Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI dan SENI


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Agama
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun oleh
Nama: Sri Purwandaningsih Waluya
NIM: 411421016
Kelas:B.Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Prof Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I pada mata kuliah agama. Selain itu, makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Seni” bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah agama yang telah
memberikan tugas ini agar menambah pengetahuan dan wawasan kepada saya sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 26 September 2021

Sri Purwandaningsih Waluya


BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Kita tahu di zaman ini perkembangan sains atau ilmu pengetahuan dan
teknologi sangatlah pesat dan diperlukan oleh manusia. Kita yang hidup di
zaman ini tentunya sangat bergantung pada produk ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada zaman ini juga, manusia tidak dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup tanpa memanfaatkan yang namanya perkembangan sains
dan teknologi.
Keperluan hidup manusia dalam zaman ini mulai dari makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal, tempat bekerja, transportasi dan semua aspek
kehidupan manusia tidak terlepas dari penggunaan produk sains dan teknologi.
Sedemikian kompleksnya ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan
keterikatan dengan manusia, mau tidak mau manusia harus mempelajari atau
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi telah
memberikan banyak manfaat dan kemudahan pada kehidupan manusia. Alasan
ini lah yang melatarbelakangi saya dalam membuat makalah yang berjudul
“Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni”. Makalah ini dibuat untuk
mememenuhi tugas dari dosen mata kuliah Agama Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna atau arti IPTEK dan Seni dalam Islam?
2. Apa saja sumber ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana batasan IPTEK dan seni dalam Islam?
4. Bagaimana Integrasi iman, ilmu dan amal dalam Islam, IPTEK dan seni?
5. Apakah peran utama orang yang beriman dan beriilmu?
6. Apakah tanggung jawab para ilmuan terhadap alam dan lingkungannya?
7. Apa dampak penyalahgunaan IPTEK dan seni?
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan makna atau arti IPTEK dan Seni.
2. Menyebutkan sumber ilmu pengetahuan.
3. Menjelaskan batasan IPTEK dan seni dalam Islam.
4. Menjelaskan integrasi iman, ilmu dan amal dalam Islam, IPTEK dan seni.
5. Menyebutkan peran utama orang beriman dan berilmu.
6. Menyebutkan tanggung jawab para ilmuan terhadap alam dan lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mendeskripsikan Makna atau Arti IPTEK dan Seni dalam Islam.

