NIM : 21179015
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen : Prof. Dr. H. Z. Mawardi Effendi, M. Pd
B. Pengertian Kebudayaa
Kebudayaan adalah hasil karya cipta (pengolahan, pengerahan dan
penghargaan terhadap alam) oleh manusia dengan kekuatan jiwa (pikiran, perasaan,
kemauan, imajinasi, dan fakultas-fakulta ruhaniah lainnya) dan raganya, yang
menyatakan dalam berbagai kehidupan ruhaniah ataupun kehidupan lahiriah
manusia, sebagai jawaban atas segala tantangan, tentuan dan dorongan dari intra
diri manusia dan ekstra diri manusia, menuju arah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan (spiritual dan material) manusia, baik “individu” maupun
“masyarakat”.
Kebudayaan berarti mempelajari sesuatu soal dari kehidupan manusia, baik
seorang pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dalam hubungannya dengan
alam sekitarnya.Karena kebudayaan adalah alam pikiran dan mengasah budi. Juga
mempelajari seluruh segi kehidupan yang merupakan pernyataan dari cara berfikir
dan cara merasa masyarakat dan dapat dipahami bahwa seluruh segi kehidupan
diliputi oleh kebudayaan.
Pada hakekatnya antara ilmu dan kebudayaan terdapat suatu panduan,
karena dalam rangka pembangunan kebudayaan tidak terlepas dari nilai-nilai yang
dikandungnya. Dalam hal ini, ilmu berarti suatu cara berfikir yang menghasilkan
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan, karena ilmu adalah produk berfikir
menurut sistematika tertentu yang secara umum disebut berfikir ilmiah.
Dua pola kebudayaan dan ilmu yang begulir di Indonesia, adalah ilmu-
ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Kenapa hal ini terjadi,ini terjadi karena besarnya
perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu alam. Contohnya, jika kita belajar ilmu alam
dengan subjek batu,kira-kira saat lain di teliti lagi maka kemungkinan besar akan
berhasil dengan nilai yang sama,tetapi tidak demikin dalam ilmu sosial,dalam ilmu
sosial,ilmu sosial bergerak lebih fleksibel dan dapt berubah swaktu-waktu.
Namun kedua hal itu bukan merupakan masalah,kedua hal itu tidak
mengubah apa yang menjadai tujuan penelitian ilmiah. Ilmu bukan bermaksud
mengumpulkan fakta tapi untuk mencari penjelasa dari gejala-gejala yang ada,yang
memungkinkan kita mengetahui kebenaran hakikat objek yang kita hadapi. Ada
dua faktor yang menjadi landasan suatu analisis kuantitatif ilmu sosial yaitu:
sulitnya melakukan pengukuran,karena emosi dan aspirasi merupakan unsure yang
sulit dan yang kedua banyaknya variable yang mempengaruhi tingkah laku
manusia.
Hal seperti inilah yang menyebabkan ilmu alam lebih maju dari pada ilmu
sosial.Itu dikarenakan ilmu sosial lebih terpaku pada tahap kualitatif, dan untuk
mengubah ini ilmu sosial harus lebih masuk ketahap kuantitatif. Di Indonesia hal
seperti ini masih berlaku,tebukti adanya dua penjurusan dalam bidang kajian ilmu,
yaitu ilmu sosial dan ilmu alam,dan dalam pelaksanaannya ilmu alam selalu
dianggap lebih bergengsi di banding ilmu sosial. Itu membuat sebagian masyarakat
kita terobsesi untuk masuk jurusan ilmu alam meski mungkin lebih berbakat dalam
bidang sosial,sehingga secara tidak langsung menghambat perkembangan ilmu
sosial.
DAFTAR PUSTAKA