Anda di halaman 1dari 14

HUKUM REBONDING RAMBUT

Disusun Oleh :

RENA AGUSTIN
2018.01.078

Dosen pengampuh

Zainal Abidin, M.Ag.

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QURAN AL-ITTIFAQIAH ( IAIQI )


INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia-nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan segala kesalahan
dan kekurangannya guna memenuhi tugas mata kuliah Masail Fiqhiyah Haditsah

Sholawat serta salam tidak lupa kita hanturkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW dan semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atnya kelak
di hari kiamat. Aminn.

Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan kami juga mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan
dan kekurangan namun tentunya kami menyadari bahwa kami hanyala manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
Oleh karena itu kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya makalah ini diwaktu mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum.Wr.WB

Indralaya, 2 Oktober 2021

Pemakalah

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tusjuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rebonding..................................................................................3

B. Hukum Rebonding ......................................................................................4

C. Pendapat Para Ulama Tentang Rebonding.................................................6

D. Dampak Positif Dan Negatif Rebonding.................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................11

B. Saran.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama yang mengatur segala sendi kehidupan umatnya diturunkan
dengan membawa aturan-aturan hukum yang dapat dipedomani guna kemaslahatan hidup.
Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al Quran dan Sunah Nabi, meski dalam
penerapannya masih memerlukan proses penggalian yang mendalam sehingga diperoleh
suatu keputusan hukum yang baku.

memiliki tekstur rambut yang lurus menjadi dambaan setiap wanita yang
menginginkannya , ikal maupun tebal. Hal ini memang banyak dipengaruhi oleh persepsi
orang Indonesia akan rambut indah yang sudah mengakar seperti layaknya sebuah nilai
budaya. Menurut mereka, rambut yang indah itu adalah rambut yang lurus, panjang, terlihat
natural, dan sehat. Dengan rambut lurus, penampilan jadi semakin nampak terlihat muda dan
segar. Kebutuhan untuk memiliki rambut lurus juga didukung oleh mudahnya perawatan
yang dilakukan. Rambut lurus tidak membutuhkan perawatan dan styling yang sukar seperti
banyak model rambut yang lain. Fenomena rebonding rambut merupakan tren yang terjadi di
kalangan perempuan di Indonesia

Dalam memahami dan menggali suatu kaidah hukum sehingga ia mendapatkan


pedoman dalam menetapkan hukum yang berkaitan dengan suatu permasalahan. Hal ini dapat
dimengerti sebab suatu hukum harus mampu menyesuaikan waktu dan tempat dimana
kehidupan berlangsung, juga harus mampu memberikan solusi tepat bagi problematika
kehiupan umat.

Guna memperoleh pemahaman yang benar dan akurat mengenai halal atau haramnya
suatu persoalan rebonding dalam hukum, maka dengan penyusunan makalah ini akan
mencoba menggali dan mengkaji lebih lanjut mengenai hal tersebut dalam makalah ini

B. Rumusan Masalah
1
1. Apa pengertian rebonding?

2. Bagaimana hukum rebonding?

3. Bagaimana pendapat para ulama tentang rebonding?

4. Apa saja dampak positif dan negatif rebonding?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian rebonding.

2. Untuk mengetahui bagaimana hukum rebonding.

3. Untuk mengetahui bagaimana pendapat para ulama tentang rebonding.

4. Untuk mengetahui apa saja dampak positif dan negatif rebonding.

BAB II

PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Rebonding

Rebonding adalah meluruskan rambut agar rambut jatuh lebih lurus dan lebih indah
rebonding ialah perawatan permanen karena memengaruhi struktur rambut. Ini mungkin
berlangsung selama satu tahun, tergantung waktu yang dibutuhkan rambut seseorang untuk
tumbuh kembali.

Rebonding dapat dilakukan untuk semua jenis rambut meskipun itu lebih disukai oleh
orang-orang dengan rambut keriting, tebal dan tidak terkendali. Perawatan ini adalah proses
yang panjang dan perlu dilakukan dengan sangat hati-hati karena bahan kimia dapat
menyebabkan kerusakan pada rambut dan kulit.

