Anda di halaman 1dari 19

1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
1. Profil Tokoh Konseling Gestalt
2.Hakikat Manusia
3. Struktur Keribadian
4. Mekanisme Pertahanan Diri
5. Teknik Konseling
6. Penerapan Konseling Gestalt

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi
eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan
jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap
mencapai kematangan. Karena bekerja terutama di atas prinsip kesadaran, terapi
Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana tingkah laku dan pengalaman di sini-dan-
sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan) bagian-bagian kepribadian yang
terpecah dan tak diketahui.
Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani
sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif. Tugas utama terapis adalah
membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya di sini dan sekarang
dengan menyadarkannya atas tindakannya mencegah diri sendiri merasakan dan
mengalami saat sekarang. Oleh karena itu, terapi Gestalt pada dasarnya
noninterpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi sendiri. Mereka
membuat penafsiran-penafsirannya sendiri, menciptakan pernyataan-pernyataannya
sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Akhirnya, klien didorong untuk
langsung mengalami perjuangan di sini-dan sekarang terhadap urusan yang tak selesai
di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik, meskipun hanya
membicarakannya, klien lambat laun bisa memperluas kesdarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil Lengkap Penemu Teori Konseling Terapi Gestalt?
2. Bagaimana Pandangan Gestalt tentang Hakikat Manusia?
3. Bagaimana Struktur Kepribadian Menurut Gestalt?
4. Bagaimana Mekanisme Pertahanan Diri Menurut Gestalt?
5. Bagaimana Teknik Penyelesaian Masala Menurut Gestalt?
6. Bagaimana Penerapan Teknik Konseling Gestalt?
3

C. Rumusan Masalah
1. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Siapa Penemu Teori Konseling Terapi
Gestalt
2. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Hakikat Manusia Menurut Teori
Konseling Gestalt
3. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Struktrur Kepribadian Menurut Gestalt
4. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri Menurut
Gestalt
5. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Teknik Penyelesaian Masalah Konseling
Terapi Gestalt
6. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Penerapan Teori Konseling Gestalt
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Tokoh Konseling Terapi Gestalt


Frederick S (“Fritz”) Perls (1893-1970) Pencetus Utama dan pengembang teori
Gestalt. Lahir di Berlin dari keluarga Yahudi kelas menengah bawah. Dia merasa
bahwa dirinya menjadi sumber masalah bagi orangtuanya, dia gagal dua kali pada
tingkat tujuh dan terbuang dari sekolahnya. Dia berusaha menyelesaikan sekolahnya
dan mendapat gelar MD. Dengan spesialisasi sebagai psikiater. Pada tahun 1916 ia
bergabung dengan tentara jerman sebagai tenaga medis pada perang dunia I. Setelah
perang Perls bekerja bersama Kurt Goldstein pada institut Goldstein untuk Kerusakan
otak tentara di Frankfurt. Dari sinilah ia melihat pentingnya manusia dipandang
sebagai satu keseluruhan bukan dari sejumlah fungsi bagian-bagiannya. 1
Kemudian ia pindah ke Wina dan memulai latihan psikoanalisis-nya. Perls di
analisis oleh Wilhelm Reich, ahli psikoanalisis yang menokohi metode-metode
pemahaman diri dan perubahan kepribadian melalui terapi tubuh. Dia juga di awasi
oleh sejumlah tokoh kunci pergerakan psikoanalisis, termasuk Karen Horney. Setelah
itu Perls pindah ke Amerika pada tahun 1946 dan mendirikan Institut Terapi Gestalt
New York pada tahun 1952. Bahkan dia tinggal di Big Sur, California, dan memberi
workshop dan seminar di Institut Esalen, menata reputasinya sebagai seorang inovator
psikoterapi. Di sini ia memiliki pengaruh besar pada masyarakat, sebagian karena
profesionalisme menulisnya, dan sebagian besar karena hubungan pribadinya dalam
workshop-nya. Secara pribadi Perls adalah orang penting dan membingungkan.
Masyarakat menyeganinya atau kadangkala menganggapnya sebagai orang yang
kejam. Dia dipandang berbeda-beda sebagai orang yang berwawasan, bijak,
cemerlang, provokatif, manipulatif, bermusuhan, penuntut, dan inspirasional.
Sayangnya, beberapa orang yang mengikuti workshopnya menjadi pengikut dan
menyebarkan ajaran terapi Gestalt.2

