Disusun Oleh :
Kelompok 4
Sahrin Nurdiyanti 20106051014
Nabila Nur Kelly 20106051028
Cantika Regina Cahyati 20106051042
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Taksonomi Tujuan Pendidikan dan Evaluasi
Belajar” yang sederhana ini telah selesai kami susun. Makalah ini kami buat berdasarkan
hasil belajar kami dan referensi dari berbagai buku, dan jurnal. Salah satu tujuan kami adalah
agar yang membaca makalah kami mereka dapat mengerti tentang taksonomi tujuan
pendidikan dan evaluasi hasil belajar. Dengan tujuan yang demikian, kami harap makalah ini
bermanfaat bagi semua orang, baik penyusun maupun pembaca .
Kekurangan dan kesalahan tentu akan terjadi dalam pembuatan makalah ini, maka
tegur sapa dari para ahli sangat kami harapkan. Dan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
atas kesalahan-kesalahan yang terjadi. Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada
1. Allah SWT, karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
2. Kepada Dosen Pengampu IbuUmmu Jauharin Farda, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran sekaligus pembimbing dalam membuat makalah ini.
3. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dan do’a kepada kami.
4. Dan kepada teman-teman juga yang telah memberikan dukungan bagi kami.
Dan kami juga memohon kepada Allah semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi
salah satu amal yang diridhio-Nya. Aamin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks pendidikan, kegiatan evaluasi tidak dapat dilepaskan dari
tujuan pendidikan atau tujuan pembelajaran. Tujuan yang meruapakan sebagai arah
dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang
diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajar. sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak, dengan kata lain penilain
berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Proses adalah kegaiatan yang dilakukan oleh siswa dalam tujuan pengajaran,
sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektik dan ranah psikomotorik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi belajar?
3. Bagaimana Taksonomi tujuan pembelajaran dan evaluasi belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari tujuan pembelajaran.
2. Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari evaluasi belajar
3. Dapat mengetahui dan memahami taksonomi tujuan pembelajaran dan evaluasi
belajar
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hamzah B. Uno. Motivasi Belajar Mengajar.Bandung:Rineka Cipta.2007.
2
Oemar Hamalik.Komponen-komponen Pendidikan.Jakarta :Pustaka Ilmu.2008
3
Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan..Jakarta.Rineka Cipta.2012.
2
bertakwah kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab”.4
b. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang disusun secara formal untuk jenjang dan
jenis pendidikan tertentu oleh lembaga pendidikan tertentu, seperti SD, SMP,
SMA, Atau SMK. Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan, artinya tujuan ini dapat diidentifikasikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau
menyelesaikan program pembelajaran di suatu lembaga tertentu. Tujuan
institusional merupakan tujuan yang harus dirumuskan dalam bentuk kompetensi
lulusan setiap jenjang pendidikan. Tujuan institusional ini tercantum atau
berhubungan erat dengaan visi dan misi serta tujuan suatu lembaga pendidikan.
Artinya adanya keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan dengan
kesesuaian tersebut akan tercermin pula keadaan lembaga pendidikan tersebut.
c. Tujuan Instruksional (Pembelajaran)
Tujuan instruksional (pembelajaran) adalah tujuan yang menggambarkan apa yang
akan dipelajari oleh peserta didik atau pada setiap unit bidng studi atau mata
pelajaran. Tujuan instruksional dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau tujuan pembelajaran umum (TPU)
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau tujuan pembelajaran khusus (TPK)
Pembagian tujuan isntruksional menjadikan kemudahan dalam klasifikasi tujuan
dalam pembelajaran sehingga akan dapat dipahami tujuan yang bersifat umum dan
yang bersifat khusus.
B. Pengertian Evaluasi Belajar
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi
yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang
telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang
dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Menurut pendapat Mahrens dan
Lehmann evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.5
Beberapa arti dari evaluasi pembelajaran menurut para ahli :
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional.
5
Purwanto, Ngalim.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.2013.
3
1. Arikunto Eavluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan Pendidikan
dapat tercapai6.
2. Rina Febriana. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiarn informasi, dalam menilai (Assesment) keputusan
yang dibuat untuk merancang suatu system pembelajaran.
3. Zainal Arifin. Evaluasi adalah suatu komponen penting dn tahap yang harus
ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
4. Wringht dkk berpendapat evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan di dalam kurikulum
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tessen yang berarti pengaturan dan nomos
yang berarti ilmu pengetahuan7. Taksonomi adalah suatu sistem pengelompokan
pembelajaran sesuai kemampuan. Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari
sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi8. Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai
yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-
golongkan dalam sistematika itu. Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus.
Dalam taksonomi pendidikan mengklasifikasikan tujuan adalah sebuah rumusan
untuk tercapainya sebuah tujuan pendidikan9 yaitu dengan menggunakan kata kerja
atau kata benda, kata kerjanya biasanya mendeskripsikan pengetahuan yang
dimaksudkan dikuasai atau dikonstruksi oleh peserta didik. Konsep Taksonomi
Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, bersama dengan tim
pengembangnya dia adalah seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan tim
pengembangnya. Sehingga pada tahun 1956, terciptalah karya “Taxonomy of
Educational Objective Cognitive Domain” dan kemudian pada tahun 1964 membuat
karya “Taxonomy of Educataional Objectives, Affective Domain”, dan selanjutnya
Bloom membuat buku yang berjudul “Handbook on Formative and Summatie
6
Arikunto, Suharsimi. (2016). Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
7
Muhammad Yaumi.Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta : Kencana.kencana 2013
8
John W. Santrock.Psikologi Pendidikan terj.Tri Wibowo.Jakarta: Kencana.2007.
9
Anderson W Loris dan Kratwohl R David. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Revisi Taksonomi
Pendidikan Bloom.Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.2014
4
Evaluation of Student Learning” pada tahun 1971 serta karyanya yang lain
“Developing Talent in Young People” (1985) Menurut Benyamin S.Bloom, dkk
(1966) hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjenag kemampuan,
mulai dari hal sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang
mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan
hal yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut :
a. Domain Kognitif (cognitive domain)
Domain ini memiliki enam jenjang kemmapuan, yaitu:
1. Pegetahuan (Knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengenali ata mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau
istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan, diantaranya mendefinisikan, memberikan,
mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan,
menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih,
menyatakan.
2. Pemahaman (Comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntt
peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. kemampuan ini dijabarkan lagi
menjadi tiga yaitu menterjemahkan, menafsirkan, dan mengeksplorasi. Kata
kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya mengubah,
mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan
secara luas, menyimpulkan, memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri,
meramalkan, menuliskan kembali, meningkatkan.
3. Penerapan (Application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip,
dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan diantaranya, mengubah, menghitung, mendemontrasikan,
mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, memanipulasi,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
4. Analisis (Analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur
atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi
5
tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi. Kata kerja operasioanal ang dapat digunakan, diantaranya
mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan
kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, merinci.
5. Sintesis (Synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan bebrapa
faktor. Hasi yang diperoleh dapat berupa tulisan, rncana, atau mekanisme.
Kata kerja opersional yang dapat digunakan, diantaranya menggolongkan,
mengabungkan, memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan,
merekontruksikan, menyusun, membangkitkan, mengorganisasi, merevisi,
menyimpulkan, menceritakan.
6. Evaluasi (Evaluasi), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu
mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu. Kata kerja
opersional yang dapat digunakan, diantaranya menilai, membandingkan,
mempertentangkan, mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan
kebenaran, menyokong, menafsirkan, menduga.
6
juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan peserta
didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan, diantaranya menjawab, membantu,
memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan, mempraktikan,
mengemukakan, membaca, melaporkan, menuliskan, memberi tahu,
mendiskusikan.
3. Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menilai suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu secara
konsisten. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, diantaranya
melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian,
memilih dan mengikuti.
4. Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk manyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah,
membentuk suatu sistem nilai. Kata kerja operasional yang dapat digunakan,
diantaranya mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.
Beberapa nama lain yang juga menunjukkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut yang secara konvensional istilah itu sudah dikenal dan sesuai dengan
taksonomi tujuan pendidikan yaitu aspek cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga
7
dikenal istilah lain penalaran, penghayatan dan pengamalan. Prinsip belajar yang
melandasi taksonomi Bloom meliputi:
a. Kematangan Jasmani dan Rohani. Kematangan jasmani ini, telah sampai
pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya cukup kuat untuk
melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani yaitu telah
memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar
seperti kemampuan berpikir, ingatan dan sebagainya.
b. Kesiapan. Kesiapan ini harus dimiliki oleh seorang yang hendak
melakukan kegiatan belajar yaitu kemampuan yang cukup baik fisik,
mental maupun perlegkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki
tenaga cukup dan memiliki minat dan motivasi yang cukup. Dalam
pembelajarannya terbukti adanya semangat yang tinggi.
c. Memahami Tujuan. Setiap orang yang belajar harus memahami apa dan ke
mana arah tujuannya serta manfaat apa bagi dirinya. Dengan mengetahui
tujuan belajar akan dapat mengadakan persiapan yang diperlukan, baik
fisik maupun mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat
berjalan lancar dan berhasil dan memuaskan. Tujuan pendidikan
merupakan alat kedua untuk menjelaskan kategori-kategori dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
d. Memiliki Kesungguhan. Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan
belajar agar hasil yang diperoleh memuaskan dan penggunaan waktu dan
tenaga tidak terbuang percuma yaitu lebih efisien.
e. Ulangan dan Latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap
dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Versi lain
dalam buku Belajar dan Pembelajaran oleh Dimyati dan Mudjiono
menyebutkan prinsip belajar antara lain perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
8
tingkat rendah. Dilihat dari cara berpikir, maka kemampuan berpikir tinggi dibagi
menjadi dua, yaitu berpikir kritis dan berpikir kraetif. Berpikir kreatif adalah
kemampuan melakukan generalisasi dengan menggabungkan, mengubah, atau
mengulang kembali keberadaan ide-ide tersebut. Sedangkan kemampuan berpikir
kritis merupakan kemampuan memberikan rasionalisasi terhadap sesuatu dan
mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu tersebut. Rendahnya kemampuan
peserta didik dalam berpikir, bahkan hanya dapat menghafal, tidak lepas dari
kebiasaan guru dalam melakukan evaluasi atau penilaian yang hanya mengukur
tingkat kemampuan yang rendah saja melalui paper and pencil test. Peserta didik
tidak akan mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi jika tidak diberikan
kesempatan untuk mengembangkannya dan tidak diarahkan untuk berpikir kritis
dan kreatif.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan adalah elemen yang sangat penting dalam pembelajaran.Tujuan harus tetap,
artinya mereka mencapai atau mencapai semua yang mereka cita-citakan.Tujuan
pendidikan mempunyai tingkatan, mulai dari tujuan umum yaitu tujuan pendidikan
nasional, kemudian tujuan lembaga atau kelembagaan khusus, kemudian mengkhususkan
tujuan kurikuler dan lebih khusus lagi tujuan pembelajaran yaitu Tujuan Pendidikan
Nasional, Tujuan Institutional, Tujuan Intruksional (pembelajaran)
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang ingin dicapai bangsa
Indonesia dalam setting pendidikan, yang merupakan rumusan yang berisi tentang
pendidikan setiap warga negara yang dicita-citakan bersama.Secara jelas tujuan
pendidikan nasional bersumberkan dari sistem nilai pancasila. Tujuan institusional adalah
tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, artinya tujuan ini dapat
diidentifikasikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
menempuh atau menyelesaikan program pembelajaran di suatu lembaga tertentu.Artinya
adanya keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan dengan kesesuaian tersebut
akan tercermin pula keadaan lembaga pendidikan tersebut.
Tujuan Instruksional adalah tujuan yang menggambarkan apa yang akan dipelajari
oleh peserta didik atau pada setiap unit bidng studi atau mata pelajaran. Menilai
pembelajaran adalah proses memperoleh data dari informasi yang dibutuhkan untuk
menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran telah berlangsung agar dapat
penilaian dan perbaikan yang diperlukan untuk memaksimalkan itu. Menurut pendapat
Mahrens dan Lehmann evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tessen yang berarti pengaturan dan nomos
yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah suatu sistem pengelompokan
pembelajaran sesuai kemampuan.Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu
atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari
tentang klasifikasi .Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan
data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika
10
itu.Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus.Dalam taksonomi pendidikan
mengklasifikasikan tujuan adalah sebuah rumusan untuk tercapainya sebuah tujuan
pendidikan yaitu dengan menggunakan kata kerja atau kata benda, kata kerjanya biasanya
mendeskripsikan pengetahuan yang dimaksudkan dikuasai atau dikonstruksi oleh peserta
didik.Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S.
B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anderson W Loris dan Kratwohl R David. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.2014
12