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Sains


Ilmu merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, asal kata
dari: ‘alima-ya’lamu-‘ilman yang berarti tahu atau mengetahui.
Pengetahuan atau knowledge adalah hal tau atau pemahaman
akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengatahui seluk beluknya
secara mendalam. Ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah tidak terbuka usaha
bantahan atas dasar pengamatan dan pemeriksaan sedangkan Ilmu
pengetahuan atau science adalah pengetahuan yang bersifat metodis,
sistematis dan logis.
Metodis bermaksud pengetahuan itu diperoleh dengan cara kerja
yang terperinci dan telah di tentukan sebelumnya. Metode itu dapat
berupa deduktif atau induktif. Sistematis ialah pengetahuan tersebut
merupakan seluruh dari yang mandiri dari hal-hal yang saling
berhubungan sehingga dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Dan
logis adalah pernyataan yang satu dengan yang lainnya memiliki
hubungan rasional sehingga dapat ditarik kesimpulan yang rasional juga.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sitematis dan bukan lah hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan, atau hasil observasi dan pengamatan baik dilaboratorium
untuk ilmu-ilmu kealaman maupun masyarakat untuk ilmu-ilmu sosial.
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, „alama. Arti dari kata ini
adalah pengetahuan. Dalam bahasa Indo-nesia, ilmu sering disamakan
dengan sains yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science”
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya
pengetahuan.
“Science”dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti
“pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan
mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang
alam semesta.
Berdasarkan Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai
aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis tentang
struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan
percobaan”.
Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala tertentu di bidang pengetahuan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala – gejala
tertentu tersebut.
2. Pengertian Teknologi
Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani
Kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahir perkataan
technikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu.
Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin
tetap karena menunjukan suatu pola, langkah dan metode yang pasti,
keterampilan itu menjadi teknik.
Kata teknologi adalah produk dari ilmu pengetahuan. Teknologi
adalah hasil dari penerapan ilmu pengetahuan yang teknologi dapat
membawa dampak positif berupa kemajuan peradaban dan kesejahteraan
bagi kehidupan manusia, juga dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpangan bahkan kehancuran kehidupan manusia, alam lingkungan
dan alam semesta.
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis.
Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamaan hidup manusia.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan bagi
manusia, juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya
yang berakibat kehancuran alam semesta.
3. Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya ”(Mansoer,Hamdan,dkk.,2004:95). Seni merupakan ekspresi
jiwa sesorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadibagian
dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama
yaitu keabadian.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang bernilai
keindahan. Janet woll mengatakan bahwa seni adalah produk sosial.
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, seni adalah
keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya dsb), seperti tali, lukis, ukir dan sebagainya.
 IPTEK dan Seni dalam Islam
Seni yang lepas dari nilai kebutuhan tidak akan abadi karena
ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan
jiwanya terus bertambah.
Iptek adalah analisis dari uraian dbalik fenomena alam yang
didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang
disimbolkan oleh pena yang kemudian dapat diwujudkan dalam
kehidupan.
Kompilasi pengetahuan manusia kemudian didokumentasikan
dan disebarkan dalam bentuk tulisan. Pembacaan ayat-ayat kauniyah ini
melahirkan sains dalam upaya menafsirkan.
Dari segi esensinya, semua sains sudah islami, sepenuhnya sudah
tunduk dalam hukum Allah. Hukum-hukum yang digali dan didapatkan
adalah hukum-hukum alam yang tunduk pada sunnatullah.
Tujuan manusia meningkatkan ilmu pengetahuan adalah unutk
meningkatkan harta kemanusiannya, meredam rasa kesombongan dan
memperbanyak berbuat kebajikan melaluli karunia yang diberikan sang
pencipta yaitu akal.
B. Sumber Ilmu Pengetahuan
Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Ilmu yang bersumber dari wahyu Allah
bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya mutlak
(absolute). Sedangkan Ilmu yang bersumber dari akal pikiran manusia bersifat
perolehan (acquired knowledge), tingkat kebenaran nisbi (relative), oleh
karenanya tidak ada istilah selesai dalam suatu produk ilmu pengetahuan,
sehingga setiap saat selalu terbuka kesempatan untuk melakukan kajian ulang
atau perbaikan kembali.
Al-qur’an menganggap “anfus” (ego) dan “afak” (dunia) sebagai sumber
pengetahuan.Tuhan menampakka tanda-tanda-Nya dalam pengalaman batin dan
juga pengalaman lahir. Ilmu dalam Islam memiliki kapasitas yang sangat luas
karena ditimbang dari berbagai sisi pengalaman ini. Pengalaman batin
merupakan pengembaraan manusia terhadap seluruh potensi jiwa dan intelek
tualnya yang atmosfernya telah dipenuhi dengan nuansa wahyu Ilahi. Sedangkan
Al-qur’an membimbing pengalaman lahir manusia kearah obyek alam dan
sejarah.
Penghargaan Islam kepada ilmu pengetahuan sangatlah tinggi karena hal
ini merupakan cerminan penghargaan bagi manusia itu sendiri. Penghargaan ini
antara lainnya:
a. Turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW.
b. Banyaknya ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk
menggunakan akal, pikiran, dan pemahaman.
c. Allah SWT memandang rendah orang yang tidak mau menggunakan potensi
akalnya sehingga mereka disederajatkna dengan binatang, bahkan lebih
rendah lagi.
d. Allah SWT memandang tinggi derajat orang-orang yang berilmu.
e. Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban orang-orang yang
melakukan sesuatu tidak berdasarkan ilmu.
f. Pemahaman terhadap ajaran agama harus berdasarkan ilmu.
g. Dalam menentukan ornag-ornag pilihan yang menjadi khalifah di muka
bumi ini Allah melihat sisi keilmuwannya.
h. Allah SWT menganjurkan seseorang yang beriman untuk senantiasa ber’doa
bagi pertambahan kekuasaan ilmunya.
C. Batasan IPTEK dan Seni dalam Islam
Iptek dan segala hasilnya dapat diterima oleh masyarakat Islam manakala
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan hasil iptek akan
melalaikan seseorang dari dzikir dan tafakkur, serta mengantarkan pada
rusaknya nilai-nilai kemanusiaan, bukan hasil teknologinya yang ditolak
melainkan manusianya yang harus diperingatkan dan diarahkan dalam
menggunakan teknologi.
Dalam perspektif Islam, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni,
merupakan pengembangan potensi yang telah diberikan oleh Allah berupa akal
dan budi. Prestasi gemilang dalam pengembangan iptek, pada hakikatnya tidak
lebih dan sekedar menemukan bagaimana proses sunnatullah (hukum alam,
hukum Allah) itu terjadi di alam semesta ini, bukan merancang atau
menciptakan hukum baru di luar sunnatullah.
Sumber pengembangan ipteks dalam Islam adalah wahyu Allah. Ipteks
yang Islami selalu mengutamakan dan mengedepankan kepentingan orang
banyak dan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia. Untuk itu, ipteks dalam
pandangan Islam tidak bebas nilai. Seharusnya temuan-temuan baru di bidang
iptek membuat manusia semakin mendekatkan diri pada Allah, bukan semakin
angkuh dan menyombongkan diri.
Islam sebagai agama yang mengandung ajaran aqidah dan syari’ah,
senantiasa mengukur segala sesuatu (benda-benda, karya seni, aktivitas) dengan
pertimbangan ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu, seni yang bertentangan
dengan aqidah, syari’ah dan akhlak tidak akan diakui oleh sesuatu sebagai seni.
Dengan demikian, semboyan seni untuk seni tidak dapat diterima oleh ajaran
Islam.

D. Integrasi iman, ilmu dan amal dalam Islam, IPTEK dan seni.
Di dalam Al-Quran surat Ibrahim: 24-25, Allah telah memberikan
ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu, dan amal. Ayat tersebut
menggambarkan keutuhan iman, ilmu, dan amal atau aqidah, syariah, dan akhlak
dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik. Iman dianalogikan dengan akar sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran agama Islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-
dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan, sedangkan amal ibaratkan buah
dari pohon sebagai analogi dari karya ilmu pengetahuan.
Tentu saja iman, ilmu dana mal merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu
akan menghasilkan amal shaleh. Selanjutnya perbuatan baik, tidak akan bernilai
amal shaleh apabila perbuatan baik tersebut tidak dibangun di atas nilai iman
dan ilmu yang benar.
Ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam
lingkungannya, bahkan bisa jadi akan menjadi malapetaka bagi kehidupan
manusia.
ilmu yang selayaknya dikuasai manusia merupakan perpaduan ilmu-ilmu
yang diperoleh manusia melaluwi kawasan alam semesta (ayat-ayat kauniyah)
dan ilmu yang bersumber dari wahyu yang dapat ditangkap oleh para Nabi.

E. Peran Utama Orang Beriman dan Berilmu.


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Kesempurnaan ini dikarenakan manusia dibekali dengan seperangkat potensi,
dan potensi yang paling utama adalah akal. Dengan akalnya ini, manusia mampu
melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bagi orang-
orang yang berakal dan senantiasa bernalar untuk mengembangkan ilmunya,
Allah menyebutnya dengan sebutan “Ulul Albab” (QS. Ali Imron: 190).
Begitu banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits yang menjelaskan
tentang keutamaan orang-orang yang berilmu atas ahli ibadah yang tidak
berilmu. Pepatah mengatakan bahwa ilmu lebih utama daripada harta karena
ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta, pemiliknyalah yang harus
menjaganya. Dan sesungguhnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu
haruslah dibangun dengan berbekal ilmu.
Tidak mungkin seseorang dapat memiliki iman kepada hal-hal tersebut
tanpa memiliki ilmu. Karena, tanpa ilmu, seseorang hanya akan beragama tanpa
memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan saja, yang pada akhirnya
imannya akan mudah goyah oleh syubhat-syubhat yang kini begitu merajalela.
Untuk itu ajaran Islam mengisyaratkan bahwa muslim yang menuntut
Ilmu Pengetahuan Agama atau umum dan teknologi diberikan pahala melebihi
orang-orang yang hanya tekun beribadah sekalipun.

F. Tanggung Jawab Para Ilmuan Terhadap Alam dan Lingkungan.


Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba
Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan
esensi khalifah adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah.
Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh
kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah
sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan
sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada
makhluk lainnya yaitu potensi akal.
Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri
kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada
Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk
pada dirinya.
Hal-hal yang patut direnungi sesuai kehendak agama:
 Hayati bahwa alam lingkungan hidup tempat kita berada adalah
searana kesejahteraan yang memang diamanatkan Allah SWT
untuk dilestarikan fungsi dan kualitasnya.
 Akui bahwa masalah dan tragedi lingkungan hidup yang muncul
akibat perbuatan tangan dan kelalian manusia tidak hanya
merugikan masyarakatnya bahkan bangsa dan negara sendiri.
 Direnungi bahwa setiap iman yang terpuji jika kita menyatakan
menyesal lahir batin kepada Allah SWT untuk tidak mengulanagi
perbuatan lalai dan mungkin pula serakah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, asal kata dari:
‘alima-ya’lamu-‘ilman yang berarti tahu atau mengetahui. Pengetahuan atau
knowledge adalah hal tau atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan
tanpa mengatahui seluk beluknya secara mendalam.
Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani Kuno
techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahir perkataan technikos
yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan
berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena
menunjukan suatu pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu
menjadi teknik.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya ”(Mansoer,Hamdan,dkk.,2004:95). Seni merupakan ekspresi jiwa
sesorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadibagian dari budaya
manusia.
Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Ilmu yang bersumber dari wahyu Allah
bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya mutlak
(absolute).
Sumber pengembangan ipteks dalam Islam adalah wahyu Allah. Ipteks
yang Islami selalu mengutamakan dan mengedepankan kepentingan orang
banyak dan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia.

B. Saran dan Kritik


Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Dengan adanya sebuah pedoman yang bisa
dipertanggung jawabkan dan banyaknya sumber penulis saya akan memperbaiki
makalah tersebut.
Dan juga jika ada saran dan kritik yang membangun akan saya terima
demi membuat makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal dan Website:


Purwanto, Y. (2011). Islam Mengutamakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jurnal
Sosioteknologi, 10(22), 1043-1060.
Kosim, M. (2008). Ilmu Pengetahuan Dalam Islam (Perspektif Filosofis-Historis).
Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2).
Sulistiono, B. Modal dan model ideal integrasi ilmu agama, sains dan teknologi, serta
seni dan budaya.
Mulyani, A. (2018). Integrasi Ilmu Pengetahuan Alam dan Nilai-Nilai Islam Untuk
Pembangunan Karakter Peserta Didik di Madrasah Aliyah. JEMST: Journal of
Education in Mathematics, Science, and Technology, 1(1), 16-19.
Istiningtyas, L. (2017). Survei Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan
Program Studi Psikologi Islam Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang. Psikis:
Jurnal Psikologi Islami, 3(2), 125-136.
Mujib, A. (2019). Hakekat Ilmu Pengetahuan dalam Persfektif Islam. Riayah: Jurnal
Sosial dan Keagamaan, 4(01), 44-59.
Sapada, A. O., & Arsyam, M. (2020). Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Menurut
Pandangan Islam.
http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032ELLY_MALIHAH/
Bahan_Kuliah_PLSBT,_Elly_Malihah/Bab_5._Plsbt,_baru.pdf
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10787/E-book%20Islam
%20dan%20ipteks.pdf?sequence=3&isAllowed=y
https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-berikut-
penjelasannya-kln.html

Buku:
Fanani, Sunan. 2010. Pendidikan Agama Islam I. Surabaya : PT. Al-Maktabah.
Rochmah, dkk. 2004. Islam untuk Disiplin Ilmu Teknologi. Jakarta : Departemen
Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi . Bandung: PT Ghalia.
Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi Umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Nata, Abudi. 2018. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Fanhas Fatwa Khomaeny, Elfan. 2019. Islam dan IPTEKS. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Abdullah Sani, Ridwan. 2020. Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Amzah.
Darmadi, H. 2017. Integrasi Agama dan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Diandra
Kreatif.
Muhammad Nurul Wathoni, Lalu. 2018. Integrasi Pendidikan Islam dan Sains.
Ponorogo: CV Uwais Inspirasi Indonesia.
Promono, Agus. 2021. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam
Perspektif Islam. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai