DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
1. Profil Tokoh Konseling Gestalt
2.Hakikat Manusia
3. Struktur Keribadian
4. Mekanisme Pertahanan Diri
5. Teknik Konseling
6. Penerapan Konseling Gestalt
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi
eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan
jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap
mencapai kematangan. Karena bekerja terutama di atas prinsip kesadaran, terapi
Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana tingkah laku dan pengalaman di sini-dan-
sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan) bagian-bagian kepribadian yang
terpecah dan tak diketahui.
Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani
sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif. Tugas utama terapis adalah
membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya di sini dan sekarang
dengan menyadarkannya atas tindakannya mencegah diri sendiri merasakan dan
mengalami saat sekarang. Oleh karena itu, terapi Gestalt pada dasarnya
noninterpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi sendiri. Mereka
membuat penafsiran-penafsirannya sendiri, menciptakan pernyataan-pernyataannya
sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Akhirnya, klien didorong untuk
langsung mengalami perjuangan di sini-dan sekarang terhadap urusan yang tak selesai
di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik, meskipun hanya
membicarakannya, klien lambat laun bisa memperluas kesdarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil Lengkap Penemu Teori Konseling Terapi Gestalt?
2. Bagaimana Pandangan Gestalt tentang Hakikat Manusia?
3. Bagaimana Struktur Kepribadian Menurut Gestalt?
4. Bagaimana Mekanisme Pertahanan Diri Menurut Gestalt?
5. Bagaimana Teknik Penyelesaian Masala Menurut Gestalt?
6. Bagaimana Penerapan Teknik Konseling Gestalt?
3
C. Rumusan Masalah
1. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Siapa Penemu Teori Konseling Terapi
Gestalt
2. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Hakikat Manusia Menurut Teori
Konseling Gestalt
3. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Struktrur Kepribadian Menurut Gestalt
4. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri Menurut
Gestalt
5. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Teknik Penyelesaian Masalah Konseling
Terapi Gestalt
6. Untuk Memaparkan dan Mengetahui Penerapan Teori Konseling Gestalt
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Hlm.56
2
Ibid
5
3
Lesmana, Jeanette Murad. 2008. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta : UI-Press. Hlm.41
6
Pendekatan gestalt berpendapat bahwa individu yang sehat secara mental adalah:
1. Individu yang dapat mempertahankan kesadaran tanpa dipecah oleh berbagai
stimulasi dari lingkungan yang dapat mengganggu perhatian individu. Orang
tersebut dapat secara penuh dan jelas mengalami dan mengenali kebutuhannya
dan alternatif potensi lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Individu yang dapat merasakan dan berbagi konflik pribadi dan frustasi tapi
dengan kesadaran dan konsentrasi yang tinggi tanpa ada pencampuran dengan
fantasi-fantasi.
4
http://konselingindonesiabaru.blogspot.com/2013/05/pendekatan-gestalt.html?m= Diakses
pada 30 April 2019 pukul 21:15
7
Terapi gestalt juga mengatakan bahwa manusia bertujuan untuk wholeness (diri
yang utuh) dan integrasi diri dari pikiran, perasaan dan tingkah laku. Manusia
memiliki kemampuan untuk mengenali pengaruh masa lalu terhadap masalah pada
saat ini. Penekanan pada here and now (keadaan di sini dan sekarang), pilihan dan
tanggung jawab pribadi5.
5
Lesmana, Jeanette Murad. 2008. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta : UI-Press. Hlm.41
8
6
Subandi, M.A. 2012. Psikoterapi. Fakultas Psikologi UGM : Pustaka Belajar. Hlm. 92-93
9
Konsep dasar dari konseling Gestalt ini adalah pandangan mereka terhadap
individu dan perkembangan kepribadian. Suatu dorongan pokok yang menyebabkan
manusia seperti ini adalah dorongan untuk beraktualisasi diri atau dorongan untuk
mewujudkan diri. Dalam pendekatan Gestalt ini digunakan juga istilah on becoming
atau usaha seorang untuk mewujudkan diri, yang berorientasi pada masa sekarang.
Menurut Fritz Pert, on becoming yang melihat pada masa sekarang adalah
striving to be dengan arti usaha – usaha guna mewujudkan diri apa adanya. Striving to
be itu bersifat sangat individual, jadi orang hampir – hampir tidak mungkin
meramalkan tingkah laku seseorang. Satu – satunya hal yang dapat diketahui adalah
bahwa pada diri seseorang ada dua keinginan, dan keinginan itu berada dalam
konflik. Biasanya salah satu keinginan yang dapat dominan, dan keinginan yang
dominan itulah yang akan menentukan tingkah laku seseorang dalam memenuhi
keinginannya.7
Keberadaan individu yang normal yaitu kalau ada keseimbangan antara self
dan self image dan melihat keharusan dari lingkungan, serta tuntutan lingkungan.
