Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN” Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Jeneponto, 07 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2

C. Tujuan Makalah............................................................................................................. 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran........................................................................... 3

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran................................................................................. 4

C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran................................................................... 6

D. Manfaat Perencanaan Pengajaran.................................................................................. 7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 8

B. Saran.............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan kualitas sumberdaya manusia sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan


manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya serta untuk kesejahteraan bangsa mencakup
pengembangan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya pembangunan.

Manusia sebagai insan menjadi perhatian karena dalam peningkatan sumberdaya, manusia
menjadi dasar dari kehidupan dirinya. Tentunya keberhasilan membangun manusia sebagai insan
seutuhnya akan menentukan keberhasilan membangun manusia pada sisi lainnya, yaitu pelaku dalam
membangun diri dan lingkungannya.

Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia, pendidikan dapat dikatakan
sebagai katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia. Berkenaan perbincangan pendidikan,
dalam konteks ke Indonesiaan, maka hal tersebut identik dengan pendidikan formal di sekolah yang
paradigma, pendekatan, bentuk, pengelolaan, kurikulum dan manajemennya dari pemerintah.

Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan
perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih belum
memberikan hasil yang memuaskan.

Dalam sebuah kutipan Adang Rukhiyat tentang survey mutu pendidikan Internasional, Indonesia setia
menempati peringkat bawah. Human Development Index (HDI) memposisikan Indonesia di peringkat
102 dari 106 negara yang disurvey. Sementara PERC (The Political Economic Risk Consultation)
menempatkan sistem pendidikan Indonesia pada peringkat ke-12 dari 12 negara yang disurvey, satu
peringkat di bawah Vietnam.

Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah dengan
membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang strategis akan
dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan
pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponen-komponen yang ada dalam lingkungan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah Konsep dasar perencanaan pembelajaran?

2. Apa fungsi dan tujuan perencanaan pembelajaran?

3. Bagaimana rasionalisasi perencanaan pembelajaran

4. Bagaimana prinsip-prinsip pembuatan perencanaan pembelajaran?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran

2. Mengetahui fungsi perencanaan pembelajaran

3. Memahami rasionalisasi perencanaan pembelajaran

4. Mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang membangunnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses, cara, perbuatan
merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar.

Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah proses pemecahan


masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Bintoro Cokroamijoyo menyebut
perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan utuk
mencapai tujuan tertentu. Sedang Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah dengan mempersiapkan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berkaitan dengan pengertian perencanaan pembelajaran, para ahli memiliki pendapat berlainan
meskipun memiliki tujuan yang sama, diantaranya adalah: Branch yang mengartikan perencanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan
cara yang konsisten dan reliable. Ritchy memberi arti perencanaan pembelajaran sebagai ilmu yang
merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan
fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan
menyebut rencana pembelajaran sebagai proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan
pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan
evaluasi.

Oval: 3Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran sebagai suatu
proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi
guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam
bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif adalah
pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan pemahaman, dan
informasi agar pengetahuan menjadi lebih baik. Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah
pengembangan sikap siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran, maupun pengembangan sikap
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pengembangan perilaku dalam bidang
psikomotor adalah pengembangan kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu, maupun
menggunakan potensi otak untuk memecahkan permasalahan tertentu.
Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka juga dapat
disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku
serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan
tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.

Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran mempunyai
karakteristik sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan
pembelajaran tidak disusun sembarangan tetapi dengan mempertimbangkan segala aspek yang
mungkin dapat berpengaruh, dan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan merupakan fokus utama dalam perencanaan
pembelajaran.

3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang


meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan
seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah menyelesaikan proses
pembelajarannya.

Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau tidak ada perencanan yang baik, tidak
hanya siswa yang akan tidak terarah dalam proses belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan
bisa salah arah dalam proses belajar yang dikembangkannya pada siswa.

Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, mungkin pendapat Oemar Hamalik bisa dijadikan
sebagai acuan, yakni;

1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah, dan hubungannya
dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian


tujuan pendidikan.

3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya organisasi
kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.

4. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk
mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.
5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan
profesionalnya.

6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan

jaminan atas diri sendiri.

7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan lebih
efektif dan efisien[3]

Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi perencanaan pembelajaran sebagai
berikut:

a. Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan balik
yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan
memperbaiki program.

b. Fungsi Inovatif

Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang
dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.

c. Fungsi selektif

`Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan
efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang
dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Fungsi Komunikatif

Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik
guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen
perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang
hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.

e. Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi
setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya,
perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil
yang akan diperoleh.

f. Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan
untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.
g. Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh
yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan.
Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.

h. Fungsi kontrol dan evaluatif

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana
materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan
kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan organisasi
instruksional. Yang dimaksud dengan organisasi instruksional adalah perencanaan pembelajaran
mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran atau disebut juga dengan desain instruksional.
Komponen organisasi instruksional yang dimaksud adalah:

1. tujuan pembelajaran,

2. materi pembelajaran,

3. metode pembelajaran,

4. langkah-langkah interaksi pembelajaran,

5. sumber belajar yang digunakan, dan

6. evaluasi pembelajaran

Secara sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan


pembelajaran, merumuskan isi/materi pembelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan
belajar, dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang digunakan serta merumuskan
evaluasi pembelajaran. Untuk itu dalam bahan kuliah ini akan diarahkan bagaimana mahasiswa dapat
membuat perencanaan pembelajaran tersebut.

Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan
tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswa-siswinya. Perencanaan pembelajaran
juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian,
maka perencanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan
pedoman siswa-siswi dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis.

Menentukan alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja, sasaran,
dan kegiatan usahanya.
D. Manfaat Perencanaan Pengajaran

Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untruk melaksanakan
tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga
dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyususan data agar terjadi keseimbangan kerja.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya menitikberatkan pada
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan
perilaku siswa.

perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil berpikir


secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta
rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan
tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.

Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian prinsip-prinsip yang bisa
menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian, hasil akhir dari proses pembelajaran akan
menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni.

B. Saran

Untuk menjadi guru yang profesional sangat ditekankan untuk memahami perencanaan pembelajaran
seutuhnya, baik secara teoritis maupun praktis. Guru sangat diharapkan tidak terkungkung dalam
kondisi statusquo yang menganggap puas dengan ilmu yang sudah ada, tetapi ia harus lebih aktif lagi
dalam mengembangkan kemampuan di bidangnya, baik dalam penyampaian maupun dalam
penguasaan materi. Dengan kata lain, guru harus menyukai novelti dan membuang jauh-jauh bersandar
penuh pada pengalaman saja.

Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis berharap masukan
dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B.Uno. 2010. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta., Bumi Aksara

Hernawan, H A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Upi Press Jumhana, Nana & Sukirman.
(2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

novelti dan membuang jauh-jauh bersandar penuh pada pengalaman saja.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djuharie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Yrama Widya

Hornby, A S. 2000. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Sixth Edition. New York:
Oxford University Press

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Mulyana, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Rosda

Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKNAS RI. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengaja: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar:
Teknik Penyajian. Jakarta: Rineka Cipta

Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching

Sadiman. 2006. Teknologi Informasi dan Komunikasi Jilid 3 untuk SMA Kelas XII Berdasarkan Standar Isi
2006. Jakarta: Erlangga

Sudjana, Nana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung:
Sinar Baru Algesindo

Sutikno, M. Sobry. 2009. Pengelolaan Pendidikan: Tinjauan Umum dan Konsep Islami. Bandung:
Prospect

Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2005. Himpunan Perundang-Undangan RI Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya. Bandung: Nuansa
Aulia
MAKALAH
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran PAI

IRMAWATI
TARBIYAH
SEMSESTER V

Nama Dosen: Abdul Wahid Hasan,S.Pd.,M.Pd


M.K Pengembangan Sistem Perencanaan PAI

Anda mungkin juga menyukai