Anda di halaman 1dari 10

Pendahuluan

   Salah satu isi dari tujuan pendidikan Nasional adalah membentuk keimanan dan
ketakwaan peserta didik. Dalam rangka mewujudkan tujuan trsebut terdapat mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang berupaya membentuk para peserta didik menjadi peserta didik
yang beriman, bertakwa karena pengertian pendidikan Agama Islam menurut Direktorat
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri (Ditbinpaisun) adalah suatu usaha
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan
dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna
dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga
dapat mendatangkan keselematan dunia dan akheratnya kelak.
. Di madrasah, terdapat sub-sub mata pelajaran PAI yang meliputi : mata pelajaran Al
quran hadist, fiqih, akidah akhlak, dan sejarah kebudayaan Islam. Hubungan antara satu
pelajaran dengan pelajaran lain saling berkaitan dan diibaratkan sebagai satu mata rantai.
mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan perkemangan perjalanan hidup manusia
Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersayari’ah dan berakhlak serta dalam
mengembangkan system kehidupan yang dilandasi oleh akidah.
Dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan,
dan menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu
menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan,
serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah
dalam arti luas. Namun, apakah para peserta didik di MTS mampu menjadikan pelajaran SKI
sebagai suatu tolok ukur dalam engambil pelajaran dalam sejarah Islam, hal ini menyangkut
bagaimana Realitas Mta pelajaran SKI di MTS.
Oleh kerena itu, penulis mencoba menalaaah bagaiamana kurikulum SKI yang berjalan
di MTS. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
            Pendidikan Agama Islam disekolah meliputi beberapa aspek Al-Quran Hadist,
keimanan, ahlak, ibadah/ muamalah dan tarihk. Di madrasah, aspek-aspek tersebut dijadikan
sebagai sub-sub mata pelajaran PAI yang meliputi : mata pelajaran Al quran hadist, fiqih,
akidah akhlak, dan sejarah kebudayaan Islam. Hubungan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lain saling berkaitan dan diibaratkan sebagai satu mata rantai.
Yang dimaksud dengan sejarah adalah studi tentang riwayat hidup Rosulullah SAW,
sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid
sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam
merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Muslim dari masa ke masa dalam usaha
bersayari’ah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system kehidupan yang dilandasi
oleh akidah.[1][1]
Mata Pelajaran SKI dalam kurikutum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu
bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayatiSejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya(way of life)  melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, penggunaanpengataman dan pembiasaan.
Mata pelajaran SKI Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: sejarah dinasti Umayah,
Abbasiyah dan al-Ayubiyah. Hal lain yang sangat mendasar adalah terletak pada
kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta
sejarah yang ada. Oleh karena itu dalam tema tema tertentu indikator
keberhasitan belajar akan sampai pada capaian ranah afektif. Jadi SKI tidak saja
merupakan transfer  of  knowledge,tetapi juga merupakan pendidikan nilai (value
education).
B. Tujuan dan Fungsi Sejarah Kebudayaan Islam
1. Tujuan
            Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam setidaknya memiliki beberapa tujuan anatara
lain sebagai berikut:
a.       Peserta didik yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsure-unsur keutamaan dari
padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tigkah laku para Nabi dan orang-orang
shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan
merupakan sumber syariah yang besar,
c.       Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism
dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
d.      Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan
tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan
mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti Rasul.[2]
[2]
e.       Untuk pendidikan akhlak, selain mengetahui perkembangan agama Islam seluruh dunia[3][3]
2. Fungsi
Pembelajaran SKI setidaknya memiliki tiga fungsi sebagai berikut:
     a.   Fungsi edukatif
Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prinsip, sikap
hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
      b. Fungsi keilmuan
Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islamdan
kebudayaannya.
      c.   Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang transformasi
masyarakat.
C. Ruang Lingkup SKI di MTS Kelas VIII
Selama ini seringkali  SKI hanya dipahami sebagai sejarah tentang
kebudayaan Islam saja (history of  Islamic culture).  Dalam kurikulum ini SKIdipahami
sebagai sejarah tentang agama Islam dan kebudayaan (history of Islam and Islamic
culture).  Oleh karena itu kurikulum ini tidak saja menampilkan sejarah kekuasaan
atau sejarah raja-raja, tetapi juga akan diangkat sejarah perkembangan ilmu agama,
sains dan teknologi dalamIslam. Aktor sejarah yang diangkat tidak saja Nabi, sahabat
dan raja, tetapi akan dilengkapi ulama, intelektual dan filosof. Faktor-
faktor sosialdimunculkan guna menyempurnakan pengetahuan peserta didik tentang SKI.
Pada tingkat MTS, kurikulum SKI disusun secara sistematis dengan membahas
tentang Dinasti Umayah, Abbasiyah dan al Ayubiyah. Lebih rinci lagi pada kurikulum
Sejarah kebudayaan kelas VIII yang dikaji adalah sebagai berikut :
1.      Dinasti Abbasiyah, antara lain:
a.       Keruntuhan dinasti Abbasiyah
b.      Masyarakat dinasti Abbasiyah
c.       Kebudayaan pada masa dinasti Abbasiyah
2.      Dinasti Bani Al-Ayyubiyah, yang dikaji antara lain adalah :
a.       Perkembangan masyarakat Islam pada masa al- Ayyubiyah
b.      Perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa al-Ayyubiyah
c.       Tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan dan kebudayaan pada masa al-
Ayyubiyah
d.      Mengambil ibrah dari perkembangan peradaban Islam pada masa al-Ayyubiyah untuk masa
ini dan masa yang akan datang.
e.       Meneladani sikap keperwiraan Shalahudin al-Ayyubi[4][4]
Pada jenjang pendidikan menengah, kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan
dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang benar. Dalam sejarah kenudayaan Islam
peserta didik diharapkan untuk memahami dan mampu mengambil manfaat tarikh Islam,
dengan indikator-indikator :
         Peserta didik mengetahui perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta
perkembangan Islam di Indonesia dan dunia
         Peserta didik mampu mengambil manfaat dari perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan
Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia[5][5].
D. Realitas  SKI Kelas VIII MTS
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa kendala,
antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting,
yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan
keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya.
Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif)
dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih
didominasi oleh tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat
psikomotorik. Seperti halnya umum kebanyakan pendidik yang mengajar pelajaran SKI
dalam memnyampaikan materi lebih menitikbaratkan pada hafalan, sehingga para
peserta didik tidak dapat mengkontruk pelajaran atau pengetahuan yang mereka peroleh.
Ini sama halnya menjadikan peserta didik sebagai objek bukan subjek, para peserta
didik diibaratkan sebagai sebuah tong kosong yang diisi penuh oleh para pendidiknya.
Sehingga tujuan atau harapan indicator yang jhendak dicapai oleh peserta didik kurang
dapat tercapai dengan baik. Banyak peserta didik yang hafal dalam materi sejarah
namun, pada kenyataannya mereka kurang meniru atau meneladani watak yang baik
kedalam kehiduapan sehari-hari.
 Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaranlain dalam
memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai SKI dalam
kehidupan sehari-hari, Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab atas
munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada SKI di
Madrasah, sebab SKI di Madrasah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana
pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua peserta didik[6][6].
E. Analisis
            Melihat realitas SKI kelas VIII yang mempunyai kendala dalam proses
pembelajarannya maka perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut
dapat diatasi sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan
harapan dari SKI tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang
banyak dan padat, dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan
waktu jam pelajaran misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah
kebudayaan Islam. Selain itu dapat pula dengan
pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kua
titas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajara SKI. Dengan teknologi ini
dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai
aspekmateri SKI. Oteh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film,VCD/DVD/VCR,
bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran mata pelajaran SKI. Dengan
pemnafaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Dalam proses perancangan danpelaksanaan pembetajaran hendaknya diikuti langkah-
langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari
sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.

Pada umumnya pendidik yang mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya
mengajarnya, solusi yang dapat diperlukan untuk mengajar SKI adalah dengan pendekatan
Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan
memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia
merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program
pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk
mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam
pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan
menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu
menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan,
serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah
dalam arti luas.
Dalam strategi pembelajaran PAI sub SKI, maka ditekankan kepada pembelajaan aktif
yang memiliki semboyan sebagai berikut:
 Waht I hear, I forget, yakni apa yag saya denagr mudah saya lupakan.

 What I hear and see, I remember I little, apa yang saya dengar dan lihat akan saya
ingat sedikit atau sebentar.

 What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to
understand.

 What I hear, see, and discuss, and do, I acquire knowledge and skill.

 When I teach to another, I master.

Untuk mencapai tahap tersebut maka kegiatan pembelajaran harus dilandasi oleh prinsip-
prinsip:
1. Berpusat pada pesreta didik

2. Mengembangkan kreativitas peserta didik

3. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang

4. Mengembangkan kemampuan yang bermuatan nilai, dan

5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam serta belajar melaui berbuat[7][7].

      Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan


pendidik lain. Maka solusinya adalah
dengan  adanyaketerpaduan pola pembinaan mata pelajaran SKI ' dikembangkan denganmen
ekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu:lingkungan keluarga,
Madrasah, dan masyarakat. Untuk itu guru perlumendorong dan memantau; kegiatan Mata
pelajaran SKI yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga
dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta  prilaku dalam
pembinaannya[8][8].
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati Sejarah KebudayaanIslam, yang kemudian menjadi dasar
pandangan hidupnya (way of life)melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, penggunaanpengataman dan pembiasaan.
2. Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada
pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak
dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti
Rasul.

3. Ruang lingkup pada tingkat MTS, kurikulum SKI disusun secara sistematis dengan
membahas tentang Dinasti Umayah, Abbasiyah dan al Ayubiyah
4. Kendala dalam pembelajaran SKI seperti kurangnya waktu, materi yang hanya
mementingkan aspek kognitif, dan kurangnya dukungan dari pendidik mete pelajaran lain
serta dukungan dari orangtua dapat diaatasi dengan penambahan waktu, pengorganisasian
materi, pendekatan humanistic, dan pola pendekatan keterpaduan.
B. Rekomendasi
            Perlu diketahui bersama bahwa pembelajaran SKI di kelas VIII MTS memang tidak
begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara
harapan dan kenyataan SKI di MTS kelas VIII memang kurang ideal karena kebanyakan para
pendidik menggunakan metode hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta
didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada tingkat
kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu
sendiri. Dalam hal ini penulis ingin memberikan saran kepada pendidik dalam mengajar
pelajaran SKI sehigga dapat nantinya dapat mengatasi dari kendala-kendala yang ada. Saran
untuk para pendidik antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial
akademis siswa didalam dan diluar kelas.
2. Pendidik harus menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas
mendengar dan menjjawab pertanyaan.
3. Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar,
bukan objek
4. Pendidik hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas
serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
C. Kata Penutup
   Alhamdulillah, puiji syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
limpahan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Demikianlah
makalah yang dapat penulis susun, dan penulis menyadari ternyata masaih banyak sekali
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena kelemhan penulis, kurangnya
pengetahuan penulis, dan benyak hal yang lainnnya. Oleh karena itu kami sangat mengharap
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga dengan
tersusunya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Pustaka         
            Agus,   H. “SKI MTS N,” skimtsn.blogspot.com, 2012, diakses 23 April 2013 pukul 17.45
            Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1992.
            Djuanda.Buku Bahan Ajar Ma’arif (Sejarah Kebudayaan Islam) : Cilacap. PC.
Ma’arif NU, 2012.
            Mahmud Yunus,. Metodek Khusus Pendidikan Agama, : Jakarta. PT. Hida Karya
Agung, 1980.
            Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2001.
            ________.  pengembangan kurikulum pendidikan Islam : Jakarta . Raja Grafindo
Persada, 2005
            Thoha, Chabib dkk.  Metodelogi Pengajaran Agama : Semarang. Pustaka
Pelajar,  1999.
[1][1] Muhaimin, pengembangan kurikulum pendidikan Islam, (Jakarta : 2005, Raja Grafindo
Persada) Hal 1-3

[2][2] Thoha, Chabib dkk.  Metodelogi Pengajaran Agama : Semarang. Pustaka


Pelajar,  1999, Hal 222-223
[3][3] Mahmud Yunus,. Metodek Khusus Pendidikan Agama, : Jakarta. PT. Hida Karya

Agung, 1980, hal 76

[4][4] Djuanda.Buku Bahan Ajar Ma’arif (Sejarah Kebudayaan Islam) : Cilacap. PC. Ma’arif
NU, 2012, hal 1-37
[5][5] Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal

83

[6][6] Agus,            H. “SKI MTS N,” skimtsn.blogspot.com, 2012, diakses 23 April 2013 pukul 17.45
               

[7][7] Muhaimin, Pengembangan Kuriulum Pendidikan Agama Islam, hal  140-142


[8][8] Agus,            H. “SKI MTS N,” skimtsn.blogspot.com, 2012, diakses 23 April 2013 pukul 17.45

Anda mungkin juga menyukai