Dengan demikian, sebaliknya individu yang salah suai adalah individu yang tidak
seimbang antara self dan self imagenya.
7
Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Hlm.63
10
8
Brownell. 2003. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Hlm.64
9
http://konselingindonesiabaru.blogspot.com/2013/05/pendekatan-gestalt.html?m= Diakses
pada 30 April 2019 pukul 21:15
12
1. Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan
dua kecendrungan yang saling bertentangan yaitu kecendrungan top dog (adil,
menuntut dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban, bersikap tidak
berdaya, membela diri dan tak berkuasa). Disini ada permainan kursi kosong,
yaitu klien diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog maupun
under dog sehingga klien dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut
pandang dari keduanya.
2. Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke
dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan,
dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau
diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan
pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa
meminta klien memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-perasaan
yang dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.
3. Bermain Proyeksi
Proyeksi artinya memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya
sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. Mengingkari perasaan-perasaan sendiri
dengan cara memantulkannya kepada orang lain.Sering terjadi, perasaan-perasaan
yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya. Dalam
teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau
melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
4. Tetap dengan perasaan
Teknik ini bisa digunakan pada klien menunjuk pada perasaan atau suasana hati
yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya. Tetapi mendesak
klien untuk tetap atau menahan perasaan yang ia ingin hindari itu. Kebanyakan klien
ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-
perasaan yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien
15
untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang
dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan
perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Terapi individual bisa juga dilaksanakan dalam bentuk yang kurang murni, yang
ditandai oleh dialog antara klien dan terapis.Terapis bisa menyarankan percobaan-
percobaan guna membantu klien dalam memperoleh fokus yang lebih tajam kepada
apa yang dilakukannya sekarang. Akan tetapi, terapis juga membawa reaksi-reaksinya
ke dalam dialog, dan karenanya dia lebih dari sekadar pengarah terapi individual.
Terapi individual yang berhasil menurut para ahli adalah adalah hasil partisipasi
bersama dari dua manusia. Terapis harus berbuat lebih dari sekadar mengajukkan
pertanyaan-pertanyaan, membuat penafsiran-penafsiran, dan memberikan saran-saran.
Proses yang berlawanan yang ada dalam diri terapis sendiri adalah bagian yang vital
dari proses terapi.
Sebagaimana terapi individual, terapi kelompok bisa dipraktekkan dalam
konteks Gestalt, tetapi kurang murni. Kebebasan yang lebih besar bisa diberikan. Para
anggota kelompok bisa memiliki kebebasan yang lebih besar untuk berinteraksi secara
spontan,dan terapis bisa merangsang interaksi antaranggota. Variabel yang penting
adalah menetapkan apakah interversi akan membantu ataukah mengacaukan.
13
Corey,Gerald.1995.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung:PT.Eresco
16
Beberapa interaksi anggota menyimpang dari kualitas kerja terapi serta memencarkan
energi kelompok. Oleh karena itu, terapis, apakah bekerja menangani klien individual
ataupun kelompok, memiliki keleluasaan untuk menggunakan teknik-teknik
psikoterapi dengan jangkauan yang lebih luas daripada yang secara orisinil
dikembangkan oleh Perls di bengkel kerjanya.
14
https://ayudesisetiadewi.weebly.com/teori-konseling/teori-konseling-gestalt = di akses 01 Mei
2019. 19.15
17
15
https://ayudesisetiadewi.weebly.com/teori-konseling/teori-konseling-gestalt = di akses 01 Mei
2019. 19.15
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi
eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan
jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap
mencapai kematangan. Pandangan Gestalt tentang Sifat Manusia bahwa individu
memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya
sebagai pribadi yang terpadu. Bagi Perls tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”.
Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat
sekaranglah yang penting. Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang
tak selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti
dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa
diabaikan, dan sebagainya.
Tujuan dari terapi ini adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang
lain, menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak
hal,membantu klien agar menemukan pusat dirinya.
Fungsi Konselor yaitu membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari
dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan jalan buntu,
membantu klien untuk menembus jalan buntu sehingga pertumbuhan bisa terjadi,
menyajikan situasi yang menunjang pertumbuhan, memberikan perhatian pada bahasa
tubuh kliennya.
Teknik-Teknik terapinya antara lain, permainan-permainan dialog, membuat
lingkaran, urusan yang tak selesai, “Saya memikul tanggung jawab”, bermain
proyeksi, pembalikan, irama kontak dan penarikan, “Ulangan” dan masih banyak
yang lainnya.
19
DAFTAR PUSTAKA