Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RAMBU-RAMBU DESAIN PEMBELAJARAN PAI

DISUSUN DAN DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT


MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH DESAIN PERENCANAAN DAN
PEMBELAJARAN PAI
Dosen Pengampu : Luqman Hakim, M.Pd.I

Disusun Oleh
1. Sofyandika
2. Saiyadi 22008401011080
3. Siti Aisyah Tullukanda 22008401011038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
2022

Sekretariat :
Jl. Raya Putatlor Gondanglegi Malang
Telp. 0341879024 WA. 085646374000
Web. www.alqolam.ac.id
Email. info@alqolam.ac.id

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, hidayah serta inayahnya kepada kami, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Rambu-rambu Desain Pembelajaran
PAI” Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin jika masih
banyak kesalahan dalam penulisan maupun tata bahasa kami mohon maaf yang
sebesar besarnya. Ke depannya kami akan memperbaiki isi dari makalah yang
kami buat. Dengan keterbatasan pengetahuan, kami mohon agar memberi kritikan
maupun saran untuk makalah kami, agar bisa membangun dalam pembuatan
makalah dengan baik. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang
pendidikan ini, bisa bermanfaat dan menjadikan inspirasi bagi pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 21 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................


A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................
A. Pengertian desain pembelajaran.............................................................................. 2
B. Macam-macam model desain pembelajaran.......................................................... 4
C. Rambu-rambu desain pembelajaran...................................................................... 10
D. Peran dan fungsi desain pembelajaran................................................................. 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikan di
Indonesia, seluruh elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung
dengan pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan profesional untuk
mengembangkan pendidikan. Selain itu, para pelaku pendidikan juga
diharapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bersama sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan pendidikan.
Untuk itulah perlu adanya cara atau metode untuk menjawab
tangtangantantangan yang muncul seiring dengan berkembangnya waktu,
maka muncullah cara atau metode yang disebut perencanaan dan desain
pembelajaran yang diharapkan akan lebih memudahkan proses belajar
mengajar, dan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan agama islam.
Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian
perencanaan, desain-desain pembelajaran yang tujuannya untuk
mempermudah dalam prosese belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain pembelajaran ?
2. Apa saja macam-macam model desain pembelajaran ?
3. Apa saja rambu-rambu desain pembelajaran ?
4. Apa fungsi dan peran desain pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Mengatahui pengertian desain pembelajaran
2. Mengetahui macam-macam model desain pembelajaran
3. Mengetahui rambu-rambu desain pembelajaran
4. Mengetahui fungsi dan peran desain pembelajaran

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pembelajaran
Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dalam proses pendidikan.
Pelaksanaannya melibatkan komponen-komponen penting seperti guru,
peserta didik, interkasi, bahan, metode, juga penilaian. Pembelajaran sangat
bersentuhan dengan operasionalisasi standar proses pembelajaran.
Ketercapaian standar kompetensi lulusan dan kompetensi inti, terutama pada
implementasi kurikulum 2013, sangat tergantung pada pelaksanaan standar
proses.
Desain merupakan rancangan, kerangka, atu model. Dalam konteks
bahasa, kata desain berasal dari bahasa inggris, design yang bermakna: 1)
“kerangka bentuk” atau “rancangan”, contoh a) desain mesin pertanian itu
dibuat oleh mahasiswa fakultas teknik, b) kerangka bentuk suatu bangunan
(rumah, taman, dsb); 2) bermakna motif, pola, corak, contoh a) desain batik
Indonesia banyak ditiru di luar negeri, desain bangunan, b) motif bangunan,
pola bangunan, corak bangunan.
Harjanto menjelaskan bahwa istilah pengembangan sistem pembelajaran
(instructional system development) dan desain pembelajaran (instructional
design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara
tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti kata ada perbedaan
antara “desain” dan “pengembangan”. Kata “desain” berarti membuat sketsa
atau pola atau outline atau rencana pendahuluan. Sedang “pengembangan”
berarti membuat tumbuh secara terarur untuk menjadikan sesuatu lebih besar,
lebih baik, lebih efektif dan sebagainya.
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik.
M. Atwi Suparman mendefinisikan desain pembelajaran (pengembangan
instruktsional/ desain instruksional/ perancangan pembelajaran) sebagai suatu
proses sistematis, dan efektif dalam mengidentifikasi masalah,
mengembangkan strategi, bahan, evaluasi, efektifitas, dan efisien dalam

2
mencapai tujuan pembelajaran.1 Sedangkan menurut Reigeluth desain
pembelajaran adalah proses untuk menentukan metode pembelajaran apa
yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan
ketrampilan pada diri siswa ke arah yang dikehendaki. Proses ini berisi
penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu
tejadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori
belajar yang sudah teruji secara pedagosis dan dapat terjadi hanya pada siswa,
dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari
pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara
ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asusmsi.2
Definisi yang lebih elaboratif mengenai desain pembelajaran
diekmukakan oleh Rothwel & Kazanas merekia menegaskan bahwa desain
pembelajaran bukan sekedar tentang membuat kegiatan pembelajaran, akan
tetapi desain pembelajaran adalah tentang analisis secara sistematis masalah
kinerja manusia, mengidentifikasi akar penyebab dari masalah tersebut,
mempertimbangkan berbagai bentuk solusi untuk masalah tersebut, dan
mengimplementasikan solusi tesebut yang memang dirancang unutk
meminimalisir konsekuensi yang tidak diharapkan dari perbaikan tersebut.3
Berdasarkan definisi-definisi di atas, sintesis tentang definisi desain
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut: desain pembelajaran adalah
suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan
perancangan bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian
rancanga guna menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien. Bahan atau
produk pembelajaran dalam hal ini dapat berupa kegiatan pembelajaran,

1 Rudi Ahmad Suryadi dan Aguslani Mushlih, Desain & Perencanaan Pembelajaran, cetakan I
(Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019), halaman 2-4.
2 https://anasamawa08.blogspot.com/2019/02/makalah -rambu-rambu-desain-pembelajaran.html
diakses pada 16 Maret 2021
3 Susilahudin Putrawangsa, Desain Pembelajaran, cetakan I (Mataram: CV. Reka Karya Amerta,
2018), halaman 21.

3
program pembelajaran, sistem pembelajaran, isi pembelajaran, media
pembelajaran, sistem evaluasi pembelajaran dan sebagainya.
B. Macam-macam Model Desain Pembelajaran PAI
1. Model Gerlach dan Ely
Model pengebangan intruksional yang di kembangan Gerlach dan Ely
ini maksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurutnya
langkah0langkah dalam pengembangan intruksional terdiri dari:
1) Merumuskan tujuan intruksional
2) Menentukan isi materi pelajaran
3) Menetukan kemampuan awal peserta didik
4) Menentukan teknik dan strategi
Strategi merupakan pendekatan yang dipakai guru dalam memanipulasi
informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/ peran
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi tahap ini guru
harus menetkan untuk dapat mencapai tujuan intruksional secara baik.
5) Pengelompokan belajar
Pada tahap ini guru harus menentukan bagaimana kelompok belajar
akan di atur.
6) Menentukan pembagian waktu
Dalam langkah ini guru harus menentukan alokasi waktu penyajian
sesuatu strategi dan teknik yang digunakan.
7) Menentukan ruang
Dalam menentukan ruang perlu memperhatikan jumlah peserta didik
dan strategi yang di gunakan.
8) Memilih media intruksional yang sesuai
Pemilihan media ini harus menunjang pencapaian tujuan intruksional
dan sesuai dengan strategi dan teknik yang digunakan
9) Mengevaluasi hasil belajar
Untuk menilai sejauh mana tujuan intruksioanal tercapai, maka evaluasi
di kembangkan berdasarkan tujuan intruksional

4
10) Menganalisis umpan balik
Yang dilakukan dalam rangka untuk menyempurnakan/ perbaikan
instruksional.4
2. Model J.E. Kemp
Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain
intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :
1) Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.
2) Menganalisis karakteristik peserta didik
3) Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
4) Menentukan materi pelajaran
5) Menetapkan penjajagan awal (pre test)
6) Menentukan strategi belajar mengajar
7) Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat,
waktu dan tenaga.
8) Mengadakan evaluasi.5
3. Model Banathy
Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model
Kemp. Model ini memandang bahwa penyusunan sisten instruksional
dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam
mendesain suatu program pembelajaran yakni:
1) Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan
sistem maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah
yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.
2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan
tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan
ada alat untuk menilai keberhasilannya.

4 Harjanto, Perecanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), halaman 83-85.
5 Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), halaman 71-72.

5
3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan
mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar-mengajar, menilai

6
kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta
menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
4) Merancang sistem, yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis
setiap komponen sistem, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
5) Mengimplementasi dan melakukan kontrol kualitas sistem, yakni
melatih sekaligus menilai efektifitas sistem, melakukan penempatan dan
melaksanakan evaluasi.
6) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
Manakala kita lihat langkah 1-4 merupakan tahapan dalam rangka
proses rancangan, sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari
perencanaan yang sudah dirumuskan.6
4. Model Dick and Cery
Seperti desain model banathy, dalam mendesain pembelajaran model
Dick and Cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran
umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus
yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta
menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini
perlu dirumuskan? Oleh sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak
dari kemampuan dasar atau kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan
tujuan khusus yang harus dicapai selanjutnya dirumuskan tes dalam bentuk
Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan
penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya
dikembangkan strategi pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan
pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal,
setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan. Langkah akhir dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni
evaluasi formatife dan evaluasi sumative. Evalusi formative berfungsi
untuk menilai evektivitas program dan evaluasi sumatife berfungsi untuk
menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi pelajaran.

6 Ibid., 73-75

7
Berdasarkan hasil evaluasi inilah selanjutnyadilakukan umpan balik dalam
merevisi program pembelajaran.7
5. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi
Performance Based Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran
sistematika dan perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia
dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional).
Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa
PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut
menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Model
pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:
1) Perumusan tujuan, terdiri dari:
Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini harus
memenuhi 3 kriteria yaitu:
• Menggunakan istilah operasional
• Berbentuk hasil belajar
• Berbentuk tingkah laku
2) Pengembangan alat evaluasi, meliputi:
• Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai
tidaknya tujuan
• merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing
tujuan
3) Kegiatan belajar, meliputi:
• Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan
• Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
• Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh 4) Pengembangan
program kegiatan, meliputi:
• Merumuskan materi pelajaran
• Menerapkan metode yang dipakai
7 Ibid., 75.

8
• Alat pelajaran atau buku yang dipakai
• Menyusun jadwal
5) Pelaksanaan, meliputi:
• Mengadakan pra tes
• Menyampaikan materi pelajaran
• Perbaikan8
6. Model Briggs
Pengembangan intruksional model briggs ini berorientasi pada
rancangan sistem dengan sasaran guru yang akan bekerja sebagai
perancang kegiatan intruksional maupun tim pengembang intruksional
yang anggotanya meliputi guru, administrator, ahli bidang studi, ahli
evaluasi, ahli media, dan perancang intruksional.
Model pengembangan intruksional briggs ini bersandarkan pada prinsip
keselarasan antara:
1) Tujuan yang akan di capai
2) strategi untuk mencapainya.
3) Evaluasi keberhasilannya
Berdasarkan pendapat Briggs tersebut, secara keseluruhan model
pengembangan itruksional dari Briggs, terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan/ penentu tujuan
Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan bertahap 4 yaitu:
mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas, menentukan
prioritas tujuan, mengidentifikasi kebutuhan kurikulum baru, dan
menentukan prioritas remedialnya.
2) Penyusunan garis besar kurikulum/ rincian tujuan kebutuhan
intruksional yang telah di tuangkan dalam tujuan-tujuan kurikulum
tersebut pengujiannya harus di rinci, disusun dan di organisasi menjadi
tujuan-tujuan yang lebih spesifik.

8 Ibid., 76-77.

9
3) Perumusan tujuan
Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum di tentukan dan
diorganisasi menurut tujuan yang lebih khusus, tujuan sebaiknya
dirumuskan dala tingkah laku belajar yang dapat di ukur.
4) Analisis tugas/ tujuan
Dalam langkah ini perlu di adakan analisis terhadap tiga yaitu:
a. Proses informasi : untuk menetukan tata urutan pemikiran yang logis
b. Klasifikasi belajar untuk mengedidentifikasi kondisi belajar yang
diperlukan
c. Tugas belajar untuk menentukan persyaratan belajar dan kegiatan
belajar mengajar yang sesuai.
5) Penyimpanan evaluasi hasil belajar
6) Menentukan jenjang belajar
7) Menentukan kegiatan belajar
Penentuan strategi intruksional ini di tinjau dari dua segi yaitu: dari segi
guru sebagai perancang kegiatan intruksional dan menurut tim
pengembangan intruksional. Dalam pengembanganstrategi intruksional
oleh guru ini, guru perlu menjabarkan strategi dalam teknik-teknik
mengajar dalam fungsinya sebagai penyeleksi materi pelajaran.
Kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam pengembangan strategi
intruksional ini meliputi: pemilihan media, perencanaan kegiatan
belajar, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan
evaluasi belajar.
Sedangkan dalam pengembangan strategi intruksional yang dilakukan
oleh tim pengembangan terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:penentuan stimulus belajar yaitu stimulus apa yang paling
sesuai untuk TIK tertentu,pemilihan media, penentu kondisi belajar,
perumusan strategi pengembangan media, evaluasi formatif, dan
penyusunan pedoman pemanfaatan.
8) Pemantauan bersama
Pada pemantauan bersama ini di lakukan oleh guru sebagai perancang
kegiatan intruksional dan tim pengembangan intruksional.
9) Evaluasi formatif

10
Evaluasi ini untuk memperoleh data dalam rangka revisi dan perbaikan
materi bahan belajar.
10) Evaluasi sumatif evaluasi ini untuk menilai sistem penyampaian secara
keseluruhan pada akhir kegiatan.9
C. Rambu-rambu Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap
administrasi namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan
professional sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dengan demikian penyusunan perencanaan pembelajaran
merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar
pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai. Kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran meliputi:
1. Signifikansi dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi
adalah efisien. Oleh karena itulah perencanaan pembelajaran disusun
sebagai bagian dari proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Jadi perencanaan pembelajaran bukan sebagai pelengkap saja tetapi
hendaknya guru harus berpedoman pada perencanaan yang telah
disusunnya.
2. Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah
perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal
maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Karena sumber utama
perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri. Dari kurikulum
itulah kita menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan materi atau
bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa dan sebagainya. Kesesuaian
eksternal adalah perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai
dengan kebutuhan siswa. Karena perencanaan pembelajaran pada
hakekatnya disusun untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu hal-hal yang berhubungan dengan bakat dan

minat siswa, gaya belajar siswa dan kemampuan dasar siswa harus
dijadikan pertimbangan pertama dilihat dari kesesuaian eksternal.
9 Harjanto, Perecanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), halaman 79-83.

11
3. Kepastian adalah Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan
pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran tidak lagi memuat alternatif-alternatif yang bisa
dipilih akan tetapi berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan
secara sistematis. Dengan kepastian itulah kita akan terhindar dari
persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga.
4. Adaptabilitas : Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya
bersifat lentur atau tidak kaku. Misalnya: perencanaan pembelajaran ini
dapat diimplementasikan manakala memiliki syarat-syarat tertentu,
manakala syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan
pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan pembelajaran demikian
adalah perencanaan yang kaku karena memerlukan persyaratan khusus.
Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat
diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan
demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan
menggunakannya.
5. Kesederhanaan : Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana
artinya mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Sebaliknya
perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan
berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran.
6. Prediktif : Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal
yang kuat artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan
terjadi, seandainya…”. Daya ramal ini sangat penting untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dengan demikian
akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.10
D. Peran dan Fungsi Desain Pembelajaran
Fungsi atau kegunaan desain pembelajaran adalah:
1. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Sekecil
apapun bentuk dan jenis suatu pekerjaan, mestilah didahului oleh

10 http://mmangadypoernavancoceq.blogspot.com/2015/09/desain-pembelajaran.html diakses
pada 17 Maret 2021

12
rancangan atau planning. Semakin matang rencana yang dipersiapkan
maka akan semakin bagus pula usaha itu dilaksanakan karena rencana
yang sudah disusun akan dijadikan acuan ataupun patokan ketika
pelaksanaan usaha tersebut. Begitu pula dengan pembelajaran, jika
seorang guru mendesain pembelajaran yang akan dilaksanakan itu
dengan baik, maka dalam pelaksanaan juga akan baik dan dapat
meminimalisir kendala-kendala yang mungkin akan terjadi disaat
pembelajaran berlangsung.
2. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas
mengajar. Percaya diri itu akan sempurna disaat seseorang itu memiliki
kesiapan untuk melakukan sesuatu. Sebagai seorang guru persiapan atau
desain itujuga berfungsi menjadikan guruitu siap untuk melaksanakan
tugasnya sebagai pengajar karena desaain yang disusun oleh guru adalah
sebuah indikator jika guru tersebut telah menguasai bahan yang akan
disuguhkan dihadapan peserta didik.
3. Meningkatkan kemampuan guru. Dengan adanya desain bagi seorang
guru, akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dan
akhirnya akan menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan bermakna
bagi peserta didik.
Peranan desain pembelajaran dalam suksesnya proses belajara mengajar,
antara lain :
1. Agar belajar dapat bermakna dan efektif.
2. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar.
3. Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar.
4. Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.11

11 https://anasamawa08.blogspot.com/2019/02/makalah -rambu-rambu-desainpembelajaran.html?
m=1 diakses pada 16 Maret 2021

13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rambu rambu desain
pembelajaran dibentuk sebagai bagian integral dan proses pekerjaan
professional sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran, agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai
Model desain pembelajaran yang bisa dipakai antara lain adalah:
1. Model Gerlach dan Ely
2. Model J.E. Kemp
3. Model Banathy
4. Model Dick and Cery
5. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
6. Model Briggs

14
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Rudi Ahmad dan Aguslani Mushlih (2019). Desain & Perencanaan
Pembelajaran. Cetakan I. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Putrawangsa, Susilahudin (2018). Desain Pembelajaran. Cetakan I. Mataram:


CV. Reka Karya Amerta.

Harjanto (1997). Perecanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

https://anasamawa08.blogspot.com/2019/02/makalah-rambu-rambu-
desainpembelajaran.html

http://mmangadypoernavancoceq.blogspot.com/2015/09/desain-pembelajaran.html

15

Anda mungkin juga menyukai