1
Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Hlm.56
2
Ibid
5

B. Hakikat manusia menurut Gestalt :


Fritz Perls adalah seorang humanis yang memiliki pandangan optimis tentang
sifat dasar manusia. Setiap manusia mengharapkan untuk mengaktualisasikan diri.
Dalam pandangan Gestalt, individu memiliki kesanggupan untuk bertanggung jawab
jawab atas kehidupannya, dan manusia memilikisifat dasar baik juga memiliki
kemampuan untuk pikirkan kehidupannya dengan berhasil, Meski terkadang mereka
pasti butuh bantuan orang berbaring Dalam pandangan Gestalt, manusia meningkat
gangguan kepribadian atauperilaku karena manusia menolak mengakui satu atau lebih
aspek- aspek yang ada dalam dirinya (mengingkari sebagian hal dalam dirinya), atau
menunggu dirinya menjadi terpecah belah, terpolarisasi / terfragmentasi atau terpisah
menjadi beberapa bagian-bagian. Padahal setiap manusia dapat ditangani dengan
berhasil masalah dalam lewat jika mereka tahu siapa Dirinyadan mengorganisasikan
(terintegrasi) semua kemampuannya kedalamsuatu rajutan tindakan-tindakan yang
efektif. Oleh karena itu, konselor perlu membantu individu mengembangkan
kesadaran, terintegrasi bagian-bagian dalam diri individu.3
1. Hanya dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya
2. Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam
kaitannya dengan lingkungannya itu
3. Aktor bukan reactor
4. Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan
pemikirannya
5. Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
6. Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
7. Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan di
bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat
hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain
8. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia berani menghadapi
dan menangani/mengatasinya
9. Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpukau

3
Lesmana, Jeanette Murad. 2008. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta : UI-Press. Hlm.41
6

pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.

Adapun hakikat manusia menurut Terapi Gestalt ialah sebagai berikut :


a. Manusia merupakan keseluruhan yang terdiri dari badan,emosi, pikiran,
sensasi dan persepsi yang semuanya mempunyai fungsi dan saling
berhubungan.
b. Manusia Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami
dalam kaitannya dengan lingkungannya itu.
c. Manusia adalah proaktif daripada reaktif. Ia menentukan responnya terhadap
stimulus yang dari lingkungannya.
d. Manusia Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi,
dan pemikirannya.
e. Manusia melalui kesadaran Dapat memilih dan bertanggung jawab terhadap
tindakan perilakunya.
f. Manusia mempunyai perlengkapan dan sumber – sumber untuk kehidupannya
secara efektif dan untuk mengembangkan diri melalui kemampuan yang
dimilikinya sendiri.
g. Manusia hanya dapat mengalami sendiri dalam masa sekarang. Masa lalu dan
masa yang akan datang hanya dapat dialami dengan melalui mengingat –
4
ngingat.

Pendekatan gestalt berpendapat bahwa individu yang sehat secara mental adalah:
1. Individu yang dapat mempertahankan kesadaran tanpa dipecah oleh berbagai
stimulasi dari lingkungan yang dapat mengganggu perhatian individu. Orang
tersebut dapat secara penuh dan jelas mengalami dan mengenali kebutuhannya
dan alternatif potensi lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Individu yang dapat merasakan dan berbagi konflik pribadi dan frustasi tapi
dengan kesadaran dan konsentrasi yang tinggi tanpa ada pencampuran dengan
fantasi-fantasi.

4
http://konselingindonesiabaru.blogspot.com/2013/05/pendekatan-gestalt.html?m= Diakses
pada 30 April 2019 pukul 21:15
7

3. Individu yang dapat membedakan konflik dan masalah yang dapat


diselesaikan dan tidak dapat diselesaikan.
4. Individu yang dapat mengambil tanggung jawab atas hidupnya.
5. Individu yang dapat berfokus pada satu kebutuhan (the figure) pada satu waktu
sambil menghubungkannya dengan kebutuhan yang lain (the ground),
sehingga ketika kebutuhan itu terpenuhi disebut juga Gestalt yang sudah
lengkap

Terapi gestalt juga mengatakan bahwa manusia bertujuan untuk wholeness (diri
yang utuh) dan integrasi diri dari pikiran, perasaan dan tingkah laku. Manusia
memiliki kemampuan untuk mengenali pengaruh masa lalu terhadap masalah pada
saat ini. Penekanan pada here and now (keadaan di sini dan sekarang), pilihan dan
tanggung jawab pribadi5.

