Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN OBSERVASI AHLI TASAWUF

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Akidah Akhlak

Disusun oleh :

PAI-2/Sem III

Nama: Muniroh Salamah

Nim: 0301183277

Dosen Pengampu: Drs. Miswar Rasyid Rangkuti, M.A

Mata Kuliah : Akidah Akhlak Pada MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Nama : Muniroh Salamah


No Hp Saya: 085834149817

No Hp Ibu: 081375259825

PERTANYAAN

1. Bagaimana cara mensucikan diri ? ( pada bab tasawuf)


a. jelaskan bagaimana cara membersihkan dosa lahir dan batin,
b. jelaskan bagaimana perjalanan panjang al-ahwal, maqamat dan al uns,
c. jelaskan apa saja hambatan dalam bertaubat ,
d. jelaskan apa sajakah kendala mempelajari pendidikan agama Islam !

Berdasarkan Rekomendasi : Dr. Zulfahmi Lubis, LC, MA

2. Mengapa kita perlu berbakti kepada kedua orang tua , terutama Ibu ?
Jelaskan !

3. Buatlah contoh bagaimana orang yang taat kepada orang tua !

JAWABAN

1. Berdasarakan hasil wawancara melalui Ust Dr. Zulfahmi Lubis, LC, MA yakni :
a. Menurut beliau, cara membersihkan dosa lahir dan batin adalah dengan cara
:
 Tinggalkan dosa-dosa lahir dan batin,
 Membersihkan dosa itu berawal dari membersihkan hati , karena akar
dosanya dari nafsu. Seperti, jika kita menebang pohon pastilah kita
menebang ranting. Kalau kita cabut dari akarnya maka pohon itu akan
mati, karena disitulah akar pangkal dari dosa yaitu hati.
 Kalau hatinya sudah bersih, maka berhentilah dia berbuat dosa.
 Kalau orang yang tidak bertasawuf, dosa itu tidak akan berhenti.
 Kemunafikan ada 2, yaitu munafiq itiqadi merupakan pemeluk agama
islam, tapi dia kufur, kemudian munafiq Amali yaitu tidak sesuai dengan
perkataannya dan perbuatannya.
b. Adapun perjalanan panjang Al-Ahwal, Maqamat, dan Al Uns menurut beliau
adalah :
 Al Maqamat masing-masing sufi berbeda pendapatnya, tergantung bagaimana
proses perjalanan spiritualnya. Intinya adalah sesuatu yang bisa
diupayakan oleh seorang hamba untuk menempuh dan kedekatan diri kepada
tuhannya yaitu bertaubat , tawakkal dan zuhud.
 Al Ahwal adalah anugerah yang datang dari Allah kepada seorang hamba,
ketika menempuh mendekatkan diri kepada Allah. Contohnya Al ideal dan
lain-lain. Kemudian warid itu adalah sesuatu yang bisa dilakukan secara
konsisten dan continue. Jadi kalau orang yang sudah konsisten akan
datang Warid/ Ahwal yang datang dari Allah.
 Al Uns merupakan bagian dari ahwal. Sangat banyak ahwal, intinya
mahqamat itu wirid, ahwal itu warid.
c. Kemudian hambatan dalam bertaubat menurut beliau adalah :
 Taubat itu kembali kepada Allah
 Rukun bertaubat yaitu :

An-Nadm yang artinya menyesal,

Al- Uzm yang artinya tekad tidak berbuat lagi,

At Taufiq yang artinya harus meminta pertolongan kepada Allah.

 Hambatan bertaubat yaitu :

Lingkungan, Tidak memiliki teman atau Mu’addib yang selalu menasehati


tentang kebaikan, dan Tidak ada Mursyid atau pembimbing.

 Pada zaman sekarang agama Islam hanyalah sebagai ilmu bukanlah sebagai
pembimbing untuk berakhlak mulia.
d. Selanjutnya , kendala mempelajari Pendidikan Agama Islam menurut beliau
adalah :
 Orientasi yang selalu kepada materi, maksudnya mencari jurusan yang
menjamin pekerjaan, mencari ilmu yang dapat menghasilkan uang dan
bukanlah mendekatkan diri kepada Allah.
Seperti ,Imam Al Ghazali dulu pernah belajar agama untuk menjadi kaya,
namun ia merasakan tidak tenang dalam hatinya. Lalu ia meninggalkan
segala pengaruh ataupun dunia yang ia miliki, dengan mendekatkan diri
kepada Allah.
 Kalau kita mau mepelajari agama tanpa adanya tujuan dunia, kerja dan
jabatan maka ilmu itu akan mudah sampai.

2. Perlunya kita berbakti kepada orang tua , terdapat beberapa hal penting
yakni :
Pertama, sebagai salah satu bentuk syukur kita kepada Allah swt. Dituliskan
Allah telah menempatkan kedudukan orang tua kita satu tingkah dibawahNya,
tertera dalam surah Lukman yang berarti, “ Bersyukurlah kalian padaKu lalu
untuk kedua orang mu” kita berbakti kepada orang tua kita, nyata kita telah
termasuk orang-orang yang bersyukur kepada Allah swt. Takkan setinggi apapun
rasa syukur kita pada Allah swt, jika kita bersyukur pada Allah dengan
berbakti dan berterima kasih kepada orang tua kita. Dan jika kita bersyukur
pada Allah dengan berbakti kepada orang tua, Allah berjanji akan
menganugerahkan karunia yang banyak.
Kedua, jika kita berbakti kepada kedua orang tua kita, maka sebenarnya kita
sedang membangun dan membuka jalan ke syurga. Seperti hadist Rasullullah
yang mengatakah bahwa “ Keridhoan Allah terletak pada keridhoan orang tua,
dan kemurkaan Allah swt terletak kepada kemurkaan orang tua. Jadi, tidak
mungkin kita akan menerima syurga jika orang tua saja sudah tidak ridho
terhadap kita.
Ketiga, jika kita berbakti kepada orang tua , Insya Allah kelak anak-anak
kita juga akan berbakti kepada kita orang tuanya kelak. Namun, jika kita
durhaka kepada orang tua kita, maka kelak anak-anak kita juga akan durhaka
terhadap kita.
Oleh karena itu berbakti terhadap keduanya , sebab tanpa kedua orang tua kita
bukanlah apa-apa. Tidak ada artinya kesuksesan tanpa keridhoan orang tua.
Apalagi terhadap Ibu terutama, hendakya kita harus selalu berbakti
kepadanya karena ibu memiliki peran yang sangat penting. Yakni ibu adalah
orang yang selalu memberikan pengorbanan yang besar kepada kita sebagai
pengganti. Ibu juga selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, ibu
rela tidak makan dan minum demi anaknya, bahkan rela mati demi
mempertahankan hidup. Karena ibu juga yang telah mengandung, melahirkan dan
merawat serta mendidik kita dengan segenap kemenangan. Dan bahkan berbakti
kepada ibu juga termasuk hal seperti kita sedang berjihad. Ibu juga memiliki
senjata berupa doa, doa-doa nya sering terkabul dan ibu selalu memberikan
kasih sayang tanpa batas.
Seperti jawaban Rasulullah ketika seorang sahabat bertanya tentang” siapa
orang yang paling berhak untuk ditemani dengan baik ?” Rasulullah saw
bersabda : “Ibumu” , kemudian bertanya kembali, lalu siapa ? Rasul
menjawab “Ibumu” , dan bertanya lagi, lalu siapa lagi ? Rasulullah
menjawab “Ibumu” kemudian bertanya , lalu siapa lagi? Rasul menjawab
“Bapakmu”. Hadist ini menunjukkan meminta-minta tiga kali lipat lebih
banyak dari pada menyatukan lagu dalam hal mendapatkan bakti. Dan memakan.
Ketiga hal itu merupakan bagian yang dirasakan oleh Ibu, sedang ayah hanya
melibatkan bersamanya dalam hal mendidik dan membesarkan anak saja.

3. Contoh orang yang taat terhadap orang tua yaitu :


 Senantiasa berbuat baik dan bersikap hormat dalam tingkah laku maupun
tutur kata terhadap kedua orang tua. Seperti, seorang anak yang selalu
menuruti perintah orang tuanya dan bertutur lemah lembut kepada mereka.
 Mengikuti keinginan dan saran orang tua selama keinginan dan saran itu
tidak melanggar ajaran agama. Seperti seorang anak yang tidak membantah
perkataan orang tuanya, apabila orang tua nya memberi saran atau nasehat
kepadanya. Dan selalu menuruti keinginan orang tuanya.
 Membantu kedua orang tua sesuai kemampuan. Seperti seorang anak yang
senantiasa membantu pekerjaan orang tuanya misalnya membantu
membersihkan rumah, dan lainnya.
 Mendoakan orang tua sesuai kemampuan. Seperti seorang anak yang
senantiasa mendoakan yang terbaik untuk kedua orang tuanya dan
senantiasa mengingat kedua orang tuanya.
 Menjaga dan merawat orang tua ketika orang tua sakit. Seperti seorang
anak yang menyuapkan makan untuk orang tuanya, membersihkan pakaian
orang tuanya .

DOKUMENTASI HASIL WAWANCARA BERSAMA


DR. ZULFAHMI LUBIS, L.C , M.A.

Anda mungkin juga menyukai