Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengertian, Hakikat, dan Sejarah Perkembangan Ilmu


Psikologi Agama
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur dalam
Mata Kuliah Psikologi Agama

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Alfian Hadinata 5. Jenny Stra

2. Defwan Permana 6. Vaten Fictoria

3. Destia Reka Anggraini 7. Weni Afriani

4. Nopiana

Dosen Pengampu:
Emy Gustriani, S.Pd, M.Pd

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkah


dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Pengertian, Hakikat, dan
Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama”. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Psikologi Agama.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini tidak lepas dari


bimbingan bapak dosen pengampu Emi Gustriani, S.Pd, M.Pd yang telah
memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat, pengetahuan dan nasehat
yang sangat bermanfaat kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna di karenakan keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang di miliki oleh penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran, dan masukan yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga Makalah ilmiah ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan
peneliti selanjutnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam
Makalah ilmiah ini. Terima kasih.

Sungai Penuh,09
November 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .......................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Agama .................................................. 3
B. Hakikat Psikologi Agama ....................................................... 4
C. Sejarah Perkembangan Psikologi Agama ..............................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah suatu mahluk somato-psiko-sosial dan karena itu maka
suatu pendekatan terhadap manusia harus menyangkut semua unsur somatik,
psikologik, dan sosial. Menurut robert thouless, psikologi agama yaitu ilmu
yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan
dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian
terhadap perilaku bukan keagamaan saja.
Belajar psikologi agama tidak untuk membuktikan agama mana yang
paling benar, tapi hakekat agama dalam hubungan manusia dengan
kejiwaannya , bagaimana prilaku dan kepribadiannya mencerminkan
keyakinannnya
Mengapa manusia ada yang percaya Tuhan ada yang tidak, apakah ketidak
percayaan ini timbul akibat pemikiran yang ilmiah atau sekedar naluri akibat
terjangan cobaan hidup, dan pengalaman hidupnya.
Agama adalah juga fenomena sosial. Agama juga tak hanya ritual,
menyangkut hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya belaka, tapi
juga fenomena di luar kategori pengetahuan akademis. Sebagian manusia
mempercayai agama, namun tidak pernah melakukan ritual. Yang lain
mengaku tidak beragama, namun percaya sepenuhnya terhadap Tuhannya. Di
luar itu semua, kita sering menyaksikan, dalam kondisi tertentu semisal
kesulitan hidup atau tertimpa musibah-- manusia cenderung berlari kepada
agama. Sebaliknya, pada saat dirinya hidup dalam kondisi normal, mereka
seringkali tidak peduli terhadap agama, bahkan mengingkari eksistensi
Tuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Agama?
2. Bagaimana hakikat dari Psikologi Agama?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Psikologi Agama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Psikologi Agama?
2. Untuk mengetahui bagaimana hakikat dari Psikologi Agama?
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Psikologi Agama?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Agama


1. Pengertian Psikologi
Kata psikologi secara harfiah berasal dari kata psyche yang berarti
“jiwa” dan logos yang berarti “ilmu”. Dengan demikian psikologi dapat
diartikan dengan ”ilmu pengetahuan tentang jiwa” dan dapat disingkat
dengan “ilmu jiwa”. 1
. Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab. 2 Psikologi
digunakan sekarang secara umum untuk ilmu dan tingkah laku orang atau
mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang . Karena cara seseorang
berfikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku tidak dapat dipisahkan dari
keyakinannya.
Menurut Verbeek, psikologi adalah ilmu yang menyelidiki
penghayatan dan perbuatan manusia ditinjau fungsinya bagi subjek.
Menurut Drs. Bomi Walgito, psikologi merupakan ilmu yang menyelidiki
serta mempelajari tentang tingkah laku serta aktifitas-aktifitas, dimana
tingkah laku serta aktifitas kitu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. 3

2. Pengertian Agama
Selanjutnya, agama juga menyangkut masalah yang berhubungan
dengan batin manusia. Harun Nasution berpendapat bahwa pengertian
agama berasal dari kata Al-din, religi,dan agama yang mengandung arti
menguasai, menundukkan, patuh, balasan dan kebiasaan. 4

1
Ela Nuraini, “Pengertian, Ruang Lingkup dan Manfaat Mempelajari Psikologi Agama”,
(https://elanuraniblog.wordpress.com/pengertian-ruang-lingkup-dan-manfaat-mempelajari-psikolo
gi-agama diakses pada tanggal 05 November 2020)
2
Firdaus, “Urgensi Pendidikan Agama Dalam Pendidikan”, Jurnal Al-Adyan,, Vol. IX,
No. 2, Tahun 2014, hlm 19.
3
Ela Nuraini, Op.Cit.
4
Ibid.
Dari pengertian tersebut, menurut Harun Nasution inti sarinya
adalah ikatan. Karena itu, agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan ghaib yang tak
dapat ditangkap oleh panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar
sekali terhadap kehidupan manusia sehari hari. 5
Dalam psikologis, agama lahir debagai refleksi jiwa manusia yang
lemah dalam menghadapi tantangan hidup ini, sementara agama
menyediakan system penyembahan kepada kekuatan yang lebih agung dari
pada manusia. Dengan demikian dapat dipahami bahwa agama merupakan
suatu pengakuan manusia terhadap suatu kekuatan yang lebih tinggi
darinya.6

Dengan demikian, dapat kita ambil kesimpulan bahwa psikologi agama


adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman
terhadap prilaku keagamaan pada jiwa manusia.
Psikologi agama menurut Prof. Dr. Zakiah Daratjat, adalah ilmu yang
mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya dalam
kelakuan dan tindak agama orang itu dalam hidupnya. 7
Menurut robert thouless, psikologi agama yaitu ilmu yang bertujuan
mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan
mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap
perilaku bukan keagamaan saja. 8

B. Hakikat Psikologi Agama


Biasanya orang orang yang mengerti tentang agama dan rajin
melaksanakannya didalam kehidupan sehari hari, moralnya dapat

5
Ibid.
6
Syaiful Hamali, “Eksistensi Psikologi Agama Dalam Pengembangan Masyarakat
Islam”, Jurnal Tapis, Vol. 8, No. 1, Tahun 2012, hlm 74.
7
8
Ahmad Fauzi, “Psikologi Umum”, (Bandung: Pustaka Setia, 2004) hlm 9.
dipertanggungjwabkan. Sebaliknya, orang yang akhlaknya merosot, biasanya
keyakinan terhadap agamanya kurang atau tidak sama sekali. Berangkat dari
permasalahan-permasalahan sepertai itulah , akhirnya psikologi banyak
membahas atau mengkaji tentang agama. Banyak penelitian yang dilakukan
untuk mengungkap tingkah laku manusia dalam kaitannya dalam kehidupan
beragama. Ketika mengkaji psikologi agama, seseorang dihadapkan pada dua
kata yakni “psikologi” dan “agama”. Kedua kata tersebut memiliki pengertian
yang berbeda, meskipun keduanya memiliki aspek kajian yang sama yaitu
aspek bathin. 9
Psikologi berarti studi ilmiah atas gejala kejiwaan manusia. Sebagai kajian
ilmiah, psikologi jelas mempunyai sifat teoritik , empiric dan sistematik.
Sementara agama bukanlah ilmu dalam pengertian kajian ilmiah. Agama
merupakan suatu aturan yang menyangkut cara-cara bertingkah laku,
berperasaan dan berkeyakinan secara khusus. setidaknya agama menyangkut
keilahian. Maksudnya, agama menyangkut segala sesuatu yang bersifat
ketuhanan. Sebaliknya, psikologi menyangkut manusia dan lingkungannya.
agama bersifat transenden, psikologi bersifat profane. Oleh karena itu,
psikologi tidak bisa memasuki wilayah ajaran keagamaan. Alasannya,
psikologi dengan watak keprofanannya itu sangat terikat dengan pengalaman
dunia, sementara agama merupakan urusan Tuhan yag sudah tentu mengatasi
semua pengalaman tersebut.
Disinilah sebenarnya duduk permasalahan timbulnya konflik pada awal
kemunculan disiplin psikologi agama. konflik tersebut muncul karena
kurangnya pemahaman terhadap hakikat psikologi agama. Memang telah
disadari merumuskan defenisi suatu ilmu yang mencangkup dua substansi
ilmu yang berbeda watak tidaklah mudah. Bila pendefinisian tersebut keliru,
bisa jadi akan menimbulkan kesan penggerogokan wilayah agama yang
transenden. ini jelas akan menimbulkan kemarahan besar dari kalangan ahli
agama. 10