Proses rebonding yakni melumuri rambut dengan krim berbahan kimia, mencatok,
hingga menyetrika rambut dengan alat pelurus rambut bersuhu tinggi. Krim berbahan kimia
tersebut masuk dan mengubah struktur protein dalam rambut yang disebut keratin. Bahan
kimia ini mengubah keratin yang terdiri dari unsur sistin (cystine), yakni senyawa asam
amino yang memiliki unsur sulfida yang melahirkan rambut lurus atau keriting. Disulfida ini
yang membuat molekul mempertahankan bentuk-bentuk tertentu.

Pada proses rebonding, pemberian krim tertentu bertujuan untuk memutus disulfida itu
sehingga bentuk rambut yang keriting menjadi lurus. Proses rebonding menghasilkan
perubahan permanen pada rambut yang terkena aplikasi. Namun, rambut baru yang tumbuh
dari akar rambut akan tetap mempunyai bentuk rambut yang asli.

Rebonding bukan pelurusan rambut biasa yang hanya menggunakan perlakuan fisik,
tapi juga menggunakan perlakuan kimiawi yang mengubah struktur protein dalam rambut
secara permanen. 

B. Hukum Rebonding

Rebonding hukumnya haram, karena termasuk dalam proses mengubah ciptaan Allah
(taghyir khalqillah) yang telah diharamkan oleh nash-nash syara’.

3
‫ق هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن‬ َ F‫ام َواَل ٰ ُم‬F
َ F‫رنَّهُ ْم فَلَيُ َغيِّر َُّن خ َْل‬F ِ F‫ضلَّنَّهُ ْم َواَل ُ َمنِّيَنَّهُ ْم َواَل ٰ ُم َرنَّهُ ْم فَلَيُبَتِّ ُك َّن ٰا َذانَ ااْل َ ْن َع‬
ِ ُ ‫َّواَل‬
‫يَّتَّ ِخ ِذ ال َّشي ْٰطنَ َولِيًّا ِّم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ فَقَ ْد خَ ِس َر ُخ ْس َرانًا ُّمبِ ْينًا‬

”dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada
mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka
benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu
mereka benar-benar mengubahnya).” Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain
Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata” (QS An-Nisaa` [4] : 119).

Ayat ini menunjukkan haramnya mengubah ciptaan Allah (‫ق هللا‬F‫) تغيير خل‬, karena
syaitan tidak menyuruh manusia kecuali kepada perbuatan dosa. Dalam tafsir al-Maraghi
1
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah pengubahan sifat insani dari
apa yang telah Allah swt fitrahkan kepada manusia.

Padahal Allah swt telah menciptakan sesuatu dalam keadaan sangat baik, tetapi
mereka malah mengubahnya dan merusak apa yang sudah Allah swt ciptakan itu.

Mengubah ciptaan Allah didefinisikan sebagai proses mengubah sifat sesuatu


sehingga seakan-akan ia menjadi sesuatu yang lain, atau dapat berarti menghilangkan sesuatu
itu sendiri. Definisi lainnya adalah Membuat perubahan kekal pada anggota yang normal,
kekal disini tidak semestinya kekal selamanya. Pengubahan yang memakan masa berbulan-
bulan juga dianggap sebagai pengubahan yang diharamkan sekiranya untuk kecantikan.

Maka dari itu, rebonding termasuk dalam mengubah ciptaan Allah, karena rebonding
telah mengubah struktur protein dalam rambut secara permanen sehingga mengubah sifat
atau bentuk rambut asli menjadi sifat atau bentuk rambut yang lain. Dengan demikian,
rebonding hukumnya haram.

 Selain dalil di atas, keharaman rebonding juga didasarkan pada dalil Qiyas. Dalam
hadis Nabi SAW, diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA, dia berkata:

1
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, 1986, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi 5, alih bahasa Bahrun Abu Bakar dan

Hery Noer Aly, cet. Ke-1, Toha Putra, Semarang.

4
“Allah melaknat orang yang membuat tato dan orang yang minta ditato, pencukur
bulu alis dan orang yang dicukur bulu alisnya, orang yang merenggangkan gigi untuk
kecantikan yang mengubah ciptaan Allah” (HR. Bukhari Muslim).

Hadits ini telah mengharamkan beberapa perbuatan yang disebut di dalam nash, yaitu
mentato, minta ditato, mencabut atau minta dicabutkan bulu alis, dan merenggangkan gigi.
Keharaman perbuatan-perbuatan itu sesungguhnya didasarkan pada suatu illat (alasan
penetapan hukum), yaitu mencari kecantikan dan mengubah ciptaan Allah. Dengan demikian,
rebonding hukumnya juga haram, karena dapat diqiyaskan dengan perbuatan-perbuatan
haram tersebut, karena ada kesamaan illat, yaitu mencari kecantikan dan mengubah ciptaan
Allah. Abu Ja’far Ath-Thabari berkata,

Dalam hadis ini terdapat dalil bahwa wanita tidak boleh mengubah sesuatu dari apa
saja yang Allah telah menciptakannya atas sifat pada sesuatu itu dengan menambah atau
mengurangi, untuk mencari kecantikan, baik untuk suami maupun untuk selain suami.
(Imam Syaukani, Nailul Authar,Ibnu Hajar, Fathul Bari,Tuhfatul Ahwadzi,).

Selain itu nilai kemashlahatan rebonding itu sedikit karena dapat merusak rambut dan
termasuk pemborosan. Biaya perawatan yang dikeluarkan tidak sedikit. Padahal perbuatan
pemborosan termasuk mubazir dan para pemboros itu termasuk orang yang masuk dalam
perangkap setan. Sebagaimana dalam QS. Al-Isra' Ayat 27

‫اِ َّن ْال ُمبَ ِّذ ِر ْينَ َكانُ ْٓوا اِ ْخ َوانَ ال َّش ٰي ِطي ِْن ۗ َو َكانَ ال َّشي ْٰط ُن لِ َرب ِّٖه َكفُوْ رًا‬

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Adapun meluruskan atau mengkritingkan rambut tanpa perlakuan kimiawi yang


mengubah struktur protein rambut secara permanen, yakni hanya menggunakan perlakuan
fisik, seperti menggunakan rol plastik dan yang semisalnya, hukumnya boleh. Karena illatnya
tidak termasuk mengubah ciptaan Allah, tapi termasuk tazayyun (berhias) yang dapat
ditentukan kapan berakhirnya rambut dapat lurus dan dapat keriting dan bukan al-zalah dan
ini dibolehkan bahkan dianjurkan syara’, dengan syarat tidak boleh ditampakkan kepada yang
bukan mahram. Hal ini sama halnya dengan merapikan rambut, berbeda dengan

5
menyambung rambut, mentato dan menipiskan 2alis yang berakhirnya atau kekekalannya
tidak dapat ditentukan dan bersifat al-izalah.

C. Pendapat para ulama tentang rebonding

Ada perbedaan pendapat ulama dalam hal ini, pendapat yang membolehkan
sebagaimana difatwakan ulama-ulama kontemporer baik di Timur Tengah maupun Tanah
Air. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2010 terkait  rebonding rambut ini juga
memperbolehkan. Asalkan, tujuan dari rebonding tersebut dalam rangka berhias untuk suami.
Bahan-bahan yang dipakai harus halal dan baik, dan proses rebonding tidak membahayakan
atau merusak rambut.

Para ulama yang membolehkan berdalil soal urusan rebonding rambut adalah perkara
muamalah yang boleh hukumnya selama tidak ada dalil yang melarangnya.

Persoalan rebonding  juga belum ada di zaman salafus shaleh, jadi mustahil ada dalil
pelarangannya. Hukum dalam masalah ini hanya berasal dari ijtihad ulama mu'ashirah yang
posisinya tentu tak sekuat Alquran dan sunnah.

Dalam penentuan halal-haramnya, MUI sendiri lebih mempersoalkan tujuan dari


rebonding itu sendiri. Apabila tujuan rebonding tersebut untuk merawat tubuh, menjaga
keindahan sebagai makhluk Allah, serta menyenangkan hati suami, maka hal ini
diperbolehkan bahkan mendapatkan pahala dari Allah.

Sebaliknya, jika ditujukan untuk menggoda lawan jenis dengan tujuan maksiat, sudah
tentu diharamkan. Mengacu kepada hadis Rasulullah SAW, "setiap amal tergantung dari
niatnya." (HR Bukhari Muslim).
 
Sementara kalangan yang mengharamkan, berdalil bahwa rebonding termasuk perbuatan
mengubah ciptaan Allah SWT.

Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur mengharamkan


rebonding atau pelurusan rambut bagi perempuan Islam yang belum bersuami. Forum
Bathsul Masa'il Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur secara tegas menfatwakan

2
Prof.Dr.K.H.Ahmad Zahro,M.A.,Fiqih kontemporer,(Surabaya, Media kreativa, 2016), Hal.226
6
haramnya rebonding rambut. 3Menurut mereka, ada proses kimiawi dalam proses perawatan
rambut tersebut yang masuk dalam istilah "la tabdila li khalqillah" (larangan mengubah
ciptaan Allah).

D. Dampak Positif Dan Negatif Rebonding

Meski Kemashlahatan rebonding itu sedikit karena dapat merusak rambut dan termasuk
pemborosan. Akan tetapi Apabila tujuan rebonding tersebut untuk merawat tubuh, menjaga
keindahan sebagai makhluk Allah maka Adapun dampak positif yang bisa diambil sebagai
berikut:

 Dampak Positif

1. Menjadikan rambut lurus

manfaat terbesar dari rebonding adalah meluruskan rambut dalam waktu yang singkat.


tidak perlu menggunakan catokan saat sudah melakukan rebonding. Dengan begitu dapat
meminimalkan kerusakan pada rambut .Meskipun telah melakukan rebonding, tetap harus
merawat akar rambut. Karena rebonding tidak akan mempengaruhi rambut yang belum
tumbuh dari kulit kepala.

2. Bebas dari kusut dan menjadi lebih berkilau

Hasil akhir dari proses rebonding adalah rambut akan bebas dari kusut dan tampak
lebih berkilau. dapat dengan mudah memeliharanya setelah melakukan rebonding. juga tidak
perlu bersusah payah dalam menata rambut. Tetapi setelah melakukan rebonding, tetap perlu
melakukan perawatan rambut secara rutin.

3. Memberikan penampilan yang lebih rapi

Rambut yang lurus memang identik dengan rapi.

3
H Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Bandung, Sinar baru algensindo, 2020), Hal.192
7
 Dampak negatif rebonding

1. Rambut kering

Saat rambut diluruskan menggunakan alat pencatok, kelembapan rambut diserap


hingga dapat mengeringkan rambut. 4Agar rambut bisa lurus, kelembapan perlu ditarik
sehingga rambut mudah diatur bentuknya. Satu-satunya cara agar kelembaban dari rambut
bisa lepas adalah dengan memanaskannya. Menggunakan alat pencatok dan perawatan kimia
untuk meluruskan rambut secara teratur dalam waktu lama dapat menyerap minyak alami
rambut dan membuatnya sangat kering dan rapuh.

2. Keriting

Beberapa orang melakukan pelurusan rambut untuk menyingkirkan rambut


keritingnya. Ini memang berhasil, namun seiring berjalannya waktu, kebiasaan meluruskan
rambut baik yang sementara maupun permanen hanya akan membuat rambut tambah keriting.
Ini disebabkan oleh efek rambut kering yang bisa memicu keritingnya rambut.

3. Rambut bercabang

Ujung rambut yang bercabang biasanya terbentuk ketika rambut yang mulai melemah
mulai dari tengah. Ini bisa disebakan oleh rambut yang kering dan rusak akibat proses
5
pelurusan rambut. Rambut bercabang kemudian bisa menimbulkan kerontokan dan
kerusakan yang lebih parah lagi.

4. Rambut kusam

Keringnya rambut disebabkan karena hilangnya minyak alami di kulit kepala dan
kelembapan rambut. Hal ini dapat berdampak pada kliau rambut. Hilangnya kilau rambut
akan membuat rambut jadi tampak lebih kusam tak bernyawa.
4
Khalid al-Husainan,fiqih wanita,( Ad-dar al-Alamiyah Li an-Nasyr wa at-Tauzi,2015),Hal.117

5
Khalid al-Husainan,fiqih wanita,( Ad-dar al-Alamiyah Li an-Nasyr wa at-Tauzi,2015),Hal.119

8
5. Rambut rontok

Menerapkan panas secara teratur merusak tidak hanya rambut tetapi juga folikel
rambut. Bahan kimia yang digunakan dalam meluruskan rambut permanen juga melepaskan
kerusakan yang tak terhitung pada akar rambut. Ketika rambut melemah, ia akan mudah
rontok dan rusak. Berulang kali menggunakan catokan rambut atau secara berkala melakukan
pelurusan rambut permanen akan memicu lemahnya struktur rambut. Berulang kali
menggunakan pelunak kimia dan alat penata panas dapat membunuh folikel rambut dan
menyebabkan kerontokan rambut permanen.

6. Kulit Kepala Gatal

Kematian folikel rambut juga menyebabkan kurangnya produksi minyak alami yang
menjaga kulit kepala tetap lembap. Ini menyebabkan kering, mengelupas, dan gatal di kulit
kepala yang bahkan dapat menyebar ke dahi dan leher.

7. Perubahan teksur rambut

Zat kimia yang digunakan dalam pelurusan rambut permanen dapat mengubah tekstur
rambut secara permanen pula. Tidak ada jenis perawatan rambut dan masker rambut yang
dapat membantu mendapatkan kembali helai rambut sehat alami. Satu-satunya pilihan saat ini
terjdai adalah menumbuhkan rambut alami sepenuhnya.

8. Pertumbuhan Rambut Lebih Lambat

Meluruskan rambut tanpa menggunakan pelindung panas yang tepat dapat merusak
kutikula rambut secara permanen. Ini menyebabkan pertumbuhan rambut lebih lamban. Saat
tumbuh, rambut yang tumbuh juga merupakan rambut yang keriting atau bergelombang.
Tampilan rambut juga akan seperti keriting di bagian atas dan rambut lurus di bagian bawah.
Pertumbuhan ini hanya akan menimbulkan tampilan yang kurang baik.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

hukum rebonding tergantung kepada illatnya, bisa menjadi halal dan bisa menjadi
haram. Jika untuk merubah ciptaan Allah dengan masa rebonding yang lama atau tidak dapat
ditentukan kapan berakhirnya masa rebonding dan untuk pamer saja maka hukumnya haram
karena diqiyaskan dengan mencukur bulu alis, menyambung rambut dan merapihkan gigi.
Namun jika untuk berhias dan tidak untuk merubah ciptaan Allah dengan masa
perebondingan yang bisa ditentukan kapan berakhirnya, misalnya sehari atau dua hari maka
itu dibolehkan, karena diqiyaskan dengan merapihkan rambut.

B. Saran

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami untuk
mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dan dapat bermanfaat dan bisa di fahami

10
oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
Bapak Dosen yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Musthafa Al-Maraghi, 1986, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi 5, alih bahasa Bahrun


Abu Bakar dan Hery Noer Aly, cet. Ke-1, Toha Putra, Semarang.

Prof.Dr.K.H.Ahmad Zahro,M.A.,Fiqih kontemporer,(Surabaya, Media kreativa, 2016),


Hal.226

H Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Bandung, Sinar baru algensindo, 2020), Hal.192

Khalid al-Husainan,fiqih wanita,( Ad-dar al-Alamiyah Li an-Nasyr wa at-


Tauzi,2015),Hal.117

Khalid al-Husainan,fiqih wanita,( Ad-dar al-Alamiyah Li an-Nasyr wa at-


Tauzi,2015),Hal.119

11

Anda mungkin juga menyukai