Anda di halaman 1dari 2

FIQIH JINAYAH DAN FIQIH SIYASAH

Fikih secara bahasa berasal dari lafal faqiha, yafqahu, fiqhan, yang berarti mengerti atau
paham. Sedangkan pengertian fiqih secara istilah adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’
praktis yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Terdapat dua fiqih yang akan kita bahas,
yaitu :

A. Fiqih Jinayah

Jinayah menurut bahasa adalah nama bagi hasil perbuatan seseorang yang buruk dan apa
yang diusahakan. Sedangkan jinayah menurut istilah adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh
syara’ baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, atau lainnya.

Fiqih Jinayah adalah mengetahui berbagai ketentuan hukum tentang perbuatan criminal yang
dilakukan oleh orang mukallaf sebagai hasil pemahaman atas dalil yang terperinci. Tujuan
disyari’atkannya adalah dalam rangka untuk memelihara akal, jiwa, harta, dan keturunan.

Ruang lingkup Fiqih Jinayah ini meliputi berbagai tindak kejahatan kriminal, seperti :
Pencurian, perzinaan, homoseksual, menuduh seseorang berbuat zina, minum khamr, membunuh
atau melukai orang lain, merusak harta orang dan melakukan gerakan kekacauan. Jenis-jenis
hukumannya sangat beragam seperti berikut di bawah ini :

a. Hudud
Adalah ketentuan hukum yang telah ditetapkan oleh nash jenis dan berat-
ringannya hukuman.
b. Qishas
Adalah hukuman yang sama dengan tindak kejahatannya.
c. Diyat
Adalah denda sebagai pengganti tidak dilakukannya qishas.
d. Ta’zir
Adalah hukuman yang tidak tersebut dalam ketentuan diatas dengan ketetapan
hakim.
B. Fiqih Siyasah
Siyasah menurut bahasa yaitu berasal dari kata bahasa arab saasa-yasuusu-siyasatan yang
berarti mengatur, mengurus, dan memerintah. Sedangkan secara istilah adalah memimpin atau
mengatur sesuatu dengan cara membawa kepada kemaslahatan.
Fiqih Siyasah adalah salah satu aspek hukum islam yang membicarakan pengaturan dan
pengurusan kehidupan manusia dalam bernegara demi mencapai kemaslahatan bagi manusia itu
sendiri.
Al-Marwadi dalam Ahkam al-Sulthaniyah memasukan unsur agama dalam teorinya. Katanya
segi politik Negara itu memerlukan enam sendi utama, yaitu :
1. Agama sebagai sendi pokok bagi kesejahteraan dihayati oleh penduduk dan dijaga
bersama.
2. Hukum ditegakan penguasa secara benar sehingga orang yang zalim tidak sewenang-
wenang dan orang yang lemah tidak merasa teraniaya.
3. Keadilan ditegakkan secara menyeluruh sehingga tercipta keakraban sesame
warganegara.
4. Keamanan dirasakan secara merata, membuat rakyat menikmati ketenangan batin, tidak
takut berinisiatif dan berkreatif.
5. Kesuburan tanah yang berkelanjutan. Tanah yang subur sebagai kebutuhan rakyat akan
bahan makanan.
6. Harapan untuk kelangsungan hidup, dimana manusia mempersiapkan sarana
kelangsungan hidup untuk generasinya.

Anda mungkin juga menyukai