TSAQOFAH
KELOMPOK 10
ANGGOTA :
1. Farid Waldi (12017015)
2. Farhan Zain Burhanuddin (12017080)
3. Muhammad Farhan Irfanto (15117003)
4. Pitri Rohayani (15117018)
5. Yusack Arya Bramasta (15117087)
Penyusun
1. Hubungan antara Peradaban, Kebudayaan dan Ipteks
Kebudayaan (culture) adalah gugusan nilai dan keseluruhan pemahaman sebagai hasil
karya manusia yang dijadikan landasan dan pola perilaku serta tindakan konkret yang ditradisikan
dari generasi ke generasi dalam rangka memecahkan persoalan hidup dan kehidupan.
Peradaban (civilization) berkaitan erat dengan adab, memiliki pengertian dan cakupan
yang lebih luas daripada kebudayaan, sebab kebudayaan hanya berasal dari hasil pemikiran
manusia, titik. Adapun peradaban melebihi apa yang dihasilkan manusia. Agama Islam sebagai
agama Langit misalnya, bukanlah kebudayaan tetapi termasuk peradaban. Memang benar, dalam
kebudayaan ada unsur kepercayaan tetapi kepercayaan sebagai hasil pemikiran manusia bukan
sebagai wahyu. Wahyu bukan bagian dari kebudayaan tetapi merupakan bagian dari peradaban.
Fungsi wahyu adalah untuk mengadabkan manusia dengan target agar manusia menjadi makhluk
beradab. Jadi, peradaban itu mencakup kebudayaan tetapi kebudayaan tidak mencakup
peradaban. Peradaban mencakup wahyu dan nonwahyu, sedangkan kebudayaan hanya bersumber
dari nonwahyu. Dalam tulisan ini penulis menggunakan istilah membentuk peradaban Ilahiyah
bukan membentuk kebudayaan Ilahiyah.
Salah satu bagian dari peradaban adalah kebudayaan, salah satu bagian dari kebudayaan
adalah ipteks, bahkan ipteks adalah unsur yang paling dominan dalam mambangun kebudayaan.
Ipteks adalah ilmu pengetahaun (science), teknologi (tecnology) dan seni (art).
Sains (science) bukan pengetahuan biasa, tetapi pengetahuan yang telah melalui proses
penyeleksian ilmiah yang validasi dan akurasi dapat dipertanggung jawabkan, menggunakan
metode deduktif ferifikatif– induktif falsifikatif, pengujian rasionalitas, empirikal objektif, dll.
Sains ini menjadi basic dalam pengembangan teknologi.
Teknologi pada hakikatnya adalah aplikasi sains plus teknik yang berlandaskan values
tertentu (nila etika dan estetika) yang dipandu oleh manajemen, yang berusaha mengubah sesuatu
menjadi sesuatu yang lain dengan nilai tambah, yang bertujuan untuk mempermudah hidup
manusia. Jadi, dengan teknologi hidup akan menjadi lebih mudah.
Seni atau art pada hakikatnya sesuatu sebagai hasil penggabungan antara sains,
teknologi, nilai (etika, estetika) serta emosi. Emosi meliputi perasaan sedih dan gembira, suka
cinta dan benci, perasaan memihak dan memusuhi, dll. Produk seni antara lain film, teater, seni
lukis, seni kriya, seni desain, dll. Dengan seni, hidup menjadi indah.
Jadi , “dengan teknologi hidup menjadi mudah, dengan seni hidup jadi indah dan
dengan ajaran Islam hidup menjadi terarah”. Dalam peradaban Ilahiyah, ajaran Islam
diaplikasikan dalam semua sisi kehidupan sehingga kehidupan jadi terarah, sains dan teknologi
dikembangkan secara optimal sehingga umat bisa menjalani hidup dengan lebih mudah, demikian
pula seni dibangun sehingga semua sisi kehidupan terasa indah.
