PRODI PLS
Skor Nilai:
Tim Dosen
2019
NIM: 1162371010
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report
ini untuk mata kuliah Sosiologi Masyarakat Desa & Kota. Dan juga saya mengucapkan
Banyak terima kasih kepada bapak Drs. Faber Simorangkir, MS selaku Dosen mata kuliah
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap Critical Book Report ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penulisan pelaporan Critical Book Report. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Penulisan Critical Book Report ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan tugas – tugas Ataupun Critical Book Report yang akan saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga Critical Book Report sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan Menyinggung perasaan dari sang pembaca. Akhir kata saya ucapkan
Terima Kasih.
Yuli Artika
1162371010
Profil Buku
7. Cetakan : Kedua
BAB I
PENDAHULUAN
KKNI juga menuntut mahasiswa agar lebih baik dalam sikap dan kreatif dalam penulisan
tugas. Maka dari itu Universitas Negeri Medan Menciptakan 6 tugas yang harus di kerjakan
oleh mahasiswanya yaitu: Critical Book Report, Critical Jurnal Report, Rekayasa Ide, Proyek,
Miniriset, dan tugas rutin.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan book report ini adalah sebagai berikut:
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari penyusunan book report
ini adalah :
1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang critical book report;
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya serta meningkatkan kreativitasnya dan kemampuannya berfikir kritis;
3. Sebagai bahan perbandingan terhadap karya lain yang dapat dijadikan referensi belajar
BAB II
ISI BUKU
Ditinjau dari segi etimologi istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu
sosiologi dan pendidikan. Dalam sosiologi pendidikan yang menjadi masalah sentralnya ialah
aspek – aspek sosiologi di dalam pendidikan. Karena situasi pendidikan adalah situasi
hubungan dan pergaulan sosial, yaitu hubungan dan pergaulan sosial antara pendidikan dengan
anak didik, pendidik dengan pendidikan, anak – anak dengan anak – anak pegawai dengan
pendidikan, pegawai –pegawai dan anak –anak. Hubungan – hubungan dan pergaulan –
pergaulan sosial ini secara totalitas, merupakan suatu unit keluarga, ialah keluarga sekolah,
keluarga sekolah dapat tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.
E.George Payne, yang disebut bapak sosiologi pendidikan seperti halnya A. Comte
sebagai bapak dari pada sosiologi. Disini Payne menekankan, bahwa di dalam lembaga –
lembaga, kelompok – kelompok sosial, proses sosial, terdapat social relationship, hubungan –
hubungan sosial ataupun secara tehnis disebut interaksi sosial, di dalam dan dengan interaksi
sosial ini individu memperoleh dan mengorganir pengalaman – pengalamannya. Inilah yang
merupakan aspek – aspek atau prinsip – prinsip sosiologinya. Artinya setiap kali didapati
kondisi dan situasi baru harus ada interaksi sosial yang baru dan seolah – olah individu –
individu itu belajar berinteraksi sosial. Inilah yang merupakan prinsip prinsip paedagoginya.
Sosiologi Pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa pendidikan) yang
membahas proses interaksi sosial anak - anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa
serta dengan kondisi - kondisi sosio cultural yang terdapat di dalam masyarakat dan Negaranya.
Atau secara singkat sosiologi pendidikan ialah tinjauan sosiologi terhadap proses pendidikan
dan pengajaran.
Fackor intern meliputi faktor – faktor biologis dan psikologis sedangkan factor extern
mencakup faktor – faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Pengaruh psikologis pada biologis semua bersifat semiphilosphis dan abstrak. Misalnya
pada science of mind pengetahuan tentang proses berfikir tetapi sebaiknya ketika terbit buku
Darwin, Origin Of Species pada tahun 1859 biologi berpengaruh besar pada psikologi.
Misalnya dengan pesatnya studi tingkah laku hewan, maka jadilah pengetrapannya pada studi
tentang manusia, yaitu tingkah laku manusia dijabarkan dengan tingkah laku hewan.
Cara lain untuk membahas tingkah laku manusia ialah dengan mempergunakan
approach sosial, approach kelompok, societal approach, group approach, titik pangkal dari pada
approach sosial adalah masyarakat dengan berbagai lembaganya, kelompok – kelompok
dengan berbagai aktivitasnya, secara kongkret approach sosial ini membahas aspek – aspek
atau komponen kebudayaan manusia seperti keluarga, tradisi, adat istiadat, moral, norma dan
qtsebagainya. Jadi segala sesuatu yang dianggap sebagai produk bersama dan milik bersama
adalah milik masyarakat. Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami tingkah
laku masyarakatnya. Individu harus bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang
dikehendaki oleh masyarakat atau dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat. Implikasi di
bidang pendidikan, guru-guru harus mendidik anak-anak kearah pola tingkah laku masyarakat
dan negara. Studi tentang tingkah laku masyarakat dilakukan oleh sosiologi. Sosiologi
mempelajari manusia dalam hidup bersama, hidup sosial dengan berbagai lembaga dan
organisasinya. Jadi pendekatan sosial titik beratnya terletak pada masyarakat dan demografi,
tingkah laku manusia ditentukan oleh faktor fisik dan kultural. Dalam berinteraksi individu
akan menunjukan segi kesosialannya dan selalu mengadakan penyesuaiaan diri dengan
lingkungannya.
BAB III. PENDEKATAN INTERAKSI
Interaksi adalah situasi hubungan sosial, maka dapat dikatakan bahwa manusia itu
memasyarakat diri, atau dengan perkataan lain manusia membudayakan diri dan
memasyarakatan, pembudayaan ini tidak aka nada habis – habisnya sampai akhir zaman.
Kesimpulan pendekatan ini mengatakan bahwa mengetahui tingkah laku manusia harus dilihat
dari individu dan masyarakat. Jadi approach education of sociology semata–mata individual
atau social tetapi kedua-duanya. Educational sociology adalah studi tentang interaksi individu
dan lingkungan kulturalnya yang terkandung di dalamnya individu – individu lain, kelompok
– kelompok sosial dan pola – pola tingkah laku, di mana seorang individu yang lahir selalu
dipengaruhi orang dan kebudayaan disekitarnya. Menurut E. George Payne ( bapak sosiologi
pendidikan mendefinisikan : Educational sociology adalah ilmu pengetahuan yang
menggambarkan dan menerangkan lembaga – lembaga kelompok sosial dan proses – proses
sosial, dimana dalam hubungan itu individu memperoleh dan menyusun pengalaman-
pengalamannya. Jadi prinsipnya antara invidu dengan lembaga-lembaga itu selalu saling
mempengaruhi.
Membahas tiga macam approach terhadap tingkah laku manusia, baik manusia sebagai
makhluk individu dan sosial dengan approach – approach individual, sosial dan interaksional,
ada cara lain untuk meneliti tingkah laku manusia, dengan membahas medio sosiopsychis
manusia, dengan membahas medan sosial manusia. Cara pembahasan ini terkenal dengan nama
teori medan atau field theory yang diajarkan oleh Dr. Kurt Lewin dalam psikologi dan
dikembangkan dalam psikologi sosial oleh J.F Brown. Inti dari pada teori medan ialah meneliti
struktur medan hidup ( life space ) beserta pribadinya, personnya, life space sosial atau medan
sosial. Medan hidup ini merupakan kondisi – kondisi syarat – syarat dan situasi konkret yang
menyertai gerak pribadi, gerak person tadi. Objek manusia dianggap sebagai ornaisme
Selanjutnyauntuk menentukan tingkah laku manusia di rumus sebagai berikut :
B = R ( PE ) di mana dalam manusia ini terdapat simbol – simbol : B = Behavior ( tingkah
Laku ) P = Person, manusianya E = Environment, milieu F = fungsi, sehingga rumus tadi harus
dibaca : tingkah laku (B) adalah fungsi person (P) dan milieu (E) artinya bahwa tingkah laku
manusia itu bergantung kepada pribadi (Person) dan lingkungan sekitarnya (Milieu). Secara
prinsipil dalam teori medan untuk mengubah pribadi maka harus dapat mengubah medan
sosialnya dan medan psikologisnya.
1. Pengertian kebudayaan
Unsur – unsur atau bagian – bagian kebudayaan menurut Limton culture atau kebudayaan
sebagai bagian besar dan umum secara totalitas, terbagi – bagi atas:
Istilah kebudayaan di sini sebenarnya kurang tepat seolah olah kebudayaan itu dapat
ditinggalkan seperti membuka baju. Jadi tepatnya manusia itu berbudaya, manusia itu aktif
menciptakan kebudayaan, manusia itu membudaya terus menerus dari saat manusia itu ada
(bayi lahir) sampai dia meninggal dunia. Tetapi sebagian dari kebudayaan masih tetap ada,
ialah yang berupa warisan kebudayaan.
Mores adalah cara bertingkah laku dengan nada emosi yang dihubungkan dengan sikap
benar atau salah. Sedangkan Institusi atau lembaga adalah pola tingkah laku telah terkait oleh
kebudayaan atau pertimbangan yang spesifik
Di dalam memasuki suatu kelompok harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:
Bahkan pada suku lain : dia diberi pisau dan disuruh masuk ke hutan untuk hidup selama
1 tahun dan harus menghadapi tantangan – tantangan musim dingin dan musim panas.
Sehingga dengan demikian individu – individu tersebut berkembang dan mempunya dua
fungsi yaitu sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial
Dari beberapa macam klasifikasi kelompok sosial antara lain yang dibahas dalam bab
ini ialah sebagai berikut:
Ada cara – cara lagi untuk memahami relasi – relasi intergroup, atau hubungan –
hubungan inter kelompok, yaitu apa yang dinamakan jarak sosial atau social distance dan
ethnosentrisme. Jarak sosial itu ada dua macam yaitu jarak sosial- sosial vertical, ialah adanya
rasa perbedaan antara individu dan kelompok yang di dasarkan atas status.
Yang dimaksud jarak sosial horizontal ialah didasarkan atas sikap ontimitas atau taraf rasa
kekamian ( degree of feeling ) “ rasa peka atau rasa erat keanggotaan kelompok, jarak sosial
horizontal mana terdapat pada pribadi perseorangan atau pun bersifat sosial.
Fungsi dari pada kelompok sosial dapat bersifat individu dan sosial. Fungsi individual
dari pada kelompok ialah dalam tarap – tarap tertentu dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan
individu, dimana individu – individu melalui kelompok dapat dimiliki pengetahuan –
pengetahuan yang essensial, kecakapan, sikap yang penyesuaian dalam pengalaman –
pengalaman pendewasaannya dalam kelompok yang lebih luas.
Seperti telah disinggung – singgung dalam pembahasan lewat, bahwa masyarakat dan
kebudayaan – kebudayaan manusia itu tumbuh dan berkembang terus menerus, jadi ada
perubahan – perubahan kearah kemajuan, jadi ada gerak, ada dinamika dari pada sosialnya.
Perubahan – perubahan itu terjadi pada bentuk – bentuk dari pada folkways (kebiasaan harian),
mores dan institusi, tetapi fungsinya tak berubah.
Manusia itu di lahirkan di dalam masyarakat mempunyai tata hidup dan penghidupan
serta pola tingkah laku yang komplek. Untuk menganalisa betapa pengaruh kebudayaan kepada
pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi orang dewasa yang berpribadian sempurna
atau integral, demikian juga betapa kekuatan – kekuatan kodarat atau faktor – faktor keturunan
biologis pada manusia yang menjadi milik pribadi sebagai individualitas dapat menjamu
kepribadian seseorang, kedua masalah itu akan dibahas dalam bab ini.
Dengan kata lain : proses dua arah dimana setiap individu atau group menstimulir yang
lain dan mengubah tingkah laku daripada partisipan.
Pembangunan menuju taraf hidup yang lebih baik, kesehatan yang lebih baik dan
memperoleh pendidikan.
Lebih menekankan kepada masyarakat dari pada individu sebgai suatu kesatuan yang
di hadapi dan sebagai suatu alat yang dilalui untuk mendapat kemajuan
Masyarakat harus dirangsang dan di bantu untuk maju dengan usaha dan isiatif sendiri
Terhadap rangkaian pendapat kadang ada yang lain :
- Bahwa hasil yang banyak dalam rangsang masyarakat untuk membangun taraf hidup yang
lebih baik
- Bahwa apabila masyarakat dapat di dorong untuk serta dalam pembangunan dengan
menyediakan secara sukarela tenaga bebas dan bahan dari bersumber tempat mereka sendiri.
BAB X. TEMPAT – TEMPAT INTERAKSI ANTARA PERSON DAN GROUP
a. Fungsi Keluarga.
Menurut Ogbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut : Fungsi kasih sayang,
fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi perlindungan atau penjagaan, fungsi rekreasi, fungsi
status keluarga dan fungsi agama.
Dikatakannya bahwa kelas – kelas sosial dapat dibedakan enjadi 3 macam, yaitu:
- Upper Class : dalam kelas ini sikap terhadap anak adalah bangga dan menaruh
penghargaan.
-Midle–Class: disin itidak diadakan menyelidikan
- Lower-Class : di sini keinginan – keinginan seperti upper-class itu kurang
karena alasan–alasan.
Ada beberapa tipe organisasi internasional yang bekerja melampaui nasional, yaitu:
Kurikulum adalah situasi dan kondisi yang ada untuk mengubah sikap anak.
Hal ini berarti bahwa situasi itu diarahkan atau dipimpin kepada pencapaian tujuan
yang telah ditentukan. Bahkan termasuk didalamnya: Subject matter, metode, organisasi
sekolah dan organisasi kelas serta pengukuran. Menurut Payne kurikulum terdiri darisemua
situasi dimana sekolah dapat menyelidiki dan menggorganisir secara sadar untuk tujuan
pengembangan kepribadian murid untuk membuat perubahan tingkah laku. Kurikulum tidak
dapat dibatasi oleh kepentingan anak dengan segera tetapi meski di organisir dalam
pengetahuan tentang nilai-nilai sosial
4. Perkembangan Kurikulum
Dalam sejarah perkembangan kurikulum, setelah abad ke-17, juga mulai menyebar
kepada pembicaraan mengenai metode pengajaran. Sebagaimana diketahui, pada kurikulum
tradisional, begitu mapannya metode tradisional, seperti dikte, menghafal dan meniru.
Selanjutnya, berlangsung secara agak alamiah, dasarnya penekanan kepada buku – latihan dan
penguasaan membaca buku atau literatur. Setelah berakhirnya reformasi, pada tahun 1832,
terjadi kebutuhan yang meningkat terhadap sekolah bertipe komersial, di mana mata ajarannya
dilengkapi dengan hal – hal yang jelas – jelas bermanfaat untuk usaha bisnis (disamping ilmu
hitung, sejarah geografi, berbahasa inggris, dan ilmu fisika, juga diajarkan tata buku serta ilmu
pengukuran atau penelitian tanah. Hal tersebut menunjukkan, bukan saja betapa luasnya
kurikulum itu di dalam jumlah mata ajarannya, tetapi juga demikian luas aspek kegunaan sosial
yang dicakupnya.
Salah satu masalah yang menjadi pusat penelitian dan pengembangan sosiologi
pendidikan ialah proses sosialisasi anak. Ada ahli – ahli sosiologi pendidikan yang
berpendapat, bahwa proses sosialisasi merupakan satu-satunya obyek penelitian sosiologi
pendidikan.
2. Proses berlangsung
Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah atau menahan implus implus
dalam dirinya
Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah tuntutan atau kondisi lingkungan
dalam dirinya
Sifat dasar : Merupakan keseluruhan potensi – potensi yang diwarisi oleh seseorang
dari ayah dan ibunya.
Lingkungan prenatal : lingkungan dalam kandungan ibu
Perbedaan individu : individu mendapatkan pengaruh – pengaruh tidak langsung dari
ibu.
Motivasi : kekuatan – kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu
untuk berbuat. Motivasi ini dibedakan menjadi dorongan dan kebutuhan.
Dua Aspek Perkembangan Sosial Manusia
Aspek biologic : makan, minum dan perlindungan telah mengubah bayi menjadi
manusia yang dewasa jasmaninya
Aspek personal sosial : pengalaman dan pengaruh manusia lain telah mengubah snak
menjadi pribadi sosial, warga masyarakat bertanggung jawab.
Perkembangan sosial manusia itu mempunyai du aspek, yaitu :
Perkembangan sosial anak terjadi melaui interaksi sosial dengan orang – orang di
sekitarnya, baik orang dewasa maupun teman sebaya. Terhadap pengaruh orang – orang
dewasa, pada umunya anak bersifat patuh dan menerimanya dengan percaya. Perkembangan
selanjutnya ialah munculnya permainan kelompok yang lebih teratur. Fase ini merupakan
perkebangan lebih lanjut dari pada fase – fase sebelumnya. Ciri pokok ada fase ini ialah
kepatuhan kepada pimpinan pada permainan ini.
Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ibu dan anak
Hubungan anta anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab
Hubungan sosial di antara anggota kelaurga relative tetap dan didasarkan atas ikatan
darah, perkawinan dan atau adopsi
Fungsi kelaurga ialah memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka
sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan jiwa sosial.
Dahulu keluarga merupakan kesatuan ekonomi dalam arti kesatuan proseksi dan
konsumsi. Proses perubahan ekonomi pada masyarakat industry telah mengubah sifat keluarga,
dari institusi pedesaan dan agrarian ke industry kekotaan dan industry. Dengan demikian peran
anggota – anggota keluarga juga mengalami perubahan karenanya. Perubahan masyarakat
dapat mempengaruhi perubahan fungsi – fungsi sosial keluarga . fungsi – fungsi sosial yang
mengalami perubahan ialah Fungsi pendidikan, Fungsi rekreasi, Fungsi keagamaan, Fungsi
perlindungan. Dengan hilangnya fungsi sosial keluarga, maka fungsi yang masih tetap melekat
sebagai ciri hakiki keluarga ialah Fungsi biologic, Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada anggotanya untuk menyadari dan
memperkuat nilai kepribadiannya
Keluarga mengatur dan menjadi perantara hubungan anggota – anggotanya dengan
dunia luar. Dalam hubungan ini dapat di bedakan dua macam corak keluarga,yaitu:
o Keluarga terbuka : keluarga yang mendorong anggota – anggotanya untuk
bergaul dengan masyarakat luas.
o Keluarga tertutup : keluarga yang menutup diri terhadap hubungan dengan
dunia luar.
Dari pembahasan di atas dapatlah diketahui, bahwa keluarga merupakan institusi yang
paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialsasi manusia. Kondisi – kondisi yang
menyebabkan pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak ialah :
Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota – anggotanya berinteraksi face to-
face secara tetap
Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan
buah cinta kasih hubungan suami-istri
Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relative tetap, maka orang tua
memainkan peran sangat penting terhadap proses sosialisasi anak
Para ahli sosiologi pada umumnya sependapat bahwa isi dari kebudayaan itu dapat
menjadi duah buah unsure komponen yang nyata, yaitu komponen material dan non material.
Kebudayaan Materi
Bagian materi dari suatu kebudayaan itu meliputi segala sesuatu yang telah diciptakan
dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat dilihat dan diraba.
Eksistensi yang konkrit dari suatu produk buatan manusia, tanpa memandang apa pun
juga ukuran, kerumitan pembuatan, yujuan ataupun nemtuknya, memberikan cirri
kepada kebudayaan materi itu.
Kebudayaan Non Materi
Aspek non-materi dari kebudayaan itu merangkum semua buah karya manusia yang ia
gunakan untuk menjelaskan serta dijadikan pedoman bagi tindakan – tindakannya, dan
itu tak hanya dapat ditemukan di dalam pikirannya orang – orang.
a. Meliputi apa yang secara luas dapat didefinisikan sebagai norma – norma individu
b. Meliputi kelompok – kelompok norma – norma yang membentuk pranata sosial ( social
institutions )
Komponen – komponen Struktur kebudayaan ialah suatu cara untuk meninjau isi atau susunan
dari kebudayaan, yang mempunyai keuntungan – keuntungan analisa tertentu. Yang terutama
ialah bahwa cara ini memberikan kemugkinan kepada orang itu untuk membuat daftar catalog
dari tingkah laku yang konkrit yang mungkin menjadi ciri dari satu individu atau kelompok
tertentu.
1. Elemen – elemen Kebudayaan ( Cultural Traits )
2. Unit terkecil dari kebudayaan yang dapat didentifikasir ( kenali ) disebut Istilah Elemen
Kebudayaan. Suatu elemen kebudayaan materi boleh jadi lebih mudah dikenali
daripada suatu elemen kebudayaan non-materi. Contoh untuk yang pertama antara lain
ialah benda – benda seperti bola sepak, pensil, dasi, lipstick atau ujung anak panah.
Elemen kebudayaan non-materi antara lain ilah tindakan – tindakan serta praktek –
praktek seperti aturan yang mengatakan bahwa gadis – gadis yang tinggal di asrama
harus sudah masuk ke kamarnya pada jam 1.00 malam dan lain-lain.
3. Kompleks Kebudayaan
4. Suatu kombinasi dari elemen – elemen yang saling berkaiatan yang membentuk
persyaratan – persyaratan kebudayaan untuk situasi – situasi atau aktivitas – aktivitas
tertentu ialah Kompleks Kebudayaan.
5. Pola Kebudayaan
6. Kompleks – kompleks kebudayaan juga saling berpadu untuk membentuk unit – unit
yang luas dari kebudayaan. Unit – unit yang terkhir ini disebut dengan istilah Pola –
pola atau konfigurasi – konfigurasi kebudayaan.
Para ahi ilmu sosial banyak berhutang budi kepada ahli antropologi bernama Linton
berkat klasifikasinya yang baik atas tipe – tipe partisipasi kebudayaan sebagai berikut :
D Relativisme Kebudayaan.
Oberg mengemukakan 4 tahapan yang membentuk sirkus Culture Shock bagi orang yang
terjun di bidang karier ( sedang orang – orang yang lain dapat di duga akan mengikuti pola
yang serupa ).
1. Tahapan Inkubasi ( kadang – kadang disebut tahapan bulan madu ), ialah tanpa waktu
orang merasakannya sebagai suatu pengalaman baru yang menarik
2. Suatu perasaan dendam dan tahapan ini disebut tahapan Kritis.
3. Pertentangan Kebudayaan ( Culture Conflict )
Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran mengenai faktor – faktor yang
menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara
perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk menaikkan tingkat
hidup rakyat.
Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dari besar
kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat.
Agar anak didik memiliki sikap yang rasional dan betanggung jawab dalam lingkungan
kehidupan bangsa ( Negara dan dunia ), dapat diperinci menjadi memiliki sikap dan
tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap program pemerintah
mengenai kependudukan
Agar anak didik memiliki sikap yang rasional dan bertangung jawab dalam lingkungan
kehidupan keluarga dan masyarakat.
B. Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan
Ada hubungan antara rangsangan intelek dengan jumlah besarnya keluarga, makin
banyak atau besar keluarga, meminta perhatian ibu dan ayah lebih besar, di samping
penyediaan fasilitas yang makin besar. Tentang hal ini penyelidikan Tauran Dh.D
mengungkapkan , bahwa :
“ Pada umumnya keluarga yang mempunyai banyak anak terdapat dalam tingakt sosio
ekonomis yang rendah. Orang tua yang berasal dari tingkat sosio ekonomisnya yang tinggi dan
menengah cenderung membatasi anak-anak mereka dengan jumlah yang relative kecil
sehingga sanggup membelanjai pendidikannya sampai tingkat tinggi, orang tua yang berasal
tingkat sosio ekonomis rendah biasanya tidak memperhitungkan faktor – faktor tersebut ketika
menentukan jumlah anak yang mereka kehendaki. Sekali lagi pengaruh jumlah anak terutama
kelihatan pada angka test inteligensi yang kurang dari normal. Angka inteligensi yang tinggi
lebih sering terdapat di antara anak – anak tunggal atau yang hanya mempunyai satu atau dua
saudara. Angka inteligensi rendah terdapat di antara mereka yang mempunyai empat saudara
atau lebih.
BAB III
Kelebihan dari buku sosiologi pendidikan ini dalam pembahasannya lebih bersifat konkrit
berdasarkan gejala-gejala pendidikan yang ada di masyarakat dikontekskan pada struktur
socialnya. Buku ini disajikan secara sederhana serta bahasa yang di pakai juga lugas sehingga
cukup mudah dipahami
Namun dalam buku ini juga terdapat kekurangan diantaranya yaitu penggunaan tata
bahasa tidak sesuai dengan kaidah baku (EYD) seperti dus, hal mana, kulturil. Selain itu
tentang teknis penulisan, banyak kutipan berbahasa asing tidak dicetak miring dan tidak ditulis
dengan benar. Tidak terdapat biodata penulis sehingga pembaca tidak mendapatkan informasi
tentang penulis dan karya lainnya. Dalam pembahasan terakhir tentang manusia dalam
menghadapi masa depan, pembahasannya masih teoritis belum ada langkah konkrit mengenai
model pendidikan yang cocok di terapkan di Indonesia apabila dilihat dari persfektif
sosiologisnya. Dari segi isi terkait dengan contoh yang digunakan masih mengambil data tahun
lama sehingga kurang up to date.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ditinjau dari segi etimologi istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu
sosiologi dan pendidikan. Dalam sosiologi pendidikan yang menjadi masalah sentralnya ialah
aspek – aspek sosiologi di dalam pendidikan. Karena situasi pendidikan adalah situasi
hubungan dan pergaulan sosial, yaitu hubungan dan pergaulan sosial antara pendidikan dengan
anak didik, pendidik dengan pendidikan, anak – anak dengan anak – anak pegawai dengan
pendidikan, pegawai –pegawai dan anak –anak. Hubungan – hubungan dan pergaulan –
pergaulan sosial ini secara totalitas, merupakan suatu unit keluarga, ialah keluarga sekolah,
keluarga sekolah dapat tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.
3.2 Saran
Saran yang perlu disampaikan yauitu, buku ini dapat di jadikan acuan atau bahan ajar di
perguruan tinggi, karena buku ini menjelaskan materi secara singkat namun sangat mudah
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Rakhmat, 2011, Pengantar Sosiologi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.