Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AGAMA

IPTEKNI

DOSEN PENGAMPU:

ZULHANDRA S.ag., MA

Wahyu Rizali A.H


20030033

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena atas
limpahan rahmatnya dan karunianya sehingga kami para penulis dapat
menyelesaikan makalah ini pada waktunya dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepdaa Nabi Muhammad Saw yang syfa’atnya kita nanti kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makah “Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional” dapat diselesaikan.
Makalah ini dususun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi para pembaca

Kami menyadari makalah bertema pendidikan ini masih perlu banyak


penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Kami selaku penulis terbuka
terhadap kritikan dan saran para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.

Demikian yang dapat kami para penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum wr.w.b

Muara tebo, 2 januari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………..
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian ilmu pengetahuan teknologi serta seni …………………………
2.2 klasifikasi ilmu menurut islam ………………………………………………………..
2.3 pandangan islam terhadap IPTEKNI ………………………………………………..
2.4 tanggung jawab ilmuawan muslim terhadap IPTEKNI ……………………..

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan
manusia, bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun.
Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan
kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Atas dasar kreatifitas
akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus
didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua
masyarakat mengenyam IPTEK secara merata. Begitu juga diharapkan SDM nya
bisa lebih baik lagi, apalagi banyak kemudahan yang kita dapatkan. Namun,
berbanding terbalik dengan realita yang ada karena semakin canggih
perkembangan teknologi, telah membuat masyarakat menjadi malas yang
disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang ada tersebut. Kalaupun teknologi
mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
teknologi merupakan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan
obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak
mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu, iptek tidak pernah bisa menjadi
standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia.
2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa tujuan utama perkembangan IPTEK


b. Bagaimana ahli ulama terhadap perkembangan IPTEK
tersesndiri
c. Bagaimana pandangan islam terhadap perkembangan
IPTEKNI
d. Dan apa peranan para ulama terhadap perkembangan IPTEK
e. Klasifikasi ilmu menurut islam
f. Apa dampak dari perkembagan IPTEKNI
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian ilmu teknologi dan seni

Apa itu IPTEKS? IPTEKS adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Seni, yang mana ketiga hal ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan agama
Islam. Perkembangan IPTEKS ini sejalan dengan tuntunan agama, dimana
seseorang akan terus mencari kebenaran dari apa yang dipelajarinya.

3. Pengertian IPTEK dan Seni ❏ Pengetahuan adalah segala sesuatu yang


diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi dan firasat sedangkan
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi
dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. ❏ Teknologi diartikan sebagai
kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu dan berdasarkan proses
teknis. ❏ Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia dengan segala
prosesnya.Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang identik dengan
keindahan.Keindahan yangg hakiki adalah kebenaran.Keduanya memiliki nilai
yang sama yaitu keabadian.

4. Apa saja sumber Ilmu Pengetahuan? Yang pertama adalah akal sebagai sumber
ilmu pengetahuan, dimana manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan
akalnya. Tingkat kebenaran dari akal adalah bersifat nisbi(relatif), karena manusia
bisa menjadikan akal mengikuti hawa nafsunya. Lalu ada wahyu sebagai sumber
ilmu pengetahuan, dimana tingkat kebenarannya adalah mutlak(absolut) karena
bersumber dari Allah. Pemikiran ini bersifat abadi.

5. II. Bagaimana integrasi antara Iman, Ilmu, Teknologi, dan Seni? Masukkan teks
Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks
Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks
Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks
Anda di sini ● Dalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu
pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis
yang terintegrasi dlm suatu sistem yang disebut dinul Islam. Di dalamnya
terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah,syariah dan akhlak (iman ,ilmu&amal
shalih). ● Islam merupakan ajaran yang sempurna,kesempurnaannyanterkandung
dalam inti ajarannya . Ada 3 intiajaran Islam yaitu Iman,Islam dan Ikhsan,ketiga
inti ajaran itudisebut Dinul Islam.Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an : ●
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik,akarnya kokoh(menghujam ke
bumi)dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya
setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan –
perumpamaan itu agar manusia selalu ingat (QS:14 ayat 24-25).

6. QS:14 ayat 24-25 Ayat ini mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu
adalah pohon yang mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan
seni.Ipteks dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
saleh bukan kerusakan alam.

