Anda di halaman 1dari 5

KONSTRUKSI ALAT UKUR & PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

Kelompok 2

Nurul Hairiyati (I1C110005)

Norlatifah Octavia (I1C110012)

Anita Dwi Oktari (I1C110019)

Ricka Octafrianti Tinambunan (I1C110030)

Ronna Apriwiadita (I1C110031)

Rizkie Amalia Sholehah (I1C110035)

Dwi Utami Madya Putri (I1C110212)

Nurlina Fatmawati (I1C110217)

Dede Yuwanto (I1C110221)

Muhammad Yayan (I1C109214)

PERKEMBANGAN SEJARAH PENGUKURAN PSIKOLOGI

Banyak karya teoritis dan diterapkan pada awal psikometri dilakukan dalam upaya untuk
mengukur kecerdasan. Francis Galton, sering disebut sebagai "bapak psychometrics", dirancang
dan termasuk tes mental antara tindakan antropometrinya. Namun, asal psychometrics juga
memiliki koneksi ke bidang terkait psychophysics. Dua pionir lainnya psychometrics diperoleh
doktor di Leipzig Psychophysics Laboratorium bawah Wilhelm Wundt: James McKeen Cattell
pada tahun 1886 dan Charles Spearman pada tahun 1906.

Psikometrian LL Thurstone, pendiri dan presiden pertama Psikometri pada tahun 1936,
mengembangkan dan menerapkan pendekatan teoritis untuk pengukuran disebut sebagai hukum
penilaian perbandingan, sebuah pendekatan yang memiliki hubungan dekat dengan teori
psikofisik dari Ernst Heinrich Weber dan Gustav Fechner. Selain itu, Spearman dan Thurstone
keduanya membuat kontribusi penting kepada teori dan penerapan analisis faktor, metode
statistik dikembangkan dan digunakan secara luas di psikometri.

Baru-baru ini, teori psikometri telah diterapkan dalam pengukuran kepribadian, sikap, dan
keyakinan, dan prestasi akademik. Pengukuran fenomena ini tidak teramati sulit, dan banyak
penelitian dan ilmu pengetahuan akumulasi dalam disiplin ini telah dikembangkan dalam upaya
untuk benar mendefinisikan dan mengukur fenomena tersebut. Kritik, termasuk praktisi dalam
ilmu fisika dan aktivis sosial, berpendapat bahwa definisi tersebut dan kuantifikasi adalah
mustahil sulit, dan bahwa pengukuran tersebut seringkali disalahgunakan, seperti dengan tes
kepribadian psikometri yang digunakan dalam prosedur kerja:

Pada awalnya, pengukuran psikologi umumnya di pengaruhi oleh ilmu fisiologi dan fisika. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika pengukuran dalam ilmu ini mempengaruhi juga pengukuran
dalam psikologi. Karya-karya tokoh dalam bidang psikofisika umumnya mencari hukum-hukum
umum (generalisasi). Baru kemudian, terutama karena pengaruh Galton, gerakan “testing” yang
mengutamakan ciri-ciri individual menjadi berkembang.

Kontribusi Psikofisika

Psikofisika dianggap suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan kuantitatif antara
kejadian-kejadian fisik dan kejadian-kejadian psikologis. Dalam arti luas yang dipelajari adalah
hubungan antara stimulus dan respon. Seperti telah disebutkan di atas upaya mereka adalah
untuk menemukan hokum-hukum umum, seperti misalnya hokum Weber dan Fechner tentang
nisbah pertambahan perangsang menimbulkan pertambahan respon (sensasi).

Dalam psikofisika modern, kontribusi Thurstone mengenai “low of comparative judgment”


merupakan model yang sangat berharga bagi pengembangan skala-sakala psikologi yang lebih
kemudian. Aplikasinya langsung adalah penerapan metode perbandingan-pasangan (paired-
comparison)
2. Kontribusi Francis Galton

Sir Francis Galton adalah seorang ahli biologi yang berminat pada factor hereditas manusia. Dia
meneliti dan ingin mengetahui secara luas kesamaan orang-orang dalam satu keluarga, dan
perbedaan orang-orang yang tidak satu keluarga. Untuk itu, dia mendirikan laboratorium
antropometri guna melakukan pengukuran cirri-ciri fisiologis, misalnya ketajaman pendengaran,
ketajaman penglihatan, kekuatan otot, waktu reaki dan lain-lain fungsi sensorimotor yang
sederhana, serta fungsi kinestetik. Galton yakin bahwa ketajaman sensoris bersangkutan dengan
kemampuan intelektual orang.

Galton juga merintis penerapan metode “rating” dan kuesioner. Kontribusi Galton yang lain
adalah upayanya mengembangkan metode-metode statistic guna menganalisis data mengenai
perbedaan-perbedaan individual. Upaya ini dilanjutkan oleh murid-muridnya di antara mereka
itu kemudian menjadi sangat terkenal adalah Karl Pearson.

3. Awal Gerakan Testing Psikologi

Orang yang dianggap mempunyai kontribusi pening dalam gerakan testing psikologi adalah
seorang ahli psikologi Amerika, James McKeen Cattell. Disertasinya du Universitas Leipzig
mengenai perbedaan individual dalam waktu reaksi. Dia sempat kontak dengan Galton sehingga
minatnya terhadap perbedaan individual semakin kuat. Dia sependapat dengan Galton bahwa
ukuran fungsi intelektual dapat dicapai melalui tes diskriminasi sensoris dan waktu reaksi.

Tes yang dikembangkan di Eropa pada akhir abad XIX cenderung meliputi fungsi yang lebih
kompleks. Salah satu contohnya adalah tes Kraepelin. Tes Kraepelin berupa penggunaan operasi-
operasi arithmatik yang sederhana dirancang untuk mengukur pengaruh latihan, ingatan dan
kerentanan terhadap kelelahan dan distraksi. Awalnya tes ini dirancang untuk mengukur
karakteristik pasien-pasien psikiatris. Oehr, mahasiswa kraepelin, menyusun tes persepsi,
ingatan, asosiasi dan fungsi motorik guna meneliti interrelasi fungsi-fungsi psikologis.
Ebbinghaus mengembangkan tes komputasi aritmatik, luas ingatan, dan pelengkapan kalimat.

Guna mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, penelitan ilmiah mensyaratkan penggunaan
prosedur pengumpulan data yang akurat dan terpercaya. Pada pendekatan penelitian kuantitatif,
hasil penelitian hanya akan dapat diinterpretasikan dengan tepat bila kesimpulannya didasarkan
pada data yang diperoleh lewat suatu proses pengukuran yang selain tinggi validitas dan
reliabilitasnya juga objektif.

Pengukuran dapat didefinisikan sebagai proses kuantifikasi suatu atribut. Pengukuran yang
diharapkan akan menghasilkan data yang valid harus dilakukan secara sistematik. Berbagai alat
ukur telah berhasil diciptakan untuk melakukan pengukuran atribut dalam bidang fisik seperti
berat badan, kecepatan kendaraan, luas bidang datar, dll. Dalam segi validitasnya hampir semua
dapat diterima secara universal. Kuantifikasi berat badan dengan mudah dilakukan dengan
bantuan alat timbangan dan kuantifikasi kecepatan kendaraan dilakukan dengan bantuan
speedometer sehinga angka berat badan 65 kg atau laju kendaraan 110 km/jam memberikan
gambaran yang mudah dimengerti oleh semua orang.

Pada sisi lain, pengukuran di bidang non-fisik masih berada dalam taraf perkembangan yang
tidak mendekati kesempurnaan. Beberapa tes dan skala psikologi yang standar (standard
measures) dan ang telah terstandarkan (standardized measures) kualitasnya belum dikatakan
optimal. Di sisi lain kemajuan teori pengukuran telah membuka peluang untuk meningkatkan
penggapaian keberhasilan yang optimal dalam penyusunan dan pengembangan alat ukur
psikologi yang lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

http://www.psychologymania.com/2011/07/pengukuran-psikologi-defenisi-sejarah.html diakses
pada 14 Februari 2013

www.wikansusanti.blogspot.com/2011/03/psikometri.html diakses pada 14 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai