Disusun Oleh:
1. DAHLIANI (11202270)
2. MASYITAH (11202285)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Jalur-jalur Mendapatkan Pendidikan Islam dan Fitrah Dalam Pendidikan
Islam” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Bapak Hamizan, S.Pd.I. pada mata kuliah Seminar
Pendidikan Agama islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pendidikan agama islam bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASA
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Manusia membutuhkan pendidikan sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat dan
memecahkan masalah-masalahnya. Karena pendidikan Islam pada dasarnya
bertujuan untuk mencerdaskan anggota masyarakat serta memberikan
pengetahuan bagaimana bersikap, bertutur kata dan berperilaku. Pendidikan Islam
menurut Ahmad Tafsir adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal dengan ajaran Islam (Ahmad
Tafsir, 2008: 32). Hal inilah yang menyebabkan pentingnya pendidikan Islam bagi
masyarakat, karena tujuan pendidikan Islam bagi masyarakat adalah untuk
membimbing masyarakat agar ia bisa berkembang secara maksimal menurut
ajaran Islam.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”
3
dalam keluarga, sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu dimulai sejak lahir
sampai meninggal dunia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
f. Materi pembelajaran lebih banyak bersifat akademis intelektual
dan berkesinambungan.
g. Terdapat system raport, evaluasi pembelajaran dan ijazah.
h. Sekolah memiliki anggaran pendidikan yang dirancang dalam
kurun waktu tertentu.
6
kurikulum dan proses pembelajarannya yaitu integrasi label boarding school atau
islam terpadu. Hal ini tentu menjadi titik perkembangan pendidikan islam saat ini.
7
terlihat jauh berbeda hal tersebut dikarenakan pendidikan tinggi yang menerapkan
pendidikan biasanya memiliki persamaan yang lebih besar dengan pendidikan
tinggi yang tidak menerapkan pendidikan islam. Hal tersebut terlihat pada
beberapa institusi yang tidak berlabel pendidikan islam namun menyelenggarakan
jurusan atau program studi mengenai studi keislaman. Dan sebaliknya terdapat
juga lembaga pendidikan tinggi islam yang menyelenggarakan layanan
pendidikan tidak hanya keilmuan islam namun keilmuan umum pun banyak
diselenggarakan.
Sehingga hal ini menjadi factor yang mempertipis perbedaan tersebut. Dari
ketiga jenjang pendidikan tersebut, perkembangan yang terjadi pada lembaga
pendidikan islam yang berada di jalur pendidikan formal yaitu semakin
banyaknya lembaga pendidikan umum yang mengintegrasikan pendidikannya
dengan menerapkan keilmuan islam sehingga hal ini menjadi perkembangan baik
bagi kemajuan institusi pendidikan islam itu sendiri. Kedua, semakin kecilnya
disparitas pendidikan yang terajdi antara lembaga pendidikan umum dengan
lembaga pendidikan islam sehingga kedua mampu berkolaborasi dan bersinergi di
dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
8
islam yang diselenggarakan secara non-formal merupakan lembaga pendidikan
islam yang banyak tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat. Bentuk
pendidikan tersebut banyak ditemui sebagai salah satu program keagamaan.
2Pramudia, JR. (2013). Belajar Sepanjang Hayat: Konsep, kebijakan, dan aplikasi dalam
pendidikan non formal menuju masyarakat berpengetahuan. Bandung: EDUKASI Press.
9
terkecuali. Fungsi yang melekat pada lembaga pendidikan non-formal bias
dijadikan sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidika formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
a. Tujuan
Dari indicator tujuan satuan lembaga pendidikan non-formal
memiliki tujuan jangka pendek, artinya kemampuan yang diajarkan
menekankan pada kemampuan fungsional untuk kepentingan saat
ini maupun masa depan. Selain itu menekankan kepada
kompetensi, dan tidak menekankan pentingnya ijazah.
b. Waktu
Pada indicator waktu, konsep belajar pada lembaga pendidikan
non-formal waktu pembelajaran relative berjalan singkat. Terdapat
program pembelajaran yang dilaksanakan dalam jangka waktu
beberapa hari, beberapa minggu dan umunya berjalan kurang dari
setahun untuk setiap progreamnya.
c. Persyaratan Peserta didik
Dalam program pendidikan non-formal, persyaratan yang
ditetapkan dalam setiap program pembelajaran adalah kebutuhan,
minat dan kesempatan. Sehingga program yang dilaksanakan
merupakan program yang tepat sasaran.
d. Isi Program/Kurikulum
3Badan Akreditasi Nasiona PAUD PNF. Konsep Dasar PNF (PKBM dan LKP). Tersedia online di
badpaudpnf.kemdikbud.go.id diakses pada 12 oktober 2020.
