KELOMPOK 8 :
Arini Novia Sari
H1A110069
H1A110070
Muhammad Luthfilchanif
H1A110073
H1A110076
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas yang telah diberikan.
Penyusunan makalah ini tidak dapat tersusun dengan baik apabila tidak
didukung dan dibantu oleh banyak pihak yang telah mendorong, membimbing dan
mengarahkan kami. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari akan ketidaksempurnaan makalah yang kami susun ini.
Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, pengalaman dab
referensi makalah ini sendiri. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..4
1.1. Latar Belakang...4
1.2. Rumusan Masalah..5
1.3. Tujuan Penulisan...5
1.4. Metode Penulisan...5
1.5. Sistematika Penulisan....5
BAB II
BAB III
BAB IV
PENUTUP.....12
4.1. Kesimpulan...12
4.2. Saran..13
DAFTAR PUSTAKA.......14
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan
produk
ilmu
pengetahuan
yang
memiliki
karakteristik objektif dan netral. Teknologi dapat membawa kepada kemajuan dan
kesejahteraan bahkan kehancuran. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi
manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan hasil ekspresi seseorang yang
dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia yang identik dengan
keindahan.
Fenomena dan kecendrungan hidup saat ini bergantung pada kemajuan
iptek yang begitu pesat dengan segala dampaknya. Manusia berada di dalam arena
percaturan hidup yang komplek yang ditandai dengan berkembangnya sikap dan
gaya hidup global. Di sinilah iman seseorang berperan sebagai pengendali sikap
dan perilaku kehidupan manusia, landasan moral, etika dan spiritual masyarakat
dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang.
Pada hakikatnya Islam begitu menghargai segala kreasi manusia, termasuk
kreasi manusia yang lahir dari penghayatan manusia terhadap wujud alam semesta
selama itu tidak menentang fitrah kesucian jiwa manusia. Islam memandang,
agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan suatu hubungan yang
harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke suatu dinul Islam yang mengandung 3
pokok yaitu akidah, syariah dan akhlak.
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menghendaki manusia bersikap
kritis terhadap fenomena alam semesta dan terhadap dirinya sendiri. Dengan
demikian, diharapkan akan menghantarkan seseorang kepada iman yang semakin
kuat melalui pengakuan akan kebesaran Allah dan kesempurnaan nikmat-Nya.
BAB II
IPTEK DAN SENI
2.1.
Pengertian IPTEK
yang
sudah
sehingga
diklasifikasi,
menghasilkan
diorganisasi,
kebenaran
disistematisasi
obyektif,
sudah
dan
diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu
berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Quran, ilmu digunakan dalam arti proses
pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis,
sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga
memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak
netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Di
sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Teknologi dapat
membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga
sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta.
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Quran dan sunnah rasul.
Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah.
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia .
Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari
wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara
wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam ajaran
Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan.
Memang demikian adanya karena hakikat agama adalah membimbing dan
mengarahkan akal.
2.2.
Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan.
Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang
sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi
karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus
bertambah.
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu
aqidah, syariah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Quran S.Ibrahim/14:24-25. Ayat
di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahandahan/cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon
itu identik dengan teknologi dan seni.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan
alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah
akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia
termasuk bagi lingkungannya.
BAB III
PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah normal apabila
lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai hal yang akan
diketemukannya. bahkan manusia juga harus memberikan toleransi kepada
kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul malapetaka bagi kehidupan
manusia. Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yang makhiuk hidup di
alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat
yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai dengan
keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang
ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada
diluar kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada
lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi dan hukum yang
tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup masyarakat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang
dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan
bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok
itulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya berfungsi sebagai
sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil pilihannya sendiri. Oleh
karena itu, apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung jawab.
3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba
Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan
10
menghambakan
diri
kepada
hawa
nafsunya.
Keikhlasan
manusia
11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah
diklasifikasi,
diorganisasi,
disistematisasi
dan
diinterpretasi
sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses
pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra,
intuisi dan firasat dan obyeknya sehingga memperoleh kejelasan. Teknolgi adalah
dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya
sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang berkarakteristik netral
dan obyektif.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan,
keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari nilai-nilai
ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan
budi.
Jika manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di alam ini,
maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang
dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh
lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar kendali tangan
manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan.
Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalam Dienul Islam terkandung tiga unsur
pokok yaitu aqidah, syariah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal
shaleh atau ikhsan. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan
12
ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi
umat manusia dan alam lingkungannya.
Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab terhadap diri sendiri
dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Allah
memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah
untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia.
4.1. Saran
Sebaiknya kita sebagai umat Islam memiliki keseimbangan dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keimanan, namun tetap tidak melupakan
aqidah, syariah dan akhlak yang terkandung di dalamnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2004simonsimor-1746&q=Human
http://www.ziddu.com/download/5235808/4MakalahSeniBudayadanIptekdalamPa
ndanganIslam.rtf.html
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.html
14