Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

Disusun oleh:
1. ANNISA DEWI SYAHFITRI (P01720322059)
2. IIT JASIKHA (P01720322074)
3. SAPNA TRIYANINGSIH (P01720322091)
4. TRI SELLA ANGGRAINI (P01720322097)

DOSEN PEMBIMBING
Hidayaturahman, M.Ag

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah agama, dengan judul: Iptek Dan Seni Dalam Islam

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan memberikan banyak doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat di
selesaikan

Kami menyadari bahwa makalah ini maih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, kami mengharapaklan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memerikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah………………………………………… 5

1.3. Tujuan Penulisan………………………………………….. 5

BAB II IPTEK DAN SENI……………………………………………………6

2.1. Pengertian IPTEK…………7

2.2. Pengertian Seni…………………

2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni……………….

BAB III PERAN DAN TANGGUNGJAWAB…………………30

3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu………….

3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………....81

4.1. Kesimpulan…………………………………………………...8

4.2. Saran………………………………………………………….81

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………"
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuandan
Teknologi (IPTEK) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek dalamkehidupan
manusia. Tidak dapat dipungkiri.

Keberadaan IPTEK dan seni tidak pernahlepas dengan keberadaan manusia. Manusia
sebagai subjek dari berkembangnya ilmupengetahuan itu sendiri. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan, maka berkembanglahpula teknologi dan seni.Peran Islam dalam
perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yangseharusnya dimiliki umat Islam, bukan
paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah
Islam wajib dijadikan landasanpemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan.
Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadistandar bagi segala ilmu pengetahuan.

Maka ilmu pengetahuan yang sesuai denganAqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajibditolak dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dariAqidah Islam) sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.Standar atau kriteria inilah yang seharusnya
yang digunakan umat Islam, bukan standarmanfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti
yang ada sekarang. Standar syariah inimengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telahdihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek
iptek dan telah diharamkan.

Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada AllahSWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa,dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda RasulullahSAW: "Menuntut ilmu
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki danperempuan".
1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian IPTEK dan Seni.
2. Interasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.
3. Keutamaan orang yag berilmu.
4. Tanggung jawab lmuwan terhadap Lingkungan.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini yaitu :


1. Untuk memenuhi tugas kuliah agama islam semester ganjil.
2. Untuk mengetahui hubungan antara iptek dan seni dalam agama islam.
3. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai berbagai hal macam hukum
menurut islam dalam pengaplikasian antara iptek dan seni dalam kehidupan sehari-
hari
BAB II

IPTEK DAN SENI

2.1.Pengertian IPTEK

Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:

1. Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman kepada
Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya mutlak.

2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan, ilmu pengetahuan,
dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis, sifatnya nisbi.

Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya mutlak dan wajib
diyakini. Dalam sudut pandang ilmu filsafat pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindra dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
diorganisasi
Disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti
kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi
diri pada salah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu
disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut
generalis. istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang
budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif
dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi.

Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh
dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya
berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran
Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak,
karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge)
tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia . Dalam
pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari wahyu Allah tidak diakui
sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara wahyu dengan akal, agama
dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan
ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat
agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.

2.2. Pengertian Seni

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian
dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan
kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-
nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.
Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan
jiwanya terus bertambah.

2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni

Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut
Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak,
dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-25.

‫ال ٱهَّلل ُ َويَضْ ِربُ ۗ َربِّهَا بِِإ ْذ ِن ِحي ۭنٍ ُك َّل هَاُأ ُك َل تُْؤ تِ ٓى‬
َ َ‫اس ٱَأْل ْمث‬
ِ َّ‫ْم لَ َعلَّهُ لِلن‬

َ‫يَتَ َذ َّكرُون‬

Artinya: Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran
Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.

Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya
bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan
atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan
bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya.
BAB III

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu

Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah normal apabila lingkungan akan
memberikan kepada manusia berbagai hal yang akan diketemukannya. bahkan manusia juga
harus memberikan toleransi kepada kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul
malapetaka bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yang
makhiuk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana
manfaat yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.

Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai dengan keadaan
lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh
lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar kendali tangan manusia,
maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu
kebiasaan, tradisi dan hukum yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup
masyarakat. Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang dimilikinya.
Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan bersama dalam kelompok
masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok itulah terdapat sistem-sistem perlambang
yang selanjutnya berfungsi sebagai sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil
pilihannya sendiri. Oleh karena itu, apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung
jawab.

3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan

Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba Allah dan
sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan Allah"sedangkan esensi khalifah adalah tanggungjawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan
alam. Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini
memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
Keengganan

3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan

Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba Allah dan
sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan Allah"sedangkan esensi khalifah adalah tanggungjawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan
alam. Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini
memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
Keengganan.

Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada


ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik. Dengan kedua kecenderungan
tersebut, Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yangselalu
didorong oleh nafsu amarah.

Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta
memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan umat manusia dengan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk
kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah menciptakan alam, karena Allah
menciptakan manusia. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat
manusia.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dalam Al-Qur‟an adalah proses pencapaian segala
sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga
memperoleh kejelasan. Teknolgi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang obyektif. Seni adalah hasil
ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa manusia dengan segala prosesnya. Seni
identik dengan keindahan dimana keindahan yang hakiki identik dengan
kebenaran. Apabila manusia berlaku  adil dengan semua makhluk  hidup dialam
ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena manusia hidup
tidak hanya untuk beribadah kepada Allah akan tetapi, menjalin hubungan baik
kepada sesama manusia dan menjaga hubungan harmonis dengan alam sehingga
terdapat hubungan timbal balik yang selaras. Dalam pandangan Islam, antara iman,
ilmu pengetahuan, teknologi danseni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam .

Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi
manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan
pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya
Manusia mendapat amanah dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam,
agar terjaga kelestariannya dan potensinya untuk kepentingan umat manusia. Oleh
karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu dalam penerapannya bukan
hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.

Anda mungkin juga menyukai