadi
pada enam cerita menunjukkan gaya defensif yang kaku dan berlebihan. Sebaliknya,
penggunaan beberapa jenis pertahanan yang berbeda menunjukkan bahwa klien memiliki
tingkat variasi dan fleksibilitas yang jauh lebih besar. Salah satu pilihan mungkin untuk
secara formal skor untuk penyangkalan, proyeksi, dan identifikasi menggunakan Manual
Mekanisme Pertahanan Cramer (1996). 9. Kecukupan Superego seperti yang Diwujudkan
oleh "Hukuman" untuk "Kejahatan"

Tester diminta untuk menilai tingkat relatif dari kesesuaian, keparahan, konsistensi,
dan tingkat keterlambatan dari setiap konsekuensi untuk perilaku berpotensi dihukum.
Catatan khusus harus dibuat tentang kekuatan relatif dan jenis hukuman dibandingkan
dengan keseriusan "kejahatan". Misalnya, superego yang keras akan disarankan ketika
pelanggaran kecil oleh tokoh cerita mengakibatkan pemenjaraan atau bahkan kematian.
Sebaliknya, superego yang kurang berkembang akan disarankan jika sedikit atau tidak ada
konsekuensi yang terjadi untuk pelanggaran sedang atau berat. Sebuah bagian juga
disertakan untuk mencatat setiap pengamatan perilaku yang relevan dari klien, seperti
terbata-bata atau tersipu, yang bisa menunjukkan superego terlalu keras.

10. Integrasi Ego


Secara umum, derajat integrasi ego diindikasikan oleh kualitas yang
dimiliki pahlawan/pahlawan perempuan dalam menengahi konflik yang berbeda. Ini
biasanya tercermin dalam keefektifan karakter utama dalam menggunakan keterampilan
interpersonal. Pengamatan khusus dapat dilakukan mengenai kecukupan, kualitas,
efektivitas, fleksibilitas, dan gaya pemecahan masalah. Kualitas keseluruhan (aneh, lengkap,
orisinal, dll.) dari proses pemikiran yang terlibat juga harus dinilai. Bellak memberikan
kategori tak bernomor lebih lanjut untuk menilai kecerdasan klien. Klasifikasi tradisional
sangat unggul, unggul, rata-rata tinggi, dan seterusnya, digunakan. Bagian tambahan
memungkinkan peringkat keseluruhan dari tingkat kematangan klien.

G. Interpretasi

Dalam tes proyektif seperti CAT-H, tidak ada jawaban benar atau salah. Jadi tidak ada skor
numerik atau skala untuk tes. Penyelenggara tes harus mencatat esensi dari setiap cerita yang
diceritakan dan menunjukkan ada tidaknya elemen tematik tertentu pada formulir yang

disediakan. Setiap cerita dianalisis dengan cermat untuk mengungkap kebutuhan, konflik,
emosi, sikap, dan pola respons anak yang mendasarinya. Dalam hal ini, pembuat tes
menyarankan serangkaian sepuluh variabel untuk dipertimbangkan saat menginterpretasikan
hasil. Dalam melakukan interpretasi CAT-H variabel-variabel yang patut diperhatikan
adalah:

1. Tema pokok cerita

Tema pokok cerita adalah pilihan terhadap cerita testee secara keseluruhan, dilihat
dari figuran cerita subjek. Dalam hal ini, umur dan IQ perlu diperhatikan karena
semakin tinggi IQ atau umurnya maka akan semakin kompleks ceritanya.

2. Tokoh utama

Tokoh utama ini menyangkut pada tokoh yang dimenangkan. Tokoh ini merupakan refleksi
dari diri anak.

3. Kebutuhan dan dorongan dari tokoh

Kebutuhan dan dorongan ini muncul dari harapan-harapan tokoh utama tersebut. Kebutuhan
dan dorongan ini merupakan ekspresi dari kebutuhan anak. Apabila subjek sedang mengalami
depresi, maka identifikasi tokohnya selalu mengalami tekanan. Apabila subjek selalu
menonjolkan sesuatu dan diulang terus menerus menunjukkan adanya suatu kebutuhan
subjek. Apabila ada hal-hal tertentu yang tidak dikatakan (padahal penting) menunjukkan
adanya tekanan-tekanan pada dirinya.

4. Konsep tentang lingkungan

Persepsi diri anak tentang lingkungan, baik yang tidak disadari dan adanya distorsi persepsi
yang disebabkan oleh pengalaman masa lalu.Konsep pada lingkungan ini merupakan
perpaduan antara hal-hal yang diinginkan dan kenyataan yang adalah. Keadaan yang
dimunculkan dalam cerita merupakan keadaan (kebutuhan) subjek. Misal: lingkungan dilihat
sebagai tempat yang bersahabat atau berbahaya.

5. Gambaran tentang apa yang dilihat

Bagaimana anak melihat figur di sekitarnya dan reaksi anak terhadap figur tersebut. Apakah
subjek menanggapi dengan antusias atau acuh tak acuh. Apabila subjek tampak lemah
mengidentifikasi suatu tokoh kemungkinan subjek sedang mengalami konflik. Misal figur
suportif, kompetitif, dll.

