Nim :0303172126
Kelas : 1.13
Resume : CBR
Tanggal : 26-11-2019
BAB I
IDENTITAS BUKU
1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Dalam membahas budaya, kita sering kali tidak dapat melepaskan diri dari istilah
masyarakat, ras dan etnik.
1. Masyarakat (society) adalah skelompok orang yang salilng berbagi tempat dan waktu
(jika menyangkut tempat dan waktu tertentu bisa disebut sebagai komuitas atau
community.
2. Ras adalah sekelompok orang yang memiliki karakteristik fisik yang sama dan
diiwariskan melalui genetik
3. Etnis atau suku bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan
perbedaan dalam konteks kebudayaan budaya.
Terdapat tiga tujuan dari penelitian lintas budaya. Pertama, peneliti ingin
menggambarkan variabel yang diteliti. Kedua, penelitian ingin menjelaskan variabel
tersebut dengan menyebarluaskan data penelitian yang diperoleh dan mengungkapkan
interprstasinya. Tujuan ketiga adlaah memprediksi variabel yang diteliti.
2
dilakukan oleh para ahli pada orang dewasa dan anak-anak Amerika kulit hitam dan
kulit putih. Mereka semua berbeda dalam mengkategorisasikan barang, ada yang
menurut warna dan adapula yang menurut kegunaannya.
3. Budaya dan Memori
Budaya juga mempengaruhi individu terhadap mengingat sesuatu. Misalnya,
buta huruf di daerah Ghana lebih bisa mengingat ceritera daripada daftar kata-kata,
mahasiswa AS lebih bisa ingat daftar kata-kata daripada ceritera.
4. Budaya dan Matematika
Kemampuan matematika seseorang ternyata dipengaruhi oleh budaya yang
dimilikinya. Penelitian menunjukkan bahwa orang Asia lebih pandai matematika
dibandingkan orang di wilayah lainnya.
5. Budaya dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah (problem solving) adalah sebuah proses dimana kita
berusaha untuk menemukan jalan dalam mencapai tujuan yang tampaknya sulit
dicapai
6. Budaya dan Kreativitas
Penelitian mengenai kreativitas di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
kreativitas bergantung pada pikiran yang luas dibandingkan pikiran yang sempit.
7. Budaya dan Berpikir Dialektik
Cara kita berpikir dan menanggapi sesuatu juga dipengaruhi oleh budaya.
Menurut Pengalaman & Nisbett orang Asia cenderung lebih dapat menerima hal-hal
yang tidak sejalan dengan logika (dialetical thinking) dibandingkan orang Amerika
dan Eropa Barat.
8. Budaya dan Rasa Menyesal
Markus dan Kitayama menyatakan bahwa budaya kolektif mempercayai
penyesalan muncul akibat perbuatan yang sudah dilakukan, sementara budaya
individu melihat penyesalan sebagai akibat dari sesusatu yang tidak dilakukan.
9. Budaya dan Kesadaran
. Beberapa peneliti meneliti mengenai isi mimpi antar budaya dan menemukan
bahwa isi mimpi dapat dinamai berbeda pada konteks budaya yang berbeda.
10. Budaya dan Inteligensi
Budaya memiliki pengaruh terhadap inteligensi orang- orang di dalamnya
3
D. Bab IV : ENKULTURASI SERTA BUDAYA DAN PROSES
PERKEMBANGAN
a. Enkuturasi
Enkulturasi ialah suatu proses yang bersifat lintas generasi dan memungkinkan
manusia untuk menyampaikan dan belajar tentang kebudayaannya. Adapun agen-agen
Sosialisasi dan Enkulturasi yaitu: Orang tua, teman, pendidikan, agama.
c. Penalaran Moral
Moralitas dan budaya memiliki hubungan yang dekat. Prinsip- prinsip moral dan
etika memberikan panduan bagi individu dalam berperilaku dengan
mempertimbangkan kepantasan dari perilaku tersebut. Panduan ini merupakan hasil
dari budaya dan masyarakat, diwariskan dari generasi satu ke generasi lainnya.
b) Komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam keadaan spesifik. Ada empat hal yang biasanya
dibahas saat kita membicarakan proses komunikasi. Enconding, Decoding, Signal,
Channels
b. Budaya dan Perilaku
Budaya memainkan peranan penting dalam mengasah pemahaman kita terhadap diri
dan identitas. Hal ini menyebabkan budaya memiliki pengaruh yang besar dalam
seluruh konteks kehidupan manusia.