9
Firdaus, Op.Cit, hlm 21.
10
Ibid, hlm 22
Agama dalam Encyclopediaof philosophy adalah kepercayaan kepada
tuhan yang selalu hidup , yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur
alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia. Agama
seseorang adalah ungkapan dari sikap akhirnya pada alam semesta, makna,
dan tujuannya atas segala sesuatu. Agama hanyalah upaya mengungkapkan
11
realitas sempurna tentang kebaikan melalui setiap aspek wujud kita.
Psikologi agama sebagai ilmu pengetahuan empiria tidak menguraikan
tentang tuhan dan sifat sifatnya, tapi dalam psikologi agama dapat diuraikan
tentang pengaruh iman terhadap tingkah laku manusia. Psikologi dapat
menguraikan iman agama kelompok atau iman agama individu, dapat
mempelajari lingkungan-lingkungan empiris dari gejala keagamaan, tingkah
laku keagamaan, atau pengalaman keagamaan, proses timbulnya kesadaran
beragama dan persoalan epiris lainnya. Ilmu psikologi agama hanyalah
menghadapi manusia dengan pendirian dan perbuatan yang berhubungan
dengan agama atau lebih tepatnya kehidupan beragama.
psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada
seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam
sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Di samping itu,
Psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa
agama pada seseorang, serta factor-faktor yang mempengaruhi keyakinan
tersebut.12

C. Sejarah perkembangan ilmu psikologi agama


1. Perkembangan Psikologi di Barat
Sejarah psikologi agama sebagai salah satu bidang psikologi yang
mempelajari dinamika psikologis fenomena-fenomena keagamaan
memang mengalami fluktuasi. Bidang ini sebenarnya sudah mulai muncul

11
Ibid.
12
Ibid.
pada akhir abad ke 19 dan permulaan abad ke 20, bersamaan dengan
lahirnya psikologi modern sendiri. 13
Awal kajian psikolog tentang gejala-gejala keagamaan secara
sistematis dimulai oleh penelitian G. Stanlay Hall pada tahun 1881,
tentang gejala religious conversion (perubahan kehidupan beragama
secaara dramatis, termasuk pindah agama) di kalangan remaja. Tahun
1899 terbit buku pertama berjudul The Psychology Of Religion, yang
ditulis oleh Edwin Diller Starbuck. Kemudian tahun 1900 George Albert
Coe menerbitkan buku The Spiritual Life. Bidang psikologi agama mulai
kelihatan sosoknya ketika William James yang juga dikenal sebagai
pelopor psikologi modern di amerika.
Testimulasi oleh karya karya diatas, menyebabkan Psikologi Agama
tumbuh dengan pesat. Dua jurnal ilmiah mulai muncul, yaitu The Journal
Of Religious dan The American Journal Of Religious and Education. Di
jerman muncul Archiv Fur ReligionPsychologis. Tokoh tokoh lain banyak
bermunculan dan buku buku di bidang Psikologi Agama semakin banyak
diterbitkan, tidak hanya diamerika dan inggris tetapi juga di Jerman dan
14
Prancis.
Perkembangan Psikologi Agama yang pesat diawal abad ke 20 ini
ternyata tidak berlangsung lama. Pada sekitar tahun 1920 kegiatan-
kegiatan ilmiah di bidang psikologi agama mengalami kemandegan, Jurnal
jurnal yang pernah muncul sebelumnya tidak terbit lagi. meski ada satu
atau duan buku psikologi agama yang terbit , tetapi tidak ada ide-ide baru
yang muncul.
Faktor yang menyebabkan kemandegan perkembangan bidang
psikologi agama adalah factor psikolog sendiri. Bagi para psikolog pada
waktu itu, Fenomena-fenomena keagamaan bukanlah sesuatu yang
menarik untuk dipelajari dan diteliti. 15

13
Subandi, “Psikologi Agama: Sebuah Tinjauan Teoritis”, Jurnal Buletin Psikologi, Vol.
6, No. 1, hlm 7.
14
Ibid.
15
Ibid, hlm 8.
Beit-Hallahmi juga menyebutkan factor psikolog sebagai penentu
perkembangan psikologi agama. Secara eksplisit dia bahkan
mengemukakan tesisnya bahwa ada hubungan antara kebaragamaan para
psikolog dengan minat yang ditunjukkan terhadap psikologi agama. Selain
factor psikolog itu sendiri, Beit-Hallahmi juga menyebutkan faktor sosial-
masyarakat sebagai hal yang turut andil dalam perkembangan Psikologi
Agama. Pada waktu psikologi agama mengalami stagnasi, kehidupan
beragama secara umum di amerika memang mengalami kemerosotan.
Agama disisihkan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini lebih lanjut
berdampak pada dunia ilmiah. Tak ada lembaga manapun yang mau
memberikan biaya untuk riset-riset dibidang psikologi agama, karena
dipandang tidak memiliki manfaat praktis yang berarti.
Argumentasi Beit-Hallahmi diatas tampak cukup kuat. Hal ini terlihat
pada tahun 1960, pada saat kehidupan beragama mulai banyak diminati
kembali di masyarakat (Amerika) dengan masuknya pengaruh dari tradisi
timur, maka pada saat itu pula perkembangan bidang psikologi agama
mulai bangkit kembali. Hal ini selain didukung kesadaran lembaga-
lembaga (termasuk pemerintah) akan pentingnya riset dibidang agama ,
juga keberagamaan para psikolog sendiri semakin meningkat.
Perkembagan psikologi agama semakin marak mulai tahun 1970 sampai
sekarang dengan munculnya berbagai jurnal ilmiah diberbagai Negara di
Eropa dan Asia. Selain itu, secara formal bidang ini telah diakui sebagai
bagian dari psikologi modern. 16

2. Perkembangan psikologi di Indonesia


Di Indonesia, Kajian tentang psikologi agama mulai muncul dan
diminati orang bahkan telah dimasukkan didalam materi pendidikan di
fakultas-fakultas di lingkungan perguruan tinggi agama. Universitas
Gadjah Mada juga andil dalam peran tersebut. Hal ini ditandai dengan
terbitnya jurnal pemikiran psikologi islami kalam. Salah satu hal yang

16
Ibid.
sangat mendukung perkembangan minat terhadap psikologi agama,
khususnya di fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada adalah
ditawarkannya bidang psikologi sebagai mata kuliah pilihan sejak tahun
1991. Selain itu, Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 1994
mengadakan symposium Nasional Psikologi Agama.
Zakiah Daratjat tampaknya sangat tertarik mempelajari psikologi
agama dilihat dari banyaknya karya-karya ilmiah yang telah beliau
sumbangkan. diantaranya adalah: Ilmu Jiwa Agama, Kesehatan Mental,
Remaja Harapan dan Tantangan, Perawatan Jiwa Untuk Anak-anak, dan
17
sebagainya.
Adapun ilmuan lain yang telah andil dalam perkembangan ilmu
psikologi agama di Indonesia adalah Djamaluddin Ancok dan Fuad
Nashori dengan karyanya: Psikologi Islami, Solusi Islam atas Problem
Psikologi, dan disusul dengan buku Integrasi Psikologi dengan Islam.
Ditengah derasnya arus materialisme sebagai dampak dari
pembangunan dewasa ini, diharapkan psikologi agama dapat memberikan
sumbangan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Psikologi agama akan
dapat membantu menyadarka keberagamaan kita yang barangkali jauh
tertinggal dari kemajuan intelektual. Di samping itu, psikologi agama
dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kerukunan antar umat
beragama di Indonesia, sehingga terjadinya konflik sara seperti terjadi di
beberapa Negara sejauh mungkin bisa dihindarkan. 18

17
Ibid.
18
Ibid.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata psikologi secara harfiah berasal dari kata psyche yang berarti “jiwa”
dan logos yang berarti “ilmu”. Dengan demikian psikologi dapat diartikan
dengan ”ilmu pengetahuan tentang jiwa” dan dapat disingkat dengan “ilmu
jiwa”.
agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan ghaib yang tak dapat ditangkap oleh panca indra, namun
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari
hari.
psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan
mengembangkan pemahaman terhadap prilaku keagamaan pada jiwa manusia.
psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada
seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam
sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya
Di Indonesia, Kajian tentang psikologi agama mulai muncul dan diminati
orang bahkan telah dimasukkan didalam materi pendidikan di fakultas-
fakultas di lingkungan perguruan tinggi agama.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk mengkritik ataupun memberi
saran kepada penulis bila mana didalam penulisan makalah ini terdapat
kekurangan ataupun kekhilafan agar bisa penulis jadikan untuk penulisan
makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Subandi. “Psikologi Agama: Sebuah Tinjauan Teoritis”. Jurnal Buletin Psikologi.


Vol. 6.No. 1
Syaiful Hamali. Tahun 2012. “Eksistensi Psikologi Agama Dalam Pengembangan
Masyarakat Islam”, Jurnal Tapis, Vol. 8, No. 1
Ahmad Fauzi. 2004. “Psikologi Umum”. Bandung: Pustaka Setia
Firdaus. Tahun 2014. “Urgensi Pendidikan Agama Dalam Pendidikan”.Jurnal Al-
Adyan,, Vol. IX, No. 2
Ela Nuraini. “Pengertian, Ruang Lingkup dan Manfaat Mempelajari Psikologi
Agama”. https://elanuraniblog.wordpress.com/pengertian-ruang-lingku-
dan-manfaat-mempelajari-psikolo gi-agama (diakses pada tanggal 05
November 2020)

Anda mungkin juga menyukai