(PSI 318)
MODUL 3
ASSESSMENT DALAM PSIKOLOGI KLINIS
DISUSUN OLEH
SITI MASITOH, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Shelly seorang wanita berusia 27 tahun, selalu merasa cemas akan segala hal, penuh
ketakutan dan selalu merasa bingung, beberapa minggu terakhir ia merasakan kegelisahan dan
mengalami insomnia, ia menjadi kurang istirahat dan siklus tidurnya terganggu. Kondisi ini
membuatnya mengalami sakit kepala, tekanan darah meningkat dan kehilangan gairah untuk
beraktifitas. Ia mendatangi dokter untuk memeriksakan dirinya, dan setelah melakukan
pemeriksaan, dokter tidak menemukan penyakit fisik pada dirinya selain tekanan darah yang
meningkat karena kekurangan tidur. Dokter memberikan obat penurun tekanan darah dan
menyarankan Shelly untuk berkonsultasi dengan psikolog. Lalu apa yang akan dilakukan
psikolog kemudian? Bagaimana psikolog akan dapat memahami permasalahan Shelly?
Diagnosa apa yang akan ditegakkan, bantuan psikologis apa yang akan diberikan?.
Bantuan psikologis utamanya adalah melakukan intervensi terhadap klien, bisa berupa
psikoterapi ataupun konseling. Akan tetapi, dalam memberikan bantuan psikologis tersebut,
seorang psikolog/terapis/konselor memerlukan tahapan-tahan yang harus dilaksanakan
dengan baik menurut aturan/kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Tahapan-tahapan tersebut
meliputi berbagai bentuk kegiatan dan komponen. Pada tahap awal dan yang amat penting
untuk dilakuan adalah asesmen. Sebagai proses paling awal, hasil dari asesmen akan
menentukan tindakan apa yang akan dijalankan berikutnya dalam proses pemberian bantuan
psikologis. Meskipun asesmen dilakukan di awal, akan tetapi di dalam psikologi klinis,
asesmen akan berlangsung terus sepanjang kegiatan intervensi berlangsung hingga selesai.
Sebelum memulai asesmen, ada dua pertanyaan yang harus terjawab, yaitu apa yang ingin
kita ketahui dan bagaimana cara paling baik untuk mendapatkan apa yang ingin kita ketahui
itu.
1. Perencanaan
Sebelum mulai dilakukan prosedur asesmen, penilai haruslah bertanya kepada
dirinya mengenai apa yang ingin kita ketahui dan bagaimana cara paling tepat
untuk mendapatkan apa yang ingin kita ketahui itu. Menetapkan tujuan asesmen
akan dapat membantu dan mempermudah penilai dalam proses perencanaan ini.
Apakah asesmen ditujukan untuk klasifikasi (diagnosa), deskripsi variable tertentu
atau untuk prediksi gambaran di masa yang akan datang dari klien dan lain
sebagainya (Markam, 2003). Di dalam perencanaan ini juga mulai dipikirkan
metode-metode yang akan digunakan untuk menggali data.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses penggalian informasi sesungguhnya, Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam asesmen psikologi klinis adalah
wawancara, observasi dan penggunaan alat tes. Ketiga metode ini memiliki
kelebihan dan kekurangnnya masing-masing.
Gambar 3.1
Tahapan Asesmen
PENGOLAHAN DATA
Mengolah data mentah dan
membuat kesimpulan.
MENGOMUNIKASIKAN
DATA ASESMEN
Menuliskan kesimpulan dari hasil
pengolahan data, kedalam bentuk
laporan hasil asesmen.
2. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi mengacu pada suatu kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dari
fenomena tersebut. Pada dasarnya, setip waktu manusia mengamati sekitarnya,
artinya itupun adalah suatu bentuk observasi. Terencana atau tidak, observasi tetap
dapat dilakukan. Matthew dan Ross (2010) menyatakan bahwa observasi merupakan
metode pengumpulan data melalui indera manusia. Berdasarkan pernyataan ini,
indra manusia menjadi alat utama dalam melakukan observasi. Tentu saja indra yang
terlibat bukan hanya indra penglihatan saja, namun juga indra lainnya seperti indra
pendengaran, indra penciuman, indra perasa, dan lain sebagainya. Seperti syarat
sebuah perilaku yang dapat diobservasi di atas, yaitu dapat dilihat (dengan
menggunakan indra penglihatan), dapat didengar (menggunakan indra pendengaran),
ada pula objek observasi yang menggunakan indra perasa misalnya mengamati
dengan merasakan kenaikan suhu, dan lain sebagainya. Obervasi dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung adalah mengamati objek
secara langsung diwaktu yang sama (saat itu juga), sedangkan secara tidak langsung
bisanya menggunakan media bantu seperti video rekaman, catatan/dokumen historis.
Dengan melakukan observasi, kita akan memperoleh gambaran tingkah laku, arah
pembicaraan serta apa yang dilakukan oleh subjek, dengan akurat.
Observasi tidak hanya bisa dilakukan oleh observer kepada subjeknya, akan tetapi
subjekpun dapat melakukan observasi terhadap dirinya sendiri, yaitu dengan
pengamatan diri/introspeksi diri. Dalam hal ini, data mentah yang diterima oleh
pemeriksa adalah berupa laporan verbal dari subjek. Dalam kegiatan observasi klinis
seorang observer harus dapat menyeleksi variable yang akan diobservasi dari
perilaku manusia. Variabel perilaku yang potensial untuk diobservasi amat
bergantung pada apa yang hendak dicapai, artinya kita harus sudah dapat
menetapkan tujuan observasi, data apa yang ingin dilihat dan didapat melalui
observasi serta lokasi observasi
G. Latihan
Jelaskanlah apa itu asesmen psikologi dan tahapan pelaksanaannya.
JAWAB:
Asesmen psikologi adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi untuk digunakan
sebagai dasar bagi keputusan-keputusan yang disampaikan oleh penilai/pemeriksa,
kegiatan asesmen harus memenuhi kaidah formal dan sistematik, untuk membedakan
asesmen klinis dengan kegiatan asesmen lainnya. Pengumpulan informasi berarti
seorang psikolog atau terapis atau konselor, sebagai seorang penilai/pemeriksa,
berupaya menggali sedalam mungkin untuk mendapatkan informasi selengkap mungkin
dan relevan tentang diri klien terkait permasalahannya. Dapat disimpulkan bahwa,
asesmen klinis dalam Psikologi Klinis adalah suatu proses pengumpulan informasi,
secara formal dan sistematis, untuk digunakan sebagai dasar keputusan/kesimpulan.