7. Beberapa contoh Bagaimana dulu Islam sangat berjaya dengan konsep


integritas antara Iman,Ilmu,Teknologi dan Seni Kalender Hijriah

8. Beberapa contoh Bagaimana dulu Islam sangat berjaya dengan konsep


integritas antara Iman,Ilmu,Teknologi dan Seni Peta Dunia

9. Pandangan Islam terhadap IPTEKS

10. Tidak hanya untuk berdakwah, teknologi informasi/ilmu komputer pada saat
ini juga banyak membantu dalam pendidikan Islam, yang juga bertujuan untuk
mempelajari dan mengamalkan agama Islam. Contoh lain pemanfaatan TI/Ilmu
Komputer dalam Islam : 1.Adanya SI(Sistem Informasi) dalam pelaksanaan ibadah
(zakat, haji, dll) 2.Sebagai media sharing ilmu agama antar umat 3.Sebagai media
penyebaran agama secara luas Lalu apa peran Ilmu Komputer terkait dengan
IPTEKS dalam Islam?

11. III. Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Lingkungannya Masukkan teks Anda di
sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di
sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di
sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di
sini ● Setiap manusia diberi peran sebagai hamba (‘abdun) dan pemimpin
(khalifah) oleh Allah di muka bumi. ● Sebagai seorang hamba, setiap manusia
harus taat menjalankan semua perintah Allah. Dan sebagai seorang khalifah,
setiap manusia harus mampu mengelola dan memelihara alam sekitarnya.

12. III. Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Allah Masukkan teks Anda di sini
Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini
Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini
Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini
● Kewajiban seorang Muslim tidak saja menerima atau menuntut ilmu, tetapi juga
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan dan menyampaikan amanat Allah
(mengajar) kepada sesama manusia. ● Allah sangat membenci orang yang
berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya atau orang yang mengajak orang lain
kepada kebaikan tetapi dia sendiri berbuat yang sebaliknya

13. ”Allah akan mengangkat derajat orang- orang yang beriman dan berilmu” -
(Al-Mujadalah,58;11). MARI SEMANGAT MENUNTUT ILMU!
B. Klasifikasi ilmu menurut islam

Berdasarkan atas klasifikasi ayat-ayat Allah yang terbagi menjadi ayat


qauliyah, kauniyah, dan insaniyah, maka ilmu pengetahuan dalam Islam dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

pertama, ilmu-ilmu yang bersumberkan pada wahyu atau ayat Qauliyah, berupa
Al-Quran yang difirmankan Allah dan Al-Hadits yang disabdakan Rasulullah). Dari
sumber inilah muncul ilmu-ilmu agama, seperti Al-Quran, Al-Hadits, Fikih, Akidah
dan Akhlak, dan lain sebagainya.

Kedua, ilmu-ilmu yang bersumberkan pada ayat-ayat kauniyah (sebab-akibat/


kausalitas/sunnatullah) yang terhampar di alam semesta. Dari sumber inilah
muncul ilmu-ilmu sains seperti fisika, biologi, kimia, dan lain sebagainya.

Ketiga, ilmu-ilmu yang bersumberkan pada ayat-ayat insaniyah (nafsiyah/


humaniora). Ilmu-ilmu ini mengkaji tentang hakikat kemanusiaan manusia,
sehingga dari sumber ini muncullah ilmu-ilmu yang berkaitan tentang manusia
seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan komunikasi
C. Pandangan islam terhadap IPTEK

ISLAM mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan


teknologi (iptek). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi
pengembangan ipteknya untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu
iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah (spiritual) dan
mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk
berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil alamin).

Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Alquran terhadap Ilmu dan


Teknologi, mengatakan bahwa bagi umat Islam yang beriman kepada Alquran,
belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan atribut dari
keimanannya. Secara jelas juga telah ditunjukkan bahwa orang-orang berilmu
akan memperoleh pahala yang tidak ternilai di hari akhir.

Belajar dan mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan


menjadi daya penggerak untuk menggali ilmu. Memandang betapa pentingnya
mempelajari ilmu-ilmu lain (selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif
Alquran, Mehdi Golshani dalam bukunya, The Holy Qur'an and The Science Of
Nature (2003), mengajukan beberapa alasan.

Pertama, jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian


tujuan Islam sebagaimana dipandang oleh syariat, mencarinya merupakan sebuah
kewajiban karena ia merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban syariat.
Contohnya, kesehatan badan bagi seseorang dalam satu masyarakat adalah
penting. Oleh sebab itu, sebagian kaum muslim harus ada yang mempelajari ilmu
mengenai pengobatan.

Kedua, masyarakat yang dikehendaki Alquran adalah masyarakat yang agung dan
mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada nonmuslim (QS An-
Nisa’: 141). Agar dapat merealisasikan tujuan yang dibahas Alquran itu,
masyarakat Islam benar-benar harus menemukan kemerdekaan kultural, politik,
dan ekonomi.
Pada gilirannya, hal itu membutuhkan pelatihan para spesialis spesifikasi tinggi di
dalam segala lapangan dan penciptaan fasilitas ilmiah dan teknik dalam
masyarakat Islam. Sebab, pada abad modern, kehidupan manusia tidak dapat
dipecahkan kecuali dengan upaya pengembangan ilmiah dan kunci sukses seluruh
urusan bersandar pada ilmu.

Ketiga, Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema penciptaan,


keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda, dan
organisme hidup. Pendek kata, seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam eksternal
dan kedalaman batin jiwa manusia, seperti tersirat dalam Alquran,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan”. (QS Al-Baqarah: 164).

Keempat, alasan lain untuk mempelajari fenomena-fenomena alam dan skema


penciptaan adalah bahwa ilmu tentang hukum-hukum alam dan karakteristik
benda serta organisme dapat berguna untuk perbaikan kondisi manusia. Ini
misalnya yang tersirat dalam Alquran, “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS Al-Jatsiyah: 13)

Di antara ayat-ayat Alquran yang menjadi landasan iptek, antara lain QS Ar-Rum:
22, QS Al-An’am: 97, dan QS Yunus: 5. Ayat-ayat itu secara jelas menggambarkan
fenomena alam yang selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan hidup umat
manusia untuk dipahami, diteliti, sehingga lahirlah pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, seperti diisyaratkan dalam ayat-ayat di atas, yang mengetahui
hakikat alam ini hanyalah orang-orang yang mengetahui, yakni mereka yang
intens bergerak untuk mencari dan mencari karena kuriositasnya yang tinggi
dengan memaksimalkan kerja pikiran.
Allah tidak menciptakan alam ini dengan sia-sia. Dia menciptakan alam ini
mempunyai maksud dan hikmah. Muhammad Imaduddin Abdulrahim dalam
tulisannya, Sains dalam Perspektif Alquran, mengatakan bahwa sunatullah
sebagai ketetapan Allah terhadap alam ciptaan-Nya ini dimaksudkan untuk
kelestarian, keharmonisan, dan kesejahteraan manusia di dunia ini.

Tujuan itu tidak akan terealisasi tanpa pengungkapan terhadap alam. Oleh karena
itu, usaha-usaha manusia untuk mengungkapkan rahasia alam ini juga harus
diselaraskan dengan tujuan penciptaan sebenarnya. Jangan sampai sains itu
digunakan untuk hal-hal yang merusak keharmonisan alam dan menimbulkan
bencana bagi kehidupan manusia.

Nurcholish Madjid dalam tulisannya, Pandangan Dunia Alquran: Ajaran tentang


Harapan kepada Allah dan Seluruh Ciptaan, mengatakan bahwa alam raya ini
diciptakan Allah dengan benar (haq) (QS Az-Zumar: 5). Sebab, ia itu benar atau
diciptakan dengan benar, alam ini mempunyai hakikat, yaitu kenyataan yang
benar. Kosmologi haqqiyah mengandung dalam dirinya pandangan bahwa alam
adalah tertib atau harmonis, indah, dan bermakna.

Dengan kata lain, kosmologi haqqiyah membimbing kita kepada sikap


berpengharapan atau optimistis kepada alam ciptaan Allah itu. Dan sikap itu
sendiri merupakan kelanjutan atau konsekuensi sikap serupa kepada Allah.
Dengan pandangan seperti itu, berbagai macam pengembangan pengetahuan
terhadap realitas alam raya ini juga menjadi hal yang mesti dan bahkan
diharuskan.

Menengok sejarah peradaban Islam zaman dulu, kita akan menemukan para
ilmuwan muslim yang mengembangkan iptek. Tokoh-tokoh semisal Muhammad
bin Musa al-Khawarizmi (780—850, matematikawan), Abu Ar-Raihan Muhammad
bin Ahmad al-Biruni (973—1048, fisikawan), Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi (781
—815, kimiawan), ad-Dinawari (w. 895, biolog), dan Muhammad al-Fazari (w. 777,
astronom), merupakan beberapa di antara ilmuwan Islam yang sangat genius saat
itu.
D. Tanggung jawab ilmuawan terhadap IPTEK

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai


tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang
dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:

‫ «اَل تَ ُزو ُل قَ َد َما َع ْب ٍد يَوْ َم القِيَا َم ِة َحتَّى يُ ْسَأ َل ع َْن‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ قَا َل‬،‫ع َْن َأبِي بَرْ َزةَ اَأل ْسلَ ِم ِّي‬
‫ َوع َْن ِج ْس ِم ِه فِي َم َأ ْباَل هُ» (رواه‬،ُ‫ َوع َْن َمالِ ِه ِم ْن َأ ْينَ ا ْكتَ َسبَهُ َوفِي َم َأ ْنفَقَه‬،‫ َوع َْن ِع ْل ِم ِه فِي َم فَ َع َل‬،ُ‫ُع ُم ِر ِه فِي َما َأ ْفنَاه‬
2417[ ‫ص ِحي ٌح‬ َ ‫يث َح َس ٌن‬ ٌ ‫ هَ َذا َح ِد‬: ‫ وقال‬،‫الترمذي‬

Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak


bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya
tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya, tentang ilmunya; dalam
hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam
hal apa ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia
mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan shahih”,
hadits no. 2417).

DR. Yusuf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang
ilmuwan muslim, yaitu: 1) Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga
ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak hilang), 2) Bertanggung jawab dalam hal
memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat, 3)
Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah, 4)
Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar
ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya), 5) Bertanggung jawab dalam
menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
6) Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan
memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan pertama
sekali, 7) Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT
semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
Menurut pendapat saya, Sejatinya ilmu pengetahuan digunakan untuk
mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan aktifitas dan kegiatannya.
Ilmu pengetahuan merupakan produk dari kebudayaan enlightenment,
pencerahan. Ilmu pengetahuan digunakan sebagai sarana mempermudah
manusia mencapai dan mendapatkan tujuan hidupnya. Selain itu, ilmu
pengetahuan juga berfungsi sebagai fasilitator. Fasilitator yang berupa sandaran
untuk melakukan sesuatu. Karena ilmu pengetahuan adalah jembatan bagi
manusia untuk mempermudah mendapatkan keinginannya dan manusia dapat
berbuat banyak. Segala kegiatan ada konsekuensinya, begitu juga dengan
kegiatan dalam perkembangan ilmu pengetahun ini. Karena sekarang, kita harus
menyasuaikan diri dengan kemajuan ilmu, bukan ilmu yang berkembang seiring
perkembangan manusia. Ilmu pengetahuan banyak melupakan faktor manusia.
Selain menimbulkan gejala dehumanisme juga mengubah hakikat kemanusiaan.
Karena itulah peran dari para ilmuan dalam menyikapi hal ini sangat dibutuhkan.

Peran ilmuwan itu antara lain, mereka harus peka terhadap perubahan
sosial dan berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Mereka
juga bertanggung jawab terhadap hasil penelaahan penelitian agar bermanfaaat
bagi masyarakat. Teori adanya komunikasi antar warga dapat menjadi acuan
untuk menerapakan masyarakat yang bebas juga dapat diterapkan. Seorang
ilmuan harus membuka diri pada fakta-fakta baru dan mencoba berusaha
memahaminya demi kebahagiaan umat manusia. Meraka juga harus mempunyai
rasa iba yang merupakan implikasi dari rasa cinta yaitu berusaha untuk benar-
benar memahami penderitaan agar mampu menyembuhkannya. Ilmuwan harus
bisa melibatkan diri, selain dalam proses spesialisasi juga dalam seluruh proses
self-understanding masyarakat. Dalam rangka ini ilmuwan harus dapat
mengintegrasikan kebudayaan teknik dengan kepribadian kultural. Tanggung
jawab yang utama dari seorang ilmuan bagi dirinya sendiri, ilmuwan lain, dan
masyarakat adalah menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataaan-
pernyataan ilmiah yang dibuatanya dan dapat dibuat oleh ilmuwan yang lainnya.
Sebagai seorang yang dianggap lebih oleh masyarakat bahkan ilmuwan lain tidak
boleh memberikan atau memalsukan data. Mereka hanya memberikan
pengetahuan sumbangan pengetahuan baru yang benar yang sudah ada
walaupun ada banyak tekanan untuk tidak melakukan itu, karena tanggung jawab
batiniahnya adalah memerangi ketidaktahuan, prasangka, dan takhayul di
kalangan manusia dalam alam semesta ini.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

IPTEKS adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni, yang mana
ketiga hal ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan agama Islam.

Pengertian IPTEK dan Seni ❏ Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi dan firasat sedangkan Ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.

Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di
sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda
di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks Anda di sini Masukkan teks
Anda di sini Masukkan teks Anda di sini ● Dalam pandangan Islam ,antara
agama,Ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terintegrasi dlm suatu sistem yang disebut dinul Islam.

Ada 3 intiajaran Islam yaitu Iman,Islam dan Ikhsan,ketiga inti ajaran itudisebut
Dinul Islam.Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an : ● “Tidakkah kamu
perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik(Dinul Islam)
seperti sebatang pohon yang baik,akarnya kokoh(menghujam ke bumi)dan
cabangnya menjulang ke langit.

QS:14 ayat 24-25 Ayat ini mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah
pohon yang mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai