Anda di halaman 1dari 16

DISKURSUS ( IDE/PEMIKIRAN ) TENTANG METODOLOGI,

KANDUNGAN, SUMBER DAN SYARAT FILSAFAT PENDIDIKAN


ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam & Umum

Dosen Pengampu : Dr. Imam Nashrudin, M.Pd

Oleh Kelompok 4 :

Eva Kunia Ningsi 2020.01.084

Inez Yuniar 2020.01.099

M. Hatta 2020.01.108

Rebi Husni 2020.01.133

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH

INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga dapat merampungkan
penyusunan makalah Filsafat Pendidikan Islam & Umum dengan judul "
Diskursus (Ide/Pemikiran) tentang Metodologi, Kandungan, Sumber dan Syarat
Filsafat Pendidikan Islam" tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Baginda Nabi Besar


Muhammad SAW yang telah memberi syafa’atnya kepada kita semua, sehingga
kita bisa hidup di zaman kemajuan seperti ini. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Ustadz Dr. Imam Nashrudin, M.Pd selaku dosen pengampu
dalam makalah ini.

Dalam Penulisan Makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa, referensi dan aspek
lainnya. Oleh karena itu, Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini kritik dan
saran yang membangun sangat diharapakan dari dosen pengampu dan teman-
teman sekalian.

Akhir kata kami selaku penyusun makalah sangat mengharapkan semoga


dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan agar
dapat menginspirasi para pembaca.

Indralaya, 4 November 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Diskursus ( ide/pemikiran) filsafat Pendidikan Islam.......................................4
B. Pengertian dari metodelogi filsafat Pendidikan Islam.......................................4
C. Macam-Macam Metode Filsafat Pendidikan Islam..........................................5
D. Sumber Filsafat Pendidikan islam......................................................................8
E. Syarat Filsafat Pendidikan Islam......................................................................10
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat Pendidikan islam adalah konsep yang berfikir tentang


kependidikan yang bersumber atau berlandaskan pada ajaran islam tentang
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing
menjadi manusia muslim yang seluruh pibadinya dijiwai oleh ajaran islam.
Filsafat Pendidikan islam berdasarkan wahyu, tidak semata berpijak
humanistic, tidak mengenal kebenaran terbatas, tapi universal. Filsafat
Pendidikan islam mengembangkan semua aspek kepribadian mulai akal,
intuisi, akal budi dan inderawi. Ide-ide filsafat Pendidikan islam selain
bersifat teoritik juga realistic yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku dan
mudah di transformasikan dalam kehidupan.

Kita ketahui bahwa secara umum filsafat berupaya menjelaskan inti dari
segala yang ada, dan karena itu filsafat dikenal sebagai induk segala ilmu.
Filsafat Pendidikan islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang
terdapat dalam dunia Pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah
metode, sumber dan syarat filsafat Pendidikan islam seperti yang akan kita
bahas dalam makalah ini

Dalam Pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat


penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang
membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum
Pendidikan, sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi
pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya. Metode
Filsafat Pendidikan islam itu sendiri dapat diartikan sebagai jalan atau cara

iv
untuk dapat memecahkan problematika Pendidikan umat islam dan
selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan
Pendidikan umat islam.

Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidkan Islam memiliki


sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya.
Filsafat Pendidikan ini adalah dalam lingkup islam, maka sudah pasti
mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-masalahnya. Ajaran dan
Pendidikan islam itu sendiri bersumber pada Al-qur’an dan Al-Hadist, maka
kita akan menemukan sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat
Pendidikan islam.

Paparan diatas memberikan sedikit gambaran tentang pengertian filsafat


Pendidikan islam, Metode, dan Sumbernya, tetapi gambaran tersebut masih
terbatas dan samar. Sebagai bagian dari perilaku Pendidikan Islam tentunya
kita memahami seluk beluk filsafat Pendidikan islam untuk kepentingan
pengembangan Pendidikan islam. Hal itu bisa kita mulai dengan mempelajari
tentang metode, kandungan, sumber dan syarat Filsafat Pendidikan Islam.
Pelaku Pendidikan islam baik apabila membaca makalah ini untuk
melengkapi khasanah pengetahuan filsafat Pendidikan islam. Demikian
pendahuluan makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Diskursus ( ide/pemikiran) filsafat Pendidikan islam?


