Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH AGAMA

“ ILMU PENGETAHUAN,TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM”

OLEH :

KELOMPOK 7

GUSTIA ANGGUN RIZOVI

INDAH TRIANA PUTRI

RIFQA NURUL HUSNA

DOSEN PEMBIMBING : Muslim, S.Ag, M.Ag

IA

PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ Ilmu
Pengetahuan,teknologi,dan seni dalam islam”. Makalah ini dibuat dengan tujuan
menambah pengetahuan kami dan memenuhi tugas mata kuliah Agama Poltekkes
Kemenkes Padang.

Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki,
untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada


pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, September 2019

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 3


1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3

BAB II TINJAUAN TEORI 4

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam sangat menghargai keindahan karena Allah SWT itu adalah gesuatu yang Maha
Indah dan mencintai keindahan. Alam ciptaan Tuhan diciptakan dengan harmoni dan
penuh keindahan. Bahkan ayat-ayat suci ALQur’an mengandung nilai-nilai estetika yang
sangat tinggi dan mengagumkan baik dari segi susunan gaya bahasa, tulisan dan
kandungannya. Di dunia yang semakin berkembang akan banyak tantangan yang akan kita
lalui termasuk menyikapi perkembangan IPTEK

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana IPTEK dan Seni dalam pandangan islam

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan IPTEK dan Seni dalam


pandangan islam

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni

Ilmu pengetahuan adalah sebuah istilah yang terdiri atas dua kata yaitu ilmu dan
pengetahuan. Keduanya mengandung arti yang sama yaitu ilmu berasal dari bahasa Arab ’ilm
yang berarti semua informasi (keterangan) yang benar tentang sesuatu yang ada
(eksistensi/wujud). Dalam Islam sesuatu yang wujud (ada) dapat dibagi dua yaitu wujud
nyata yakni dapat diinderai dan wujud yang ghaib yaitu wujud yang tidak dapat diinderai
melalui alat pengindraan manusia. Orang yang mengetahui informsi yang benar tersebut
disebut 'alim (tunggal) dan 'ulama (jamak). Sedangkan pengetahuan dalam bahasa Inggris
disebut knowledge, berasal dari kata know yang berarti mengetahui sesuatu yang ada
(eksistensi/ wujud) (Ashar, 1993: 9-20).

Di dalam kajian filsafat ilmu merupakan terjemahan dari kata science (Inggris) yang
berasal dari scientia (Latin) yang berarti mempelajari atau mengetahui tentang apa saja.
Kemudian kata tersebut mengalami perluasan makna yang menunjuk pada segenap
pengetahuan sistematik (systemch knowledge). Pada dasarnya ilmu pengetahuan
dikembangkan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang benar ini pada akhirnya akan membawa manusia memperoleh pemahaman
yang benar mengenai alam semesta, masyarakat serta lingkungannya. (Tim Dosen Filsafat
Ilmu UGM, 1996: 103). selanjutnya dalalm Islam pengetahuan tersebut diarahkan pada
pengetahuan manusia tentang Zat Tuhan Pencipta alam, manusia dan lingkungannya.

Ada beberapa cara atau metodologi ilmu yang dipakai untuk mengungkapkan
kebenaran, yaitu: penemuan kebenaran secara kebetulan (by chance), coba dan salah (trial
and error), wibawa atau power (authority), perenungan (speculative) dan metode ilmiah
(scientifc method). Metode ilmiah merupakan prosedur yang meliputi berbagai tindakan
pikiran, pola kerja, cara teknis dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang ada. Pola umum pencarian informasi atau pengetahuan
yang benar melalui metode ilmiah ini haruslah melalui sejumlah proses yaitu dimulai dari
identifikasi masalah, merumuskan hipotesa atau jawaban sementara untuk mengatasi masalah
yang telah diidentifikasi dan dilanjutkan dengan mencari data-data yang mendukung hipotesa
tersebut. Kemudian data tersebut diolah untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan di

4
awal. Dari proses tersebut akan ada dua kemungkinan, pertama hipotesa tersebut salah. Iika
hipotesa salah maka perlu dirumuskan hipotesa yang lain untuk selanjutnya diproses kembali.
Kedua, kemungkinan hipotesa tersebut benar. Jika hipotesa tersebut benar maka ia akan tetap
menjadi suatu tesis atau dianggap suatu kebenaran sampai datang suatu pendapat yang
menyanggah tesis tersebut (anti tesis). Ilmu-ilmu kealaman pada umumnya menggunakan
metode siklus-empirik dan objektivitasnya diuji secara empiris eksperimental. Ilmu-ilmu
sosial dan humanistik pada umumnya menggunakan metode linier dan analisisnya
dimaksudkan untuk

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kebenaran yang diungkap oleh metode
ilmiah dan beberapa metode lainnya tidak terjamin seratus persen. Artinya kebenaran-
kebenaran ilmiah tersebut hanya bersifat relatif, sepanjang belum ada teori atau penemuan
baru yang membatalkan hasil kajian dan observasi serta eksperimen yang ada maka ia
dianggap benar. Teori evolusi yang diusung oleh Darwin berabad-abad yang lalu dan
diterima secara luas oleh manusia di seluruh dunia saat ini mulai dipertanyakan dan
dipatahkan oleh teori baru dengan pendekatan yang berbeda seperti yang diusung oleh Harun
Yahya.

Metode ilmiah telah terbukti membawa banyak kemajuan dalam dunia pengetahuan
umat manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan pada tahap selanjutnya diikuti dengan kemajuan
tehknologi sebaliknya kemajuan ilmu pengetahuan juga banyak ditopang oleh kemajuan
teknologi itu sendiri. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan (prinsip-prinsip,
kaidah-kaidah dan teori-teori dari hasil pengamatan tentang gejala-gejala) kemudian
menghasilkan alat-alat yang dapat menggantikan tugas-tugas manusia.

Berdasarkan sudut pandang ilmu, teknologi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
teknologi berupa pemberdayaan ilmu pengetahuan (process) dan teknologi berupa produk
dari penerapan ilmu (product). Dewasa ini hampir semua perkakas dan peralatan yang
digunakan manusia mulai dari peralatan dapur sampai ke peralatan perindustrian digantikan
oleh robot atau mesin hasil kecanggihan teknologi. Misalnya pabrik-pabrik tidak perlu
membayar buruh yang banyak untuk memproduksi barang-barang mereka karena pekerjaan
seratus orang sudah bisa digantikan oleh mesin-mesin raksasa dengan tingkat efektifitas dan
efisiensi yang sangat tinggi. Itulah hasil perkembangan teknologi yang telah memanjakan
manusia dalam menjalankan aktifitasnya.

5
Berbicara dalam konteks teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan ini tidak
dapat dilepaskan dari seni (arts). Seni adalah kemahiran dan keindahan… Segala produk
teknologi senantiasa dibarengi dengan aneka bentuk, warna dan tampilan yang tidak dapat
dilepaskan dari cita rasa keindahan, kelembutan, kelenturan dan sentuhan jiwa artististik.
Dengan demikian tidak salah orang mengatakan bahwa ilmu berawal dari filsafat dan
berakhir dengan seni.

2. Pandangan Islam terhadap lPTEKS

a. Petunjuk Al-Qur'an tentang IPTEKS

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Banyak ayat Al-
Qur'an yang mendorong umat manusia untuk mengetahui hakikat sesuatu dan memuji orang
yang menguasainya.

1) Wahyu yang pertama yang diturunkan Allah SWT berisi tentang perintah membaca.

Hal ini menunjukan pentingnya memiliki ilmu pengetahuan karena membaca adalah kunci
untuk membuka khazanah ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat al-'Alaq ayat 1-5 yang terjemahannya sebagai berikut:

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah Menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan pemutaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya."

