Disusun Oleh :
Mukhammad Sholakhudin ( 20111330 )
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah
Aliran Pembaharuan Barat Islam dan Nasional ini dapat tersusun dengan baik.
Makalah ini kami susun berdasarkan panduan dan bimbingan dosen yang
terkait, yang di dalamnya membahas mengenai “Aliran Pembaharuan Barat
Islam dan Nasional” dan hal-hal yang masih berhubungan dengan materi.
Dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun jika ada materi dan
kalimat yang belum tersusun dengan baik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana deskripsi golongan Barat?
2. Bagaimana deskripsi golongan Islam?
3. Bagaimana deskripsi golongan Nasionalisme?
PEMBAHASAN
1
Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam (Jakarta: Raja
Grafindo Persada), hlm 116
2
ibid., hlm. 117.
menganjurkan supaya sekularisasi diadakan bukan terhadap negara, tetapi
terhadap masyarakat.
3
Ibid., hlm. 118.
Kalau tidak cocok, bukan pemikiran modernnya yang keliru melainkan nilai
Islamnya belum dapat diserasikan. Rasa bersimpati terhadap Barat dan semua
aspeknya, bahkan bisa jadi mendorong mereka akan mengambil sesuatu yang
negatif, asalkan nilai itu memang datang dari Barat.4
4
Ibid., hlm. 119.
5
Nasution, Harun.1988. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
Bulan Bintang . Hal 126
mereka harus diatur oleh kaum ulama. Disini konsep din-u-delvet persatu-
paduan antara agama dan negara, menccapai kesempurnaannya. Pemisahan
antara keduanya tidak mungkin.6
Dalam bidang ekonomi aliran Islam menolak sistem ekonomi
kapitalisme dan individualisme Barat, begitu juga sosialisme dan komunisme.
Bunga uang menurut mereka, sama dengan riba.mereka juga mengharamkan
asuransi, karena asuransi membawa kepada kekufuran yakni menyebabkan
masyarakat tidak percaya kepada qadha dan qadar. Meskipun demikian,
seorang tokoh aliran ini, Ahmad Nazmi tetap menganjurkan agar umat Islam
mempelajari dasar-dasar ekonomi modern untuk kemajuan Turki.
Dalam masalah pendidikan aliran Islam tidak menentang untuk
dimasukannya ilmu pengetahuan Barat dalam kurikulum madrasah. Yang
mereka tentang ialah pembinaan nilai-nilai sekuler melalui pendidikan.
Menurut mereka madrasah tradisional harus dipertahankan. Hilangnya sistem
pendidikan formal seperti ini akan menambah terjadinya dekandasi moral.
Menurut mereka hanya agamalah yang dapat menyelamatkan masyarakat dari
keruntuhan. Oleh karena itu, mereka ingin membuat sistem pendidikan yang
kuat nilai-nilai keislamannya.
Aliran ini terdiri atas tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan
kelompok kecil, dan keberadaannya pun relatif singkat, kelompok ini
tergabung dalam organisasi Jamiyyah Ilmiyyah al-Islamiyah yang memiliki
media cetak Bayan al-Haq sebagai media untuk menentang setiap ide yang
dimunculkan oleh aliran Barat. Polemik yang pernah muncul antara
golongan ini dengan Barat antara lain masalah poligami dan photography,
bagi golongan ini photography termasuk masalah yang membawa kekufuran.
Kelompok kedua dari Islamisme dipimpin oleh Said Nursi (1867-
1960), kelompok ini menghendaki suatu penghendaki suatu pemerintahan
yang memberlakukan syariat sebagi konstitusi. Mereka juga menghendaki
diberlakukannya syariat sebagi satu-satunya hukum yang berlaku bagi
6
Ibid., hlm. 134.
seluruh rakyat, mengingat mayoritas penduduk adalah Muslim (Niyazi Berkes,
1964).
Kelompok ketiga, yang merupakan kelompok terkuat dari Islamisme
adalah kelompok shirat al-Mustaqim, tokoh utama dari kelompok ini adalah
Mehmed Akif (1870-1936). Sebagaimana kelompok sebelumnya, kelompok
ini juga menentang keras adanya pemikiran yang akan memisahkan antara
agama dan negara. Mereka juga menentang faham yang menyamakan
kedudukan wanita dengan pria.
Menurut pendapat Mehmed Akif, untuk memajukan kerajaan Usmani
tidak perlu mengambil kebudayaan Barat secara utuh. Dalam hal ini dia
memberi contoh bangsa Jepang yang bisa maju dengan memfilter ilmu
pengetahuan dan teknologi bangsa Barat saja dan meninggalkan
kebudayaannya. Dia juga berpendapat, bahwa kelemahan umat Islam saat ini
bukan karena agamanya. Dia menolak dengan keras pendapat yang
mengatakan bahwa agama merupakan penghalang dan penghambat kemajuan
(Harun Nasution, 1988).7
7
Ilyas, Muhtarom Muhammad. 2014 TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme,
Islamisme dan Nasionalisme. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/316925272_TIGA_ALIRAN_PEMBAHARUAN_Weste
rnisme_Islamisme_dan_Nasionalisme [accessed Nov 15 2018].
keprihatinan bersama sebagai bangsa Turki.ia menaro hormat yang tinggi
terhadap bangsa nya yang ia pandangi dengan penuh kebanggaan dan
kepercayaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa baik golongan Barat
maupun golongan Nasionalis Turki tidaklah mengabaikan Islam dan
pemikiran pembaharuan mereka. Keduanya mengingini pembaharuan dalam
Islam dan bukan di luar Islam. Dalah hal ini mereka sefaham dengan golongan
Islam. Perbedaan mereka dengan golongan Islam ialah bahwa golongan Islam
dalam pembaharuan bersifat tradisional, sedangkan golongan lainnya bersifat
modernis, ingin mempertahankan tradisi dalam Islam.
. B. Saran
Sebagai penutup dari makalah ini, tak luput pula kami ucapkan ribuan
terima kasih pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam
pembuatan makalah ini. Di samping itu, masih banyak kekurangan serta jauh dari
kata kesempurnaan, tetapi kami semua telah berusaha semaksimal mungkin
dalam pembutan makalah yang amat sederhana ini. Maka dari pada itu kami
semua sangat berharap kepada semua rekan-rekan untuk memberi kritik atau
sarannya, sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa menjadi yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Inacik, Halil. The Ottoman Empire. Jakarta: Buku Pintar Sejarah Islam
Toprak, Binnaz. 1981. Islam and Political Development in Turkey. E.J. Brill.
Leiden