Ciri-ciri masyarakat ilmiah antara lain (1). Iqra : yakni masyarakat yang suka membaca.
Iqra adalah perintah paling awal dari Allah swt untuk membangun masyarakat berperadaban
Ilahiyah. Allah menegaskan “Iqra bismi rabbika alladzi khalaq”, bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu yang telah menciptakan. (2). Fasa-alu : yakni masyarakat yang suka bertanya. Fas-alu
ahla dzikri in kuntum la ta’lamun, maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak
mengetahui. (3). Falyandur : yakni masyarakat yang senang melakukan penelitian. “Falyandhuri
al-insanu mimma khaliq”, maka lihatlah (telitilah) dari apa manusia diciptakan. (4). Jadilhum :
yakni masyarakat yang senang beradu argumentasi/ debat ilmiah. Wajadilhum billati hiya ahsan,
dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik. (5). Afala ta’qilun : ialah
masyarakat yang senang merenung menggunakan qalbunya (pikiran dan perasaan) untuk
memahami makna-makna. Masyarakat akademis adalah masyarakat yang terlepas dari sikap
kultus individu, terjauh dari berpikir hayali, dan terbebas dari kungkungan tradisi nenek moyang.
Di dalam Alqur’an sangat banyak kalimat “afala ta’qilun” apakah kamu tidak menggunakan
akalmu ?
Dalam peradaban, tauhid berperan dalam dua sisi yakni dimensi metodologis dan dimensi
konten. Dimensi metodologis meliputi prinsip persatuan, rasionalisme dan toleransi . sedangkan
tauhid sebagai isi atau konten peradaban adalah tauhid sebagai prinsip metafisika peradaban, etika
peradaban, aksiologi peradaban, pembentukan masyarakat beradab, dan estetika peradaban.
Penjelasannya sebagai berikut di bawah ini.
Selanjutnya, untuk mewujudkan peradaban Ilahiyah, Islam memiliki buku panduan yakni
Alqur’an, kitab Allah yang sarat ruh tauhid. Jika Alqur’an dijadikan buku panduan membangun
peradaban, maka corak dan warna peradabannya pasti Qur’ani, Tauhidi, Ilahiyah.
Pada praktiknya di zaman Rasulullah SAW, masjid memikiki multi fungsi, antara lain
tempat shalat atau tempat khusus untuk hamba bersujud kepada Allah, majelis ilmi, pendidikan,
tempat bermusayawarah, berkumpulnya para ilmuwan, tempat singgah para musafir, tempat
pengobatan para korban perang, dan tempat membahas berbagai persoalan keumatan dari mulai
persoalan politik pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, bahkan soal santunan sosial.
Selanjutnya, masjid sebagai sebuah bangunan yang memliki martabat yang tinggi memiliki
karakteristik spesial sebagai berikut :
Memiliki ciri khas : Islam menghindari tasyabbuh yakni kemiripan dengan agama lain,
baik dalam simbol maupun tata cara ibadah. Oleh karena itu masjid harus memiliki ciri
khas yang berbeda dengan tempat ibadah agama lain. Selain itu, karena fungsi utama
masjid adalah untuk orang shalat, maka masjid harus memiliki tempat berwudhu. Juga di
dalamnya ada tempat imam, tempat makmum wanita yang terpisah dari tempat makmum
pria.
Steril dari simbol-simbol paganisme: Masjid tidak boleh ada unsur-unsur atau simbol-
simbol paganisme. Tidak boleh ada patung, patung apapun, karena bisa mengarah kepada
pemberhalaan, tidak ada ada lambang-lambang agama lain oleh karena itu hati-hati jangan
sampai bentuk kusen menyerupai salib, tidak boleh ada gambar-gambar yang mengarah
kepada kultus individu. dll.
Alhuriyah : Merdeka dan indepanden. Masjid harus steril dari kooptasi penguasa dan
donatur, masjid harus bebas dari tekanan pressur group, masjid tidak boleh berorientasi
kepada kelompok kepentingan serta masjid harus bersih dari kepentingan sesaat. Oleh
karena itu, maka pengurus masjid harus orang yang memiliki kualifikasi tinggi yakni (1).
Beriman kepada Allah dan hari akhir (2). Konsisten mendirikan shalat (3). Terbiasa
mengeluarkan zakat atau infaq (4). Tidak akan pernah takut oleh intimidasi siapapun,
tetapi ia hanya takut kepada Allah. (lihat QS. At-Taubah [9) : 17-18).
Misi Masjid adalah untuk mewujudkan insan bertaqwa. Taqwa berasal dari kata waqa–
yaqi – wiqayatan yang artinya hidup hati-hati, jadi orang yang bertaqwa adalah orang yang
hidupnya selalu berhati-hati. Allah menegaskan “lamasjidun ussisa ‘ala at-taqwa”, masjid
dibangun untuk membentuk insan yang taqwa.
Taqwa adalah target capaian, untuk itu diperlukan proses, prosesnya adalah tarbiyah
(pendidikan), tarbiyah yang mana ? Tarbiyah yang dapat membentuk karakter sesuai dengan
nilai-nilai Ilahiyah – Qur’ani. Sebuah mesjid yang di dalamnya tidak ada aktivitas tarbiyah, itu
bagaikan roda tanpa isi.
Karena masjid merupakan tempat pembinaan orang taqwa maka kedudukan masjid lebih
dari tinggi daripada bangunan apapun termasuk madrasah diniyah. Karena masjid memiliki
kedudukan yang amat penting maka ada peraturan khusus untuk menjaga wibawa masjid antara
lain tidak boleh berdagang di dalamnya. Nabi bersabda :”Jika engkau melihat ada orang menjual
atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah semoga Allah tidak memberi keuntungan bagi
perdaganganmu”.(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah).
Salah satu unsur kebudayaan sebagai pembentuk peradaban adalah ipteks, apabila peradaban ingin
maju pesat maka ipteks harus dikembangkan seoptimal mungkin. Dalam hal ini Alqur’an berisi ayat-ayat
atau tanda atau sign yang bisa ditindaklanjuti menjadi science. mengembangkan science. Alqur’an
berfungsi untuk “mushaddiqa lima baina yadaih”, kitab yang berfungsi mengoreksi berbagai macam opini
manusia termasuk persepsi yang keliru tentang ilmu pengetahuan alam.
Sejak awal, Alqur’an bukan hanya meluruskan kepercayaan masyarakat tentang Tuhan tetapi
mengoreksi berbagai macam persepsi, opini, dan mitos yang keliru tentang sains. Banyak sekali ayat-ayat
Alqur’an yang menerangkan tentang fenomena alam, baik laut, gunung, langit, bumi, gravitasi serta
tumbuhan dan energi, antara lain :
a). Asal muasal penciptaan langit dan bumi : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
kami pisahkan antara keduanya, dan dari air, kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? “ (QS. Al-anbiya [21] : 30).
Ayat lain yang berkaitan dengan dampak big bang adalah “Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS.Adz-Dzariyat [51] :
47). Ayat ini menyatakan adanya expanding universe atau fakta tentang semakin meluasnya alam
karena partikel-partikel akibat big bang terus menerus saling menjauh.
b). Enam Masa penciptaan langit dan bumi : “Sesunguhnya Tuhan Kami telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemanyam di atas Arasy untuk mengatur segala
urusan...”. (QS. Yunus [10] : 3). Ini ayat memotivasi kita untuk mengadakan penelitian tentang apa
yang dimaksud dengan enam masa, berapa lama enam masa itu.
c). Hukum Rotasi : “Dan matahari beredar ke tempat tujuannya. Demikian ditentukan oleh Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin [36]: 38 ).
d). Fenomena Hujan : “Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, Dan
Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu melihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka apabila air
hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira” (QS. Al-Rum [30] :48). Lihat pula QS. Al-Zumar [39]: 21, QS. Ar-Rum [30]: 24, QS.
Al-Mukminun [23] : 24, QS. Al-Hijr[15] : 22, QS. An-Nur [24]: 43.
e). Fenomena Langit : “Dan Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan dia mewahyukan
kepada tiap-tiap langit urusannya dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Fushilat [41]: 12). Jadi bintang yang jumlahnya banyak itu
adalah berada di langit terdekat.
f). Gravitasi Bumi : “Sesunguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan
sungguh jika kedua-dunya akan lenyap, tidak ada seorang pun yang bisa menahan keduanya
kecuali Allah. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Fathir [35]: 41).
g). Fenomena Laut : “Dia membiarkan dua laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu, antara
keduanya ada batas yang tidak terlampaui oleh masing-masing“ (QS. Al-Rahman [55] : 10-20).
Tidak bisa bercampur antara kedua air laut itu karena adanya gaya fisika yang dinamakan
“tegangan permukaan” akibat adanya perbedaan masa jenis seolah-olah ada dinding pemisah yang
tipis.
h). Pergerakan Gunung : “ Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal dia berjalan sebagai jalannya awan”. (QS. An-Naml [27] : 88). Di dalam Alqur’an
terdapat 49 ayat (sign), 22 ayat di antaranya menyebutkan fungsi gunung sebagai pasak atau tiang
pancang. Para pakar Geofisika menyebutkan bahwa kerak bumi itu berubah dan bergerak terus,
dalam teori lempengan (plate tectonics) ditemukan bahwa gunung mempunyai akar yang berperan
menghentikan gerakan horizontal lithosfer. Di dalam Alqur’an disebutkan wa al- jibala autada,
dan gunung sebagai pasak bumi.”Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi tidak
bergoncang bersama kamu” (QS. An-Nahl [16]: 15).
i). Penciptaan makhluk yang berpasang-pasangan : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan dan dari diri mereka, maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yasin [36]: 36). Makhluk yang berpasangan bukan
hanya pria dan wanita, malam dan siang, tetapi materi pun diciptakan berpasang-pasangan dengan
anti meteri, elektron bermuatan positif dan proton bermuatan negatif. Setiap partikel memiliki anti
partikel dengan muatan yang berlawanan.
j). Relativitas Waktu : “Sesungguhnya satu hari di sisi Tuhanmu sama dengan seribu tahun dalam
perhitunganmu” (QS. Al-Hajj[22] : 47). “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun dalam perhitunganmu”
(QS.As-Sajdah [32]:5) “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam
sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij [70] :4). Pada ayat-ayat di atas
ukuran satu tahun berbeda-beda, ada yang sehari menurut Allah sama dengan 1000 tahun ada pula
yang 50.000 tahun. Ini bukanlah pernyataan Allah yang tidak konsisten melainkan tentang
relativitas waktu.
k). Embriologi : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami bentuk dia menjadi makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, pencipta yang paling baik” (QS.Al-mukminun[23] : 12-14).
l). B e s i :”Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti yang
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksnakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat
dan berbagai mafaat bagi manusia supaya mereka mempergunakan besi itu, dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS.57/ Al-Hadid : 25). Paling tidak terdapat
sembilan ayat Alqur’an yang menerangkan soal besi.
Kewajiban muslim adalah membuktikan sign Alqur’an menjadi science, dengan cara itu
diharapkan lahirlah ilmu – ilmu pengetahuan ilmiah yang baru-baru serhingga peradaban manusia
makin berkembang. Dalam hal ini, seorang muslim harus :
(1). Menjadikan sign Alqur’an sebagai titik tolak penelitian science
(2). Menjadikan sign Alqur’an sebagai motivasi untuk meneliti science.
(3). Menggunakan sign-sign Alqur’an sebagai landasan nilai pengembangan science.