C. Perkembangan Kepribadian menurut Terapi Gestalt


Struktur kepribadian
1. Daerah persepsi motorik, daerah ini merupakan daerah yang menghubungkan
dengan dunia luar dibantu dengan alat indera dan fungsi motorik. Di jelaskan
bahwa seorang individu tidak dapat hidup sendirian dan pada dasarnya pasti
melakukan interaksi dengan dunia luar atau dengan orang sekitar. Dunia luar
ini dapat berupa lingkungannya, atau tempat kegiatan individu berlangsung.
Dengan alat indera individu dapat menangkap apa yang ada di dunia luarnya.
2. Daerah dalam pribadi, terdiri atas bermacam-macam daerah tergantung dari
banyaknya kebutuhan atau fungsi psikologis yang berfungsi. Lingkungan
psikologis merupakan lingkungan yang dialami oleh seseorang. Oleh karena
itu lingkungan psikologis bersifat subjektif karena setiap seseorang berbeda-
beda lingkungan psikologis yang dialaminya. Misalnya seseorang mempunyai
sifat pemalas dan ada pula yang mempunyai sifat rajin.

5
Lesmana, Jeanette Murad. 2008. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta : UI-Press. Hlm.41
8

Perkembangan kepribadian merupakan hasil perjuangan individu untuk


menyeimbangkan keinginan – keinginan yang ada pada dirinya yang seringkali berada
dalam konflik. Untuk itu orang yang ingin berkembang harus menyadari konfliknya
dan menjembatani keinginannya itu. Jadi perkembangan kepribadian itu pada
dasarnya adalah perjuangan seseorang untuk menselaraskan konflik yang ada. Dalam
hal ini terdapat tiga tahap yang harus dilaluinya yaitu:
1. Tahap social yang berlangsung sewaktu anak masih kecil, dimulai oleh
kesadaran anak bahwa di luar dirinya itu ada orang lain.
2. Tahap psycho fisik yang diwarnai oleh kesadaran akan aku, saya, dan diri
sendiri di samping adanya orang lain. Dalam kesadaran atas saya tersebut ada
tiga komponen yang harus diperhatikan yaitu self/diri, self image/penilaian
terhadap diri, being/ keberadaan diri sendiri. Ketiga komponen ini bersifat
terpadu dan secara penuh berfungsi melalui tiga proses yaitu adaptasi,
acknowledgement dan approbation. Adaptasi adalah proses dimana seseorang
menyadari adanya batas antara diri sendiri dan lingkungan sehingga
mengalami penemuan diri( individu berpikir : nah inilah saya , dan itu buka
saya). Proses adaptasi ini memungkinkan anak menyadari dan mengahargai
adanya batas – batas antar dirinya dan orang lain./acknowledgement berarti
pengakuan. Pada dasarnya proses dimana individu menemukan dirinya sendiri
sehingga didapat inilah saya. Adanya acknowledgemeny ini memungkinkan
anak menyadari diri sendiri dan menghargai diri sendiri. Approbation
merupakan proses yang memisahkan antara diri sendiri dan bukan diri sendiri.
Approbation menciptakan self image. Self image itu merupakan pecahan dari
dua pribadi. Pertentangan self dan self image itu dinamakan konflik yaitu
bertempurnya self dan self image dalam pribadi seseorang akan dapat
menimbulkan frustasi. Namun justru frustasi yang dapat dijembatani dengan
baik, akan menimbulkan individu memiliki pribadi yang tangguh.
3. Tahap spiritual, dimana individu mempunyai kemampuan dalam menjabatani
konflik – konflik dan frustasi – frustasi itu.6

6
Subandi, M.A. 2012. Psikoterapi. Fakultas Psikologi UGM : Pustaka Belajar. Hlm. 92-93
9

Konsep dasar dari konseling Gestalt ini adalah pandangan mereka terhadap
individu dan perkembangan kepribadian. Suatu dorongan pokok yang menyebabkan
manusia seperti ini adalah dorongan untuk beraktualisasi diri atau dorongan untuk
mewujudkan diri. Dalam pendekatan Gestalt ini digunakan juga istilah on becoming
atau usaha seorang untuk mewujudkan diri, yang berorientasi pada masa sekarang.
Menurut Fritz Pert, on becoming yang melihat pada masa sekarang adalah
striving to be dengan arti usaha – usaha guna mewujudkan diri apa adanya. Striving to
be itu bersifat sangat individual, jadi orang hampir – hampir tidak mungkin
meramalkan tingkah laku seseorang. Satu – satunya hal yang dapat diketahui adalah
bahwa pada diri seseorang ada dua keinginan, dan keinginan itu berada dalam
konflik. Biasanya salah satu keinginan yang dapat dominan, dan keinginan yang
dominan itulah yang akan menentukan tingkah laku seseorang dalam memenuhi
keinginannya.7
Keberadaan individu yang normal yaitu kalau ada keseimbangan antara self
dan self image dan melihat keharusan dari lingkungan, serta tuntutan lingkungan.
Dengan demikian, sebaliknya individu yang salah suai adalah individu yang tidak
seimbang antara self dan self imagenya.

Terdapat beberapa bentuk tingkah laku salah suai yaitu:


1. Kekurangan kesadaran, yaitu sadar tentang self sendiri, self image atau sadar
antara self dengan lingkungan. Orang yang seperti ini dapat menjadi rigid atau
kayu, lawannya luwes. Seseorang yang tidak menyadari lingkungan, maka dia
terlalu menjadi rigid atau uneasy feeling yaitu perasaan yang tidak tentram
,tidak enak, dan hatinya meronta terus.
2. Kurangnya tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan yaitu
kurangnya self responsibility dasar dan kurangnya kesadaran terhadap diri
sendiri dan lingkungan, tetapi arah perbuatannya memanipulasi lingkungan.
Individu tersebut mempergunakan sesuatu yang tidak pada tempatnya seperti
orang yang kurang percaya pada diri sendiri, ketergantungan pada orang lain,

7
Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Hlm.63
10

misalnya tingkah lakunya yang cenderung membiarkan sesuatu yang pada


dasarnya perlu ditindaklanjutinya, seperti membiarkan saja kondisi badan
yang sakit, tanpa berusaha mengobatinya, membiarkan orang tua sendiri
mengalami kesulitan, membiarkan saudara kandung merana karena
mengalami musibah dan sebagainya.
3. Tidak ada kontak dengan lingkungan, yaitu menarik diri dari kontak dengan
lingkungan, misalnya apabila terjadi banjir di sekitar lingkungannya, dia
beranggapan peduli amat sama banjir, tidak peduli dengan tanah longsor
yang terjadi di lingkungan sosialnya, tidak peduli sama kawan yang
mengalami musibah, dan lain sebagainya. Individu ini sama sekali tidak
peduli dengan apa yang terjadi terhadap lingkungan sekitarnya. Tentunya
orang yang hidup dengan penuh ketidakpedulian seperti ini hidupnya akan
menjadi kaku.
4. Ketidak mampuan menyelesaikan gestalt, sesuatu hendaknya ditanggapi
secara gestal(keseluruhan) supaya menjadi gestal dan serasi. Orang yang
tidak mampu menyelesaikan gestalt selalu berada dalam keadaan unfished
bussines (urusan yang tidak selesai). Makin banyak urusan dalam hidup yang
tidak selesai, akan semakin ruwet dalam menjalani kehidupan ini. Sebaliknya
makin banyak urusan yang dapat diselesaikan akan semakin ringan
hidupnya . seringkali seseorang ingin berada dalam suasana urusan yang
tidak selesai, maka dapat dikatakan dianggap sebagai manusia bodoh.
5. Menolak kebutuhan – kebutuhan diri sendiri yang sebenarnya penting bagi
dirinya. Misalnya anda perlu apa?, perlu makan?, perlu minum? Atau bahkan
perlu menikah? Dan lain – lain, akan tetapi apabila selalu menolak untuk
memenuhinya, maka itu artinya anda mengaalami keadaan salah suai.
6. Orang yang mengadakan dikotomisasi self, meletakkan diri sendiri pada
posisi dua kutub yang berlawanan. Orang yang termasuk ini adalah orang
yang merasa sangat hebat atau merasa sangat rendah (top dog atau under
dog). Orang yang cepat sekali memutuskan sesuatu itu menjadi dua, hitam
atau putih, misalnya secara ekstrim menyebutkan manusia itu kalau tidak
11

malaikat ya setan dan rentangan antara keduanya itu tidak diakui


keberadaannya.8
Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam
kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan
semata – mata merupakan penjumlahan dari bagian – bagian organ – organ
seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu
koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong ke suatu koordinasi
semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan
integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya.9
Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab
pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan
mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Jadi
hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah:
1. Tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya
2. Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam
kaitannya dengan lingkungannya itu
3. Actor bukan reactor
4. Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan
pemikirannya
5. Dapat memilih secara sadar dan bertanggungjawab, mampu mengatur dan
mengarahkan hidupnya secara efektif. Dalam pendekatan ini, kecemasan
dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian. Jika
individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada
masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.
D. Mekanisme Pertahanan Diri
Individu memiliki lima bentuk pertahanan diri yang beroperasi dalam
dirinya, yaitu :
a. Introyeksi (Introjection)

8
Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Hlm.64
9
http://konselingindonesiabaru.blogspot.com/2013/05/pendekatan-gestalt.html?m= Diakses
pada 30 April 2019 pukul 21:15
12

Introyeksi adalah memasukkan ide-ide, keyakinan-keyakinan dan asumsi-


asumsi tentang diri individu, seperti apa individu seharusnya dan bagaimanan
individu harus bertingkah laku. Dalam proses interaksi dengan lingkungan,
individu yang sehat dapat membedakan dan memberikan batasan antara
dirinya dan lingkungannya. Akan tetapi, individu yang melakukan proses
introyeksi pada diri (self) individu, yaitu bila individu memasukkan ide-ide,
keyakinan, dan nilai yang dianut lingkungan terhadap dirinya tanpa proses
filterisasi, sehingga individu tidak dapat membedakan dirinya dengan
lingkungan. Hal ini membuat self mengadopsi semua nilai lingkungan yang
top dog, sehingga self berusaha untuk mempertahankan diri dalam posisi
under dog.
b. Proyeksi
Proses dimana individu melakukan atribusi kepada pemikiran, perasaan,
keyakinan dan sikap orang lain yang sebenarnya adalah bukan milik individu.
Proyeksi juga berarti individu tidak dapat membedakan dirinya dan
lingkungan, mengatribusikan diri kepada orang lain serta menghindari
tanggung jawab terhadap perasaan dan diri individu sebenarnya, serta
membuat individu tidak berdaya untuk membuat perubahan.
c. Retrofleksi (retroflection)
Retrifleksi adalah proses di mana individu mengembalikan implus-implus
dan respon-respon kepada dirirnya karena ia tidak dapat mengekspresikannya
kepada orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini individu menekan
perasaanya karena ia tidak dapat menerima kehadiran perasaan tersebut, atau
individu mengetahui dan mempercayai bahwa perasaan itu tidak dapat
diterima oleh orang lain disekitarnya.
d. Defleksi (deflection)
Defleksi adalah metode penghindaran, yaitu cara mengubah pertanyaan atau
pernyataan menjadi memiliki makna lain sehingga individu dapat menghindari
dari merespon pertanyaan atau pernyataan tersebut. Defleksi merupakan cara
13

untuk menghindari kontak dengan kenyataan. Defleksi dapat terlihat dari


penggunaan humor yang berlebihan, menjawab pertanyaan dengan tersenyum
atau tertawa melakukan generalisasi abstrak, menghindari kontak mata
e. Confluence dan Isolasi (isolation)
Confluence secara harfiah berarti menyatu. Hal ini bermakna bahwa individu
berada dalam hubungan dengan linngkungan, menjadi orang lain, tempat,
objek, atau ideal-ideal. Individu tidak dapat membedakan antara dirinya
dengan lingkungan, selalu sesuai dan tidak ada konflik antara keyakinan dan
pikiran orang lain dengan dirinya. Orang yang mengalami confluence biasanya
tidak pernah mengekspresikan perasaan sebenarnya. Orang yang mengalami
confluence biasanya mengisolasi diri dari lingkungan. Ia menarik diri dari
lingkungan dalam rangkan mengamankan perasaanya dari kondisi yang tidak
dapat ditoleransi oleh dirinya. 10