6. Konflik yang signifikan

Terkait dengan konflik dalam perkembangan anak. Terdapat dua konflik yang dapat dilihat
yaitu:

• Intern

Konflik yang terjadi pada diri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan lingkungan. •
Ekstern

Konflik yang timbul akibat hubungan dengan lingkungan. Misal pada usia 3 tahun, konflik
tentang perjuangan melawan oedipus complex, dll.

7. Kecemasan alami yang tampak

Kecemasan disini harus dipilah-pilah, misalnya kecemasan karena faktor dari diri
sendiri atau ditinggal orang tua, kecemasan terkait dengan hukuman, kekerasan fisik,
kehilangan cinta, dll. Kartu yang dapat digunakan untuk mengungkap kecemasan adalah
kartu nomor 3 dan 5.

8. Gambaran tentang pertahanan yang berhubungan dengan konflik dan ketakutan Tipe
pertahanan subjek dapat dilihat dari tipe reaksi yang muncul dalam ceritanya
saat menghadapi permasalahan, apakah depresif, represif, agresif, escape.

9. Manifestasi dari superego tentang hukuman dari perbuatan jahat

Sejumlah peranan super ego subjek dapat diperoleh dari ceritanya, misalnya apa
mampu mengakui bahwa tindakan salah pasti ada akibatnya. Apabila mampu maka super
egonya berperan.

10. Integrasi ego

Integritas ego dilihat dari rangkuman seluruh cerita dari kartu satu sampai kartu
sepuluh. Integritas ego juga dapat diartikan sebagai level fungsi ego, bagaimana
anak berkompromi terhadap dorongan dan tuntutan dari kenyataan.

Pada dasarnya tidak semua cerita bisa diinterpretasi dengan mudah, maka para profesional
terlatih harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Harus mengetahui dan memahami dasar teori yang digunakan untuk interpretasi yaitu teori
psikoanalisa

2. Harus melakukan observasi guna mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi


jawaban anak

3. Harus dapat melakukan analisis dan interpretasi protokol CAT secara bebas

H. Reliabilitas dan Validitas

Meskipun tanggapan dalam tes proyektif ini diyakini mencerminkan


karakteristik kepribadian, banyak ahli mempertanyakan keandalan, validitas, dari tes ini
CAT, serta langkah langkah proyektif lainnya, telah dikritik karena kurangnya metode
standar administrasi serta kurangnya norma standar untuk interpretasi. Studi interaksi antara
penguji dan subjek tes telah menemukan, misalnya, bahwa ras, jenis kelamin, dan kelas
sosial dari kedua peserta mempengaruhi cerita yang diceritakan serta cara cerita
diinterpretasikan oleh penguji.
THE SENIOR APPERCEPTION TECHNIQUE (S.A.T)
THE SENIOR APPERCEPTION TEST

A. Nature And Purpose Of The Technique

Keprihatinan orang berumur/ lanjut usia sering dianggap berpusat di sekitar kesepian, kesia-
siaan, penyakit, dan ketidakberdayaan serta menurunkan harga diri. Banyak kelemahan yang
terkait dengan usia tua dan dapat diringankan dalam pengobatan, dan pendekatan dari sosial,
ekonomis. Dan masalah psikologis orang usia lanjut juga adalah konsekuensi dari kebijakan
sosial yang dapat diubah. Penuaan diperlakukan secara berbeda dalam budaya yang berbeda.
Dalam memberikan rangsangan positif untuk mencerminkan masalah usia tua, kita tidak bisa
utopis. Sementara ini, menyediakan stimuli yang memungkinkan anggapan tema
kesepian, penyakit, dan perubahan lainnya dan juga menyediakan gambar
yang memungkinkan mereka untuk merefleksikan perasaan senang seperti cucu, cerita
tarian sosial, dan permainan interaksi sosial, dan lima gambar yang cukup ambigu yang
cocok untuk mengangkut tema atau refleksi kesulitan.

Gangguan psikologis yang terjadi secara umum pada usia tua cenderung menjadi reakonasi
langsung yang agak sederhana ke keadaan yang penuh tekanan dan membuat penggunaan
relative sederhana, bahkan mekanisme pertahanan psikologis yang primitif. Jadi, pertahanan
yang terlihat paling menonjol dalam kelompok usia ini adalah penarikan, penyangkalan. Hal
ini adalah penggunaan pertahanan yang relatif sederhana atau bahkan tidak ada pertahanan,
yang mendorong manifestasi klinis gangguan psikiatri pada usia tua dan yang menentukan
modifikasi dalam teknik diagnostik dan terapeutik.

S.A.T. dapat menambahkan informasi pada bentuk spesifik yang dapat diambil atau
disebabkan oleh kondisi umum pada individu tertentu. Seringkali cerita mencerminkan
masalah yang tidak bisa diucapkan oleh klien secara langsung. Dahulu, tercatat bahwa
penyakit jantung (Bellak, 1956) atau TBC (Bellak, 1950) memiliki makna khusus bagi
mereka yang menderita, seperti halnya penyakit lain (Bellak, 1950). Seperti yang
disarankan khususnya dalam volume tentang psikoterapi darurat dan singkat (Bellak, 1965)
adalah penting bahwa penyebab khusus dan spesifik dan faktor pemicu panik, depresi, dan
lainnya untuk dipahami dan dirumuskan secara dinamis sebelum intervensi dilakukan.