(4). Menjadikan science sebagai jembatan pembangunan peradaaban.
Kalau sainteks berkembang dengan baik maka otomatis peradaban pun akan berkembang dengan baik
pula. Sebaliknya stagnasi di bidang sainteks akan berdampak kepada kejumudan peradaban.
Bagi orang-orang awam yang tidak mampu meneliti sign Alqur’an menjadi science, paling
tidak, dia harus bersikap baik menghadapi fenomena alam seperti angin, hujan, gerhana, gempa,
tsunami dan fenomena lainnya. Jangan sampai merespon fenomena alam dengan sikap kufur nikmat.
Kita harus menjadi orang yang syukur nikmat, ketika turun hujan misalnya, berdoalah agar hujan ini
menjadi rahmat dan memohon perlindungan kepada Allah dari musibah turunnya hujan. Nabi saw
bersabda :
Dari Abu Huraitah ra. Ia berkata : saya mendengar Rasulullah s.a.w bersabda :
“Angin itu adalah sebagian dari rahmat-rahmat Allah. Kadangkala angin itu membawa rahmat dan
kadangkala angin itu itu membawa bencana. Apabila kalian melihat angin, maka janganlah kalian
memakinya; mohonlah kepada Allah akan kebaikan angin itu dan berlindung dirilah kepada Allah
dari kejahatan angin itu.” (HR. Abu Daud)
Supaya Alqur’an lebih fungsional, maka kita harus meningkatkan metode membaca Alqur’an
dengan lebih baik, bukan sekadar membaca kuantitas dengan target asal khatam asal tamat, tetapi
membaca kualitas dan analitis. Muslim yang senang meneliti adalah manusia yang memenuhi harapan
Allah sebagaimana firmanNya : “Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan
? dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan ? dan bumi,
bagaimana ia dihamparkan? “ (QS./Al-Ghasyiah [88]: 17-20). Membaca kualitas dan analitis akan
lebih bermakna daripada membaca asal tamat.
Allah menjamin bahwa orang yang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajatyang jauh
lebih tinggi daripada manusia pada umumnya. Firman Allah : “Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara mu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapoan
derajat. Dan Allah maha mengatahui apa yang kamu kerkakan)” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
Terdapat perbedaaan antara Ilmuwan yang sekuler dengan ilmuwan yang holistik-integralistik
transendental. Ilmuwan sekuler ialah ilmuwan tidak mengaitkan fenomena alam dengan Allah sebagai
sumber, sedangkan ilmuwan holistik integralistik transendental adalah ilmuwan yang mengaitkan
setiap fenomena alam dengan Allah sebagai sumber segenap fenomena alam.
Supaya menjadi ilmuwan yang holistik integralistik transendental, maka dalam menghadapi
setiap fenomena alam seperti hujan, gunung meletus, tsunami, angin topan, atau apa saja, harus
dianalisis dengan pendekatan integral transendental. Langkah pertama adalah menganalisis fenomana
alam dengan mengedepankan lima hal yang bertingkat yakni benda-benda alam, fenomena alam,
hukum alam, prinsip hukum alam, dan sumber. Di bawah ini merupakan contoh ilustrasi kasus tentang
apel yang jatuh karena adanya hukum gravitasi.
1) Benda-benda alam : benda apa yang terlibat dalam fenomena alam ini ? apel. Ketika
buah apel dilepaskan dari tangan, ia akan jatuh ke bumi bukan jatuh ke langit.
2) Fenomena alam : fenomena alam apa yang terjadi ? Apel jatuh.
3) Hukum alam : Mengapa apel jatuh ke bumi ? Karena ada hukum gravitasi bumi. Siapa
penemu hukum gravitasi ? Isac Newton.
4) Prinsip-prinsip alam : Bagaimana prinsip hukum gravitasi ? Antara lain semakin
metodologi ilmiah untuk mencapai kebenaran science ? antara lain melalui istidlal pembuktian melalui
eksperimen, pengukuran dan pengamatan. Tahapan globalnya adalah istiqra (mengungkapkan data
apa adanya) dan selanjutnya istinbath (menyimpulkan hasil penenlitian). Lebih rincinya adalah
langkah pengumpulan data, klasifikasi data, penafsiran data, kesimpulan sementara dan kesimpulan
akhir termasuk pemetaan (mapping) dan prediksi.
Pada zaman kejayaan Islam para ilmuwan memiliki ilmu pengetahuan integral, jami’, menyeluruh,
tidak pasrsial. Satu ilmuwan memiliki banyak kepakaran, misalnya ia sebagai folosouf, saintis,
muhadditsin dan fuqaha (ahli Fiqih). Beberapa prestasi keilmuan dalam berbagai bidang sepanjang
sejarah :
1. Kedokteran :
Umat Islam termotivasi oleh ajaran Islam untuk mengembangkan ilmu kedokteran termasuk
menerjemahkan karya-karya penulis terdahulu, karya Persia dan Hindu. Karya-karya tersebut
dibuktikan, disistimatisir, diterjemahkan dan diberi katagori baru sesuai dengan prinsip umum agama
dan budaya. Misalnya Jurji bin Baktisyu’ (w. 215 H/839 M) yang diangkat oleh khalifah Al-Mansyur
sebagai dokter istana, juga Hunayn bin Ishak (w. 260 H/873 M) yang diangkat oleh khalifah Al-
Makmun menjadi kepada Al-Hikmah (Rumah Hikmah). Di antara guru muslim yang paling awal
adalah Ya’kub Al-Kindi pendiri filsafat Hellenisasi Muslim (w. 260 H/ 873 M). Kedokteran mendapat
tempat terhormat sebagai ratu ilmu alam.
Rumah sakit yang terkenal adalah rumah sakit yang didirikan oleh Ahmad bin Thulun di Kairo
tahun 259/872 M, rumah sakit Dar asy-Syifa yang didirikan oleh Qawalun di Kairo tahun 683 H/1284
M, rumah sakit Al-Adhudi di Bagdad yang memiliki 24 dokter , sekolah kedokteran, perpustakaan dan
aula kuliah. Sekolah kedokteran ini didatangi oleh banyak murid dari seluruh peloksok dunia Islam.
Buku-buku kedokteran hasil pemikiran dan penelitian dokter muslim bermunculan antara lain;
buku As-Sina’ah at-Tibiyah, karangan dokter Ali bin Abbas, berisi 31 bab mengenai pencegahan
penyakit dan pemeliharan kesehatan. Buku at-Tashrif Liman ‘Ajiza a’ at-Ta’lifI karangan Khalaf Abul
Qasim Al-Zahrawi (414 h/1013 M) seorang dokter ahli bedah. Kitab ini berisi cara-cara membedah
beserta sejumlah alat yang diperlukannya. Dialah dokter penemu metode untuk menghancurkan dan
mengeluarakan batu ginjal.
Dokter yang paling terkenal adalah Abu Bakar Muhammad Ar-Razi (w. 311 H/932 M), dia
adalah dokter terbesar pada abad Pertengahan. Dokter lainnya, Abu Ali Husain Ibn Shina (w. 428
H/`1037 M), filosouf sekaligus dokter yang mengarang buku Al-Qanun fi At-Thibb, buku ini menjadi
referensi utama kedokteran dunia selama 700 tahun. Ibn Shina melakukan pembedahan jaringan
kanker dan membuktikan pengaruh musik dalam penyembuhan. Khalaf bin Abbas Al-Zahrawi (w.414
H/1013 M), di Cordoba, dia menulis satu risalah kedokteran yang menampakkan lebih dari 200 gambar
alat-alat bedah. Abu Walid Muhammad bin Rusyd atau dikenal dengan Ibn Rusyd (w. 595 H/1198 M)
yang membagi pengetahuan medis menjadi tujuh cabang.
pergerakannya, perubahan dan sebab-sebabnya, panas, cahaya, suara, magnet dan mekanika. Ilmuwan
Islam menciptakan instrumen pengukuran berat dan gravitai spesifik unsur-unsur.
Ibn Haitsam ( w. 431 H/1039 M), yang bertanggung jawab terhadap khalifah Al-Hakim dalam
menentukan pengaruh tekanan atmosfer dan kuat magnetik bumi pada berat. Dia menulis 200 buku,
47 buku di antaranya adalah bidang matematika dan 58 buku bidang teknik. Prestasinya yang paling
termasyhur adalah dalam bidang optik. Penelitiannya dimulai dari penolakan terhadap pendapat yang
menyatakan bahwa penglihatan disebabkan oleh sinar yang memancar dari mata. Dia pula yang
meletakkan dasar penjelasan tentang pelangi dan obskura kamera yang kemudian dikembangkan oleh
Kamaluddin al-Farisi.
Ruh Alqur’an mendorong kaum muslimin untuk mendalami geografi. Kewajiban shalat memaksa
kaum muslimin mempelajari geografi untuk menentukan arah kibkat yang tepat untuk setiap wilayah.
Perjalanan haji yang berulang-ulang serta penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia telah
mengharuskan muslimin mempelajari geografi. Menurut Al-Maqdisi, waktu itu para pedagang,
musafir, sultan, hakim dan ahli Fiqih diharuskan mengetahui geografi. Dalam prakata buku Muruj adz-
Dzahab wa Ma’adin al-Jauhar, Al-Maqdisi menulis bahwa orang yang mendatangi suatu wilayah dan
meneliti geografinya akan memperoleh ilmu geografi yang jauh lebih baik daripada sekadar
mendengar berita dari mulut penduduk tentang hal ihwal wilayah tersebut.
Al-Khawarizmi (w. 236 H/ 850 M) adalah orang pertama yang menciptakan geografi bumi. Kaum
muslimim menciptakan atlas untuk negeri mereka masing-masing. Ishaq al-Istharfi ( 322 934), Ahmad
al-Bakhli (322 934), Muhammad bin Hawqal. Al-Maqdisi adalah orang pertama yang membuat peta
dengan warna alamiyah. Asy- Syarif al-Idrisi (562 1166) membuat bola dunia dari bahan perak seberat
lk 400 kg. Di atasnya digambar tujuh benua, yang dilengkapi dengan danau, sungai, kota, gunung, dan
dataran. Globe tersebut dibuat atas permintan Roger II raja Sisilia. Al-Idrisi menulis buku Nuzhat al-
Musytaq fi Istiraq al-Afaq.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail R. Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas Budaya, Menjelajah Khazanah
Peradaban Gemilang, Mizan, Bandung, cetakan III, 2001, hal.112.
Ismail R. Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas BudayaIslam, hal. 116-126.
Makalah Agama dan Etika Islam 2012 an Virgy Nugraha Ashari (NIM : 115010004) yang
mengutip dari Davis Richard A. Jr , Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison
Wesley, 1972 , s 92-93)
Afiq Fakhry (NIM : 10511083), Makalah Agama dan Etika Islam, ITB, tahun 2012 yang
mengutip dari Anthes, Richard A; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; mand Hans A. Panofsky, 1981,
The Atmosfere, s.. Millers, Albert; and Jack C.Thompson, 1975, Element of Meterology, s. 141-142.
Romel Hidayat “Embriologi Dalam AlQur’an” Makalah Agama dan Etika Islam, ITB, tahun
2012. Ia mengutip dari Human Development as Described in The Qur’an and Sunnah, Moore dkk,
hal 37. Digubah dari Integreted Principles of Zoology, Hickman dkk.
Hajar Al-Atsqalany, Bulugh al-Maram min Adilah al-Ahkam, Dar al-Kitab al-Islamiyah, t.t,
hal. 107