4
c. Identitas Sosial
d. Self-esteem
Emosi adalah suatu konsep yang majemuk, sehingga tidak ada satu definisi yang dapat
diterima secara universal. Bagian-bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan emosi
adalah amygdala, hippocampus, prefrontal Cortex, anterior cingulate, dan ventral
striatum insula.
6
Ideologi peran gender adalah mengenai penilaian apakah yang sebaiknya atau
seharusnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Penelitian Williams & Best
(1990) di 14 negara membuktikan bahwa negara-negara itu tidak sama ketika
menyangkut ideologi peran gender, yaitu:
a. Negara yang sangat egalitarian, yaitu negara Belanda, Jerman, dan Finandia
b. Negara yang sangat tradisional, yaitu negara Nigeria, Pakistan, dan India
Jadi, kesimpulan dari temuannya ini mengatakan bahwa Remaja dari
negara-negara yang kaya dan individualistik kurang tradisional, ideologi gender
bisa berubah sesuai dengan perubahan masyarakat, agama berperan dalam
mempertahankan peran gender tradisional.
4. Penelitian Hofstede
Dalam penelitian lintas-budaya yang fenomenal Hofstede mewawancarai
karyawan-karyawan dari suatu perusahaan multi nasional dinegaranya masing-
masing. Salah satu hasilnya adalah dia membagi negara-negara yang ditelitinya
dalam dua jenis, yaitu negara-negara yang berbudaya maskulin daan negara-
negara yang berbudaya feminin.
5. Perbedaan Kognitif dan Spatial
Kognitif yang dimaksud disini adalah kecerdasan, kepandaian, khususnya
kepandaian dalam pelajaran sekolah. Sedangkan spatial yang dimaksud disini
adalah salah satu aspek kecerdasan yang membuat orang mampu mempersepsi 3-
D (Tiga Dimensi), yaitu mengukur jarak, jauh dekat, melihat kedalaman dan
ketinggian, dan sebagainya.
6. Penelitian Lainnya Tentang Peran Gender
Penelitian Berry (1976) di 17 negara juga membuktikan bahwa pada budaya
yang ketat yang maskulin, perbedaan peran laki-laki dan perempuan cukup besar
dengan pihak perempuan taat kepada laki-laki. Block (1983) dan Brislin (1993)
menduga bahwa penyebab agresivitas yang tinggi pada laki-laki adalah faktor
hormonal.
7. Peran Seksual
Di Indonesia sendiri identitas dan peran seksual samgat kuat. Pengaruh agama
dan tradisi sangat besar sehingga menimbulkan mitos dan takhayul, terutama
7
dengan mitos keperkasaan dan kejantanan laki-laki, yang harus dimiliki oleh
setiap laki-laki untuk menawan hati perempuan.
I. Bab IX ( Budaya dan Psikologi Abnormal)
1. Kendala Abnormalitas dalam Paradigma Budaya
Ada beberapa kendala saat kita membahas abnormalitas dalam paradigma
budaya. Berikut adalah kendala-kendala tersebut.
a. Defenisi abnormal
b. Identitas abnormal
2. Penanganan / Pengobatan Terbaik untuk Abnormalitas yang Terjadi
Bagaimana kita mengidentidikasi seseorang abnormal juga berhubungan
dengan penanganan yang akan diberikan kepada orang tersebut nantinya. Di
beberapa budaya, keluarga pasien yang menderita gangguan mental membawanya
ke dukun untuk menperoleh penanganan. Disisi lain, dokter juga menawarkan
perawatan medis yang terdiri dari obat-obatan yang harus diminum pasien secara
tepat waktu dan dalam dosis yang tepat.Perawatan mana yang lebih baik sangat
bergantung dari bagaimana kita memandang abnormalitas yang terjadi.
a. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikologis yang memiliki karakteristik
munculnya delusi (waham), halusinasi, pembicaraan dan juga perilaku yang
ngawur (disorganized).
b. Depresi
Meskipun ekspresi depresi dapat berbeda-beda, namun menyatakan
bahwa gejala-gejala vegetatif, seperti kehilangan kesenangan, nafsu makan,
atau tidur yang terganggu, merupakan gejala yang konstan di semua budaya.
c. Somatisasi
Somatisasi adalah keluhan-keluhan fisik yang merupakan ekspresi dari
distress psikologis.
d. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Anak-anak penderita ADHD umumnya menunjukkan gejala, seperti
tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu yang harusnya diperhatikan,
bertindak secara impulsive, dan hiperaktif.
8
3. Sindroma Lainnya Terkait Budaya
Sinbyong, amok, anorexia nervosa, ataque de nervious. zar, whakama,
shinking heart, avenge.
4. Assessment Terhadap Abnormalitas manusia
Dalam melakukan assessment atau pemeriksaan terhadap abnormalitas yang
terjadi pada doiri individu, kita perlu memperhatikan validitas dan reliabilitas
pemeriksaan tersebut.
5. Eror dalam Pemeriksaan Abnormalitas
Menurut Lopez (1989), ada dua tipe eror yang mungkin terjadi dalam
melakukan pemeriksaan klinis, yaitu:
a. Overpathologizing, bisa terjadi ketika pemeriksa tidak memahami latar
belakang budaya klien, sehingga menyebabkan salah menilai perilaku klien
sebagai sesuatu yang abnormal.
b. Underpathologizing, terjadi saat pemeriksa tanpa pandang bulu menjelaskan
perilaku klien sebagai bagian dari budaya.
J. Bab X (Isu Kesehatan dan Kebudayaan)
1. Pengantar organisasi
Yang dianggap sehat oleh: WHO “kesehatan adalah keadaan lengkap fisik
mental dan kesejahteraan sisial dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan”.
2. Yang dianggap Sehat Berdasar Sosial Budaya
WHO mengumpulkan data epidemiologis pada perbedaan sosial budaya dalam
kesehatan diseluruh dunia, antara lain: kasus kanker paru-paru dan kanker usus
dinegara Mediterania Timur rendah, sedangkan dinegara-negara Pasifik Barat
lebih tinggi.
3. Perbedaan persepsi fisik
Faktor- faktor sosial dan budaya memainkan peran utama dalam persepsi
terhadap bentuk tubuh sendiri dan bentuk tubuh orang lain. Persepsi ini
mempengaruhi cara pandang tentang kesehatan dan bentuk tubuh. Sebagai contoh
sejumlah studi di Amerika Serikat dan Eropa telah menemukan hubungan terbalik
antara kelas sosial dan berat badan.
9
4. Perbedaan Gaya Hidup
Beberapa agama termasuk keyakinan tertenu mempromosikan gaya hidup
sehat.
5. Pengaruh Sosiokultural pada Kesehataan
Nilai-nilai kesehatan dalam masyarakat dapat mempengaruhi kita, begitu pula
sebaliknya, dukungan sosial pada kelompok budaya sebenarnya dapat dilihat
secara kasat mata.
6. Masalah penyakit terkait kebudayaan
Penyakit yang diturunkan, penyakit yang diperoleh, penyakit yang dihasilkan
dari pengggunaan obat-obatan praktik adat, penyakit yang berhubungan dengan
kondisi sosial ekonomi yang buruk dimana banyak imigran berada.
7. Penyakit yang Diperoleh
Penyakit rakitis mengacu pada pertumbuhan tulang yang rusak atau tidak
memadai dan telah terbukti masalah khususnya di kalangan imigran Asia ke
Inggris.
8. Penyakit yang Muncul dari Penggunaan Obat-Obatan dan Praktik Adat
a. “Menggosok koin atau kerokan. Menghasilkan lesi pada kulit.
b. Sunat perempuan atau “mutilasi genital” masih sering dilakukan oleh banyak
orang di dunia.
9. Perilaku Makan dan Kebudayaan
a. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilahan makanan, antara lain :
- Keterpaparan yang terus-menerus terhadap makanan.
- Keberadaan restoran cepat saji di lingkungan, membuat orang-orang
makan makanan cepat saji.
10. Gejalah Bunuh Diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya yang mendorong persepsi tinggi
kontrol eksternal berhubungan dengan tingkat bunuh diri yang lebih tinggi.
11. Layanan Kesehatan Berdasarkan Kebudayaan
a. Layanan kesehatan juga membutuhkan cara pandang kebudayaan.
b. Pengobatan khas etnis/kebudayaan diakui oleh Negara.
c. Di Amerika bagian Utara bahkan pengobatan Traditional Chinese
Medicine/TCM ini dilindungi oleh asuransi kesehatan yang dimiliki pasien.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kelebihan
Materi yang dijelaskan dalam bab satu ini singkat, bisa dikatakan hanya menerangkan
tentang point-point pentingnya saja, namun begitupun buku ini masih dapat dipahami
dengan mudah karena struktur bahasa yang digunakan sederhana. Di bagian bab satu
juga menjelaskan 3 hal yang tidak terlepas dari budaya, yaitu pengertian tentang
Masyarakat, Ras, dan Etnik yang sering digunakan secara bergantian dan dicampur
adukkan. Dengan adanya penjelasan ini, pembaca jadi mengerti apasih perbedaan
mendasar antara ketiganya.
B. Kekurangan
C. Kesimpulan
Budaya adalah suatu set dari kebiasaan baik itu sikap, perilaku, nilai-nilai yang
dimiliki oleh sekelompok individu dan biasanya dikomunikasikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Adapun psikologi lintas budaya adalah sebuah disiplin ilmu
mengenai pengaruh-pengaruh budaya pada kondisi psikologi manusia.
Dikatakan, budaya mempengaruhi seluruh kondisi psikologi manusia itu karena
budaya erat hubungannya dengan tingkah laku, persepsi, kognisi, memori, pemecahan
masalah (problem solving), berpikir dialektik, perasaan, kesadaran maupun intelegensi.
11
LAMPIRAN
PERTANYAAN KELOMPOK 1
1. Mahyuni
2. Dita
3. Salsa
4. Putri Nurhasanah
Q: Bagaimana cara kita sebagai konselor meminimalisir individu yang tingkah lakunya
cenderung dipengaruhi budaya cultural mixture.
5. Melda Reskinta
Q: Bagaimana cara analisis data dan interpretasi dalam melakukan perbandingan lintas
budaya?
6. Viola Annisa
Q: Coba pemakalah jelaskan apa itu ingrup, outgrup, etnosentrisme dan juga stereotype
beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari?
PERTANYAAN KELOMPOK 2
12
Q: Jelaskan apa kaitan pengembangan organisasi dan pengembangan individe dalam
emotional intelligence ini dan berikan contohnya?
2. Ida Yusnita
3. Mahyuni Siregar
4. Maulida Rahma:
Q: Jelaskan prinsip’ moral dan etika yang dimana dapat memberikan panduan bagi
individu dalam berperilaku dengan mempertimbangkan kepantasan dari perilaku tersebut?
PERTANYAAN KELOMPOK 3
1. Imilia Aulina
Q: Coba jelaskan 5 dimensi dari FFM serta berikan contohnya dan apa penyebabnya
mengapa Norman merevisi 5 dimensi kepribadian tersebut?
4. Syawalia
Q: Apa kelebihan dan kekurangan tes asing yang dikembangkan di Indonesia seperti
TIKI, TIU, dan CAT. Dan bagaimana cara tes ini mengukur kepribadian?
Q: Coba pemakalh jelaskan apa yang dimaksud dengan kedua locus beserta contohnya?
6. Sastika Yolanda
13
Q: Coba jelaskan Trait cardinal, Trait Central dan Trait seconder dan apa hubungannya
dengan psikologi lintas budaya?
7. Maulida Rahma
8. Andriani Rangkuti
Q: Coba sebutkan gejala-gejala skizofrenia dan cara mengatasinya selain yang pemakalah
cantumkan?
9. Rahmadani Pulungan
Q: Jelaskan dan berikan contoh dari lima paradigm yang digunakan saat membahas
tentang kepribadian?
Q: Apa itu Bipolar? Dan bagaimana bipolar bisa merubah suasana hati orang dan
bagaimana cara mengatasinya?.
14