Omar Muhammad At-toumy as-Syaibani menyebutkan bahwa ada lima cirri
pendidikan islam. Kelima ciri tersebut secara ringkas sebagai berikut: 1. Menonjolnya tujuan agama dan akhlaq pada berbagai tujuan-tujuan dan kandungan, metode-metode dan alat-alat yang bercorak agama. Segala yang diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan berdasarkan al-quran, as-sunnah dan juga peninggalanpeninggalan orang shaleh 2. Meluasnya perhatiannya dan menyeluruhnya kandungan-kandungannya. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran-ajarannya adalah kurikulum yang luas, menyeluruh dan memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologi, social dan spiritual. 3. Ciri-ciri keseimbangan yang relatif diantara kandungan-kandungan kurikulum dari ilmu-ilmu dan seni, atau kegiatan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Kurikulum dalam pendidikan islam sebagaimana ia terkenal dengan menyeluruhnya perhatian, dan juga menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh dan juga saling lengkap-melengkapi. 4. Ciri yang keempat adalah kecenderungan pada seni, aktifitas jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik, latihan kejuruan, latiha bahasa asing, sekalipun atas dasar perseorangan atau bagi mereka yang memiliki bakat. Sebenarnya cirri-ciri ini tidak membawa perkara baru, tetapi hanaya menguatkan dua ciri yang lalu yaitu ciri-ciri menyeluruh dan keseimbangan. 5. Ciri yang kelima adalah keterkaitan antara kurikulum dalam pendidikan islam dengan kesediaan-kesediaan pelajar-pelajar dan minat, kemampuan kebutuhandab perbedaanperbadaan perseorangan dengan mereka. Dan juga keterkaitan dengan alam sekitar budaya dan social dimana sebuah kurikulum itu dilaksanakan. Fungsi Pendidikan Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi nyata atau fungsi manifest, yaitu: 1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seperti sekolah maka seseorang siap untuk bekerja. 2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. 3. Melestarikan kebudayaan masyarakat. Lembaga pendidikan mengajarkan beragam kebudayaan dalam masyarakat. 4. Menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi