Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA

KEMANUSIAAN DAN ETIKA GLOBAL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Almer Zahran Triyadi (11190163000040)

2. Hurriyah Salasih Fadilah (11190163000045)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
A. Pemaknaan Kemanusiaan dan Etika Global dalam Pancasila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
yang Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa
adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi
nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya.
Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras,
keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.Sedangkan etika global sendiri,
merupakan tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk. Etika lebih banyak
bersangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah
laku manusia. Dan penerapannya dalam sistem global, bagaimana manusia tersebut
memainkan perannya secara baik dan benar di dalam ruang lingkup bermasyarakat tanpa
membedakan hak dan kewajiban dalam setiap individu satu dengan yang lainnya.
Pancasila dapat dipandang sebagai usaha untuk membawa kembali Pancasila
sebagai wacana publik (public discourse). Pengembalian Pancasila sebagai wacana publik
merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi
terbuka, yang dapat dimaknai secara terus-menerus sehingga tetap relevan dalam
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Pada gilirannya, pembudayaan kemanusiaan
Pancasila akan berkontribusi bagi penguatan karakter bangsa dalam rangka tata hubungan
peradaban global. Dalam pidato Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 1 juni 2006 ia
mengatakan bahwasannya pancasila merupakan ideologi bangsa indonesia untuk
mencapai kesejahteraan bersama dan keadilan sosial meskipun ideologi globalisasi
seperti kapitalisme dan liberalisme menembus, mempenetrasi semua bagian dari dunia
ini. Ia mengatakan: “Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus
mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang secara cerdas mampu mengalirkan
sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Apakah teknologi,
apakah modal, apakah informasi, yang akhirnya kita gunakan dengan baik untuk
meningkatkan kesejahteraan kita, meningkatkan kepentingan kita. Sering saya katakan,
don't be a loser, jangan mau jadi orang yang kalah. Mari kita menjadi pemenang, to be a
winner dalam globalisasi ini.”
Konsep “kemanusiaan yang adil dan beradab” dalam Pancasila mengacu pada
hubungan internal antara manusia dan segenap ciptaan di alam semesta. Dalam rasio
“kemanusiaan yang adil dan beradab”, manusia dapat dipengaruhi serta merespon
sesamanya dan dengan tindakan manusia susila, mereka dapat meluaskan bentang
eksistensinya menuju realitas eksistensi yang lebih luas dari diri sendiri kepada sesama,
keluarga, komunitas sosial negara, semua yang berada di alam semesta, yang sekarang ini
diterjemahkan dengan makna globalisasi.

B. Pengertian Kemanusiaan dan Etika Global


1. Definisi Kemanusiaan
 Menurut KBBI
Kemanusiaan merupakan sifat-sifat manusia. Manusia itu sendiri mempunyai arti
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai pikiran dan akal budi yang mampu
menguasai makhluk lain. Keadilan merupakan suatu sifat dimana kita berpihak kepada
yang benar, tidak memihak atau berat sebelah.
 Menurut Istilah
Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling
sempurna dari makhluk – makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang
membedakan manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran
untuk melakukan segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang
paling sempurna dari semua makhluk cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu
keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran / norma-norma yang obyektif, dan tidak
subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.
 Menurut para ahli
Menurut Yudi Latif, dalam kesadaran kemanusiaan universal indonesia hanyalah
nota kecil di muka bumi tetapi merupakan bagian penting dari planet ini karena indonesia
sejak lama dipengaruhi oleh realitas global dan oleh karena itu tidak bisa melepaskan diri
dari komitmen kemanusiaan.
Jadi kesimpulannya Kemanusiaan mempunyai pengertian bahwa komunikasi
antar manusia di semua tingkat yang manusiawi serta hubungan antar manusia senantiasa
adil. Dalam arti ini, kebaikan apa pun apabila tidak adil itu tidak baik, dan perbuatan
yang tidak adil tidak pernah benar. Demikian pula makna beradab mengandaikan tuntutan
paling dasar Pancasila agar manusia membawa diri selalu secara beradab. Sebaliknya,
kelakuan yang tidak beradab tidak pernah bisa benar. Pancasila merupakan gambaran
sesungguhnya dari masyarakat indonesia yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
keberadaban.
2. Definisi Etika
 Menurut KBBI
Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak). Etika berasal dari kata “ethos” yang berarti yang berarti
watak, adat ataupun kesusilaan dan menggambarkan sebuah komunitas, negara atau
ideologi.
 Menurut Istilah
Etika yang berasal dari bahasa Yunani e;qoj, (ethos) berarti adat, kebiasaan, dan
penerapan. Aristoteles memaparkan etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang perbuatan atau tindakan manusia
 Menurut para ahli
Nilai etika bersifat relatif karena senantiasa mengacu pada perilaku baik-buruk,
benar salah dan lainya. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Makna moral yang
terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya.
Jadi norma sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Antara norma dan etika
memiliki hubungan yang sangat erat yaitu etika sebagai ilmu pengetahuan yang
membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.
Etika mempunyai tiga makna:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Etika bisa menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan etis
(asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja
diterima dalam suatu masyarakat.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan tentang akhlak. Etika yang dimaksud
disini adalah kode etik, yang berarti aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika yang dimaksud adalah nila-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