10
Isi program dan kurikulum yang berkembang pada satuan PNF
merupakan kurikulum yang berpusat pada kepentingan dan
kebutuhan peserta didik.
e. Program Pembelajaran
Struktur program pembelajaran yang dialksanakan di satuan
pendidikan non-formal memiliki sifat luwes sehingga ukuran dan
jenis program kegiatan bervariasi.
f. Proses Pembelajaran
Pada tatanan proses pembelajaran, satua pnf menerapkan proses
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dipustakan di
lingkungan masyarakat dan lembaga serta berkaitan dengan
kehidupan peserta didik dan masyarakat.
g. Hasil Belajar
Hasil belajar yang rumuskan dalam satuan pendidikan non-formal
merupakan hasil pembelajaran yang diterapkan langsung dalam
kehidupan dan lingkungan pekerjaan atau masyarakat.
h. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan dalam satuan pendidikan non-formal
dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik. Sehingga
pembinaan program dilakukan secara demokratik.
11
kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik”.
12
3. Lembaga Pendidikan Islam Informal
Terdapat enam bentuk soft skill yang dibelajarkan pada saat anak
melangsungkan pembelajaran informal, yaitu:
13
a. Agama.
b. Budi pekerti.
c. Etika.
d. Sopansantun.
e. Moral.
f. Sosialisasi.
Secara etimologi asal kata fitrah5 dari bahasa arab yaitu Fitratun jamaknya
Fitarun. Artinya perangai, tabiat, kejadian asli, agama, ciptaan.6 Fitrah juga
terambil dari akar kata Al-Fathr yang berarti belahan. Dari makna ini lahir makna-
makna lain, antara lain “pencipta” atau “kejadian”. 7 Dalam kamus Bahasa
Indonesia, kata Fitrah diartikan dengan sifat asli, bakat, pembawaan perasaan
keagamaan (misalnya: agama yang tidak selaras dengan kemajuan pikiran yang
sehat, bukanlah agama fitrah namanya).8 Dalam kamus Munjid kata fitrah
diartikan dengan agama, sunnah, kejadian dan tabiat.9
Banyak yang mengartikan bahwa bayi yang lahir itu fitrah; artinya suci.
Jiwa anak tersebut cenderung kepada agama tauhid. Ketika terjadi penyimpangan
dalam perkembangan anak itu untuk tidak lagi cenderung kepada agama tauhid,
5Muis Sad Iman, Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan progresivisme Joh
Dewey, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), 34-35)
6Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1985), 215
7M. Quraish Shihab, Wawasan Alqur’an,(Bandung: Mizan, 1996), 283.
8WJS Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1952), 202
9Luis Ma’luf, Al Munjid,(Beirut: tt), 619.
14
para ulama berargumentasi bahwa hal itu disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain:
Meskipun fitrah punya arti suci bersih, tetapi fitrah tidak kosong. Fitrah
berisi daya-daya yang wujud dan perkembangannya tergantung pada usaha
manusia sendiri.11 Oleh karena itu, fitrah harus dikembalikan dalam bentuk-bentuk
keahlian, laksana emas atau minyak yang terpendam dalam perut bumi, tidak ada
gunanya kalau tidak digali dan diolah untuk kegunaan manusia. Disinilah tugas
utama pendidikan. Sedangkan pendidikan sangat dipengaruhi oleh factor
pembawaan dan lingkungan. Namun ada perbedaan esensial antara pendidikan
Islam dengan pendidikan umum.
15
Pendidikan Islam berangkat dari filsafat pendidikan theocentric,
sedangkan pendidikan umum berangkat dari filsafat antropocentric. Theocentris
memandang bahwa semua yang ada diciptakan oleh Tuhan berjalan menurut
hukumnya. Filsafat ini memandang bahwa manusia dilahirkan sesuai dengan
fitrahnya dan perkembangan selanjutnya tergantung pada lingkungan dan
pendidikan yang diperolehnya. Sedangkan seorang pendidik dan guru hanya
bersifat membantu, serta memberikan penjelasan-penjelasan sesuai dengan tahap
perkembangan dan pemikiran dan akhirnya pelajar sendirilah yang belajar.
12Ibid., 16.
16
anak didik. Kedua, perbedaannya, dalam Islam ke mana kepribadian itu harus
dibentuk dan dikembangkan sudah jelas, yaitu ma’rifatullah dan bertakwa kepada-
Nya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Badan Akreditasi Nasiona PAUD PNF. Konsep Dasar PNF (PKBM dan LKP).
Tersedia online di badpaudpnf.kemdikbud.go.id diakses pada 12 oktober
2020.
Pramudia, JR. (2013). Belajar Sepanjang Hayat: Konsep, kebijakan, dan aplikasi
dalam pendidikan non formal menuju masyarakat berpengetahuan.
Bandung: EDUKASI Press.
19