Sekali lagi, mengikuti prinsip-prinsip umum psikoterapi, penting untuk memahami dan
menempatkan secara berurutan keluhan utama saat ini dalam hal kepribadian yang sudah ada
sebelumnya. Sejauh mana, sejarah hidup dan S.A.T. memberikan data umum gambar
struktur kepribadian dan dynamics, yang melengkapi data spesifik mengenai gangguan akut:
dapat dilihat dalam perspektif gambar yang lebih besar.

Construction of the Senior Apperception Technique

SAT mulai mendesain gambar-gambar yang cenderung menarik tema tema yang telah
dipelajari memiliki arti penting bagi orang lanjut usia seperti yang terlihat dalam praktik
pribadi, klinik, dan pengaturan lainnya. Kami mendesain kartu dalam format yang sedikit
lebih besar daripada C.A.T. atau T.A.T. gambar, karena penglihatan yang buruk adalah
masalah yang sering terjadi pada orang tua. Suasana gambar adalah masalah khusus.
Stimulus ini dirancang untuk menimbulkan kemungkinan masalah psikologis.
Beberapa upaya dilakukan untuk menjaga mereka agar tidak terlalu tertekan
atau sepenuhnya suram agar tidak membuat mata pelajaran lebih dari yang mungkin tidak
dapat dihindari untuk tugas semacam ini. Banyak pemikiran diberikan pada upaya untuk
membuat pengaturan cocok untuk berbagai situasi sosial ekonomi, etnis, dan kehidupan
pribadi. Dari sudut pandang beberapa penolakan untuk berhubungan dengan tokoh-tokoh
yang jelas berusia dalam gambar tampak hampir tidak dapat dihindari.

B. Administration

S.A.T. merupakan teknik yang memberikan banyak kegunaan yang berbeda. Oleh karena itu,
kualifikasi orang yang menerapkan teknik ini tergantung pada kegunaannya. Dalam
mengelola S.A.T., prinsip-prinsip umum dalam membangun hubungan psikologis dan aliansi
kerja harus diingat. Selain itu, beberapa faktor yang mungkin spesifik untuk kelompok usia
di atas 65 tahun juga harus diingat. Di antara faktor-faktor umum adalah bahwa klien dapat
duduk dengan nyaman, suasana yang bersahabat tercipta, dan beberapa minat klien dapat
ditunjukkan. Dalam keadaan apa pun tidak boleh memperlihatkan sikap yang merendahkan,
seperti menyebut mereka dengan sebutan ―Kakek‖ atau "Nenek". Klien lanjut usia dapat
mengaku bahwa ia terlalu lelah, tidak cukup waspada, atau tidak dapat melihat dengan baik
(hal ini mungkin benar; namun di sisi lain hal ini mungkin salah; kadang

kadang dapat ditemukan bahwa objek kecil terlihat cukup baik sementara objek besar tidak
terlihat sama sekali). Lansia memang seringkali memiliki rentang perhatian yang terbatas
atau cenderung lebih konkrit dibandingkan orang dewasa yang lebih muda. Mereka
cenderung merujuk konten terhadap diri mereka sendiri. ―Meninggalkan stumulus‖ juga
sering terjadi pada kelompok usia ini dan upaya untuk mengarahkan mereka kembali
ke gambaran stimulus harus dilakukan dengan lembut dan sambil mencatat reaksi spontan
mereka. Interupsi minum air untuk subjek diperlukan ketika sedang bercerita.

Instructions

1. Setiap wawancara berlangsung maksimal setengah jam, hal ini tergantung pada respons
subjek dan seberapa mudah dia lelah. Setiap gambar tidak boleh berdurasi lebih dari lima
menit, kecuali subjek menolak beberapa gambar. Dalam hal ini, berikan lebih banyak
waktu untuk gambar yang subjek inginkan. Apabila tidak ada tanggapan untuk gambar yang
diberikan, katakan ―Mungkin kita akan kembali ke gambar yang ini nanti‖.

2. Jauhkan mikrofon dari jangkauan subjek dan gunakan dudukan mikrofon. (Jika hendak
direkam, maka harus meminta izin dari subjek terlebih dahulu).

3. S.A.T. terdiri dari 16 gambar, namun semua gambar tersebut tidak perlu dikelola, terutama
jika subjek cenderung mudah lelah atau memiliki rentang perhatian yang singkat. Anda dapat
memilih gambar-gambar yang (dilihat dari data klinis) paling mungkin untuk menjelaskan
masalah yang sedang dihadapi. Jika subjek tidak lelah pada akhir sesi ini dan ada beberapa
kegunaan untuk informasi lebih lanjut, maka lebih banyak gambar dapat ditampilkan.
Sebagian besar dari gambar S.A.T. dibiarkan ambigu berkenaan dengan gender. Namun,
bahkan dua yang dengan jelas diidentifikasi sebagai perempuan dan satu sebagai laki-laki
dapat diberikan kepada lawan jenis. Sementara identifikasi yang jelas mungkin tidak sejelas
untuk tokoh-tokoh berjenis kelamin sama seperti untuk tokoh-tokoh yang ambigu,
subjeknya mungkin lebih siap untuk merenungkan beberapa masalah kebohongan yang lebih
dalam. Kecenderungan untuk menganggap masalah-masalah selain dari figur-figur
identifikasi langsung telah dibicarakan oleh Murray sebagai kebutuhan objek (object needs),
yaitu kebutuhan (dari subjek) yang dianggap berasal dari objek-objek lain. Disarankan
bahwa kebutuhan atau masalah seperti itu sering kali tidak dapat diterima oleh subjek dan
oleh karena itu lebih baik satu langkah dihilangkan; yaitu, diizinkan untuk diekspresikan
karena tampaknya dihilangkan darinya dengan identifikasi yang jelas. Ketika gambar
terakhir ini disajikan, administrator tes harus mengatakan: ―Ini adalah gambar orang
yang sedang tidur yang sedang bermimpi. Ceritakan secara rinci tentang mimpi apa itu,
jadikanlah itu mimpi yang hidup‖. Gambar ini, meskipun seorang wanita, namun juga harus
memperoleh informasi yang sangat berguna dari pria..

