Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA ISLAM

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

KELOMPOK 8 :
Arini Novia Sari

H1A110069

Muhammad Aulia Ramzan

H1A110070

Muhammad Luthfilchanif

H1A110073

Muhammad Nur Salim

H1A110076

Muhammad Rizani Rachman H1A110077

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2010

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas yang telah diberikan.
Penyusunan makalah ini tidak dapat tersusun dengan baik apabila tidak
didukung dan dibantu oleh banyak pihak yang telah mendorong, membimbing dan
mengarahkan kami. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari akan ketidaksempurnaan makalah yang kami susun ini.
Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, pengalaman dab
referensi makalah ini sendiri. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru, Oktober 2010


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I

PENDAHULUAN..4
1.1. Latar Belakang...4
1.2. Rumusan Masalah..5
1.3. Tujuan Penulisan...5
1.4. Metode Penulisan...5
1.5. Sistematika Penulisan....5

BAB II

IPTEK DAN SENI.7


2.1. Pengertian IPTEK...7
2.2. Pengertian Seni8
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni8

BAB III

PERAN DAN TANGGUNGJAWAB.............10


3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu....10
3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan.....10

BAB IV

PENUTUP.....12
4.1. Kesimpulan...12
4.2. Saran..13

DAFTAR PUSTAKA.......14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1. Latar Belakang


Sains berarti ilmu pengetahuan. Namun dalam pandangan filsafat ilmu,
pengetahuan dan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengetahuan diartikan sebagai
segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan
firasat, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran
objektif yang teruji kebenarannya serta dapat diuji ulang secara ilmiah. Setiap
ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian sehingga sangat jarang
ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Teknologi

merupakan

produk

ilmu

pengetahuan

yang

memiliki

karakteristik objektif dan netral. Teknologi dapat membawa kepada kemajuan dan
kesejahteraan bahkan kehancuran. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi
manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan hasil ekspresi seseorang yang
dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia yang identik dengan
keindahan.
Fenomena dan kecendrungan hidup saat ini bergantung pada kemajuan
iptek yang begitu pesat dengan segala dampaknya. Manusia berada di dalam arena
percaturan hidup yang komplek yang ditandai dengan berkembangnya sikap dan
gaya hidup global. Di sinilah iman seseorang berperan sebagai pengendali sikap
dan perilaku kehidupan manusia, landasan moral, etika dan spiritual masyarakat
dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang.
Pada hakikatnya Islam begitu menghargai segala kreasi manusia, termasuk
kreasi manusia yang lahir dari penghayatan manusia terhadap wujud alam semesta
selama itu tidak menentang fitrah kesucian jiwa manusia. Islam memandang,
agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan suatu hubungan yang

harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke suatu dinul Islam yang mengandung 3
pokok yaitu akidah, syariah dan akhlak.
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menghendaki manusia bersikap
kritis terhadap fenomena alam semesta dan terhadap dirinya sendiri. Dengan
demikian, diharapkan akan menghantarkan seseorang kepada iman yang semakin
kuat melalui pengakuan akan kebesaran Allah dan kesempurnaan nikmat-Nya.

1.2. Rumusan Masalah


Makalah ini terfokuskan pada empat masalah yang akan dibahas penulis
yaitu :
1.2.1. Apakah pengertian IPTEK?
1.2.2. Apakah pengertian seni?
1.2.3. Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam Islam?
1.2.4. Apakah peran utama orang yang berilmu dan tanggungjawab
ilmuwan terhadap lingkungan?
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.3.1. Mengetahui pandangan Islam maupun sekuler terhadap IPTEK dan
seni serta integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.
1.3.2. Mengetahui peran utama orang yang berilmu dan tanggungjawab
ilmuwan terhadap lingkungan.
1.4. Metode Penulisan
1.4.1. Metode Literatur / Kepustakaan
Penulis menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber
berupa media elektronik yang memuat informasi berkaitan dengan
IPTEK dan seni dalam perspektif Islam.
1.5. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 4 bab :
BAB I

Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,


Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.

BAB II Animisme, Dinamisme, dan Kejawen dalam pandangan Islam


BAB III Seni, budaya Indonesia, dan perkembangan iptek dalam pandangan
Islam
BAB IV Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
IPTEK DAN SENI
2.1.

Pengertian IPTEK

Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:


1. Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang
beriman kepada Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya
mutlak.
2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan, ilmu
pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis, sifatnya nisbi.
Al-Quran dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya mutlak
dan wajib diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4).
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat
berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah
pengetahuan
diinterpretasi

yang

sudah

sehingga

diklasifikasi,

menghasilkan

diorganisasi,
kebenaran

disistematisasi

obyektif,

sudah

dan
diuji

kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu
berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Quran, ilmu digunakan dalam arti proses
pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis,
sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga
memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak
netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Di
sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Teknologi dapat

membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga
sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta.
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Quran dan sunnah rasul.
Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah.
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia .
Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari
wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara
wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam ajaran
Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan.
Memang demikian adanya karena hakikat agama adalah membimbing dan
mengarahkan akal.
2.2.

Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala

prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan.
Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang
sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi
karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus
bertambah.
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu

sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu
aqidah, syariah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Quran S.Ibrahim/14:24-25. Ayat
di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahandahan/cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon
itu identik dengan teknologi dan seni.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan
alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah
akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia
termasuk bagi lingkungannya.

BAB III
PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah normal apabila
lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai hal yang akan
diketemukannya. bahkan manusia juga harus memberikan toleransi kepada
kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul malapetaka bagi kehidupan
manusia. Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yang makhiuk hidup di
alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat
yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai dengan
keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang
ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada
diluar kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada
lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi dan hukum yang
tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup masyarakat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang
dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan
bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok
itulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya berfungsi sebagai
sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil pilihannya sendiri. Oleh
karena itu, apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung jawab.
3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba
Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan

10

esensi khalifah adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam


lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah.
Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh
kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah
sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan
sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada
makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan
ia

menghambakan

diri

kepada

hawa

nafsunya.

Keikhlasan

manusia

menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia


kepada sesama manusia termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan
dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan
kepada perbuatan fasik (QS. Asy-Syams/91:8). Dengan kedua kecenderungan
tersebut, Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia
untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada
kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi.
Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber
daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan
umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan,
karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi
alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memadai. Allah menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Oleh
karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar
terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.

11

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah
diklasifikasi,

diorganisasi,

disistematisasi

dan

diinterpretasi

sehingga

menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses
pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra,
intuisi dan firasat dan obyeknya sehingga memperoleh kejelasan. Teknolgi adalah
dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya
sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang berkarakteristik netral
dan obyektif.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan,
keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari nilai-nilai
ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan
budi.
Jika manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di alam ini,
maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang
dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh
lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar kendali tangan
manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan.
Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalam Dienul Islam terkandung tiga unsur
pokok yaitu aqidah, syariah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal
shaleh atau ikhsan. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan
12

ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi
umat manusia dan alam lingkungannya.
Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab terhadap diri sendiri
dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Allah
memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah
untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia.
4.1. Saran
Sebaiknya kita sebagai umat Islam memiliki keseimbangan dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keimanan, namun tetap tidak melupakan
aqidah, syariah dan akhlak yang terkandung di dalamnya.

13

DAFTAR PUSTAKA
http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2004simonsimor-1746&q=Human
http://www.ziddu.com/download/5235808/4MakalahSeniBudayadanIptekdalamPa
ndanganIslam.rtf.html
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.html

14

Anda mungkin juga menyukai