E. Teknik dalam pendekatan Terapi Gestalt

Dalam ringkasan Gudnanto (pendekatan konseling,2012), prinsip kerja


teknik konseling gestalt yaitu:
a. Penekanan tanggung jawab klien. Konselor bersedia membantu klien tetapi
tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil
tanggung jawab atas tingkah lakunya.
b. Orientasi sekarang dan saat ini. Konselor tidak membangun kembali
(mengulang) masa lalu atau motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan
sekarang. Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang.
c. Orientasi kesadaran. Konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri
sendiri dan masalah-masalahnya.11
Dalam buku Gerald Corey tahun 1995. Teknik-teknik yang biasanya dipakai
yaitu:12
10
https://www.slideshare.net/mobile/seftirholanjiba/gestalt-27095157 = Di Akses 29 April 18.52
11
Gudnanto. 2012. Pendekatan Konseling. UMK : FKIP. (Makalah) = Di akses Pada 26 April
2019. 19.35
12
Corey,Gerald.1995.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung:PT.Eresco
14

1. Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan
dua kecendrungan yang saling bertentangan yaitu kecendrungan top dog (adil,
menuntut dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban, bersikap tidak
berdaya, membela diri dan tak berkuasa). Disini ada permainan kursi kosong,
yaitu klien diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog maupun
under dog sehingga klien dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut
pandang dari keduanya.
2. Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke
dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan,
dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau
diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan
pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa
meminta klien memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-perasaan
yang dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.
3. Bermain Proyeksi
Proyeksi artinya memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya
sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. Mengingkari perasaan-perasaan sendiri
dengan cara memantulkannya kepada orang lain.Sering terjadi, perasaan-perasaan
yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya. Dalam
teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau
melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
4. Tetap dengan perasaan
Teknik ini bisa digunakan pada klien menunjuk pada perasaan atau suasana hati
yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya. Tetapi mendesak
klien untuk tetap atau menahan perasaan yang ia ingin hindari itu. Kebanyakan klien
ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-
perasaan yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien
15

untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang
dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan
perasaan yang ingin dihindarinya itu.

F. Penerapan dalam Terapi Individual dan Kelompok13


Terapi Gestalt bisa diterapkan dengan berbagai cara, baik dalam setting
individual maupun dalam setting kelompok. Dalam konseling, terapi Gestalt bisa
diterapkan dalam gaya Gestalt terbatas di mana interaksi klien dengan terapis bertaraf
minimal. Klien menerjemahkan pengalaman segeranya ke dalam situasi permainan
peran di mana klien mempersonifikasi segenap aspek kesadarannya. Dalam bentuknya
yang murni ini, reaksi-reaksi klien terhadap terapis menjadi bagian dari proyeksi-
proyeksi fantasi klien.

Terapi individual bisa juga dilaksanakan dalam bentuk yang kurang murni, yang
ditandai oleh dialog antara klien dan terapis.Terapis bisa menyarankan percobaan-
percobaan guna membantu klien dalam memperoleh fokus yang lebih tajam kepada
apa yang dilakukannya sekarang. Akan tetapi, terapis juga membawa reaksi-reaksinya
ke dalam dialog, dan karenanya dia lebih dari sekadar pengarah terapi individual.
Terapi individual yang berhasil menurut para ahli adalah adalah hasil partisipasi
bersama dari dua manusia. Terapis harus berbuat lebih dari sekadar mengajukkan
pertanyaan-pertanyaan, membuat penafsiran-penafsiran, dan memberikan saran-saran.
Proses yang berlawanan yang ada dalam diri terapis sendiri adalah bagian yang vital
dari proses terapi.
Sebagaimana terapi individual, terapi kelompok bisa dipraktekkan dalam
konteks Gestalt, tetapi kurang murni. Kebebasan yang lebih besar bisa diberikan. Para
anggota kelompok bisa memiliki kebebasan yang lebih besar untuk berinteraksi secara
spontan,dan terapis bisa merangsang interaksi antaranggota. Variabel yang penting
adalah menetapkan apakah interversi akan membantu ataukah mengacaukan.

13
Corey,Gerald.1995.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung:PT.Eresco
16

Beberapa interaksi anggota menyimpang dari kualitas kerja terapi serta memencarkan
energi kelompok. Oleh karena itu, terapis, apakah bekerja menangani klien individual
ataupun kelompok, memiliki keleluasaan untuk menggunakan teknik-teknik
psikoterapi dengan jangkauan yang lebih luas daripada yang secara orisinil
dikembangkan oleh Perls di bengkel kerjanya.

Factor-faktor yang berhubungan dengan penerapan yang pantas dari teknik-


teknik terapi Gestalt adalah : (1) waktu, (2) jenis klien yang ditangani, (3) setting
yang dihadapi.
Menurut Shepherd, teknik-teknik terapi Gestalt,terutama teknik-teknik
konfrontif dan melakonkan kembali, tidak cocok untuk digunakan dalam penanganan
klien yang psikotik. Ia menunjukkan bahwa para klien yang mengalami gangguan
kepribadian yang lebih berat membutuhkan dukungan yang kuat sebelum mereka bisa
menanggung pengalaman menghidupkan kembali kemarahan, kesakitan, dan
keputusasaan yang meluap-luap yang menandai proses-proses psikotik. Daripada
melibatkan klien kedalam permainan peran yang melepaskan perasaan-perasaan yang
intens, “akan sangat membantu jika menggunakan teknik-teknik guna menunjang
pemulihan kebebasan klien untuk menggunakan mata,tangan,telinga,tubuh;secara
umum,untuk meningkatkan kesanggupan-kesanggupan sensoris, perceptual ,dan
motorik menuju kemampuan-kemampuan mendukung diri sendiri dan mengatasi
lingkungannya” ( Shepherd, 1970, hlm. 235 ).14

Kelebihan dan kelemahan pendekatan Gestalt


Kelebihan:
 Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa
lampu yang relevan ke saat sekarang
 Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan
pesan-pesan tubuh

14
https://ayudesisetiadewi.weebly.com/teori-konseling/teori-konseling-gestalt = di akses 01 Mei
2019. 19.15
17

 Terapi Gestalt menolak mengakui ketidakberdayaan sebagai alasan untuk tidak


berubah
 Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna
dan penafsiran-penafsiran sendiri
 Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan
langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah klien
Kelemahan:
 Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
 Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan
faktor-faktor kognitif
 Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri tetapi
mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
 Terdapat bahaya yang nyata bahwa terapi yang menguasai teknik-teknik
gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi
tetap tersembunyi.
 Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik gestalt karena
merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangka yang
layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.15

15
https://ayudesisetiadewi.weebly.com/teori-konseling/teori-konseling-gestalt = di akses 01 Mei
2019. 19.15
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi
eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan
jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap
mencapai kematangan. Pandangan Gestalt tentang Sifat Manusia bahwa individu
memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya
sebagai pribadi yang terpadu. Bagi Perls tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”.
Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat
sekaranglah yang penting. Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang
tak selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti
dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa
diabaikan, dan sebagainya.
Tujuan dari terapi ini adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang
lain, menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak
hal,membantu klien agar menemukan pusat dirinya.
Fungsi Konselor yaitu membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari
dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan jalan buntu,
membantu klien untuk menembus jalan buntu sehingga pertumbuhan bisa terjadi,
menyajikan situasi yang menunjang pertumbuhan, memberikan perhatian pada bahasa
tubuh kliennya.
Teknik-Teknik terapinya antara lain, permainan-permainan dialog, membuat
lingkaran, urusan yang tak selesai, “Saya memikul tanggung jawab”, bermain
proyeksi, pembalikan, irama kontak dan penarikan, “Ulangan” dan masih banyak
yang lainnya.
19

DAFTAR PUSTAKA

Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.


Corey,Gerald.1995.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung:PT.Eresco
Lesmana, Jeanette Murad. 2008. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta : UI-Press
Subandi, M.A. 2012. Psikoterapi. Fakultas Psikologi UGM : Pustaka Belajar
Gudnanto. 2012. Pendekatan Konseling. UMK : FKIP. (Makalah) = Di akses Pada 26
April 2019. 19.35
http://konselingindonesiabaru.blogspot.com/2013/05/pendekatan-gestalt.html?m=
Diakses pada 30 April 2019 pukul 21:15
https://www.slideshare.net/mobile/seftirholanjiba/gestalt-27095157 = Di Akses 29
April 18.52
https://ayudesisetiadewi.weebly.com/teori-konseling/teori-konseling-gestalt = di akses
01 Mei 2019. 19.15

Anda mungkin juga menyukai