Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Tugas ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah

“INOVASI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

PAI-2/SEM VI

Nama : Muniroh Salamah

NIM : 0301183277

Dosen Pembimbing : Dr. Farida Jaya, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
IDENTITAS REVIEWER

Nama : Muniroh Salamah

Tempat/ Tanggal Lahir : Tebing Tinggi / 12 Oktober 1999

Alamat : Jalan Bawang Putih, Bandar Sakti , Kota Tebing Tinggi

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Jurusan/Sem : Pendidikan Agama Islam (PAI-2) / VI

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI

Email : munirohsalamah@gmail.com

No. Hp : 083164570429
BAB I

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical
Journal Riview ini pada mata kuliah Inovasi Pendidiakan, yang dibimbing oleh dosen Ibu Dr.
Farida Jaya, M.Pd.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,
serta keluarga dan para sahabatNya di akhirat kelak. Semoga dengan bershalawat kepadaNya
kita bisa mendapatkan syafat beliau di yaumil akhir aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

Dalam Penulisan Critical Journal Review ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi maupun sistematika penulisan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis sendiri. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
CJR ini dimasa yang akan datang.

Medan, 28 Juni 2021

Muniroh Salamah
Identitas Jurnal 1

1. Judul Jurnal : Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian Problematika


Pendidikan di Indonesia
2. Pengarang Artikel : Titi Kadi & Robiatul Awwaliyah
3. Nama Jurnal : Jurnal Islam Nusantara
4. Email Pengarang : titikadi75@yahoo.com & robiatulawwaliyah04@gmail.com
5. Tahun Terbit : 2017
6. ISSN : 2579-3756
7. Volume : 01
8. Nomor : 02
9. Alamat Situs : https://www.jurnalnu.com/index.php/as/article/view/32/0
Identitas Jurnal 2 :

1. Judul Jurnal : Fundamentals Of The Implementation Of Pedagogical


Innovations

2. Pengarang Artikel : Djumaeva Mehribon Abduvokhitovna

3. Nama Jurnal : Novateur Publications (JounalNX-A Multidisciplinary Peer


Reviewed Journal)

4. Email Pengarang :-

5. Tahun Terbit : 2020

6. ISSN : 2581-4230

7. Volume :6

8. Issue :5

9. Alamat Situs :https://media.neliti.com/media/publications/336927-


fundamentals-of-the-implementation-of-pe-b77484be.pdf
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL


JURNAL 1
Inovasi Pendidikan pada hakikatnya, pendidikan dilakukan untuk memperbaiki
kehidupan seseorang atau sekelompok orang agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pendidikan adalah produk yang terlahir dari aktivitas manusia saat bereaksi terhadap
fenomena realitas kesemestaan jagad raya. Pada awalnya, kehadiran pendidikan menjadi
sarana bagi manusia untuk belajar mengenal, mengkaji dan memahami segala realitas
kehidupan, termasuk mengenal dirinya yang merupakan bagian dari realitas itu sendiri.
Dalam perkembangannya pendidikan tidak hanya sekedar berperan sebagai sarana
untuk memenuhi hasrat keingintahuan manusia, namun juga berperan sebagai sarana bagi
realisasi potensi kedirian individu. Kedua bentuk peran pendidikan ditujukan untuk
menghadirkan manusia sebagai individu yang bereksistensi, karena sejatinya pendidikan
yang terlahir dari rahim aktivitas manusia harus mampu memanusiakan manusia. Sebagai
proses realisasi potensi kedirian individu, pendidikan harus dirancang di atas bangunan
kesadaran, bahwa individu memiliki potensi yang secara natural senantiasa bergerak
menuju gerbang aktualisasi (Ahmad, 2013).
Pendidikan adalah suatu yang universal yang berlangsung terus tak terputus dari
generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia itu di
selenggarakan sesuai dengan dengan pandangan hidup dan dalam latar sosialkebudayaan
setiapa masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pendidikan di selenggarakan berdasarkan
filsafat hidup serta berlandasan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia.
Kajian ketiga landasan itu (filosofi, sosiologis, dan kultural) akan membekali setiap tenaga
kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidangn tugasnya
(Tirtaraharja, 2005).
Inovasi dimaknai sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari
dan diterima sebagai hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Inovasi
pada hakikatnya merupakan hasil sebuah pemikiran cemerlang yang bercirikan pada hal
yang baru, dapat berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil
olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu. Adapun ciri-ciri
suatu inovasi yang dikemukakan adalah sebagai berikut: pertama, Adanya keuntungan
relatif, yaitu sejauh mana satu inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Bermanfaat atau tidaknya suatu inovasi, dapat diukur berdasarkan nilai
kemanfaatannya, baik dalam aspek ekonomi, sosial, kesenangan, kepuasan, atau karena
mempunyai komponen yang sangat penting. Dengan semakin menguntungkan bagi
penerima makin cepat tersebarnya inovasi. Dalam hal ini penggunaan kompor gas yang
lebih hemat telah memberikan keuntungan pada banyak pihak. Kedua, bersifat
“kompatibel”, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu dan
kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini
oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yan ada di
masyarakat. Seperti halnya penyebarluasan alat kontrasepsi di masyarakat, yang mana
menurut kepercayaan dan dogma agama mereka dianggap sebagai sesuatu yang
kontroversial, sehingga penyebaran inovasi menjadi lambat, bahkan terhambat
(Syafaruddin, 2012). Ketiga, bersifat “kompleksitas”, yaitu suatu inovasi memiliki tingkat
kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya. Misalnya,
penyuluh kesehatan memberitahu masyarakat pedesaan untuk membiasakan memasak air
yang akan diminum. Sedangkan masyarakat tidak mengetahui tentang teori penyebaran
penyakit melalui kuman yang terdapat pada air minum, tentu saja penyuluhan, ajakan atau
imbauan tersebut sukar untuk diterima, sebelum penyuluh kesehatan memberikan
pengarahan tentang penyebaran berbagai penyakit yang berasal dari air minum dan sanitasi
yang tidak sehat.
Problematika Yang Menuntut Inovasi Pendidikan, banyak hal yang menuntut
diadakannya inovasi pendidikan di Indonesia, di antaranya adalah : Pertama, perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dewasa ini, penguasaan terhadap teknologi menjadi hal
yang penting dan prestise, karena dianggap sebagai indikator kemajuan suatu negara.
Negara dikatakan maju jika memiliki tingkat penguasaan teknologi tinggi (high
technology), sedangkan negara-negara yang tidak bisa beradaptasi dengan kemajuan
teknologi sering disebut sebagai negara gagal (failed country) (Ngafifi, 2014). Kedua,
Pertambahan penduduk.
Pertambahan penduduk pada gilirannya akan menambah jumlah rumah tangga dan
dengan demikian bertambah pula kebutuhan rumah. Sementara itu kenaikan pendapatan
masyarakat ternyata berjalan lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan harga
rumah. Dengan demikian kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
perumahannya pun juga cenderung menurun(Darwin, 1991). Ketiga, meningkatnya animo
masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian Problematika Pendidikan di Indonesia, di
antara Negara-negara yang maju maupun yang tengah berkembang menyatakan
bahwasannya pendidikan merupakan pemegang peranan penting dalam mengantarkan
bangsa dan negaranya pada arah kemajuan. Negara-negara tersebut mengatasi
keterpurukannya tidak hanya dengan berupaya bangkit di dalam bidang ekonomi, akan
tetapi juga di dalam bidang pendidikan (Tilaar, 2004). Dalam rangka memperbaiki mutu
pendidikan Nasional pemerintah telah melakukan berbagai usaha, salah satunya dengan
penyempurnaan kurikulum. Langkah ini harus dilakukan guna merespon tuntutan terhadap
kehidupan berdemokrasi, globalisasi dan otonomi daerah.
Adapun bentuk inovasi kurikulum itu adalah dengan merubah pola penyelenggaraan
pendidikan yang sentralistik, monolitik dan uniformistik, menjadi lebih demokratis.
Berdasarkan hierarkhi birokrasi yang terkesan otoriter sehingga pihak bawahan harus
melaksanakan seluruh keinginan pihak atasan. Kurikulum yang bersifat sentralistik seperti
ini dirasa sangat menghambat inovasi dan mempengaruhi out put pendidikan, sebab
kurikulum yang terpusat hanya akan menghasilkan out put manusia robot tanpa inisiatif
(Daulay, 2004).
Pendidikan merupakan ilmu normatif. Oleh karena itu, fungsi dari institusi pendidikan
adalah melakukan kegiatan pendidikan dan pembinaan dalam rangka menumbuh
kembangkan subyek didik ke tingkat normatif yang lebih baik, dengan jalan yang baik,
serta dalam konteks yang positif. Oleh karena itu, inovasi apa pun yang tengah dilakukan
dalam pendidikan bukanlah semata-mata atas pertimbangan efektivitas dan efesiensi saja,
tetapi harus tetap mengacu pada upaya pembentukan manusia sejati yang memiliki
kesadaran terhadap realitas dan mampu bertindak mengatasi dunia serta realitas yang
dihadapinya. Sehingga dapat dihasilkan manusia yang mampu menggeluti dunia dan
realitas dengan penuh sikap kritis dan daya cipta, dan itu berarti manusia mampu
memahami keberadaan dirinya. Berbagai model inovasi pendidikan telah banyak
dilontarkan dalam berbagai bentuk, tujuannya untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi, antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan
efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Hal itu ditujukan agar inovasi
yang dilakukan dapat diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan
problematika pendidikan di Indonesia (Senduk, 2003).
Selain upaya-upaya tersebut Indonesia memerlukan tujuan Pendidikan Nasional yang
jelas dan terarah. Pada setiap pergantian pemerintahan secara otomatis akan terganti pula
menteri serta kebijakannya. Hal tersebut disebabkan tidak adanya sesuatu yang mengikat
Sistem Pendidikan Nasional dalam mencapai tujuannya. Masing-masing sektor dikenal
memiliki egoisme sektoral yang sangat kuat sehingga berjalan sesuai keinginan masing-
masing (Tilaar, 2004).

JURNAL 2

The most important requirement for a modern lesson is the introduction of pedagogical
technologies in the educational process, the scientific substantiation of the topic in each
lesson, the determination of the volume of material and its complexity, taking into account
the capabilities of students, reference to previously studied materials; determine the system
of tasks for children and their independent work; determine the material and technical
equipment of the lessons and supplement it with additional visual aids; the use of additional
media (computers) and the creation of a problematic situation in the classroom.

It should be noted that the changes taking place in our society in the economic, social,
political and cultural spheres also depend on the education system, which determines the
intellectual potential of our country in the future and is a key condition for its development.
At the same time, the growth of intellectual potential, its development at a qualitative level
has a significant impact not only on the effectiveness of education, improving the system in
this area, but also on the growth of all areas of this social system. That is why today the
innovative activity of educational institutions is defined as one of the strategic directions in
education.

Innovative education” is usually defined as the introduction of new (useful) elements


in the educational process. Therefore, innovations in the education system are directly
related to changes. Such changes in the education system: purpose, content, method,
technology, form of organization and management system; to organize originality and
educational process in pedagogical activity; education monitoring and evaluation system;
educational and methodological support; in the system of educational work; curricula and
training programs; depending on the activities of the child and teacher. The novelty is
relative in historical aspect. The novelty has a clear historical character, that is, it may appear
prematurely, become the norm in time or become obsolete. With the development of the
kindergarten system or higher education, perhaps the education system as a whole: Absolute
novelty (similarity, lack of prototype); Relative novelty; Unique, inventive.
Types of innovations are grouped into kindergartens and higher educational institutions
according to various criteria: The first classification (group) is based on the fact that the
introduction of innovations is associated with the pedagogical process taking place in the
higher education system. Based on an understanding of this process, the following types of
news can be distinguished:

 Purpose and content of education;


 Methods, tasks, technologies of the pedagogical process;
 Forms and means of organizing training and education;
 Leadership, pedagogy and activities of children.

The second classification (group) in the education system is based on the scale of
innovation. The following changes can be made here:

 Unrelated local and separate;


 Complex, Interconnected;
 Systematic, covering the entire higher system.

The third classification is based on innovative capabilities. In this case, consider:

 Modification of the well-known and accepted in connection with the improvement of


educational programs, curricula, structures, ingenuity, change in appearance;
 Combinatorial innovations;
 Radical change.

The fourth classification of the news record is grouped based on the characteristics of
the previous ones. In this approach, innovation is determined by the number of
replacements, cancellations or disclosures. In this case, as a source of renewal in a
professional institution and in higher education:

 Social order as the need of a country, region, city, district;


 Reflection of public order in laws and documents of regional significance;
 Achievement of complex humanities, advanced pedagogical experience;
 Intuition and creativity of leaders and teachers in testing errors and shortcomings;
 Experimental work; & Foreign experience will serve.

The innovative policy that is developing in our country poses important and responsible
tasks for education.
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

JURNAL 1

A. Kelebihan Jurnal
1) Kelebihan pada jurnal ini cukup jelas dimana jurnal ini menjelaskan dengan baik
masalah pendidikan di negeri Indonesia ini, jurnal tersebut juga menggunakan
bahasa yang mudah dipahami serta tulisan yang baik dan rapi.
2) Jurnal ini juga memakai abstrak dengan dua bahasa sesuai dengan ketentuan
pembuatan jurnal yakni Bahasa Indonesia dan Inggris, sehingga mudah dipahami
para pembaca.
3) Jurnal ini juga mudah diakses dan websitenya tidak sulit ditemukan.
4) Jurnal ini menggunakan referensi yang jelas dan terdapat footnote serta daftar
pustakanya.
B. Kekurangan Jurnal
1) Kekurangan pada jurnal ini adalah terdapat beberapa kata yang diulang, dan akan
lebih baik jika penulis membuat solusi sesuai pemahamannya tentang
problematika di negeri ini agar bisa menjadi bahan pertimbangan pula.

JURNAL 2

A. Kelebihan Jurnal
1) Jurnal ini memiliki kelebihan yang cukup jelas, yang menjelaskan dengan baik
masalah pendidikan, yaitu terdapat pada sistem pendidikannya.
2) Pada jurnal ini dijelaskan bahwa kegiatan inovatif dari lembaga pendidikan
merupakan salah satu arah strategi dalam pendidikan.
3) Jurnal ini dijelaskan dengan terperinci dan jelas.
B. Kekurangan Jurnal
1) Jurnal ini hanya memuat satu abstrak yaitu bahasa Inggris saja
2) Jurnal ini tidak terdapat alamat email pengarang.
3) Dikarenakan jurnal ini menggunakan bahasa asing, sehingga pembaca yang
kurang memahami bahasa asing, sulit untuk memahaminya.
BAB IV
KEKHASAN DAN KEMUTAKHIRAN JURNAL

JURNAL 1

KEKHASAN:

Jurnal ini memiliki kekhasan yakni pembahasannya sesuai dengan mata kuliah yang
dibahas yakni Inovasi Pendidikan. Pembahasan pada jurnal ini, membahas problematika
pendidikan di Indonesia, sehingga jurnal ini memiliki khasnya tersendiri yakni mengenai
bagaimana inovasi pendidikan pada problematika pendidikan di Indonesia. Maka jurnal ini juga
dapat dikatakan memiliki kekhasan yakni dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam
membuat sebuah makalah atau membuat suatu artikel.

KEMUTAKHIRAN:

Jurnal ini dapat dikatakan mutakhir, karena memiliki tujuan yakni mengenai Inovasi
pendidikan. Jurnal ini dikatakan mutakhir karena pembahasan pada jurnal ini sesuai dengan
yang dipelajari, penulis memaparkan materinya dengan sangat jelas dan terperinci sehingga
memudahkan para pembaca untuk memahaminya. Maka jurnal ini dikatakan mutakhir karena
menjelaskan dengan baik permasalahan pendidikan di Indonesia ini.

JURNAL 2

KEKHASAN :

Jurnal ini memiliki kekhasan yakni menggunakan bahasa Asing (bahasa Inggris), dan
jurnal ini juga memiliki kekhasan yang membahas proses inovasi yang berfungsi sebagai syarat
untuk kelangsungan hidup lembaga pendidikan. Jika memahami bahasa asing, maka jurnal ini
sangat bagus dijadikan acuan atau referensi dalam pembuatan suatu artikel.

KEMUTAKHIRAN

Jurnal ini dapat dikatakan mutakhir karena memiliki tujuan yakni membahas bagaimana
proses inovasi dalam lembaga pendidikan, dan juga menjelaskan bahwa dalam inovasi juga
memiliki koneksi inovasi pedagogis yang mengumpulkan dan menyiapkan kesimpulan ilmiah.
Serta inovasi yang merupakan bagian integral dari kehidupan kita saat ini.
BAB V

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN

A. Rekomendasi
Setelah saya membaca kedua jurnal ini, maka menurut saya, jurnal ini sangat
direkomendasikan bagi para pembaca dalam mencari sumber referensi dalam pembuatan
tugas makalah atau dalam membuat suatu artikel karena didalam jurnal ini, dibahas dengan
jelas mengenai inovasi pendidikan. Baik itu proses inovasi juga inovasi pendidikan :
problematika di Indonesia.
Jurnal ini sudah cukup bagus, akan tetapi lebih baik jika pembahasannya ditambahkan
lagi agar lebih luas cakupannya.

B. Kesimpulan
1. Inovasi dimaknai sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari
dan diterima sebagai hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Inovasi pada hakikatnya merupakan hasil sebuah pemikiran cemerlang yang bercirikan
pada hal yang baru, dapat berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari
suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu.
2. Ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan adalah :
 Adanya keuntungan relatif, yaitu sejauh mana satu inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya.
 Bersifat “kompatibel”, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai,
pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan
nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi
yang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
 Bersifat “kompleksitas”, yaitu suatu inovasi memiliki tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya.
3. Berbagai model inovasi pendidikan telah banyak dilontarkan dalam berbagai bentuk,
tujuannya untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, antara lain: usaha
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas
pendidikan, dan relevansi pendidikan. Hal itu ditujukan agar inovasi yang dilakukan
dapat diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan problematika
pendidikan di Indonesia (Senduk, 2003).
4. Pendidikan inovatif didefinisikan sebagai pengenalan baru (berguna) unsur dalam proses
pendidikan. Oleh karena itu, inovasi dalam sistem pendidikan adalah berhubungan
langsung dengan perubahan. Perubahan seperti: sistem pendidikan : tujian,isi, metode,
teknologi, bentuk organisasi dan sistem manajemen; untuk mengatur orsinalitas dan
proses pendidikan dalm pedagogis.

Anda mungkin juga menyukai