2. Apa pengertian dari metodelogi filsafat Pendidikan islam ?
3. Apa saja macam-macam metode filsafat Pendidikan islam ?
4. Apa Sumber Filsafat Pendidikan islam ?
5. Apa Syarat Filsafat Pendidikan islam ?

v
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui dan memahami apa itu Diskursus ( ide/pemikiran)


filsafat Pendidikan islam
2. Untuk Mengetahui dan memahami Pengertian metode filsafat Pendidikan
islam.
3. Untuk Mengetahui apa saja metode-metode filsafat Pendidikan islam.
4. Untuk Mengetahui Sumber Filsafat Pendidikan islam.
5. Untuk Mengetahui Syarat Filsafat Pendidikan islam.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Diskursus ( ide/pemikiran) filsafat Pendidikan Islam

Diskursus (ide/pemikiran) adalah Diskursus (berasal dari bahasa


Latin, discursus, yang secara harafiah berarti "berlari bolak-balik")
atau wacana adalah suatu bentuk komunikasi baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam ilmu filsafat, diskursus merupakan suatu konsep yang
dikembangkan oleh Michel Foucault dalam karya-karyanya. Bagi Foucault,
diskursus adalah sebuah sistem berpikir, ide-ide, pemikiran, dan gambaran
yang kemudian membangun konsep suatu kultur atau budaya. Diskursus
dibangun oleh asumsi-asumsi yang umum yang kemudian menjadi ciri khas
dalam pembicaraan baik oleh suatu kelompok tertentu maupun dalam suatu
periode sejarah tertentu.1

Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang muncul


dari sifat filsafat seorang pendidik, dari pengalaman-pengalamnnya
dalam pendidikan dan kehidupan dari kajiannya tentang berbagai ilmu yang
berhubungan dengan pendidikan, dan berdasar itu pendidik dapat mengetahui
sekolah berkembang.2

B. Pengertian dari metodelogi filsafat Pendidikan Islam

Banyak dan beragam pengertian tentang metode pendidikan, baik


dilihat dalam konteks mikro misalnya metode yang digunakan dalam
penyajian pelajaran/pembelaiaran maupun dalam konteks makro dalam arti
pengembangan pendidikan Islam termasuk didalamnya proses pembelaiaran.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskursus
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_pendidikan

vii
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat mereka yang telah menelaah
pengertian metode:
1. Jalaluddin dan Usman Said (1996), metode diartikan sebagai cara untuk
menyampaikan materi pelaiaran kepada anak didik (peserta didik).
2. Mohammad Athiyah al-Abrasyi (1980) mengartikan metode sebagai jalan
yang kita ikuti untuk memberi paham kepada murid-murid dalam
berbagai macam pelajaran dalam segala mata pelaiaran.
3. M. Arifin (1991), metode berarti jalan untuk mencapai tuiuan.
4. Abuddin Nata (1997), metode pendidikan Islam adalah jalan untuk
menanamkan pengetahuan agama kepada diri seseorang sehingga terlihat
dalam pribadi obiek sasaran, yaitu pribadi Islami.3
5. Menurut kami metodelogi adalah Metodelogi adalah ilmu atau cara yang
digunakan untuk memperoleh kebenaran dan memecahkan masalah
menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu.

Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna, bila ia mengandung nilai-
nilai yang intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara
fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang
terkandung dalam tujuan pendidikan.

Ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang
hendak direalisasikan melalui metode yang mengandung watak dan relevansi
tersebut:

1. Membentuk manusia didik menjadi hamba Allah yang mengabdi


kepadanya semata.
2. Bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Alquran.
3. Berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai ajaran Alquran.

C. Macam-Macam Metode Filsafat Pendidikan Islam

Di dalam Alquran ada beberapa isyarat tentang metode pendidikan Islam,


dan secara global dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
3
H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam, Jl. Siaga I No 3, Pajaten Barat, Pasar Minggu
Jakarta:Pustaka Pirdaus,2005, hlm.72

viii
1. Metode Pemahaman

Metode ini menuntut pemahaman anak didik terhadap apa yang telah
disampaikan. Di antara jenis metode ini adalah:

a. Penggunaan Akal (Rasio)


Metode ini merupakan salah satu cara yang dianjurkan Alquran yang
dijelaskan dalam beberapa ayat, di mana manusia agar memfungsikan
akal secara optimal untuk mencari kebenaran sehingga ia dapat
mengoptimalisasikan logika untuk melihat kebenaran dan kesalahan.

b. Metode Tamtsil dan Tasybih


Metode ini digunakan untuk memudahkan dalam menjelaskan sesuatu
yang immateri dengan cara yang mudah dengan memberikan tamtsil
(perumpamaan) agar mudah dicerna oleh rasio. Tamtsil ini merupakan
salah satu metode yang dominan digunakan untuk menyampaikan pesan
Ilahi yang tertuang dalam kitab suci. Hal ini diisyaratkan dalam firman
Allah pada QS al-Ankabut: 43.
c. Mengambil Pelajaran Peristiwa Masa Lalu

Metode ini dipakai Alquran ketika masa turun, di mana Alquran


diturunkan secara gradual sesuai dengan situasi peristiwa. Alquran
mengarahkan agar manusia mencari pengalaman yang dijadikan
pelajaran, dan setiap hambatan dicarikan upaya pemecahan. Peristiwa
masa lalu merupakan sarana yang efektif untuk menghubungkan materi
pengajaran dengan kondisi jiwa peserta didik untuk menghantarkan
kepada kesuksesan.

2. Metode Penyadaran

Metode ini dikonsentrasikan untuk memberikan kesadaran terhadap anak


didik dalam menyerap nilai-nilai pendidikan melalui:

a. Amar ma’ruf nahi munkar, memesan kebaikan, kesabaran, dan


kedamaian. Metode ini mencakup nilai demokrasi dalam pendidikan,

ix
bukanlah hal yang aib jika pendidik mendengar dan melaksanakan
pendapat peserta didik, karena hakikat dari pendidikan adalah
mengkaji, mencari, menyuruh kebajikan dan melarang kemungkaran.
b. Memberi mau‘izhah dan nasihat. Secara umum Alquran adalah
mau‘izhah bagi orang mukmin. Alquran menjelaskan bahwa ia adalah
mau‘izhah bagi orang mukmin. Ia juga menjabarkan bahwa
mau‘izhah kadang-kadang juga bersumber dari para pemimpin, orang
tua, nabi, rasul, bahkan juga dari orang yang lebih kecil, seperti
mau‘izhah Nabi Ibrahim kepada orang tuanya.
c. Pemberian ganjaran dan hukuman. Alquran telah menentukan
perilaku mana yang pantas menerima ganjaran atau hukuman.
Ganjaran diberikan atas ketepatan yang dicapai, sedangkan hukuman
diberikan atas kesalahan yang dilakukan.
d. Penyadaran bertahap. Dalam melaksanakan metode ini, Alquran
menunjukkan berbagai cara yang harus dilakukan secara bertahap,
khususnya dalam menghilangkan kebiasaan yang kurang baik yang
telah berakar. Sebagai contoh adalah menghilangkan kebiasaan
minum khamer (Muhammad Quthb, tth: 246).
e. Pengendalian nafsu. Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani,
jasmani potensinya bersumber dari makanan yang kemudian
disalurkan untuk melakukan aktivitas baik positif maupun negatif.
Alquran mengarahkan manusia agar memanfaatkan potensi tersebut
untuk kegiatan yang bernilai positif sebagaimana QS asySyams: 7-10.
3. Metode Praktik
Dari pemahaman akan muncul kesadaran, dan kesadaran menjadi
landasan dalam beramal. Metode ini merupakan hasil dari kedua metode
sebelumnya dan di antara metode ini adalah:
a. Penugasan. Alquran menganjurkan agar perbuatan didasari
pengetahuan, sehingga perilaku manusia adalah perilaku yang dapat
dipraktikkan secara langsung sesama orang lain.

x
b. Keteladanan. Jika ajaran Islam membawa tujuan yang jelas, maka
selazimnya kehidupan orang Islam terisi dengan langkah yang
kongkrit sehingga orang lain tertarik (Muhammad Quthb, tth: 222).
Pengaruh yang dominan dalam pendidikan adalah melalui contoh
untuk dipraktikkan yang membantu perkembangan jiwa peserta didik.

Metode praktik (‘amaly) digunakan tidak hanya dalam masalah


keterampilan, tetapi juga untuk menanamkan nilai kepada peserta didik,
sehingga tujuan yang diharapkan adalah membentuk manusia yang ‘abid,
saleh, yang mampu mengendalikan kehidupan bukan tertindas oleh
penghidupan.

Metode dalam pendidikan Islam adalah sebagai sarana pendukung


yang menghubungkan pikiran, pengetahuan, informasi, keterampilan,
pengalaman, dan sikap dari pendidik kepada peserta didik. Berhasil
tidaknya pendidik dalam mengajar sangat tergantung pada penguasaan
metode dalam mengajar.4

D. Sumber Filsafat Pendidikan islam

Dalam pengertian Filsafat Pendidikan Islam yang disebut di atas


disebutkan bahwa filsafat ini didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai
sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim,
sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu bahwa sumber-sumber
Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an
dan al-Hadis, 2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim.

Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat


Pendidikan Islam bahwa Dasar dan tujuan Falsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya, yaitu
al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-
pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek,
termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’
4
Syamsul Kurniawan, Filsafat Pendidikan Islam ( kajian filosofis Pendidikan islam berdasarkan
telaah atas Al-Qur’an, Hadits, dan Pemikiran Ahli Pendidikan ), Malang, Jatim : 2017, hlm 82.

xi
seperti qiyas syar’I dan ijma’ sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973),
pada dasarnya berasal dari kedua sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis).
Dalam paparan ini sumber sekundernya adalah Hasil pemikiran ulama’ seperti
qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof muslim..

Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu


pengetahuan. Seluruh ilmu yang bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika,
sains), tingkah laku manusia(ilmu-ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu
agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Allah. Hal lain yang juga amat
mendasar adalah bahwa al-Qur’an amat menekankan pentingnya hubungan
yang harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat, dan iman
tanpa ilmu tidak akan berdaya

Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan


dan pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh
pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra;, hingga ada kesimpulan bahwa
al-Qur’an adalah kitab pendidikan.

Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat


pendidikan Islam karena Nabi Muhammad SAW telah memberikan perhatian
amat besar terhadap pendidikan, dan mencaangkan pendidikan sepanjang
hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia
diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan aklah mulia dan
mengajak menyembah Allah semata.

Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat


ulama’ yang tertulis dalam kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan
filsafat pendidikan Islam. Namun demikian secara subtansial pendapat para
filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan,yaitu jika sesuatu dijadikan
sebagai sumber, maka sumber itu harus permanen, constant, dan tidak
diperselisihkan keberadaannya. Sedang filsafat dari manapun ia berasal atau

xii
disampaikan tetap memiliki sifat-sifat kekurangan dan kelemahan yang
menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat dipermasalahkan.5

E. Syarat Filsafat Pendidikan Islam

Sebagaimana diketahui dan disadari bersama bahwa fungsi dan


peranan pendidik Islam dalam penyelenggaraan pendidikan Islam menduduki
posisi strategi dan vital. Pendidik yang terlibat secara fisik dan emosional
dalam proses pengembangan fitrah manusia didik baik langsung ataupun tidak
akan memberi warna tersendiri terhadap corak dan model sumberdaya
manusia yang dihasilkannya.

Pendidik atau guru dikatakan prefesional apabila pendidik atau guru


bersangkutan mampu menjadi agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran,
menurut pasal 28 ayat (3) Undang Undang RI nomor 14 tahun 2005, pendidik
atau guru sekurang-kurangnya harus memiliki dan mampu menerapkan
empat kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu:

a. Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap,


stabil dan dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia.
b. Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya.
c. Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan meteri
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
d. Kompetensi sosial, adalah kamampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
5
Jalaludin & Usman Said,  Filsafat Pendidikan Islam konsep dan Perkembangan pemikirannya,.
Jakarta: RajaGrafindo Persada,1994.

xiii
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

Keempat kompetensi di atas, dijabarkan lebih lanjut dengan keputusan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan nomor Filsafat Pendidikan Islam Dr. H. Ahmad
Syar’i, M.Pd 16 tahun 2005 menjadi beberapa indikator kompetensi, sehingga
memudahkan bagi pendidik, guru atau pihak-pihak terkait lainnya dalam
memahami dan mengimplementasikannya dalam proses pendidikan dan
pembelajaran. Berbagai persyaratan yang harus dimiliki guru atau pendidik
tersebut dimaksudkan menjamin agar para guru atau pendidik betul-betul
memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya.6

6
Dr.H. Ahmad Syar’I, M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Revisi),Kalimantan Tengah: CV.
Narasi Nara, 2020. Hlm 88.

xiv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Diskursus ( Ide/Pemikiran) Metodelogi, Kandungan, Sumber dan Syarat
filsafat pendidikan isalam merupakan falsafah Pembelajaran yang di jiwai oleh
nilai-nilai Islam, atau kajian filosofis tentang masalah-masalah pendidikan
yang berdasarkan ajaran Islam, Metode filsafat pendidikan islam adalah salah
satu alat atau sarana untuk memahami dan memcahkan masalah pendidikan
islam berdasarkan hubungan antar teori dan praktik.

B. Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
memohon saran kepada seluruh pembaca khususnya kepada dosen pengampu
agar kami untuk kedepannya mampu menyusun dan menyadari dalam
penyusunan makalah yang lebih baik.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Ahmad Syar’I, M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Revisi),Kalimantan


Tengah : CV. Narasi Nara, 2020.
H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Pirdaus,
2005.
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskursus
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_pendidikan
Jalaludin & Usman Said,  Filsafat Pendidikan Islam konsep dan Perkembangan
pemikirannya,. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994.
Syamsul Kurniawan, Filsafat Pendidikan Islam ( kajian filosofis Pendidikan
islam berdasarkan telaah atas Al-Qur’an, Hadits, dan Pemikiran Ahli
Pendidikan), Malang, Jatim : 2017.

xvi

Anda mungkin juga menyukai