Anda di halaman 1dari 5

Nama :Nelly Destriana

NIM :201810062

Kelas :PS1B

Mata Kuliah :Filsafat Umum dan Logika

Dosen Pembimbing :Achmad Akmaluddin,SIP.,MIP

buatlah kesimpulan materi tentang Perspektif Ilmu, Seni, dan Agama dalam
Khazanah Pengetahuan, Budaya dan Peradaban

jawab:

PENDAHULUAN.

Ketika telah tampak perkembangan suatu ilmu pengatahuan, yang didasari pada
rasionalitas manusia dalam menelaah sesuatu yang diyakini kebenaran
hakikinya. Maka manusia mencoba melakukan berbagai upaya guna
mendapatkan informasi yang kebenarannya dapat diyakini secara objektif. Dari
berbagai upaya itu dapat dilihat unsur-unsur yang membuat hadirnya pandangan
manusia dalam keinginan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian
dengan hadirnya statistika (seni) yang membawa sebagian budaya sehingga
terhimpunlah beberapa aturan yang membatasi manusia guna mengatur manusia
agar tetap bersih serta berada dalam kebaikan. Maka hal ini sangat diperlukan
untuk menempuh peradaban yang sedang berjalan maju. Dengan kata lain kita
akan menggali segala informasi terkait dengan pemahaman filsafat yang
mengangkat tentang perspektif ilmu, seni dan agama dalam khazanah ilmu
pengetahuan, budaya dan peradaban.

HAKIKAT ILMU. Ilmu berasal dari bahasa Arab yakni “‫ ”علم‬yang menurut
istilah berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Menurut para ahli, ilmu
adalah seperangkat atau kumpulan pengetahuan yang teratur yang memiliki
prosedur yang sistematis dan memiliki logika atau rasionalitas yang didukung
oleh fakta empiris secara objektif dan teruji kebenarannya serta bersifat terbuka
terhadap kritik. Kemudian, ada persyaratan ilmiah sehingga sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Karena sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh oleh paradigma ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Ilmu harus
memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Dalam mengkaji
objek, yang dicari yaitu kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dan objek, dan
karenanya disebut kebenaran objektif. Ilmu bersifat metodis yaitu upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Adapun kebenaran ilmiah tidak bersifat mutlak, tetapi
terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan, mungkin saja pernyataan sekarang
logis kemudian bertentangan dengan pengetahuan ilmiah baru.

1. Mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar.

2. Alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan ilmu pengetahuan yang
telah ada.

3. Pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif.

4. Mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.

HAKIKAT SENI DAN ESTETIKA.

Dari beberapa ahli yang lain juga memberikan beberapa pengertian seni yaitu
seni adalah suatu hal yang merujuk kepada keindahan (estetika). Kedua,
Thomas Aquinas merumuskan keindahan sebagai suatu yang menyenangkan
ketika dilihat. Sedang Estetika merupakan cabang filsafat yang mengkaji
tentang hakikat indah dan buruk.

HAKIKAT AGAMA. Menurut Amsal Bakhtiar kata agama berasal dari bahasa
Sanskerta dari kata ‘a’ berarti tidak dan ‘gama’ berarti kacau. Jika kedua kata
ini dihubungkan maka akan menjadi sesuatu yang tidak kacau. Agama itu
timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan religiusitas tertinggi secara
misterius yang menakutkan sekaligus memesona. Ada berbagai unsur yang telah
mengangkat religiusitas kembali menjadi primadona.

HAKIKAT BUDAYA.

Dalam bahasa inggris, kebudayaan di sebut culture, yang berasal dari kata
colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Budaya dalam pengertian yang luas
yaitu pancaran daripada budi dan daya. Herskovtis dan Bronislaw Malinowski
mengemukakakn, bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan masyarakat itu sendiri (cultural-determinism).
Menurut Herskovtis kebudayaan sebagai sesuatu yang turun menurun dari satu
generasi ke generasi yang lain (superorganiI). Tindakan yang dipelajari antara
lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi
dalam masyarakat merupakan budaya. Kebudayaan bukan hanya terdapat dalam
teknis tapi juga terdapat dalam pikiran yang kemudian terwujud dalam seni,
tatanan masyarakat, etos kerja, dan pandangan hidup. Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Adapun perwujudan kebudayaan yaitu benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

HAKIKAT PERADABAN.

Peradaban berasal dari kata adab, yang artinya kesopanan, kehormatan, budi
bahasa, etika, dan lain-lain. Adapun sedilot mengatakan, bahwa peradan yaitu
khazanah pengetahuan dan kecakapan teknis yang meningkat dari angkatan ke
angkatan dan sanggup berlangsung terus. Hanya manusia yang selalu mencari,
memperkaya, dan mewariskan pengetahuan atau kebudayaan. Dari segi
morfologi, peradaban berati kebudayaan yang telah sampai pada tingkat jenuh,
yang telah berlangsung secara terus-menerus. HAKIKAT PENGETAHUAN.
Pada saat kelahirannya ilmu pengetahuan yang identik dengan filsafat
mempunyai corok mitologis di mana segala sesuatu yang ada dan yang mungkin
ada diterangkan. Bagaimanapun corak mitologik ini telah mendorong upaya
manusia untuk “berani” menerobos lebih jauh tanda dan gejala, untuk
mengetahui adanya seusatu yang eka, tetap, abadi, di balik yang berubah, dan
sementara. Barulah setelah dilakukan gerakan demitologis yang dipelopori para
filsuf pra-Socrates, filsafat setapak demi setapak berkat kemampuan
rasionalitasnya telah mencapai puncak perkembangannya.

INTERKONEKSI ILMU PENGETAHUAN, SENI DAN AGAMA DALAM


PERSPEKTIF, BUDAYA, DAN PERADABAN.

1. Perspektif Ilmu dalam Khazanah Budaya. Manusia diciptakan oleh Yang


Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan
pikiran. Ilmu tidak hanya diam di satu tempat atau di satu keadaan. Ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur
kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung
dan saling memengaruhi. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung
terselenggaranya perkembangan kebudayaan nasional. Ilmu merupakan sumber
nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa. Kedua hal ini terpadu satu
sama lain dan sukar dibedakan. Pengkajian perkembangan kebudayaan nasional
tidak dapat dilepaskan dari perkembangan ilmu.

2. Perspektif Budaya dan Pengetahuan dalam Khazanah Peradaban.


Kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil adaptasi pada limgkungan
alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan
masyarakat. Unsur lain yang terkandung dalam makna “peradaban” yaitu
kemajuan sistem kenegaraan yang jelas dapat dikaitkan dengan pengertian
civitas. Implikasinya yaitu bahwa penyebaran sistem politik barat dapat
merupakan sarana yang memungkinkan penyebaran unsur-unsur peradaban
lainnya.

3. Perspektif Agama dalam Khazanah Budaya. Agama yang dibudayakan yaitu


ajaran suatu agama yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh
penganutnya, sehingga menghasilkan suatu karya/budaya tertentu yang
mencerminkan ajaran agama yang dibudayakan itu. Memandang agama bukan
sebagai peraturan yang dibuat oleh Tuhan untuk menyenangkan Tuhan,
melainkan agama itu sebagai kebutuhan manusia dan untuk kebaikan manusia.
Ditinjau dari sumbernya, agama yang dipeluk umat manusia di dunia ini dapat
diklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu agama wahyu dan agama budaya.

4. Disinilah seorang teolog atau ahli agama, dituntut untuk bisa merumuskan
suatu platform yang tidak hanya berisi legitemasi, tetapi justru memberikan
kritik terhadap kebudayaan. Dan kesemua itu dapat dilakukan dengan: pertamai,
bahwa fungsi kritis agama harus dilakukan dengan menjauhi sikap yang sifatnya
totaliter. Kedua, agama (agamawan) dalam menerangkan fungsi kritisnya secara
konkret harus memiliki pengetahuan empiris yang tangguh.

5. Peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan salah satu ciri yang
penting dalam definisi peradaban, yaitu kebudayaan (cultured). Bangsa yang
beradap yaitu bangsa yang terdidik.

6. Seni adalah segala upaya untuk memberi bentuk manusiawi pada hidup dan
semesta, berbagai cara membiasakan aspirasi batin lewat penciptaan benda dan
peristiwa. Dan, dunia yang diciptakannya itu diubahnya kembali setiap kali
karena perubahan situasi dan kondisi, tapi juga karena hidup memang suatu
proses ‘menjadi’, proses pertumbuhan ke tingkat halus dan lebih tinggi. Seni
akhirnya yaitu soal makin tajamnya kesadaran makna dan nilai di balik
‘bentuk’, bentuk alam semesta, bentuk perilaku manusia, tapi juga bentuk
sistem dogma, bentuk kehidupan bersama, dan sebagainya. Imajinasi kreatif
yang menggerakannya yaitu juga yang melahirkan ilmu dan teknologi, segala
sistem kepercayaan, dan sistem gagasan, artinya yang membentuk seluruh gerak
kebudayaan dan peradaban.

INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN, SENI, DAN AGAMA.

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur


kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung
dan saling memerangaruhi. Seni sebagai penggerak budaya peradaban, di mana
seni sebagai tendensi kreatif umum untuk membentuk dunia manusia menjadi
lebih manusiawi akhirnya menghasilkan rasa ‘keberadaban’, suatu tolok ukur
umum evolusi kemanusiaan. Kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil
adaptasi pada lingkungan alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk
mempertahankan kehidupan masyarakat, yang merupakan hasil dari manusia
yang merupakan mahkluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat,
serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Agama dapat berfungsi sebagai kritik
seni (budaya) sekaligus sebagai kritik ilmu, bahwa fungsi kritik agama harus
dilakukan dengan menjauhi sikap yang sifatnya totaliter. Agama (agamawan)
dalam menerangkan fungsi kritisnya secara konkret harus memiliki pengetahuan
empiris yang tangguh. Aturan, ukuran, atau pedoman yang digunakan dalam
menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk yang dikembangkan
dalam perspektif ilmu pengetahuan dan dikemas dalam nilai-nilai seni dan
keindahan agar dia maslahat bagi kemanusiaan. Nilai dan norma moral tentang
apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku
manusia ini harus terintegrasi dalam ilmu pengetahuan agar dia bernilai dan
dapat memandu manusia menjadi berbudaya dan berperadaban.

Jadi intinya Mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan


yang benar. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung
dan saling memengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai