Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI PROYEKSIF

TES PROYEKSI YANG BERSIFAT NON VERBAL

Disusun Oleh :

Ani Masyayu (190901008)

Arief Rachman (190901066)

Siti Fithria Azzahra (190901017)

Dosen Pembimbing :

Iyulen Pebry Zuanny, M.Psi., Psikolog

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


2020

JENIS TES PROYEKSI YANG BERSIFAT NON VERBAL

A. Pengertian Tes Proyeksi yang Bersifat Non Verbal


Tes proyeksi merupakan tes yang memungkinkan untuk mengungkapkan motif,
keadaan emosi, need yang sukar diungkapkan, dan lain sebagainya yang ada pada diri
individu. Salah satu di antara teknik dalam tes proyeksi adalah yang bersifat non verbal, yang
berarti bahwa wujud materi yang diberikan bukan dalam bentuk bahasa. Bahasa hanya
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara tester dengan testee.

B. Jenis-Jenis Tes Proyeksi yang Bersifat Non Verbal 1. Thematic Apperception Test
(TAT)

TAT merupakan teknik untuk penyelidikan dinamika kepribadian seperti yang


memanifestasikan dirinya dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi atau
interpretasi bermakna lingkungan. TAT itu semula digambarkan oleh Morgan dan Murray
pada tahun 1935. Tomkins memperlihatkan bahwa ada berbagai upaya sebelumnya dari para
psikolog dan psikiater untuk menghasilkan tanggapan yang bermakna dari pokok-pokok
bahasan ke gambar. Di sini milik para pekerja seperti Brittain yang menerbitkan upaya
tersebut pada tahun 1907, Libby yang menggunakan prosedur tersebut, seperti Brittain,
dengan anak-anak pada tahun 1908, dan akhirnya Schwartz yang menggunakan tes situasi
sosialnya pada tahun 1932. TAT memberikan isinya, terutama dan lebih daripada tes lain.
Pada dasarnya, gambar itu memberikan data dasar tentang hubungan testee dengan
tokohtokoh berwenang pria atau wanita, kepada orang-orang yang sezaman dengan pria dan
wanita, dan sering kali hal itu memperlihatkan asal mula hubungan keluarga.

TAT ini merupakan teknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkapkan dinamika
kepribadian. Pelopor tes ini adalah Henry Murray dan Leopold Bellak. TAT merupakan tes
individual yang tidak bisa diaplikasikan ke dalam bentuk kelompok. Dasar teori dari tes ini
adalah teori Psikoanalisa, yaitu mengenai konflik, need, press, dan defense mechanism.
Tes daya khayal ini terdiri dari 31 kartu yang dikelompokkan dalam beberapa
kategori, yaitu :
• Netral
• Boy (B), untuk subyek anak laki-laki dengan batasan usia kurang dari 14 tahun.
• Girl (G), untuk subyek anak perempuan dengan batasan usia kurang dari 14 tahun.
• Female (F), untuk subyek perempuan yang berusia lebih dari 14 tahun.
• Male (M), untuk subyek laki-laki yang berusia lebih dari 14 tahun.
TAT juga dapat dikenakan untuk subyek dengan usia minimal empat tahun. Kartu
yang disajikan untuk subyek tersebut cukup 20 kartu dan dipilih berdasarkan kepada tingkat
usia dan permasalahan subyek.

a. Administrasi TAT
Testee diminta untuk menceritakan kejadian pada figur, penyebab kejadian, dan akhir
(penyelesaian) dari figur/kejadian itu. Semua penjelasan tersebut didasarkan pada daya
khayal atau persepsi masing-masing testee pada saat melihat figur.
Penyajian kartu dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
• Tahap I : Disajikan 10 kartu yang memuat figur yang biasa (bukan figur yang
menakutkan/penuh imajinasi), yang mencerminkan keadaan sehari-hari.
• Tahap II : Disajikan 10 kartu yang figurnya istimewa atau spesifik yang dapat
menimbulkan respon-respon yang khusus.
Sedangkan kartu nomor 16 (yang merupakan kartu kosong), disajikan paling akhir
karena berfungsi untuk mengungkap hal-hal yang masih disimpan testee.

b. Interpretasi
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan interpretasi adalah :
• Tokoh atau siapa yang sering dimunculkan subyek dalam figur
• Respon-respon yang sesuai dengan stimulusnya, misalnya : figurnya manusia,
apakah subyek juga merespon figur tersebut sebagai manusia.
• Karakteristik tokoh
• Need dan press-nya
• Pola pertahanan ego yang dimiliki subyek
• Integritas ego subyek
• Konflik-konflik yang dialami subyek.

2. Children Apperception Test (CAT)


CAT merupakan pengembangan dari TAT yang dikembangkan oleh Leopold Bellak
dan Sonya Sorel Bellak. Menurut Bellak, stimulus kartu TAT tidak sesuai untuk anak-anak.
Oleh karena itu, dikembangkanlah tes yang serupa dengan TAT, namun dengan stimulus
yang sesuai atau mudah direspon oleh anak-anak. Stimulus yang dimaksud tersebut berupa
figur binatang dan memiliki suasana yang khas dengan anak-anak.
CAT dapat diaplikasikan pada anak-anak dengan usia 3 sampai 10 tahun. Hal-hal
yang hendak diungkapkan melalui setiap kartu CAT adalah :
• Pemuasan kebutuhan oral
• Masalah persaingan antar saudara
• Agresivitas anak
• Penerimaan lingkungan orang dewasa terhadap anak, serta
pengalamanpengalaman lainnya.

a. Kartu-Kartu dalam CAT


Berikut ini merupakan pengenalan terhadap kartu-kartu CAT :
• Kartu 1 : Berfigur anak-anak ayam yang sedang duduk mengitari meja makan, dan
pada satu sisi terdapat ayam besar yang terlihat samar.
Kartu ini bertujuan untuk mengungkap pemuasan kebutuhan oral.
• Kartu 2 : Berfigur dua kera yang saling tarik menarik sama kuatnya.
Mengukur ekspresi agresivitas anak-anak terhadap tokoh-tokoh dewasa. Tali
diibaratkan sebagai simbol masturbasi, dan tarik menarik merupakan simbol
defence mechanism.
• Kartu 3 : Berfigur singa yang sedang merokok dan membawa belati, terdapat pula
figur tikus.
Figur singa untuk mengukur identifikasi tentang ayah (apakah kuat, gagah, tua,
atau tidak berdaya). Sedangkan figur tikus untuk melihat kemungkinan apakah
diperdaya oleh singa atau justru memperdaya.
• Kartu 4 : Berfigur tiga ekor kijang yang terdiri dari ibu dan anak-anaknya. Kartu
ini bertujuan untuk mengukur pemenuhan kebutuhan oral dan tema ceritanya
menyangkut hubungan ibu dan anak. Apabila subyek mengidentifikasikan dirinya
sebagai anak kijang yang digendong, berarti ada indikasi regresi. Sedangkan bila
menggantungkan pada figur ibu, berarti mengindikasikan takut berpisah. Kartu ini
juga mengandung stimulus latent mengenai persaingan antar saudara.

• Kartu 5 : Berfigur ruang kamar.


Kartu ini bertujuan untuk mengungkap keingintahuan anak tentang seks,
kenikmatan, serta ketakutan dan ketergantungan.
• Kartu 6 : Berfigur babi yang terdiri dari dua ekor babi yang tidur bersama dan
seekor babi yang tidur terpisah dalam suasana gelap.
Dua babi merupakan simbol orang tua, sedangkan satu babi merupakan simbol
identifikasi diri sendiri. Kartu ini bertujuan untuk mengungkap identifikasi sikap
orang tua, kecemasan, dan ketakutan berpisah dengan orang tua.
• Kartu 7 : Berupa figur harimau menerkam kera.
Kartu ini bertujuan untuk mengungkap agresivitas dan kinginan mengalahkan
saingan.
• Kartu 8 : Figur keluarga kuda.
Kartu ini bertujuan untuk mengungkap suasana keluarga subyek, hubungan antar
anggota keluarga, serta bagaimana subyek menempatkan diri dalam keluarga dan
lingkungan.
• Kartu 9 : Figur anak gajah tidur sendirian dalam kamar yang gelap.
Kartu ini bertujuan untuk mengungkap keingintahuan anak terhadap situasi di luar
kamar dan untuk mengetahui mutu hubungan anak dengan saudara atau
lingkungannya.
• Kartu 10 : Figur seekor anak sapi dipangku ibunya, dan di dekat kamar mandi ada
seekor anjing.
Kartu ini mengidentifikasikan latihan kebersihan dan kedisiplinan terhadap anak.
Dari cerita subyek, dapat diketahui ada tidaknya sikap defensif terhadap
saudarasaudaranya. Suasana kamar mandi merupakan simbol regresi.

b. Interpretasi
Variabel-variabel yang patut diperhatikan dalam melakukan interpretasi CAT adalah :
• Tema pokok cerita
Tema pokok cerita adalah penilaian terhadap cerita testee secara keseluruhan,
dilihat dari pokok figuran cerita subyek. Dalam hal ini, IQ dan umur perlu
diperhatikan, karena semakin tinggi IQ atau umurnya maka akan semakin
kompleks tema ceritanya.

Tokoh cerita
Menyangkut siapa tokoh yang dimenangkan.
• Kebutuhan (dorongan) yang dimiliki
Muncul dari harapan-harapan tokohnya. Apabila subyek sedang mengalami
depresi, maka identifikasi tokohnya selalu mengalami tekanan-tekanan. Apabila
subyek selalu menonjolkan sesuatu dan diulang secara terus menerus, ini
menunjukkan adanya suatu kebutuhan subyek. Apabila ada hal-hal tertentu yang
tidak dikatakan (padahal penting), ini menunjukkan adanya tekanan-tekanan pada
dirinya.
• Konsepsi tentang lingkungan
Menyangkut interpretasi konsep lingkungan; merupakan perpaduan antara hal-hal
yang diinginkan dan kenyataan yang ada. Keadaan yang dimunculkan dalam
ceritanya merupakan keadaan (kebutuhan) subyek.
• Tanggapan-tanggapan subyek terhadap figur-figur yang ada
Apakah subyek menanggapi dengan antusias atau acuh tak acuh. Apabila subyek
tampak lemah mengidentifikasi suatu tokoh, kemungkinan subyek mengalami
konflik.
• Konflik yang dihadapi
Dari cerita subyek, dapat diketahui figuran konflik subyek. Ada dua konflik yang
dapat dilihat, yaitu intern (terjadi pada diri sendiri dan tidak ada hubungan dengan
lingkungan) dan ekstern (konflik yang timbul akibat hubungan dengan
lingkungan).
• Kecemasan
Kecemasan di sini harus di pilah-pilah, misalnya kecemasan karena diri snediri,
ditinggal oleh orang tua, dan lain sebagainya. Kartu yang digunakan sebagai
sarana untuk mengungkapkan kecemasan adalah kartu nomor 3 dan 5.
• Sikap terhadap konflik dan kecemasan
Tipe pertahanan subyek dilihat dari tipe reaksi yang muncul dalam ceritanya saat
menghadapi masalah, apakah depresif, represif, agresif, atau escape.
• Bagaimana peranan super egonya
Sejauh mana peranan super ego subyek dapat diperolah dari ceritanya.
• Bagaimana integritas egonya
Integritas ego dilihat dari rangkuman seluruh cerita dari kartu 1 sampai 10.
c. Administrasi
Berikut merupakan beberapa tahapan dalam melakukan CAT :
• Tahap persiapan, merupakan tahapan dimana tester mempersiapkan ruangan dan
alat tes.
• Bulding rapport, yaitu melakukan pendekatan terhadap anak sesuai dengan usia,
tingkah laku, dan tingkat kesulitan anak. Tester harus memperhatikan bahwa
instruksi dan penjelasan diberikan sesuai dengan perkembangan anak.
• Intruksi, tahapan yang dilakukan setelah rapport terjalin dengan baik.
• Tahap pelaksanaan, dimana kartu mulai disajikan satu per satu dan tester
memerhatikan dengan baik setiap apa yang testee lakukan.
• Tahap inquiry.

3. Children Apperception Test Human Figures (CATH)


Stimulus CATH sama dengan CAT, hanya saja figur-figurnya merupakan manusia
yang jenis kelaminnya tidak jelas (ambiguous). Suasana setiap figur sama dengan CAT, yaitu
suasana kehidupan anak-anak.
CATH dikembangkan oleh Bellak dan diaplikasikan pada anak-anak yang berusia
sekitar 7 sampai 10 tahun atau yang memiliki kemampuan intelektual superior.

4. Children Apperception Test Suplement (CATS)


CATS berfungsi sebagai pelengkap CAT. CATS digunakan untuk menggali data
tambahan. Oleh karena itu, CATS biasanya hanya digunakan untuk kasus-kasus yang sudah
jelas masalahnya. Misalnya, masalah subyek berkaitan dengan masalah kebersihan, maka
dalam memberikan kartu CATS langsung dipilih kartu-kartu yang relevan.

5. Family Apperception Test (FAT)


Kegunaan FAT adalah untuk mengungkap permasalahan-permasalahan dalam
perkembangan anak maupun emosi anak. FAT dapat dipergunakan untuk anak berusia 3
hingga 10 tahun. Apabila dengan CAT dapat diungkap sampai lingkungan sosialnya, maka
FAT hanya mengungkap sebatas pada lingkungan keluarga.
Jumlah kartu FAT ada 7 (0 sampai 6), dengan figuran sebagai berikut :
• Kartu 0 : Untuk mengungkap keadilan orang tua dalam membagi kasih sayang
kepada anak-anaknya.

Kartu 1 : Mengungkap hubungan ayah-ibu, kedisiplinan anak, hubungan anak


dengan anggota keluarga yang lain, dan bagaimana sosialisasi keluarga terhadap
lingkungan sekitarnya.
• Kartu 2 : Kartu 2 ada dua macam, satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan.
Kartu ini mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan pembagian kasih sayang
dan persaingan antar saudara.
• Kartu 3 : Mengungkapkan tentang hukuman, kesepian, dan tipe otorita orang tua.
• Kartu 4 : Mengungkap pertikaian-pertikaian orang tua atau keluarga, siapakah
yang dominan dalam pertikaian tersebut, dan status serta posisi anak dalam
pertikaian.
• Kartu 5 : Mengungkap kedisiplinan dan tingkat dominasi ayah.
• Kartu 6 : Mengungkap pola hubungan orang tua dalam situasi berbeda dan
kedudukan anak dalam hubungan orang tua tersebut.

6. Senior Apperception Technique (SAT)


SAT merupakan pengembangan dari TAT, yang dikembangkan oleh Leopald Bellak
dan Sorya Sorel Bellak. SAT digunakan untuk orang yang sudah tua (lanjut usia) yang
berusia lebih dari 65 tahun dan terdiri dari 16 kartu.
Hal-hal yang diungkap dalam SAT antara lain :
• Kemarahan-kemarahan yang dimiliki atau dipendam pada masa muda sampai tua
• Rasa ketidak berdayaan pada diri
• Penyesuaian diri, apakah masih semangat atau tidak
• Ketakutan-ketakutan yang berarti
• Ketakutan untuk terluka
• Pendapatnya tentang kaum muda.

7. Group Personality Projective Test (GPPT)


Pada awalnya, GPPT digunakan untuk menentukan kecemasan. Namun lebih lanjut,
GPPT digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kebutuhan psikologis seseorang bisa
muncul dalam kehidupan manusia atau perilakunya. Ada 15 need yang diungkapkan oleh
GPPT yang secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

Personal needs, yang terdiri dari agression, dominance, achievement, passivity,


dan withdrawl.
• Social needs, yang terdiri dari affiliation, nurturence, psikoseksual, succorance,
dan distrust.
• Emotional needs, yang terdiri dari anger, happiness, conciliation, perplexity, dan
dejection.

a. Kegunaan GPPT
Kegunaan GPPT antara lain :
• Untuk membedakan individu, apakah tergolong maladjusted atau welladjusted.
• Dapat digunakan untuk membedakan orang-orang yang memiliki kecenderungan
nakal (delinkuen) atau tidak.
• Mampu mengidentifikasi/menemukan taraf kepemimpinan yang rendah.

b. Bentuk Tes
Bentuk tas GPPT adalah :
• Berupa figur-figur/figur-figur tertentu tentang aktivitas berjumlah 90.
• 5 pernyataan ada di samping masing-masing figur.

c. Administrasi Tes
Testee diminta untuk memilih 1 dari 5 pernyataan yang tersedia, manakah yang paling
tepat atau sesuai dengan dirinya. Waktu yang diberikan sekitar 40 menit dan tetap akan
diakhiri meskipun belum selesai.

d. Skoring
Ada 7 kunci yang disediakan, masing-masing memiliki kegunaan sendiri-sendiri. 7
kunci tersebut, yaitu :
 Kunci 1 : Mengungkap happiness
 Kunci 2 : Mengungkap dejection
 Kunci 3 : Mengungkap nurturance
 Kunci 4 : Mengungkap withdrawl
 Kunci 5 : Mengungkap neuroticism

 Kunci 6 : Mengungkap affiliation


Kunci 7 : Mengungkap succorance

Jawaban-jawaban yang sama dengan kunci kemudian dihitung dan hasilnya berupa
skor kasar. Skor kasar ini kemudian dibobot dan dicocokkan dengan table yang ada.

e. Interpretasi
Interpretasi GPPT adalah sebagai berikut :
 < P40 : Emosi belum matang
  P60 : Maladjusted

  P40-P60 : Welladjusted (normal)

8. Tes Szondy
a. Kegunaan
Kegunaan Tes Szondy adalah :
• Untuk mengungkap dinamika kepribadian testee  Untuk mengetahu struktur
daerah kepribadian testee
• Untuk mengetahui aspek dinamis dari kepribadian testee.

b. Bentuk Tes
Tes ini dilakukan dalam bentuk berupa foto-foto orang yang mempunyai kelainan
jiwa.

c. Administrasi Tes
Tes Szondy dilaksanakan secara individual. Testee diminta untuk memilih figur-figur
yang telah disediakan dan menjadikannya dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah
figur yang disenangi (D), dan kelompok yang kedua adalah figur yang tidak disenangi (TD),
hal ini didasarkan kepada seri-seri yang disajikan. Ada 6 seri figur dan setiap seri berisi
delapan foto berukuran 2x3 yang berupa wajah-wajah orang yang mempunyai kelainan
psikologis, seperti homoseksual, sadisme, epilepsi, histeria, katatonik, paranoid, depresif, dan
mania.
Testee kemudian diminta untuk memilih dua figur yang disenangi dan dua figur yang
tidak disenangi.
Penyajian foto-foto minimal 6 kali, namun yang terbaik adalah 10 kali untuk menjaga
validitas dan keajegan. Sedangkan jarak pengulangan penyajian foto-foto adalah satu hari.
d. Skoring
Dari respon testee terhadap foto-foto yang dipilih, kemudian dibuat tabulasi untuk
diketahui berapa frekuensinya.

e. Interpretasi
Dasar untuk melakukan interpretasi adalah bahwa reaksi pilihan subyek terhadap
fotofoto merupakan aktualisasi mental individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan
struktur kepribadian subyek yang berarti pilihan atas foto merupakan figur dari need subyek.
Interpretasi untuk masing-masing pilihan subyek atas foto adalah sebagai berikut :
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang homoseksual diinterpretasikan
sebagai orang yang halus, suka mengalah, pasif, dan lemah.
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan sadistis
diinterpretasikan sebagai orang yang agresif dan suka manipulasi.
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan epilepsi
diinterpretasikan sebagai orang yang perasa namun agresif.
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan histeria
diinterpretasikan sebagai orang yang perasa (amat peka).
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan katatonik
diinterpretasikan sebagai orang yang suka menentang diri sendiri dan asosial.
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan paranoid
diinterpretasikan sebagai orang yang ekspansif tapi bersifat sosial.
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan depresif
diinterpretasikan sebagai orang yang bertipe anal yaitu pelit dan hati-hati.
• Subyek yang cenderung memilih foto-foto orang yang digolongkan mania
diinterpretasikan sebagai orang yang bertipe oral yaitu senang bicara dan suka
makan.
DAFTAR PUSTAKA

• Karmiyati, Diah dan Cahyaning Suryaningrum. Pengantar Psikologi Proyeksif. Malang:


Universitas Muhammadiyah Malang. Cet. Ke-6, 2020.
• Abt, L.E., dan Leopold Bellak. Projective Psychology: Clinical Approaches to the Total
Personality. New York: Grove Press.
• Pambudi, Eduarnus. TAT (Thematic Apperception Test) Strategi Jitu Mengetahui
Kepribadian. Diakses melalui : https://www.psikoma.com/tat-thematic-
apperceptiontest/#:~:text=Dasar%20teori%20utama%20dari%20TAT,mengungkapkan
%20konflik%2 0dan%20kepribadian%20individu.&text=TAT%20sendiri%20terdiri
%20dari%20da%20 macam%20versi%2C%20yang%20banyak%20digunakan.
• Daeng, Saung. Macam-Macam Tes Proyektif. Diakses
melalui : http://saungdaeng.blogspot.com/2014/03/macam-macam-tes-
proyektif.html
• Unknown. Jenis Alat-Alat Tes Psikologi (Proyektif Test). Diakses melalui :
http://psikologi-komunikasi.blogspot.com/2014/05/jenis-alat-alat-tes-
psikologiproyektif.html

Anda mungkin juga menyukai