4. Semua gambar dibuat menghadap ke bawah baik sebelum dan sesudah ditampilkan.
Jauhkan gambar dari jangkauan subjek hingga siap untuk ditampilkan berikutnya. Serahkan
setiap gambar kepada subjek untuk dilihat. Jika perlu, tempatkan gambar berikutnya di
atas gambar yang sedang dilihat, memindahkan secara perlahan gambar sebelumnya dan
letakkan di samping.

C. Descriptions Of And Typical Responses To Picture

Gambar-gambar pada tes ini dirancang untuk mencerminkan pikiran dan perasaan para
lansia. Di mulai dengan gambar yang sedikit sederhana, diikuti dengan gambar yang
berkaitan dengan masalah ekonomi yang konkret agar memudahkan subjek. Gambar 3
adalah salah satu gambar yang sering dilihat sebagai gambar yang menyenangkan; sementara
jelas ada alasan mengapa gambar-gambar diatur seperti itu, setiap administrator
harus menggunakan penilaiannya sendiri, dalam memvariasikan administrasi gambarnya,
misalnya, mulai dengan gambar 3 yang menyenangkan dan mungkin diikuti dengan adegan
bahagia pada gambar 15 untuk memberi semangat pada orang yang kurang bahagia.

Di bawah ini ditunjukkan tema umum dan respons terhadap berbagai gambar (Gambar 1-
16).

Gambar 1
Tiga figur lansia yang sedang berdiskusi. Yang di tengah sering dilihat sebagai laki-laki.
Gambar ini dipilih sebagai yang pertama ditampilkan karena tidak berbahaya dan beberapa
jenis hubungan sosial dapat dengan mudah dihubungkan dengannya.

Tema-tema yang ditampilkan seringkali berputar di sekitar interaksi sosial - dua wanita
bersaing untuk mendapatkan perhatian pria, argumentasi, atau yang menunjukkan aturan
sosial. Gambar-gambar tersebut sering menunjukkan dengan jelas bagaimana subjek
berhubungan dengan teman

temannya. Ada juga telah diperkenalkan tema seks.Dokter diperkenalkan. Ada juga tema dua
figur yang memberi nasihat kepada figur ketiga yang mungkin dalam kesulitan atau sakit.

Gambar 2

Pasangan lansia melihat melalui jendela toko yang berisi tampilan makanan, dengan harga
yang mencolok. Gambar ini terutama memunculkan keprihatinan tentang sifat keuangan dan
tema oral, serta refleksi pada hubungan antara dua tokoh.

Gambar 3

Seorang wanita tua (kanan) dan seorang pria tua (kiri). Membentangkan tangan menghadap
ke seseorang yang diasumsikan sebagai seorang anak yang berada di tengah. Selain
memperlihatkan kegembiraan dari kakek dan nenek, gambar ini juga memperlihatkan
persaingan untuk mengambil perhatian si anak.

Gambar 4
Ada seorang wanita tua, di sebelah kiri ada seseorang yang memegang anak kecil, seorang
remaja berbaring di lantai sedang menggunakan telepon dengan rok mini yang menunjukan
pahanya dan terlihat pula seorang wanita di sekitar dapur. Terdapat sebuah meja dan kursi.

Tema yang ditunjukkan adalah hubungan keluarga, kompetitif terhadap cucu, sikap terhadap
remaja, tinggal atau berkunjung ke rumah keluarga.

Gambar 5

Delapan orang, kelompok dan individual, dalam sebuah seting rumah yang nyaman. Sebuah
gambar jendela yang besar, wanita tua yang menoleh ke belakang, 4 orang bermain kartu di
bagian depan, dua wanita di kanan sedang bergosip, dan seseorang di sebelah kiri membaca
koran.

Gambar ini menunjukkan kebutuhan dan perasaan sosial. Wanita tua di bagian belakang
sebagai nenek buyut, kakek, sosok di sebelah kiri sering berbicara, dan dua orang yang
bergosip di sebelah kanan sedang membicarakan anggota keluarga mereka. Ini
menggambarkan seperti sebuah acara besar dalam ruangan sosial. Dua wanita yang di
sebelah kanan terlihat cemburu dengan wanita yang ada di depan karena ada pria bersama
mereka. Wanita yang melihat keluar jendela, dan tidak membawa kartu dan tidak bergosip,
memandang ke jalan, menunggu dan berharap ada seseorang yang mengunjuginya.

Gambar 6

Seorang wanita tua menatap telepon. Reaksi terhadap gambar ini adalah kesepian, diabaikan,
kesedihan. Tema dalam gambar ini tentang kecemasan, menunggu telepon dari yang
mungkin tidak akan datang, atau yang akan membawa kabar buruk. Perasaan diabaikan.
Perasaan marah atas penganiayaan keluarga sesuatu, dan merenung ingin melakukan
panggilan telepon untuk mengeluh.

Tema yang lain adalah seorang wanita yang menunggu suaminya pulang. Ada cerita di mana
wanita tersebut bertanya-tanya mengapa ia diabaikan, ia telah melakukan yang terbaik dan
akan mencoba agar tidak menuntut.

Gambar 7

Mobil yang bergerak, seseorang membawa kursi di tangannya. Seorang wanita tua dengan
wanita muda membawa barang-barang di tangan.

Tema ini seperti seseorang yang meninggalkan rumahnya dan pergi bersama orang lain atau
ke suatu lembaga. Meskipun kedua tokoh perempuan melihat jauh ke dalam rumah. Sesekali
bergerak keluar.

Berbagai sikap lain yang muncul yaitu pindah ke rumah jaminan hari tua merupakan suatu
usaha untuk memahami orang tua karena anak-anak tidak ingin menyusahkan orang tua
mereka. Orang-orang yang lebih muda tampak tidak senang dengan orang yang lebih tua
sedangkan orang tua masih menyayangi orang-orang yang lebih muda.
Gambar 8

Seorang wanita sedang tampak membawa mangkuk yang sangat cekung dan
menjatuhkannya ke meja di tempat orang yang lebih tua sedang duduk. Melalui pintu keluar
masuk, dua pasang sandal terdapat di sebelah tempat tidur.

Gambar ini memberi makna tentang kehilangan kendali dan sikap terhadap peristiwa,
terhadap badannya sendiri dan penuaan dalam konteks ini. Beberapa orang terlihat
menyerang dengan air panas yang tumpah menunjukkan bahwa orang di meja tidak akan
(atau menolak untuk membantu).

Gambar 9

Pasangan tua duduk di sudut bangku yang berlawanan, menghadap pasangan muda yang
berada dalam pelukan.

Gambar ini cenderung memberikan kontribusi akan perasaan persahabatan dan seks diantara
orang-orang yang sudah berumur (tua) dan adanya perasaan sentimen pada generasi muda.
Tanggapan yang paling umum dalam hal ini ialah nostalgia, kerenggangan hubungan,
penolakan dan sebagainya. Terdapat indikasi indikasi mekanisme pemecahan masalah
dan pengujian realitas yang jelas.

Gambar 10

Figur seorang pria sendirian yang berada di atas tempat tidur yang dilengkapi dengan alat-
alat rumah tangga seperti, sendok, gelas, jam, dan botol di atas dadanya‖ .

Gambar ini menggambarkan kesepian, sakit, kesendirian, terisolasi, dan kemiskinan. Selain
itu pemikiran untuk bunuh diri yang mungkin ditimbulkan karena obat.

Gambar 11

Seorang pria memegang bagian dari surat kabar di tangannya yang bertuliskan Help Wanted.
Dari jendela ada seorang pria yang masuk ke dalam sebuah mobil dan sepasang pasangan
muda yang sedang membawa ice skates.

Gambar ini cenderung menunjukkan tentang kecemburuan, dan anak muda. Terutama kisah
yang menunjukkan rasa iri atau cemburu pada anak muda, sedangkan pria tersebut masuk ke
dalam mobilnya dan mencari pekerjaan sehingga tidak dapat menikmati hidupnya. Perasaan
depresi dan keputusasaan muncul semasa mencari pekerjaan. Memperhatikan kucing yang
nyaman serta benda-benda lainnya.

Gambar 12

Seorang wanita yang sedang berduka, kepalanya berpangku pada tanganya, sebuah cincin
pernikahan terlihat di jarinya. Gambar di atas bahu kirinya menunjukkan pasangan muda
yang mungkin tentang hidupnya sendiri dengan suami atau pasangannya di masa muda atau
cerita yang berhubungan dengan anak-anak.

Kisah ini berkisar seputar kesedihan karena kematian, penyakit, kabar buruk, suami yang
pergi atau berselingkuh, dan bermasalah pada anak-

anaknya. Kesedihan disebabkan oleh perasaan ketidakberdayaan yang berlebihan terhadap


kehilangan dompet dengan semua uangnya. Kesedihan akan masa depan serta kesedihan
seorang ibu terhadap anak-anaknya lebih kuat daripada suaminya.

Gambar 13

Adegan di bandara yang memperlihatkan seorang wanita tua yang membawa seekor burung
di dalam sangkar dan seorang portir membawa tas tangan, serta seorang pria yang pergi ke
arah kiri‖ .

Gambar ini memiliki banyak interpretasi, tema yang menunjukkan pergi ke suatu tempat atau
menikmatinya dengan seseorang, atau akan pergi mengikuti trip sebuah perjalanan.
Tampilan pada pesan menunjukkan rasa kecewa karena merasa kehilangan.

Gambar 14

Sebuah adegan di kamar mandi yang menunjukkan seseorang mendapatkan sebotol obat
berada lebih tinggi dari dadanya.

Gambar diatas sering memunculkan cerita yang berkaitan dengan penyakit fisik, obat-
obatan, pemikiran hypochondrial atau bunuh diri. Sebagian referensi yang berbahaya
menyebabkan gangguan pencernaan, tablet tidur untuk membantunya sepanjang malam,
sembelit, dan membersihkan kamar mandi. Dan ada juga referensi yang
menyebutkan seiring bertambah tua, mencoba mengurus diri sebaik mungkin.

Gambar 15

Seorang pria yang lebih tua menari dengan wanita yang lebih muda dan wanita yang lebih
tua menari dengan pria yang lebih muda: terlihat 2 sosok pria yang tua di sudut.

Hal ini cocok untuk berbagai tema mengenai hubungan antara generasi baik pada tingkat
sosial dan seksual, perasaan seksual orang lanjut usia terhadap pria dan wanita yang lebih
muda, daya saing, impotensi, kecemburuan, kebencian, kemarahan, dan ketidaksetujuan.
Selain itu terdapat cerita mengenai orang-orang muda yang menari dengan orang yang lebih
tua, dan senang bisa membuat orangtua bahagia yang mungkin karena fungsi keluarga. Ini
juga sering menjelaskan keutuhan atau kegagalan dari ujian.

Gambar 16 Sosok seorang wanita yang tengah berbaring dan tidur.

Pada gambar ini terdapat instruksi yang spesifik dimana orang tersebut digambarkan sedang
bermimpi dan diminta untuk memberi tahu sedetail mungkin akan mimpinya. Orang yang
memiliki kesulitan dalam berhubungan dengan konten yang spesifik sebelumnya mungkin
dapat melakukannya dengan instruksi khusus dan akan berjaga/berhati-hati dalam
melaporkan mimpi.

D. Interpretation

S.A.T merupakan sedikit variasi dari teknik klinis yang meminta orang untuk memberi tahu
apa yang membuat mereka sakit atau terganggu. Hal ini tidak membuat lebih banyak klaim
daripada memfasilitasi proses mengkomunikasikan perasaan dan pikiran seseorang dengan
menanggapi rangsangan standar. Jika harus membuat kesimpulan mengenai hal yang
tidak disadari dari tanggapan tes hal ini hanya bisa dilakukan oleh psikolog dan psikiater
klinis berkualifikasi lengkap dan terlatih.

E. Data Concering The Senior Apperception Technique S.A.T masuk kedalam kelas teknik
proyektif, yaitu stimulus diberikan kepada subjek yang tanggapannya dalam bentuk cerita,
kata-kata, atau perilaku yang kemudian diteliti dengan cermat untuk apapun yang
mungkin mengungkapkan tentang subjek tersebut jika dilihat secara tradisi . Gaya kognitif
merupakan istilah yang sekarang umumnya digunakan yang terdiri dari totalitas respons.
Sejauh ini juga, kita belajar bahwa setiap orang sebagai individu, cara-cara ideografis
istimewa untuk menghadapi situasi stimulus tertentu juga dapat memengaruhi proses yang
sedang dipelajari. Maka, istilah ―versuch‖ dari Herman Rorschach dipakai dan kemudian
lebih disukai daripada istilah ―diuji‖. Maka dari itu, alasan ini juga penggunaan judul Senior
Apperception Technique lebih disukai dari pada Senior Apperception Test.

Adapun data dasar yang harus tersedia harus tersedia untuk teknik seperti S.A.T, yaitu
sebagai berikut:

1. Dengan adanya cukup gambaran umum tentang tema-tema yang sering ditimbulkan oleh
rangsangan, hal ini memberikan dasar untuk pemilihan gambar tertentu secara umum.

2. Sebuah akun tema dan dan studi tentang tema serta validitas tampang yang konsisten dan
penguatan informasi klinis juga memiliki konsisten baik.

3. Panjang cerita yang berhubungan dengan gambar itu sendiri berkorelasi dengan indeks
ambiguitas.

4. Beberapa jaminan bahawa orang memang akan bercerita tentang konten yang panjang dan
bermakna. Dalam hal ini berarti bahawa gambar gambar harus memperoleh cerita yang
mengungkapkan sesuatu tentang kepribadian dan masalah subjek.
F. Four Pilot Studies Based On The S.A.T

Nancy Altobello (1973) memanfaatkan SAT untuk mempelajari harapan dan keputusasaan.
Ini menghasilkan hasil yang bertentangan dengan hipotesis Neugarten (1972) tentang
penarikan diri orang orang lanjut usia. ―Teori disengagement‖ awalnya dikemukakan oleh
Cummings dan Henry, yang kemudian diselidiki dan dikemukakan kembali oleh Neugarten.
Dia awalnya mengusulkan bahwa orang tua mengalami penurunan keterlibatan emosional
selama proses penuaan dan karena itu mereka cenderung menarik diri dari kegiatan-kegiatan
dalam hidup mereka. Dia memiliki hipotesis bahwa penarikan diri berkorelasi dengan
mempertahankan rasa kesejahteraan psikologis dan kepuasan hidup. Namun, dalam studi
selanjutnya, Neugarten menemukan bahwa ternyata orang-orang lanjut usia yang aktif dan
terlibat secara sosial, mempertahankan tingkat kepuasan hidup yang tinggi.

Altobello tidak hanya menguji hipotesis bahwa orang tua menyampaikan lebih banyak sikap
putus asa, kematian, dan perasaan berjuang daripada kelompok kontrol atau para siswa,
tetapi juga untuk mengeksplorasi apakah teori ―penarikan diri‖ itu memang benar-
benar terjadi. Dia berusaha untuk memperkirakan keterlibatannya dengan jumlah kata,
membuat perkiraan tingkat keterlibatan, dan membandingkan jenis harapan dan keputusasaan
yang dialami orang tua dibandingkan para siswa. Dalam proses ini, dia juga membandingkan
S.A.T. dengan T.A.T.

Untuk subjek lanjut usia, dia menggunakan tiga kartu T.A.T. dan dua puluh kartu S.A.T
yang beberapa diantaranya telah mengalami modifikasi. Subjek kelompok kontrol atau para
siswa diberi set kartu S.A.T yang sama dengan cara yang sama. Namun, karena adanya
keterbatasan waktu, kelompok kontrol tidak diberi kartu T.A.T. Setiap cerita dievaluasi
berkaitan dengan jenis aktivitas, tingkat keterlibatan interpersonal, tema putus asa, hasil, dan
jumlah kata. Setiap kategori skor diperiksa berkaitan dengan perbedaan usia dan jenis
kelamin antara S.A.T dan T.A.T.

Dalam lima sub kategori kegiatan (melamun, rutinitas sehari-hari, pasif , konflik, dan
afiliasi) tidak ada perbedaan jenis kelamin untuk subjek orang lanjut usia maupun para
siswa. Hal ini juga mengejutkan bahwa kegiatan utama para siswa sama dengan orang-orang
lanjut usia dengan pengecualian rutinitas sehari hari yang sedikit lebih tinggi bagi para
siswa. Dilihat dari lima kategori harapan untuk S.A.T ( kebahagiaan, optimisme, upaya
untuk mempertahankan diri, makna kekerabatan, dan minat pada orang), tidak
ada perbedaan antara dua kelompok umur tersebut.

Tingkat keterlibatan sosial juga tidak menunjukkan perbedaan antara siswa dan orang lanjut
usia. Laki-laki di kedua kelompok memiliki nilai keterlibatan rata-rata, sedangkan
perempuan di kedua kelompok memiliki skor keterlibatan lebih rendah. Sesuai dengan
temuan prola (1972), kategori word count dan involvement (keterlibatan) tampaknya
memang memiliki hubungan. Subjek dengan jumlah kata yang lebih tinggi cenderung
memiliki skor lebih untuk keterlibatan tingkat tinggi.

Berkenaan dengan tiga kartu TAT, yang diberikan untuk melihat apa yang mungkin
diperoleh dari gambar orang yang lebih muda, skor aktivitas konsisten dengan hasil SAT,
yang menunjukkan peringkat yang sama dalam hal afiliasi, rutinitas harian, dan kepasifan.
Meskipun hanya sedikit jumlah kartu TAT yang digunakan, namun cukup signifikan bahwa
rangsangan yang sangat berbeda menghasilkan konten tematik yang serupa. Hipotesis
bahwa kartu TAT akan menimbulkan lebih banyak tanggapan harapan dengan lebih sedikit
keputusasaan dibandingkan kartu SAT, tidak didukung dalam penelitian ini. Kisah-kisah
yang dimunculkan oleh SAT menunjukkan kerinduan akan keterhubungan dan aktivitas para
lansia. Terlepas dari ketakutan akan kematian, rangsangan ini memunculkan aspek harapan,
dan menunjukkan bahwa penuaan tidak perlu dipandang sebagai depresi, tidak adanya
harapan, dan mengisolasi diri.

Secara keseluruhan, kelompok kontrol tidak berbeda secara substansial daripada kelompok
orang lanjut usia. Satu-satunya perbedaan yang mencolok adalah antara kedua jenis
kelamin.

Hipotesis Ackerly yaitu bahwa orang lanjut usia akan mengungkapkan minat mereka
terhadap seks melalui cerita dengan rangsangan gambar. Dimana TAT akan menghasilkan
gambaran seksual yang lebih tinggi daripada SAT. Hal ini karena stereotip tentang perasaan
seksual pada orang tua; bahwa akan ada persentase yang lebih tinggi pada citra seksual
sebagai kompensasi atas kerinduan seksual yang tidak terpenuhi.

Lima belas subjek yang usianya berkisar antara 65 hingga 86 tahun, dari tujuh pria; dua
masih lajang, tiga duda, dan dua sudah menikah. Di antara delapan wanita, satu masih lajang,
empat janda, dan tiga sudah menikah. Ackerly mempelajari frekuensi dengan tujuh tema
yaitu depresi dan kesepian, persaingan, antagonisme dan agresi, keputusasaan dan
kekecewaan, masalah keamanan dan kesehatan, kebutuhan akan pengasuhan, afiliasi dan
kasih sayang, serta seksualitas.

Subjek-subjek tersebut diberikan 21 kartu SAT, 4 kartu TAT, dan 10 kartu Rorschach. Tujuh
subjek diberikan SAT terlebih dahulu, sementara delapan diberi TAT dan Rorschach terlebih
dahulu.

Temuan yang paling mencolok adalah bahwa seksualitas tidak putus seiring dengan
bertambahnya usia. Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara tingkat minat
seksual pada pria dan wanita. Deanna Toone menyelidiki apakah usia tua ditandai dengan
semakin sedikit terlihat di masyarakat dan dunia luar. Toone
mengadministrasikan pertanyaan dan 10 gambar SAT dalam sebuah kelompok dimana ada
15 wanita berkulit hitam berusia 60 sampai 81 tahun. Respon diskor pada setting fisik,
deskripsi orang, deskripsi interaksi antara karakter, dan memperkenalkan isi gambar yang
ada dengan tidak spesifik. Jumlah kata dipergunakan sebagai tambahan untuk mengukur
keterlibatan dan cerita di skor positif, negative, atau hasil yang netral.

Teori yang dilepaskan tidak mencakup sampel Toone. Kenyataannya subjek yang lebih tua
diskor lebih tinggi pada pengukuran yang terlibat dan memperkenalkan ide yang baru,
meskipun tidak ada skor yang signifikan. Rata-rata kata sangat tertutup antara dua kelompok,
dengan pengukuran pada wanita muda sedikit lebih tinggi. Akhirnya, responden yang lebih
tua bercerita dengan hasil yang lebih positif atau netral, ketika hasil cerita dari kelompok
yang lebih muda lebih sering netral dan negatif daripada positif. Tooner mengemukakan
kemungkinan bahwa keterlibatan yang tinggi dari subjek yang lebih tua, dalam bagian
stimulus yang sesuai dengan mereka dan jumlah sampelnya, sebagai anggota dari kelompok
warga, yang cenderung aktif dalam berinteraksi sosial.

Toone merujuk pada perhatian yang terbatas pada wanita dalam literatur tentang penuaan,
dan terutamja pada tidak adanya studi tentang wanita kulit hitam. Ia melihat perlunya studi
yang membandingkan penyesuaian diri perempuan yang telah bekerja dengan mereka yang
telah menjadi ibu rumah tangga.

Clio Garland menggunakan SAT untuk mempelajari tingkat dan jenis ketergantungan yang
mungkin ditandai dengan usia tua. Dia berhipotesis bahwa akan ada peningkatan signifikan
pada setiap ketergantungan diantara usia, tetapi tetap menjadi pertanyaan terbuka, apakah
akan ada berbagai jenis ketergantungan yang dimanifestasikan oleh orang tua dan orang
yang lebih muda. Dia percaya bahwa gangguan yang menyertai pada usia tua
dan karakteristik kepribadian individu, adalah faktor penting yang
mempengaruhi ketergantungan.

Garland mengadministrasikan pertanyaan dan 10 SAT kepada 2 kelompok yang terdiri dari
15 wanita kulit putih; kelompok yang lebih tua berusia 65 sampai 81 tahun dengan berbagai
jenis riwayat pernikahan; yang lebih muda, kebanyakan mahasiswa yang belum menikah,
usia 20 sampai 25 tahun. Masing-masing subjek diskor dengan nomor dan kategori
tema ketergantungan yang disebutkan sebagai berikut; orientasi pasif, kebutuhan proximity
(kedekatan), ketidakmampuan untuk membuat keputusan, ketergantungan pada orang lain
atau institusi, perasaan ditolak, kebutuhan berlebihan akan keterikatan, cinta regresif dan
ketidakmampuan untuk berfungsi sendiri.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok usia berdasarkan jenis
ketergantungan yang disebutkan. Sesuai dengan pandangan bahwa regresi adalah ciri khas
usia tua, responden yang lebih tua memiliki tiga tanggapan regresif, dan wanita yang lebih
muda, tidak ada. Yang mengejutkan adalah, subjek yang lebih muda lebih sering menolak
dan jenis penolakan yang mereka sampaikan lebih umum daripada wanita yang lebih tua.
Tingkat pendidikan dan kesehatan tidak berhubungan dengan ketergantungan; dari sampel
ini, tidak jelas apakah status perkawinan terkait dengan ketergantungan atau tidak. Garland
juga membagi subjek yang lebih tua menjadi dua kelompok usia; mereka yang berusia lebih
dari 70 tahun dan mereka yang usianya lebih muda. Wanita yang lebih tua rata-rata
memiliki tema ketergantungan yang lebih sedikit daripada yang lebih muda.

G. Suggestions For Future Research

Mungkin di masa depan nanti peneliti tertarik pada analisis komparatif dengan ―jumlah ide‖
antara kelompok usia lebih muda dan lebih tua. Selain itu peneliti di masa depan mungkin
mencakup berbagai studi analitik konten berdasarkan jumlah kata, hal ini mungkin menarik
untuk melihat apakah pendekatan yang berbeda terhadap cerita S.A.T. di masa depan
akan membawa konvergensi data yang serupa. Studi lain mungkin bisa untuk menilai
hubungan sosial pasien di rumah pada skala penilaian perilaku dan mendapatkan koefisien
korelasi pada ukuran kemampuan bersosialisasi yang berasal dari S.A.T (Bellak & Abrams,
1997).

Anda mungkin juga menyukai