3. Definisi Global
 Menurut KBBI
Global/Globaliisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
 Menurut Istilah
Global yang berarti lintas batas dan sasi yang merujuk pada perubahan. Dengan
demikian, globalisasi diartikan sebagai fase perubahan yang terjadi pada masyarakat di
seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan batas-batas geografis antar negara yang
dikaburkan oleh pertukaran informasi, barang, dan jasa akibat perkembangan teknologi.
 Menurut para ahli
Globalisasi atau global merupakan sebuah gambaran tentang semakin
tergantungnya di antara sesama masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Istilah
globalisasi juga sering dihubungkan dengan sirkulasi gagasan, bahasa, dan budaya
populer yang melintasi batas negara. Fenomena global ini acap kali disederhanakan oleh
kalangan ahli sebagai gejala kecenderungan dunia menuju sebuah perkampungan global
(global village) di mana interaksi manusia berlangsung tanpa halangan batas geografis.
Oleh karena itu pada saat yang bersamaan pula isu-isu tentang kemanusiaan seperti hak
asasi manusia, demokrasi dan ruang publik sangat cepat dapat mempengaruhi situasi
yang terjadi di suatu negara. Globalisasi bisa berpengaruh terhadap hidup yang kita alami
mengandaikan ruang (space) dan waktu (time). Misalnya masuknya pengaruh
westernisasi kedalam suatu negara dengan cepat karena kemajuan teknologi informasi
sebuah berita atau kejadian di kawasan dunia lain yang dapat dilihat dengan mudah oleh
penduduk di belahan lain.
Jadi dengan kata lain, Pegertian Etika global merupakan cara untuk sebuah
masyarakat menyaksikan masyarakat lain dalam macam-macam gaya hidup, orientasi
keagamaan yang berlainan, ragam etnis-suku bangsa, perbedaan bahasa dan sebagainya.
Pancasila sebagai etika global adalah nilai-nilai pancasila bukan saja sebagai falsafah
negara tetapi juga sebagai etika atau acuan tindak baik dan dijadikan sebagai norma-
norma yang berkembang di masyarakat. Menurut Jazim Hamidi, pembahasan mengenai
etika tentu tidak dapat dilepaskan dari nilai. Nilai adalah apa yang dianggap bernilai atau
berharga yang menjadi landasan, pedoman, pengangan, dan semangat seseorang dalam
melaksanakan sesuatu. Pancasila sebagai sistem etika menurutnya adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam sila Pancasila merupakan nilai yang digunakan bangsa Indonesia
sebagai landasan atau acuan dalam hidup dan saling berinteraksi dengan manusia dalam
kehidupan berbangsa dan negara. Etika dapat dipandang sebagai apa yang sudah lazim
atau yang dijadiakan standar dalam berkelakuan. Misalnya etika (hak-kewajiban,
bermoral-tidak bermoral, adil atau tidak adil, jujur atau tidak jujur dan sebagainya).

C. Prinsip-prinsip Kemanusiaan dan Etika Global


1. Komitmen pada sebuah budaya tanpa kekerasan dan penghargaan pada kehidupan.
2. Komitmen pada sebuah budaya solidaritas dan sebuah tata ekonomi yang adil.
3. Komitmen pada sebuah budaya toleransi dan sebuah kehidupan dalam kebenaran.
4. Komitmen pada sebuah budaya hak-hak yang setara dan kerja sama antara laki-laki dan
perempuan.

D. Unsur – Unsur Hakikat Kemanusiaan


Inti pokok sila kedua adalah manusia, yaitu dari kata kemanusiaan, kata
“manusia” merupakan akar kata, jadi manusia merupakan subjek dalam sila kedua jadi
merupakan inti sila tersebut. Manusia adalah sebagai pendukung pokok negara, oleh
karena itu manusia jugalah yang menjadi subjek atau pendukung sila – sila pancasila.
Pancasila menjadi dasar filsafat dan asas kerokhanian bangsa dan Negara Indonesia,
karena bangsa sebagai rakyat yaitu terdiri atas manusia-manusia. Unsur – unsur hakikat
manusia adalah sebagai berikut antara lain :
Raga yaitu badan atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat diraba, bersifat
real. Raga terdiri atas unsur :
A. Benda mati, yaitu unsur manusia yang besifat fisis atau unsur yang terdapat pada
benda mati yaitu gejala-gejala fisis dan kimiawi.
B. Unsur tumbuhan, unsur-unsur yang ada pada manusia yang mempunyai sifat-sifat
dan gejala-gejala seperti terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
C. Unsur binatang, yaitu unsur-unsur ada pada ciri manusia mempunyai sifat-sifat
dan gejala-gejala sebagaimana terdapat pada binatang. Sifat-sifat yang tedapat dan
berkeinginan, berinsting, dapat menyesuaikan diri dengan tempat dan lingkungan fisis,
bernafsu yaitu tertarik pada sesuatu yang nikmat, enak yang berkaitan dengan nafsu
biologis, makan minum serta naluri seksual.
D. Jiwa yaitu unsur-unsur hakikat manusia yang bersifat kerokhanian, tidak
berwujud, tidak dapat diraba, dan tidak dapat oleh indera manusia. Unsur jiwa terdiri
atas :
1. Akal, yaitu berkaitan dengan kemampuan manusia untuk mendapatkan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
2. Rasa, yaitu unsur kejiwaan manusia yang berkaitan dengan hasrat dan
kemampuan manusia di bidang keindahan atau ekstetika.Kehendak, yaitu
unsur kejiwaan manusia yang berhubungan dengan hasrat tingkah laku oleh
karena itu kehendak berkaitan dengan hasrat dan kemampuan manusia
untuk merealisasikan dan memperoleh kebaikan, kesusilaan.

E. Tantangan Kemanusiaan dan Etika Global


1. Tantangan Kemanusiaan
 Menhindari sikap diskriminasi terhadap perbedaan yang ada
 meciptakan tempat yang penuh kedamaian dengan metode intropeksi diri

2. Tantangan Etika Global


 menjadi salah satu sikap sikap dasar yang harus dimiliki
 menjadi warga negara yang bertanggung jawab terhadap peraturan

F. Ciri-ciri Etika Global


1. Etika global masuk dalam level etis yang paling mendasar, nilai-nilai yang
mengikat, serta sikap-sikap dasar yang paling fundamental.
2. Etika global harus memiliki pendasaran religius.
3. Etika global bersifat otokritik.
4. Etika global menjadi sebuah konsensus bersama agama-agama, namun tidak
terhisab dalam satu tradisi iman tertentu.
5. Etika global dapat dipahami secara umum
6. Etika global terkait dan berpijak pada kenyataan dan isu kongkret.

G. Macam-macam Kemanusian dan Etika Global


1. Nilai Kebenaran
Kebenaran adalah sesuatu yang tidak berubah dan bersifat kekal. Kebenaran
mungkin diungkapkan atau dinyatakan melalui berbagai jalur, nama dan bentuk
tetapi kebenaran itu selalu satu. Unsur-unsur nilai-nilai kebenaran, antara lain,
adalah selalu ingin tahu, tidak diskriminasi, intuisi, mencari pengetahuan,
semangat menyelidiki atau menemukan, suka terhadap kebenaran.
2. Nilai Kedamaian
Kedamaian adalah suka cita dan ketenangan yang muncul dari dalam diri.
Kedamaian membutuhkan kemampuan seseorang untuk berintrospeksi dan
bersadar diri sehingga orang akan mampu menata pikiran, perkataan dan
kebutuhannya. Pikiran yang jernih membutuhkan kedisiplinan untuk melakukan
introspeksi diri dan merenungkan pengalamannya. Oleh karenanya kedamaian
sejati membutuhkan suatu usaha tanpa harus memperhitungkan untung atau rugi,
berhasil atau gagal, kepedihan atau kebahagiaan. Unsur-unsur kedamaian antara
lain ketenangan, konsentrasi, daya tahan, ketabahan, kesucian, disiplin diri, dan
menghormati diri sendiri.
3. Nilai Cinta atau Cinta Kasih
Cinta atau Cinta Kasih adalah belas kasih murni yang memotivasi pelayanan
tanpa pamrih demi kebaikan bagi orang lain. Oleh karenanya, cinta atau cinta
kasih bukan sekedar perasaan emosi atau nafsu saja, melainkan sesuatu yang lebih
mendalam dan lebih mendasar dari hakekat manusia. Dalam sejarah umat
manusia, cinta memegang peranan yang utama dalam menyatukan keragaman
yang ada di jagad ini. Unsur-unsur Nilai-nilai cinta antara lain, adalah toleransi,
kepedulian, persahabatan, saling memaafkan, kesabaran, empati, dan kasih
sayang.
4. Nilai Perilaku yang benar atau kebajikan
Perilaku yang benar atau kebajikan adalah berperilaku yang benar atau
bersikap yang benar. Perilaku tersebut adalah sifat yang diturunkan dari
kemurahan hati dan cinta kasih seseorang kepada orang lain. Perilaku yang benar
dalam suatu kebajikan. perilaku yang benar akan terbentuk melalui suatu proses
pendidikan yang panjang. Unsur-unsur nilai perilaku yang benar atau kebajikan
adalah kebersihan, semangat juang, tujuan, kewajiban, kejujuran, dan pelayanan
terhadap orang lain.
5. Nilai Tanpa Kekerasan.
Wujud dari nilai tanpa kekerasan adalah taat dan menghormati hukum alam,
dan hukum dan peraturan. Nilai tanpa kekerasan merupakan cerminan wujud
daripada moralitas dan integritas sehingga perdamaian dunia dan keharmonisan
global akan tercapai apabila etik tanpa kekerasan dapat diwujudkan dalam
kehidupan dunia. Unsur-unsur nilai tanpa kekerasan adalah kesadaran akan
tanggungjawab sebagai warga negara, kasih sayang, mempertimbangkan orang
lain, tidak berbahaya, suka menolong, dan keadilan.

H. Kemanusiaan dan Etika Global dalam Al Qur’an


Dalam agama islam, kemanusiaan dan etika global dijunjung tinggi. Bahkan ada
beberapa ayat yang secara terang menerang menegaskan pentingnya berbuat baik kepada
sesama manusia, antara lain:
QS. Al Maidah (5): 32
Artinya:
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa
membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena
berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak
di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

QS. Ali Imran (3): 103

Artinya:
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya
kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya
kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
I. Implementasi Nila-nilaii kemusiaan dan Etika Global dam kehidupan sehari-hari
1. Saling mencintai sesama manusia
2. Saling tolong menolong
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
7. Berani membela kebenaran dan keadilan
8. Saling menghormati dengan bangsa-bangsa lain di dunia
9. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
10. Mengakui persamaan derajat antar sesama makhluk
Daftar Pustaka

Adiprasetya, Joas, Mencari Dasar Bersama: Etik Global Dalam Kajian Postmodernisme dan

Pluralisme Agama, Jakarta: Gunung Mulia

A. Ubaedillah & Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, Ham, dan Masyarakat Madani,

Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayullah Jakarta, 2014

F. Knitter, Paul, Satu Bumi Banyak Agama-Dialog Multi-Agama dan Tanggung Jawab

Global, Jakarta: Gunung Mulia, 2010

Geovanie, Jeffrie, Civil Religion Dimensi Sosial Politik Islam, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2013

Hamidi, Jazim, Civic Education antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010

K. Bertens, Etika, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007

Kung, Hans dan Josef Kuscher, Karl, A Global Ethic: The Declaration of the Parliament of

the World’s Religious, New York: Continuan,1993

Latif, Yudi, Negara paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2011

Subekti, Slamet, Pemaknaan Humanisme Pancasila Dalam Rangka Penguatan Karakter

Bangsa Menghadapi Globalisasi

Sulastomo, Cita-Cita Negara Pancasila, Jakarta: Kompas, 2014

Weiss, Piero & Taruskin, Richard, Music in the Western World: A History in Document

(1984)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menata Kembali Kerangka Kehidupan Bernegara

Berdasarkan Pancasila, Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2006

Anda mungkin juga menyukai