2) Manusia diciptakan dan dilengkapi dengan ilmu

Allah mengangkat manusia (Adam) menjadi khalifah di bumi disebabkan oleh ilmu
pengetahuan yang ada padanya. Allah mengajari manusia ilmu dan dengan pengetahuan itu
pula Allah memuliakan Adam hingga Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud pada
Adam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 31-33 yang
terjemahannya sebagai berikut:

31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,


Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! "

6
32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. "

33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama: nama benda ini.“
Maka setelah diberitahukannya kepada mereka namanama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?"

3) Derajat manusia ditentukan oleh iman dan ilmunya

Iman dan ilmu adalah jaminan ketinggian akhlak manusia di sisi Tuhan dan juga di sisi
manusia karena orang yang berilmu memiliki kesempatan dan kemampuan yang lebih baik
dibanding orang yang tidak berilmu. Dengan demikian ilmu yang disertai iman merupakan
jaminan tercapainya keberhasilan dan kebahagiaan hidup manusia dari dunia sampai akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Mujadilah ayat 11 yang terjemahannya
sebagai berikut:

”Hai orangaorang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis ",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: ”Berdirilah", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. "

4) Ilmu merupakan syarat terpenting bagi seseorang yang akan diangkat menjadi pemimpin.

Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 247 yang terjemahannya sebagai berikut:

”Nabi mereka mengatakan kepada mereka: " Sesungguhnya Allah Telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami
lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan
yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan

7
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. " Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendakiNya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui. "

Ilmu menjadi syarat yang penting dalam melakukan suatu pekerjaan. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat al-Isra' ayat 36 yang

terjemahannya sebagai berikut:

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. "

6) Hanya orang yang berilmulah yang takut kepada Allah. Ilmu yang benar akan
menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT. Sebagaimana terdapat dalam surat Fathir ayat
28 yang terjemahannya sebagai berikut:

” ...... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba. Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

7) Ilmu mendorong seseorang kepada pengakuan atas ke-Esaan Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 18 yang terjemahannya sebagai berikut:

”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orangorang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana."

8) Ilmu juga merupakan keutamaan yang diberikan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul.

Allah SWT memberikan ilmu-ilmu yang istimewa kepada para Nabi dan Rasul. Ilmu-ilmu
tersebut selain membantu dalam melaksanakan risalahnya juga berfungsi sebagai mukjizat
kerasulannya. Ilmu-ilmu yang diberikan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul itu disebut
dengan 'ilmu ladunni yaitu ilmu-ilmu yang langsung dianugerahkan Allah SWT kepada
mereka tanpa melalui upaya pembelajaran seperti ilmu-ilmu yang dicapai oleh manusia biasa.
Sedangkan ilmu yang dicapai oleh manusia melalui usaha pembelajaran disebut juga dengan
'ilmu kasbi/muktasabi.

8
Diantara para Nabi dan Rasul yang mendapat 'ilmu ladunni tersebut adalah:

1. Nabi Ibrahim

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 4 yang terjemahannya sebagai
berikut: ”Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu
pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah aku, niscaya Aku akan
menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.“

2. Nabi Luth

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Anbiya' ayat 74 yang terjemahannya sebagai
berikut:

”Dan kepada Luth, kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah kami selamatkan dia dari
(azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji[965].
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik” .

3. Nabi Yusuf

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 22 yang terjemahannya sebagai
berikut:

". Dan tatkala dia (Yusuf) cukup dewasa kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.
Demikianlah kami memberi balasan kepada ormg-onng yang berbuat baik. "

4. Nabi Musa

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Qashash ayat 14 yang terjemahannya sebagai
berikut:

”Dan setelah Musa cukup umur dan Sempurna akalnya, Irani bain kepadanya hikmah
(keNabian) dan pengetahuan. dan Demikianlah“: kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat buruk”

5. Nabi Daud

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 251 yang

terjemahannya sebagai berikut: "Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara lalat dengan
izin Allah“ dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh lalat, kemudian allah memberikan

9
kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan
mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. seandainya Allah tidak menolak
(keganasan) sebahagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi
allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam”.

6. Nabi Sulaiman

Sebagaimana firman Allah SWI' dalam surat an-Naml ayat 15-16 terjemahannya sebagai
berikut: "Dan sesungguhnya kami telah memberi ilmu kepada daud dan sulaiman. dan
keduanya mengucapkan: 'Segala puji bagi allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hamba-Nya yang beriman. "Dan Sulaimantelah mewarisi Daud, dan dia berkata: 'Hai
manusia kami telah diberikan pengertian tentang suara burung dan kami diberikan segala
sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata."

7. Nabi Khaidir

Firman Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 65 terjemahannya “Lalu mereka bertemu
dengan seorang hamba di antara hamba-hamba kami, yang Telah kami berikan kepadanya
Telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami."

8. Nabi Isa

Sebaggimana firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 110 yang terjemahannya
sebagai berikut:

"Ingatlah, ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu
dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul qudus. Kamu dapat
berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah)
di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil dan (ingatlah pula) diwaktu
kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, Kemudian
kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-
Ku. dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (Ingatlah) di waktu kamu
mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di
waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu
mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kahr
diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata ".

10
9. Nabi Muhammad

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 113 yang terjemahannya sebagai
berikut:

"...... dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah
mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar
atasmu”

3. Pandangan Islam terhadap seni

Seni adalah terjemahan dari kata art yang berasal dari bahasa Latin ars yang berarti
kemahiran. Seni berguna bagi pengembangan akal dan kreatifitas manusia untuk menata
kehidupan yang lebih luas, harmoni, indah, sejuk dan menyenangkan. Berbeda dengan ilmu,
seni tidak hanya bertumpu pada daya nalar tapi juga pada rasa dan intuisi. N ilai keindahan
sebuah karya seni bersifat subyektif dan relative. Unsur seni juga terdapat dalam ilmu dan
teknologi dan secara epistimologi konstruksi sebuah ilmu sebenarnya inheren dengan seni/
keindahan. Menurut The Liang Gie dalam Gazalba (1988: 64), dikalangan pemikir Yunani
keindahan dalam pengertian yang luas. Pertama, indah yang berpadu dengan kebaikan
(estetika yang berinteraksi dengan etika). Kedua, indah estetik berdasarkan penglihatan
(symmetria). Ketiga, indah estetik berdasarkan pendengaran seperti seni musik. Disamping
itu keindahan dapat pula dibagi dua pembagian, pertama keindahan sebagai sifat (kualitas
yang bersifat abstrak), kedua keindahan suatu benda yang bersifat kongkrit. Misalnya kata
beauty adalah indah yang tidak berujung, sedangkan beatiful adalah keindahan yang melekat
pada sesuatu zat tertentu.

Islam sangat menghargai keindahan karena Allah SWT itu adalah gesuatu yang Maha Indah
dan mencintai keindahan. Alam ciptaan Tuhan diciptakan dengan harmoni dan penuh
keindahan. Bahkan ayat-ayat suci ALQur’an mengandung nilai-nilai estetika yang sangat
tinggi dan mengagumkan baik dari segi susunan gaya bahasa, tulisan dan kandungannya.
Rasullah SAW memerintahkan umatnya untuk membaca ayat suci Al-Qur'an dengan tartil.
Yang dimaksud dengan tartil ialah membaca Al-Qur'an dengan tajwidnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan tajwid itu, menurut Ali bin Abi Thalib ialah memperbagus pengucapan
huruf-huruf dan mengatur cara-cara menghentikan atau memulai kembali bacaan. Dengan

11
demikian dapat dikatakan bahwa seni itu merupakan fitrah dan anugerah Allah SWI' kepada
manusia yang harus disyukuri. Dengan kata lain rasa keindahan itu perlu dipelihara sebaik-
baiknya untuk mempertajam daya imajinasi, memperhalus jiwa yang pada akhirnya akan
melahirkan budi luhur atau akhlak mulia. Akan tetapi keindahan dalam perspektif Islam
bukan sekedar keindahan yang bertumpu pada perasaan yang bersifat subyektif melainkan
keindahan yang bertumpu pada nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang berlandaskan Al-
Qur'an dan sunnah. Setiap tindakan yang benar pasti mengandung kebaikan dan setiap
kebaikan yang berlandaskan pada kebenaran pasti memiliki nilai-nilai keindahan.

4. Sikap sebagai ilmuan Islam

Apakah ilmu dapat membendung keserakahan serta kecurangan manusia terhadap sesama
manusia dan alam?. Jawabannya dapat ya dan tidak, tergantung bagaimana seseorang
seseorang menyikapi serta memanfaatkan ilmunya tersebut. Ketika ilmu pengetahuan dan
tehnologi tanpa dipandu oleh nilai-nilai agama dan moral maka yang terjadi adalah
menggunakan keserakahan tiada berbatas. Misalnya ”ilmu ekonomi" yang menggunakan
prinsip dengan modal yang sekecil-kecilnya diperoleh keuntungan yang sebesar-besamya
sangat berpeluang untuk melakukan upaya menghalakan segala macam cara demi
mendapatkan keuntungan yang Eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam tanpa
memperhitungkan resiko-resiko bagi generasi berikutnya akan berakibat fatal bagi kehidupan
umat manusia di bumi.

Ilmu hukum yang pada awalnya bertujuan menciptakan ketertiban dan ketenteraman dalam
masyarakat bila dalam penerapannya tidak dipandu dengan nilai-nilai moral dan agama akan
melahirkan manusia. manusia yang pintar, beretorika dan bersilat lidah untuk membela
kepentingan tertentu dan bukan untuk menegakkan kebenaran serta keadilan. Demikian pula
misalnya dengan kemajuan dalam bidang-bidang ilmu eksakta seperti kimia, biologi, dan
fisika telah membawa manfaat banyak bagi kehidupan umat manusia. Akan tetapi kemajuan
di dalam bidang kimia dan fisika bila tidak dibarengi dengan pertimbangan moral dan agama
dapat membawa malapetaka yang amat dahsyat bagi kehidupan umat manusia. Perang dunia
pertama yang menghadirkan bom kuman sebagai kutukan ilmu kimia dan perang dunia kedua
ia memunculkan bom atom yang telah meluluhlantahkan Nagasaki dan Hirosima adalah
sebagai produk fisika. Tidak terhitung korban nyawa manusia saat terjadi serangan besar-
besaran oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Irak tahun 1991 dan 2002 merupakan
bukti-bukti kongkret penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk sebuah ambisi kekuasaan.

12
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sosok yang tidak punya kemauan sebagaimana
manusia. Pada dataran epistimologi proses penemuan kebenaran ilmu (IPTEK) bersifat netral
dan tidak memiliki label Islam atau kafir. Tapi pada dataran aksiologi (penerapannya) IPTEK
membutuhkan nilai dan norma dan tidak ada lagi istilah netral dalam penggunaan ilmu dan
teknologi itu. Pemberian nilai terhadap IPTEK harus diawali dengan pertanyaan-pertanyaan
antara lain; untuk apa sebenarnya ilmu itu dipergunakan, dimana batas wewenang penjelasan
ilmu, bukankah tujuan ilmu untuk kemaslahatan serta peningkatan harkat dan martabat
manusia? Albert Einstein, seorang penemu bom atom pernah berkata: ”Science without
religion is lame, religion without science is blind”(ilmu tanpa agama lumpuh, agama tanpa
ilmu buta). Dengan demikian seorang ilmuan muslim di dalam menerapkan IPTEK harus
mempertimbangkan azas manfaat dan mudarat serta kemaslahatannya bagi kehidupan umat
manusia. Dengan kata lain seorang ilmuan muslim dalam menerapkan IPTEK harus
berlandaskan iman dan takwa (IMTAQ). Disinilah terlihat pentingnya integrasi ilmu dan
agama.

13
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Dari tinjauan teori diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa perkembangan IPTEKS
sangat penting bagi kita karena dapat membuka khaanah oengetahuan untuk dapat hidup
lebih baik di dunia ini denagn menggunakannya sebagaimana mestinya

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pendidikan Agama.2014, Pendidikan Agama Islam untuk


Perguruan Tinggi Umum.Padang:UNP Press

15

Anda mungkin juga menyukai