Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF


SOSIO- ANTROPLOGIS

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi & Antropologi


Pendidikan”
Dosen Pengampu : Sudirman S.Ag., M.Pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK VI

HAMIDA YANTI (2002060023)


NURHALISA (2002060020)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
DAM ILMU KEGURUAN ISTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PALOPO
TAHUN 2021\2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “Ilmu pengetahun dalam perspektif sosio-antropologis” dengan

sebaik- baiknya, meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan.

Kami sangat mengharapkan makalah yang telah kami susun ini bisa

menjadi sebuah ilmu yang berguna, khususnya bagi kami. Walaupun begitu

kami sadar bahwa makalah yang kami kerjakan ini masih jauh dari

kesempurnaan.

Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

dan masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T.

Amin.

Palopo, 09 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman
memiliki banyak perbedaan yang menjadi ciri khas. Tapi masih banyak
juga ilmu pengetahuan zaman dahulu yang masih tetap digunakan.
Perkembangan yang saat ini menunjukkan perubahan yang sangat
mencolok.
Ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi perkembangan suatu bangsa,
negara dalam menjalani kehidupan baik di zaman dahulu maupun zaman
yang sekarang. Hal ini juga mengacu pada antropologi khususnya
kebudayaan sendiri. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan dalam
perspektif sosio-antropologis dapat mengetahui apa saja yang mulai
hilang dan berkembang di masyarakat luas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengaruh kebudayaan bagi ilmu pengetahuan?

2. Apa pandangan evolusinisme tentang ilmu pengetahuan?

3. Apa saja fungsi dari sosiologi dalam ilmu pengetahuan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan bagi ilmu pengetahuan

2. Untuk memahami pandangan evolusinisme tentang ilmu


pengetahuan

3. Untuk mengetahui fungsi dari sosiologi dalam ilmu pengetahuan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Kebudayaan bagi Ilmu Pengetahuan

1. Pengertian kebudayaan

Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dari ciptaan manusia


pada zaman dahulu. Saat ini, masih berkembang di indonesia dan sering
dilakukan pada acara adat ataupun acara tertentu. Kebudayaan di
masyarakat adalah ciri khas untuk daerahnya atau negaranya, memiliki
filosofi-filosofi dan nilai-nilai kemanusiaan.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli yaitu:

a. Menurut Edward B.Tylor (dalam Tiilar, 2002), Budaya sebagai


kompleksitas yang terdiri atas pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan atau kebiasaan lain yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Menurut Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa “ kebudayaan


merupakan buah dari budi manusia terhadap dua pengaruh yakni,
zaman dan alam yang dimana manusia harus mengatasi beraneka
ragam rintangan dalam hidup dan kehidupan, keselamatan dan
kebahagiaan yang lahir yang bersifat damai dan tertib.

c. Menurut Koenjatnigrat, mendefinisikan kebudayaan adalah


keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil, karya manusia
dalam kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
adalah sebuah serangkain gagasan/ide, aktivitas (prilaku) dan hasil karya
manusia yang didapatkan melalui proses pewarisan dari nenek moyang
terdahulu yang turun temurun.
Ilmu pengetahuan dan kebudayaan saling mempengaruhi satu sama
lain sesuai dengan perkembangannya. Hal ini banyak berpengaruh pada
masyarakat, karena meninggalkan sebagian tradisi mereka. Contohnya
pada budaya adat pernikahan siraman air kembang. Di jawa khususnys
mereka masih menggunakan adat tersebut. Akibatnya dari pengaruh
lingkungan masyarakat mereka di daerah sulewesi tidak lagi
melakukannya.
Menurut Kluckkhon (dalam Tiilar, 2002) unsur-unsur
kebudayaan yang ada pada setiap masyarakat di dunia serta memiliki
sifat universal terdiri atas:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (teknologi)
b. Mata pencaharian hidup dan system ekonomi
c. System kemasyarakatan ( kekerabatan organisasi sosial, dll)
d. Bahasa (lisan maupun tulisan)
e. Kesenian
f. System pemgetahuan
g. Religi

2. Peranan ilmu terhadap perkembangan kebudayaan


Secara etimologi, ilmu berasal dari bahasa arab dari kata ilm
yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahuai. Jadi dapat artikan
bahwa ilmu pengetahuan adalah memahami suatu pengetahuan. Dalam
bahasa Inggris, “science” atau bahasa latin “Scientia” yang mengandung
kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui. Jadi, ilmu
pengetahuan yaitu memahami, mengetahui, mengerti tentang
pengetahuan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang
dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Menurut Talcot Parson (Suriassumantri 1990:272)
menyatakan ilmu dan kebudayaan saling mendukung satu sama lain,
dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dapat berkembang dengan pesat,
demikian pula sebaliknya, masyarakat tersebut tak dapat berfungsi
dengan wajar tanpa di dukung dengan perkembangan yang sehat dari
ilmu dan penerapannya. Ilmu dan kebudayaan berada di posisi
yang saling tergantung dan saling berpengaruh. Dari satu pihak
pengembangan ilmu di masyarakat tergantung dari kondisi
kebudayaan, sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan
mempengaruhi jalannya kebudayaan.
Sedangkan menurut Ardi (dalam Ihsan, 2010:251) langkah-
langkah yang sistematik dalam mengembangkan kebudayaan sebagai
berikut:
1. Ilmu dan kegiatan keilmuwan disesuaikan dengan kebudayaan
yang ada dalam masyarakat kita, dengan pendekatan edukatif dan
persuasif dan menghindari konflik-konflik bertitik tolak dari
reinterpretasi nilai yang ada dalam argumentasi keilmuwan
2. Menghindari scientisme dan ndasaran terhadap akal sebagai satu-
satunya kebenaran.
3. Menghindari scientisme dan pendasaran terhadap akal sebagai
satu-satunya kebenaran.
4. Pendidikan keilmuwan sekaligus dikaitkan dengan pendidikan
moral. Etika dalam kegiatan keilmuwan mempunyai kaidah
imperatif.
5. Pengembangan ilmu disertai pengembangan bidang filsafat.
Filsafat ilmu hendaknya diberikan di pendidikan tinggi . Walaupun
demikian kegiatan ilmiah tidak lepas dari kontrol pemerintah dan
kontrol masyarakat.
B. Pandangan evulusinisme tentang ilmu pengetahuan

Arti kata evolusinisme dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)


evolusinisme adalah pandangan bahwa segala bentuk kehidupan, baik
organisme maupum sosial dan budaya, berkembang secara lambat dari
bentuk sederhana ke arah bentuk yang lebih sempurna ataupun lebih
rumit.

Paham yang menyatakan bahwa prinsip dasar proses alam adalah


perubahan dan perkembangan bentuk yang lebih rendah dan sederhana
menuju bentuk yang lebih tinggi dan mendekati kesempurnaan. Dalam
pandangan ini, alam semesta dan kehidupan manusia untuk segala
perwujudan dan aspeknya merupakan hasil perkembangan dan masih akan
berkembang terus. Maka, evolusionisme memasuki berbagi bidang ilmu
dan filsafat, seperti biologi, antropologi, psikologi, kosmologi, budaya,
metafisika, etika, dan agama.
Evolusionisme mempunyai banyak bentuk, tergantung pada
penerapan dan pengandaian dasarnya. Maka ada berbagai evolusionisme,
yaitu evolusionisme mekanistik, naturalistik, vitalistik atau organismik,
idealistik, pragmatik. Evolusionisme juga bersifat ateistik, panteistik
maupun teistik, tergantung pada penempatan Pencipta dalam proses
evolusi yang bersangkutan.

1. Sejarah evolusinisme

Sering kali evolusionisme dianggap hasil pemikiran modern.


Tapi, kenyataannya evolusionisme berasal dari masa lampau, yaitu
pada pemikiran Yunani.
 Anaximander (611-546 SM) mengembangkan suatu pandangan
lengkap tentang evolusi kosmos yang berasal dari apeiron yang
juga menjadi tujuan kembali segala hal, termasuk manusia.
 Herakleitos (533- – 475 SM) mengajarkan bahwa segala sesuatu
mengalir dan tak satu hal pun bisa menghalangi proses itu. Walau
ada logos rasional yang menjaga tertib segala sesuatu, prinsip
utama realitas adalah perubahan. Pandangan evolusionistis juga
dijumpai pada pemikiran Empedokles, Anaxagoras, Demokritus,
Leucippus, Epikurus, dan beberapafilsuf lainnya.
 Aristoteles juga mengembangkan pandangan evolusi. Ia
berpendapat bahwa bentuk makhluk mengalami pergantian
berkesinambungan. Selama pergantian itu, wujud yang lama yang
kurang sempurna secara bertahap memberi kesempatan untuk
muncul pada wujud lebih muda dan lebih baik. Menurut
Aristoteles, hidup sendiri muncul melalui metamorfosis langsung
dari zat anorganik. Dalam pergantian itu, yang pertama adalah
tumbuhan, lalu hewan, dan kemudian binatang yang dianugerahi
penginderaan dan kekuatan berpikir sampai batas tertentu. Tingkat
tertinggi adalah manusia yang dapatmenggapai pemikiran abstrak.

2. Pertentangan teori evolusinisme

Teori evolusi adalah hasil daripada falsafah materialis yang


dibayangi oleh falsafah materialistik purba yang tersebar meluas
pada kurun ke-18 . Aliran ini dipelopori oleh seorang zoologi yang
mempunyai pengaruh sampai saat ini, yaitu Charles Robert Darwin (
1809-1882). Darwin bukan merupakan ahli biologi yang menerima
pendidikan secara formal. Dia hanyalah seorang manusia yang
meminati awal kejadian alam dan kehidupan. Bagaimana Darwin
berimajinasi untuk menemukan satu teori yang di namakan evolusi. Di
dalam teori tersebut tidak ada sedikit pun nilai Sains modern.
Darwin telah menjadi sukarelawan sebuah ekspedisi di atas
sebuah kapal H.M.S Beagle yang dirancang di England pada 1832,
kapal tersebut mengembara mengelilingi beberapa kawasan seluruh
dunia selama lima tahun. Semasa pelayaran inilah Darwin berperang
dengan khayalan dan imajinasinya. Melihat akan keajaiban hewan-
hewan yang hidup di berbagai habitat, Darwin membuat konklusi
dangkal pada hewan-hewan disebabkan oleh adaptasi mereka
terhadap habitat. Darwin berpandangan bahwa hewan-hewan ini
asalnya diciptakan hanya satu jenis dan kemudian berkembang biak
dengan rupa yang beraneka ragam yang di pengaruhi oleh keadaan
alam. Pemikirannya mendominasi pemikiran filsafat abad ke-18. Pada
tahun 1838 bukunya yang berjudul Malthus an Essay on the principle
of population memberikan inspirasi bagi Darwin untuk membentuk
kerangka berfikir dari teorinya. Evolusionis menyatakan bahwa
makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari
benda mati. Namun, ini adalah takhayul abad pertengahan yang
bertentangan dengan hukum dasar biologi. Menurut Malthus, manusia
akan cenderung meningkat jumlahnya (deret ukur) diatas batas bahan-
bahan makanan (deret ukur). Darwin memberikan kesimpulan bahwa
untuk mengatasi hal tersebut manusia harus bekerjasama, harus
berjuang diantara sesamanya untuk mempertahankan hidupnya.
Karena itu hanya hewan yang ulet yang mampu untuk menyesuaikan
diri dengan iklim sekitarnya.

Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya tentang


perkembangan segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh
hukum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle for
life. Pada hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apa pun
tidak ada bedanya. Dimungkinkan terdapat perkembangan manusia
pada masa yang akan datang lebih sempurna. Dalam pemikirannya,
Darwin tidak melahirkan system filsafat, akan tetapi pada ahli pikir
berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada
evolusionisme.
Hipotesis Darwin ini hanyalah khayalan dan imajinasi
semata- mata, tidak berdasarkan pada penemuan atau eksperimen
sains. Bagaimanapun teori tersebut berpengaruh terhadap hasil yang
diterima oleh ahli-ahli biologi materialis yang terkenal pada masa
tersebut.

C. Fungsi sosiologi dalam ilmu pengetahuan

Secara bahasa sosiologi berasal dari kata socious yang artinya


"kawan" atau "teman" dan logos artinya "kata", "berbicara", "ilmu".
Jadi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar
manusia baik secara individu maupun kelompok. Adapun fungsi
sosiologi sebagai ilmu yaitu:
1. Memahami perkembangan kebudayaan masyarakat baik itu
masyarakat tradisional maupun modern.
2. Memahami hubungan antara manusia dengan lingkungan alam,
hubungan antar golongan, juga proses perubahan dan pengaruhnya
terhadap diri kita
3. Bisa membuat penemuan baru terhadap masyarakat.

4. Fungsi sosiologi sebagai ilmu yaitu memunculkan diri yang


memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas obyektivitas sebuah
hal dengan berpikir secara sosiologis.
5. Fungsi sosiologi sebagai ilmu merupakan alat untuk mengetahui
perkembangan masyarakat guna menciptakan ketertiban
masyarakat
6. Fungsi sosiologi sebagai ilmu untuk di bidang penelitian adalah
dapat memahami simbol kata–kata, kode, serta berbagai istilah
yang banyak digunakan masyarakat sebab setiap kata, symbol
serta ucapan mereka pasti berbeda beda maka ini dapat di sebut
sebagai obyek penelitian empiris.
7. Dapat menjadi pemahaman pola–pola tingkah laku manusia dalam
masyarakat
8. Dengan adanya sosiologi maka kita akan mampu melihat gejala
arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebuah
sebab–akibat tertentu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dari ciptaan manusia pada zaman
dahulu. Saat ini, masih berkembang di indonesia dan sering dilakukan pada acara adat
ataupun acara tertentu. Kebudayaan di masyarakat adalah ciri khas untuk daerahnya
atau negaranya, memiliki filosofi-filosofi dan nilai-nilai kemanusiaan.
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yamg saling
tergantung dan saling mempengaruhi. Dari satu pihak pengembagan
ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan,
sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan mempengaruhi
jalannya kebudayaan.
evolusinisme adalah pandandangan bahwa segala bentuk
kehidupan, baik organisme maupum sosial dan budaya, berkembang
secara lambat dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang lebih sempurna
ataupun lebih rumit.

B. Kritik dan saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih


terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
terus memperbaiki maklah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.).
frecilia, I. y. (2014, Maret 13). Ilmu pengetahuan. Retrieved Desember 21, 2021 from
Raharja official: https://widuri.raharja.info/index.php?title=Ilmu_Pengetahuan
Hariyati, T. (2014, November 19). Peranan ilmu pengetahuan terhadap pengembngan
kebudayaan nasional. Retrieved November 8, 2021 from blogspot:
https://filsafattati.blogspot.com/2014/11/normal-0-false- false-false-en- us-x-
none_19.html
Masyhadi, S. f. (2014, September 22). Definisi Sosiologi. Retrieved Desember 21, 2021
from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/suhailfaizmasyhadi/54f96f7a3331176038b5046/
definisi-sosiologi
Mhyndra, J. (2015, Desember 20). Beberapa pengertian ilmu pengetahuan menurut para
ahli fungsi beserta syarat ilmu pengetahuan. Retrieved Desember 21, 2021 from
blogspot: http://jodhymhndra17.blogspot.com/2016/11/beberapa-pengertian-
ilmu- pengetahuan.html
Rahmat. (2020, Desember 05). Pantangan evolusinismetentang ilmu pengetahuan.
Retrieved November 08, 2021 from BLOGSPOT:
https://lifetoalong.blogspot.com/2020/12/pandangan-evolusinisme-tentang-
ilmu.html?m=1
S.W.Septiarti, M. (2007). Sosiologi dan antropologi pendidikan. Retrieved November 8,
2021 from staffnew:
.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326892/pendidikan/Sosio%20Antro%20Pe
nd_Buku.pdf
Zipmedia. (2013, Februari 07). Fungsi sosiologi sebagai ilmu. Retrieved Desember 21,
2021 from ujiansma: https://ujiansma.com/fungsi-sosiologi-sebagai-ilmu

Anda mungkin juga menyukai