Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

Dosen Pengampu :

Purwanto S.Si.,M.Pd

Matakuliah :3FIS 49013_Manajemen Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : Fandy Ocwando Riyanto

Nim : 4203321016

Prodi : Pendidikan Fisika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa atas kesempatan dan waktu yang diberikan sehingga
saya dapat berkesempatan untuk menyelesaikan tugas “Critical Book Review” ini. Semoga apa
yang telah saya rangkum dan jelaskan ini dapat di jadikan acuan ataupun tambahan bagi
pembaca dalam pelaksaan serta acuan dalam memahami dan mengolah apa-apa saja yang
disajikan dibuku-buku yang ada, sebab dalam memahami dan mengolah apa-apa saja yang di
sajikan dibuku-buku yang ada, sebab bukan tak jarang dalam sebuah buku yang memiliki
pembahasan yang sama namu memiliki arti serta terjemahan yang berbeda-beda.
Harapan saya semoga tugas ini dapat membantu dan menambah wawasa para pembaca serta
dapat menjadi acuan saya agar lebih giat dalam menganalisadengan benar segala buku yang telah
saya baca.
Tugas ini sendiri saya sebagai penulis juga mengakui masih banyak kekurangan, karena saya
juga masih dalam tahap belajar dalam pembuatan ini.Semoga apapun hasilnya makalah ini dapat
membantu para pembaca dan juga untuk saya sendiri.

Medan ,16 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 .Manfaat Critical Book Review
1.3 .Tujuan penulisan Critical Book Review
1.4 .Identitas buku yang di review (buku wajib dan buku pembanding)

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


a.       Buku Satu
b.      Buku Dua

BAB III PEMBAHASAN

A.Pembahasan isi buku


a. pembahasan tentang manajemen pendidikan masa kini
b. pembahasan tentang the hand book of education management
B.Kelebihan dan Kekurangan isi buku
a. tampilan cover
b. desain isi/tulisan
c. isi buku
BAB IV PENUTUP
a. kesimpulan
b. rekomendasi untuk perbaikan buku
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian Manajemen Pendidikan secara umum adalah suatu proses perencanaan,


penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan, dalam mengelola segala sumber daya yang berupa
manusia, uang, material, metode, mesin, market, waktu, dan informasi, untuk mencapai tujuan
dengan efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

Manajemen bidang pendidikan dalam suatu bisnis atau perusahaan dilaksanakan secara langsung
oleh manajer pendidikan untuk mewujudkan pelaksanaan aktivitas pendidikan yang sesuai target.

eberapa ahli pernah menjelaskan pengertian manajemen di bidang pendidikan, diantaranya


adalah:

1. Syarif (1976:7)

Menurut Syarif, pengertian manajemen pendidikan adalah segala usaha bersama untuk
mendayagunakan sumber-sumber “personil maupun materiil” secara efektif dan efisien untuk
menunjang tercapainya pendidikan.

2. Sutisna (1979:2-3)

Menurut Sutisna, pengertian manajemen bidang pendidikan adalah keseluruhan “proses” yang


membuat sumber-sumber personil dan meteriil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya
tujuan-tujuan bersama di bidang pendidikan.

1.2 Manfaat Critical Book Review

1.      Untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Pendidikan.


2.      Untuk menambah pngetahuan yang ada dalam buku Manajemen Masa Kini dengan The
Hand Book of Education Management.
3.      Untuk mengetahui memanage atau mengatur suatu organisasi dalam ruang lingkup
pendidikan.
4.      Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang direferensi.

1.3 Tujuan Penulisan Critical Book Review


1.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku
2.       Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau
penulis lainnya.

3.       Kemudian manfaatnya untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Pendidikan dan untuk
menambah pengetahuan tentang bagaimana mengkritik sebuah buku.
1.4       Identitas Buku Yang di Review
 Buku 1 (Buku Wajib)

Judul           :ManajemenPendidikan Masa


Kini
Edisi            :Pertama
Pengarang   :Muhammad  Arifin,M.Pd&
Dr. Elfrianto, M.Pd
Penerbit       :UMSU PRESS
Kota Terbit  :Medan
Tahun Terbit:2017
ISBN           :978-602-6997-69-2

 Buku II (Buku Pendamping)

Judul               : The Hand Book of Education


Management
Edisi               : Kedua
Pengarang      : Dr. Imam Machali, M.Pd &
Dr. Ara Hidayat, M.Pd
Penerbit          : PRENADA MEDIA GROUP          

Kota Terbit     : Jakarta


Tahun Terbit   : 2018
ISBN              : 978-602-422-301-4
BAB II

RINGKASAN BUKU

    BUKU I (BAB I – BAB VII)


BAB I MANAJEMEN DAN DEFINISI MANAJEMEN PENDIDIKAN
a.      Manajemen
1.      Definisi Manajemen
Secara etimologi, kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris; management. Akar kata
tersebut berasal dari; manage, atau managiare yang memiliki makna; melatih kuda dalam
melangkahkan kakinya. (Echolas dalam Masyhud,2014)
Definisi lain, manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
(Mary Parker Fallet dalam T Hani Handoko,2012). Definisi ini mengandung arti bahwa para
manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan melalui orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti tidak melakukan tugas-
tugas itu sendiri.
2.      Fungsi- fungsi Manajemen
a.       Ada yang menyebut manajemen dengan singkatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
abd Controlling) Singkatan ini menurut Terry dan Franklin dalam Jejen Musfah; Manajemen
Pendidikan; Teori, Kebijakan dan praktik, Prenadamedia Group, 2015. Manajemen adalah suatu
proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakkan, dan
pengendalian.
b.      POSCL (Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Cotrolling), singkatan ini diambil dari
Wihrich dan Koontz dalam Management; A Global Perspectife yang dikutip Jejen Musfah
(2015).
c.       Menurut Sudjana dalam buku Manajemen Program Pendidikan yang kutif Musfah (2015),
membagi menjadi planning, organizing, motivating, comforming, evaluating, and developing
(POMCED).

3.      Definisi Pendidikan


Ditinjau dari sudut pandang hokum.Pendidikan memiliki definisi sesuai yang terkandung
dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Pada pasal ayat (1) dinyatakan; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potebsi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yamg diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
b.      Manajemen Pendidikan
1.      Definisi Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan di
masyarakat, bangsa dan negara. (Husaini Usman,2013; 12).
Manajemen pendidikan meliputi empat hal pokok, yaitu: perencanaan pendidikan,
pengorganisasian pendidikan, penggiatan pendidikan dan pengendalian atau pengawasan
pendidikan. (Veithzal Rivai, and Sylviana Murni; 2011; 103-104).
2.      Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Menurut Husaini Usman (2011,15), subtansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan
sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen adalah;
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pengarahan
d.      Pengendalian
3.      Tanggung Jawab dan Keterampilan manajerial
Adapun level manajer yakni:
a.       Top Manajer
b.      Middle Manajer
c.       Low Manajer

BAB II MANAJEMEN PESERTA DIDIK


a.       Definisi Manajemen Peserta Didik
Manajemen Peserta Didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai keluarnya peserta didik tersebut dari
sekolah.
Tujuan dari manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan- kegiatan peserta didik
agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di sekolah sehingga proses pembelajaran
berjalan lancer, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan konstribusi bagi pencapaian tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. (muammar,2016,28).
b.      Penerimaan Siswa Baru
Dalam pelaksanaan Manajemen peserta didik berdasarkan pendapat sejumlah ahi diatas
tugas utama diantaranya terkait analisis kebutuhan siswa dalam implementasinya disebut
penerimaan siswa baru (PSB).
Perincian tugas menurut Sulthon Masyud, (2014,142):
1.      Menentukan waktu kegiatan
2.      Mempersiapkan formulir pendaftarn
3.      Menenukn syarat- syarat pendaftaran
4.      Melaksanakan pendaftaran calon
5.      Mempersiapkan dan melakukan seleksi penerimaan
6.      Mengumumkan hasil seleksi
7.      Melakukan pendaftaran ulang
8.      Dan menyiapkan Masa Orientasi Siswa Baru
c.       Jalur Siluman
Langkah yang bisa dilakukan yakni mendesak kepada daerah agar berani membuat
peraturan atau fakta integritas PPDB berjalan dengan jujur, transparan dan akuntable sesuai
petunjuk teknis dan petunjuk yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Dirjen Pendidikan Dasar atau Dirjen Pendidikan Menengah.
d.      Pembinaan Peserta Didik
Usai melakukan rekutmen peserta didik baru, kegiatan selanjutnya yakni pendataan
siswa.Data peserta didik baru sangat penting sehingga sekolah bisa melakukan langkah- langkah
strategis dalam menyusun program- program seperti pembinaan.
e.       Mengumpulkan Biodata
Menurut Sulthon Mashyud yakni:
1.      Identitas lengkap tentang diri siswa
2.      Idneitas keluarga/ orangtua dan walinya
3.      Kondisi kesehatan
4.      Bakat, hobby, cita-cita dan minatnya
5.      Kelebihan dan kekurangan
6.      Kebiasaan-kebiasaan
f.       Mencatat Siswa dalm Buku Induk
Buku induk sesuatu yang sangat berguna karena berisi tentang catatan lengkap tentang
diri siswa, dan keluarganya dilengkapi pasfoto siswa tersebut. Manfaat buku induk lainnya
untuk meminimalisir ijazah palsu.
g.      Pembinaan Disiplin
Banyak cara dilakukan sekolah agar siswa mereka berdisplin. Salah satunya tentu dari
teladan kepala sekolah.Tetapi sebenarnya harus ada sistem yang mengatur pembinaan disiplin
dilakukan agar hasilnya optimal.
Manfaat dibuat tata tertib adalah untuk meminamalisir terjadi pelanggaran- pelanggaran
atau tindakan menyimpang dari siswa tersebut.

BAB III MANAJEMEN KURIKULUM DAN PENGAJARAN


a.       Pengertian Kurikulum
Menurut Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu). Pada saat ini kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari Start sampai Finish untuk memperoleh medali/ penghargaan. Kemudia,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran
(subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pembelajaran
untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. (Tim Pengembangan MKDP Kurikulum
dan Pengajaran, 2013,2).
Dalam kurikulum terkandung 2 hal pokok, yakni:
1.      Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
2.      Tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
 Murray Print dalam Wina Sanjaya (2013:3), yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi:
1.      Planned learning experience
2.      Offered within an educational institution/program
3.      Represented as a document
4.      Includes experiences resulting from implementing that document.
Berdasarkan definisi diatas, Print memandng kurikulum meliputi perencanaan pengalaman
belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta
hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
  Menurut Saylor Alexander & Lewis (dalam Wina Sanya,2013,4) menjelaskan, pengertian
kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan
konsep kurikulum yang sampai ini banyak mewarnai teori- teori dari praktk pendidikan.
  Pendapat lain, R Ibrahim (Tim MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, UPI,2013,5)
mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu:
a.       Kurikulum sebagai subtansi
b.      Kurikulum sebagai sistem
c.       Dan Kurikulum bidang studi
b.      Fungsi Kurikulum
  Asep Harry Hermawan dan Riche Cynthia (Tim MKDP Kurikulum dan Pembelajaran
UPI,2013,9-10) menjelaskan fungsi kurikulum:

  Fungsi Kurikulum bagi siswa


1.      Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
2.      Fungsi Integrasi (the integrating function)
3.      Fungsi Diferensial (the differentiating function)
4.      Fungsi Persiapan (the prapaeduticfunction)
5.      Fungsi Pemilihan (the selective function)
6.      Fungsi Diagnotik (the diagnostic function)

BAB IV MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN


a.       Defini Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Menurut Undang- undang Sisdiknas pasal 1 ayat 5 dan 6.Ayat (5) “Tenaga Kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan”.Sedangkan ayat (6), “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususan, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan”.
Menurut Endang Herawan dan Nani Hartini, (2010,231) menyebutkan, Manajemen
Tenaga Pendidik dan Kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga
pendidik dan kependidikan itu masuk kedalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti
melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi,
penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangna dan pemberhentian.
Manajemen tenaga kependidikan mencakup 7 komponen, (Mulyasa,2007,42) yaitu;
1.      Perencanaan pegawai
2.      Pengadaan/ seleksi pegawai
3.      Pembinaan dan pengembangan pegawai
4.      Promosi dan Mutasi
5.      Pemberhentian Pegawai
6.      Kompensasi
7.      Penilaian pegawai

BAB V MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA


a.       Pengertian Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana
Adapun definisi sarana dan prasarana yang disebut perlengkapan atau fasilitas
pendidikan. Sulthon Masyhud (2015,153) mengemukkan , sarana dan prasarana pendidikan
dapat dibedakan dari fungsi atau peranannya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM).
Prasarana yang memiliki fungsi tidak langsung terhadap PBM meliputi;
1.      Bangunan Sekolah, seperti gedung, kelas, ruang guru, kamar mandi, mushola dan sebagainya.
2.      Perabot Sekolah, seperti kursi, almari, meja guru, meja siswa dan sebagainya.
Afifburhanuddin menyebutkan;
Sarana Pendidikan :Peralatan yang secara langsung dipergunakkan dan menunjang
proses pendidikan, khusus proses belajar mengajar
Prasarana Pendidikan :Fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran.
b.      Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Menurut Sulthon Masyhud (2015,154-156) :
1.      Perencanaan pengadaan sarana dan orasarana (fasilitas) pendidikan.
2.      Mengadakan Prakualifikasi (Pengadaan barang sesuai bidangnya).
3.      Melakukan pengadaan sarana dan prasarana.
4.      Melakukan penyimpanan
5.      Melakukan pemeliharaan
6.      Melakukan inventarisasi
7.      Melakukan penghapusan barang / fasilitas
c.       Tata Cara Penyingkiran atau Pemusnahan Sarana dan Prasarana
Syarat-syarat penghapusan barang menurut Afifburhanuddin :
1.      Rusak beras
2.      Dengan perbaikan akan menelan biaya besar
3.      Kegunaan tidak seimbang deganperawatan
4.      Penyusunan berada di luar kekuasaan manusia
5.      Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini
6.      Ada penurunan efektifitas
7.      Dicuri
8.      Terbakar
9.      Diselewengkan
10.  Usnah karna bencana dan sebagainya

BAB VI MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH


a.       Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi
yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan. Mulyasa,2007,47).
Serta menurut Mulyasa, sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu secara garis besar
dikelompokkkan menjadi 3, yaitu:
1.      Pemerintahan baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya yang bersifat umum atau khusus
dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
2.      Orang tua atau peserta didik
3.      Masyarakat baik mengikat maupun tidak mengikat.
Adapun menurut Jones ddalam Mulyasa (2007,48-49)diuraikan, tugas manajemen keuangan
dibagi tiga fase, yaitu:
1.      Financial planning
2.      Implementation
3.      Evaluation
b.      Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Sekolah
1.      Membuat rencana anggaran.
2.      Melakukan pembukuan (accounting) penggunaan keuangan sekolah
3.      Melakukan pemerikasaan (auditing) keuangan sekolah
4.      Pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan.

BAB VII MANAJEMEN SEKOLAH HBUNGAN DENGAN MASYARAKAT


a.       Pengertian Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Suryosubroto dalam Muammar,(2016,31) mengemukkan, humas merupakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukung dengan sadar dan
sukarela.
Purwanto dalam Muammar (2016,31) menjelaskan, humas mencakup hubungan sekolah
dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan nstansi dan jawatan
lain serta sekolah dengan masyarakat pada umumnya.
Menurut Sulthon Masyud (2014,144), humas adalah proses komunikasi antar sekolah
dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan
pendidikan disekolah serta mendorongminat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dalam
rangka penngkatan dan pengembangan sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain:
1.      Untuk memajukan kualitas pembelajaran
2.      Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat
3.      Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. (Mulyasan,2007,50).
b.      Ruang Lingkup Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Sulthon Masyud menjelaskan ruang lingkup sasaran pelaksanaan hubungan sekolah
dnegan masyarakat menjadi 3 macam kelompok, yaitu:
1.      Kelompok orangtua siswa, dapat dilakukan secara perorangan, maupun secara kelompok melalui
perkumpulan mereka, yaitu komite sekolah.
2.      Kelompok masyarakat luas/ umum, yaitu melakukan hubungan dengan masyarakat melalui
berbagai kegiatan.
3.      Kelompok instansi, khususnya dunia usaha.
c.       Prinsip- prinsip Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1.      Prinsip Otoritas
2.      Prinsip Kesederhanaan
3.      Prinsip Kejujuran
4.      Prinsip Ketetapan
B.     BUKU II (BAB I – BAB VII)

BAB I MANAJEMEN PENDIDIKAN

a.       Pengertian Manajemen

Secara tertimologis, pengertian manajemen telah diajukan oleh banyak tokoh manajemen.
Pengertian- pengertian yang diajukan berbeda- beda dan sangat terpengaruh dengan latar
kehidupan, pendidikan, dasar falsafah, tujuan, dan sudut pandangan tokoh dalam melihat
persoalan yang dihadapi. Dari banyak pengertian tersebut, manajemen dapat diartikan dengan
tujuh sudut pandang, yaitu:

1.      Manajemen sebagai alat atau cara (means)

Menurut Million Brown, Manajemen adalah alat atau cara untuk menggunakan orang- orang,
uang, perlengkapan, bahan- bahan, dan metode secara efektif untuk mencapai tujuan.

2.      Manajemen sebagai tenaga atau daya kekuatan (force)

Menurut Albert Lapawsky, Manajemen adalah tenaga atau kekuatan yang memimpin, memberi
petunjuk, dan mengarahkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan.

3.      Manajemen sebagai sistem (system)

Sanusi, Manajemen sebagai sistem tingkah laku manusia yang kooperatif yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu melakukan tindakan rasional secara terus menerus.

4.      Manajemen sebagai proses

Salah satu menurut Jomes Stoner (1995:8), yaitu sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efesien.

5.      Manajemen sebagai fungsi

Manajemen merupakan kegiatan pimpinan dengan menggunakan segala sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasinya.

6.      Manajemen sebagai tugas (task)

Menurut Vermon A. Mussel-man yaitu, sebagai tugas dari perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan pekerjaan yang lainnya agar mencapai satu atau lebih tujuan.

7.      Manajemen sebagai aktivitas atau usaha (activity)

Menurut Koontz dan Donnel (1972), yaitu usaha mendapatkan sesuatu melalui kegiatan orang
lain.
b.      Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah gabungan dari dua kata yang mempunyai satu makna, yaitu
“manajemen” dan “pendidikan”.Secara sederhana, manajemen pendidikan dapat diartikan
sebagai manajemen yang dipraktikkan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri
yang ada dalam pendidikan.

Beberapa pengertian menyiratkan bahwa manajemen pendidikan sebgai seluruh proses kegiatan
bersama dalam bidang pendidikan dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada yang
dikelola untuk mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya dalam kontek manajemen pendidikan
yaitu man (manusia= guru, siswa, karyawan), money (uang= biaya), materials (bahan/ alat
pembelajaran), methods (teknik/cara), machines (mesin= fasilitas), market (pasar), dan minutes
(waktu) yang disebut 7M.

v  Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan

1.      Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif dan
Menyenangkan.

2.      Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya

3.      Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidikan dan kependidikan.

4.      Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.

5.      Teratasinya masalah mutu pendidikan

Beberapa fungsi manajemen :

1.      Perencanaan (planning)

Merupakan fungsi paling awal dari keseluruhan fungsi manajemen, perencanaan adalah proses
kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.

2.      Pengorganisasian (organizing)

Merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan, yang menurut Heidjarachman Ranuoandojo


(1996:35) yaitu kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh sekelompok orang,
dilakukan dengan membagi tugas, tanggung jawab dan wewenang diantara mereka , ditentukan
siapa yang menjadi pemimpin, serta saling berintegritasi secar aktif.

3.      Penggerakkan (actuating)

Merupakan upaya menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja.


4.      Pengawasan (controlling)

Adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya terlihat dalam rencana.

BAB II MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

a.       Pengertian Pendidikan

Secara umum, pendidikan sesungguhnya dapat dipahami dalam dua pengertian, yaitu secara
luas- tidak terbatas dan secara sempit- terbatas.Pengertian pendidikan secara luas adalah
hidup.Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungb
dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
(Mudyahardjo,2002:3). Pengertian ini menyiratkan bahwa pendidikan telah dimulai sejak
manusia berada dimuka bumi, atau bahkan sejak dalam kandungan.

b.      Hakikat dan Tujuan Pendidikan Nasional

Adapun fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

c.       Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah

1.      Prinsip pertama, otonomi, diartikan sebagai kemandirian yaitu kemandirian dalam
mengatur dan mengurus dirinya sendiri (pengelolaan mandiri).

2.      Prnsip kedua, fleksibilitas yang diartikan ebagai keluwesan yang diberikan kepala sekolah
untuk mengelola, memanfaatkan, dan memperdayakan sumber dya sekolah seoptimal mungkin
unuk meningkatkan mutu sekolah.

3.      Prinsip ketiga, partisipasi, adalah penciptaan lingkungan yang tebuka dan demokratik.

4.      Prinsip keempat,inisiatif, didasarkan atas konsepsi bahwa manusia bukanlah sumberdaya
yang statis, melainkan dinamis. Oleh karna itu, potemnsi sumber daya harus selalu digali,
ditemukan dan kemudian dikembangkan.

BAB III PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN

a.       Pengertian Organisasi Pendidikan

Istilah “organisasi” secara etimologi berasal dari bahasa latin “organum” yang berarti “alat”.
Adapun “organize” (bahasa inggris) berarti “mengorganisasikan” yang menunjukkan tindakan
atau usaha untuk mencapai sesuatu.

Jika dikaitkan dengan pendidikan (organizing) adalah tempat untuk melakukan


aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan pengorganisasian
pendidikan adalah sebuah proses pembentukkan tempat atau sistem dalam rangka melakukan
kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan kependidikan.

b.      Tujuan dan Manfaat Organisasi Pendidikan

1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimiliki dalam
mencapai tujuan pendidikan.

2.      Terciptanya efektivitas dan efesiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

3.      Dapat menjadi wada pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.

4.      Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan ,dan lain-lain.

BAB IV KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

a.       Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal dari kata leader.Pemimpin
adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Dalam arti lain,
secara etimologi istlah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya
membimbing dan menuntut”. Dari “pemimpin)lahirnya kata kerja memimpin” yang artinya
membimbing dan menuntun (pramuji,1995;5).

v     Kepemimpinan Pendidikan

Berperan sangat penting dalam rangka mengarahkan dan menggerakkan organisasi


pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu:

1.      Mengusahakan keefektifan organisasi pendidikan, yang meliputi: etos kerja yang baik.

2.      Mengusahakan lembaga pendidikan/sekolah berhasil yang meliputi melaksanakan fungsi


kepemimpinan dengan menempatkan implementasi kurikulum ebagai tujuan utama.

v      Tugas dan Fungsi Kepemimpinan

1.      Tugas kepemimpinan


Dalam organisasi tugasnya, ialah membawa anggota organisasi untuk bekerja bersama sesuai
dengan tanggung jawab masing- masing dan membawa organinasi kearah pencapaian tujuan
yang diharapkan.

2.      Fungsi kepemimpinan

a.       Fungsi instruksi

b.      Fungsi konsultasi

c.       Fungsi partisipasi

d.      Fungsi pengendalian

v   Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan Pendidikan

Kepala sekolah dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin.Ia mempunyai


dua jabatan dan peran penting dalm melaksanakan proses pendidikan.Pertama, kepala sekolah
adalah pengelola pendidikan disekolah, dan kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal
pendidikan disekolah.

Kepala sekolah harus memiliki kompetensi dasar

manajerial:

1.      Keterampilan teknis (technica skill)

2.      Keterampilan manusiawi (human skill)

3.      Keterampilan konseptual (conceptual)

v      Fungsi Kepemimpinan Sekolah:

1.      Kepala sekolah sebagai pendidik (educator)

2.      Kepala sekolah sebagai manajer (manager)

3.      Kepala sekolah sebaai administrator

4.      Kepala sekolah sebagai supervisor

5.      Kepala sekolah sebagai leader

6.      Kepala sekolah sebagai innovator

7.      Kepala sekolah sebagai motivator

BAB V SUPERVISI PENDIDIKAN


a.       Pengertian Supervisi

Supervisi berasal dari dua kata “super”, “vision”, super diartikan kelebihan, orang yang
memiliki kelebihan dan vision yaitu memilik pandangan jauh kedepan.

Supervisi secara harfiah dapat diartikan sebagai kelebihan yang dimiliki orang untuk
melihat jauh kedepan.

Dalam pendidikan, istilah supervise sudah lam dikenal, perhatian utama supervise
pendidikan adalah mutu pengajaran dan upaya- upaya yang perbaikkannya, supervise pendidikan
mengacu kepada misi utama organisasi pendidikan.

b.      Fungsi Supervisi

Menurut Ametembun (1995) membagi empat fungsi, yaitu:

1.      Fungsi penelitian, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif
tentang situasi pendidikan.

2.      Fungsi penilaian, dimaksudkan memperoleh baik buruknya sesuatu.

3.      Fungsi perbaikan, dimaksudkan untuk memperbaiki hal- hal yang kurang dengan cara
mengidentifikasi aspek- aspek negative.

4.      Fungsi peningkatan, merupakan proses yang berkesinabungan yang dilaukan terus-
menerus.

c.       Pendekatan Supervisi Pendidikan

1.      Pendekatan langsung (direct approach)

Adalah aktivitas supervise yang dilakukan melalui tatap muka langsung dengan guru.

2.      Pendekatan tidak langsung (indirect approach)

Adalahpengawasan yang dilakukan melalui berbagai fasilitas media pengawasan, seperti


rapat- rapat dan sebagainya.

3.      Pendekatan kolaboratif (collaborative approach)

Adalah pendekatan supervise dengan memadukan pendekatan langsung dan tidak


langsung yang kemudian diformulasikan menjadi pendekatan baru.

d.      Langkah- langkah Supervisi Pendidikan

1.      Perencanaan

2.      Pelaksanaan
3.      Evaluasi

4.      Tindak lanjut

BAB VI MENGELOLA PENDIDIKAN MADRASAH

a.       Kaleidoskop Pendidikan Madrasah

Kata Madrasah memiliki arti “sekolah” dalam bahasa Indonesia. Secara teknis formsl
dalam proses belajar mengajar antara madrasah dan sekolah tidak memiliki perbedaan, akan
tetapi di Indonesia madrasah tidak dengan serta- merta dipahami sebagai sekolah, melainkan
diberi konotasi yang spesifik lagi yakni “sekolah agama”, tempat dimana anak- anak didik
memperoleh pembelajaran hal ihwal atau seluk beluk agama dan keagamaan (Islam).
(Fadjar,1998:111-112).

b.      Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional


memosisikan madrasah dan lembaga pendidikan lainnya (persekolahan) sama, yaitu sebagia
bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Sebagai lembaga pendidikan , baik
madrasah maupun sekolag berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskann kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

c.       Bidang- bidang Garapan Pengelolaan Sekolah

1.      Pengelolaan Kurikulum, maksudnya suatu sistem pengelolaan yang kooperatif,


komprehensif, sistematik, dan sistemik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum.

2.      Pengelolaan peserta didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dari
mulai proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Pengelolan peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan, dan layanan siswa dikelas dan diluar kelas.

Tujuan manajemen peserta didik yaitu mengatur kegiatan- kegiatan peserta didik agar
kegiatan berjalan lancar.

Ø   Tahapan pengelolaan peserta didik:

a.       Analisis kebutuhan pesera didik


b.      Rekrumen peserta didik

c.       Seleksi peserta didik

d.      Orientasi peserta didik

e.       Penempatan peserta didik

f.       Pembinaan dan pengembangan peserta didik

g.      Pencatatan dan pelaporan

h.      Kelulusan dan alumni

3.      Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar dan sebagainya.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggarakan pendidikan.

Adapun manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah aktivitas yang dilakukan
mulai dari masuknya tenaga pendidik dan kependidikan kedalam organisasi melalui proses
perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,
pendidikan dan latihan/ pengembangan an pemberhentian

Ø Langkah proses pengelolaan pendidik dan tenaga

kependidikan:

1.      Perencanaan

2.      Seleksi

3.      Pembinaan dan pengembangan

4.      Penilaian

5.      Kompensasi

6.      Pemberhentian

4.      Pengelola Keuangan

Pembiayaan atau pendanaan pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara


pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pembiayaan Pendidikan dalam Sistem Pendidikn Nasional yang diatur dalam Peraturan
Pemerintahan No.48 Tahu 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, meliputi:

a.       Biaya satuan Pendidikan

b.      Biaya penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan

c.       Biaya pribadi peserta didik

5.      Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan perlengkapan yang
langsung digunkan dalam proses pendidikan disekolah, seperti gedung, ruang kelas, ,eja, kursi
dan buku pelajaran.

Prasarana adalah semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses belajar mengajar disebuah lembaga kependidikan, seperti halaman sekolah, tata tertib dan
sebaginya.

6.      Pengelolan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dnegan masyarakat adalah hubungan timbal balik antara suatu
orgnisasi sekolah dan masyarakatnya.

Kerja sama sekolah dengan masyarakat adalah semua bentuk kegiatan bersama yang
langsung atau tidak langsung bermanfaat bagi kedua belah pihak.

BAB VII MANAJEMEN STRATEGIK MADRASAH/ SEKOLAH

a.       Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen secara sederhana dapat diartikan sebagai serangkaian proses yang terdiri atas
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling, yang merujuk pada fungsi- fungsi dalam manajemen.

b.      Tahapan Manajemen Strategi

1.      Pembentukkan Mindset Strategi

2.      Perumusan Mindset

a.       Trendwatching, yaitu mengamati gejala dan perubahan yang akan terjadi di masa yang
akan datang dengan melalui pengamatan terhadap peristiwa yang telah terjadi di masa lalu yang
sedang berlangsung sekarang.

b.      Envisioning, adalah menggambarkan dampak perubahan.


c.       Perumusan Paradigma, yaitu suatu cara pandang, nilai- nilai, metode, prinsip dasar atau
memecahkan masalah yang dianut oleh masyarakat ilmiah pada suatu tertentu.

3.      Pengkomunikasian Mindset

a.       Perilaku pribadi

b.      Perilaku operasional

4.      Melakukan Analisis SWOT

Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) atau kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan merupakan suatu metode analisis untuk mengidentifikasi factor- factor internal dan
eksternal organisasi.Factor internal berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan factor ekternal
berupa peluang dan ancaman.Penggunaan analisis SWOT dimaksudkan untuk menentukan posisi
sekolah.
BAB III
PEMBAHASAN

A.1 Pembahasan Tentang Definisi Manajemen Pendidikan Masa Kini


Dalam buku pertama arti Manajemen dijelaskan dengan secara luas, dengan banyak
menuturkan pendapat para ahli serta banyak mengkaitkan pada berbagai macam hubungan-
hubungan yang lebih luas. Dan pada dasarnya menurut buku pertama Manajemen disimpulkan
sebagai satu proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakkan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang diwujudkan
dengan penggunaan manusi dan sumberdaya lainnya. Dan Manajemen Pendidikan dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk mengelola sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi
dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, dimasyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam buku kedua arti manajemen dijelaskan secara laus dengan banyak memutarkan
pendapat para ahli serta banyak mengaitkan pada berbagai macam hubungan-hubungan yang
lebih luas.Dan pada dasarnya menurut buku kedua Manajemen adalah organisasi untuk mencapai
tujuan yang diterapkan secara efektif, efisien, dan produktif.Sedangkan definisi Manajemen
Pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan. Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian sumberdaya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan.

A.2 Pembahasan Tentang Kurikulum


Dalam buku pertama menjelaskan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan ini, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam buku kedua menjelaskan bahwa Kurikulum adalah program belajar yang
diharapkan dimiliki tanggungjawab sekolah dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


A.    Dari tampilan cover
Buku pertama menggunakan konsep yang matang dalam merancang desain covernya, dengan
warna lebih gelap seolah menekankan keseriusan makna buku. Untuk penulisan nama buku juga
digunakan gaya penulisan yang sedikit unik dan rapi. Hanya saja kekurangan dari cover ini
adalah tidak adanya keterangan tentang isi buku yang dapat menjadi pencerahan para pembaca
tentang isi buku serta, tidak adanya nama penulis buku yang spesifik sehingga kurang menarik
para pembaca.

Dibuku kedua Cover digambarkan lebih sederhana dan ringan dengan warna yang lebih cerah
serta ditambah dengan beberapa gambar yang dapat menarik pembaca untuk membacanya, dan
untuk kekurangannya hanya sedikit saja yaitu pada pemilihan gaya penulisan judulnya yang
kesannya biasa-biasa saja dan kurang menarik.
B.     Desain isi dan tulisan
Buku pertama memiliki gaya tulisan yang halus namun jelas sehingga sangat menarik pembaca
untuk terus membaca. Serta susunan-susunan tulisan yang sangat tertata rapi. Hanya saja, dalam
buku pertama memiliki kekurangan yaitu penulisan bahasa asing yang kurang dirapihkan
sehingga membuat seorang pembaca kesannya sulit untuk memahaminya.

Buku kedua memiliki gaya tulisan yang sangat menarik ditambah dengan contoh-contoh gambar
atau grafik yang disajikan dan memiliki gaya tulisan yang jelas dan menunjukkan bahasa asing
yang mudah untuk dipahami. Hanya saja karena tulisannya tebal sehingga kesannya kurang rapih
dan menumpuk.

C.     Isi buku


Dalam buku pertama isi buku disajikan dengan panjang lebar dan lengkap di bubuhi dengan
pendapat para ahli sehingga memiliki statement-statement yang menarik untuk dibaca, juga serta
disetiap bab disajikan rangkuman yang dapat dibaca para pembaca sebagai penjelasan untuk
semua pembahasan yang di bahas disetiap bab. Hanya saja banyak istilah yang sulit untuk
kurang dipahami oleh orang-orang yang masih dalam tahap belajar.

Dalam buku kedua isi buku disajikan dengan penjelasan yang jelas dan terstruktur serta memiliki
gaya penjelasan yang singkat namun menyeluruh sehingga tidak membuat pembaca bosan untuk
membacanya. Sedangkan buku kedua ini adalah terlalu banyaknya bab yang sejatinya diantar
bab-bab itu memiliki penjelasan yang sama itu-itu saja, sehingga membuat para pembaca merasa
berulang-ulang membacanya.
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manajemen Pendidikan dan Kurikulum adalah komponen terpenting dalam sebuah system
pendidikan sebab manajemen pendidikan dan kurikulum berperan sebagai dasar serta tujuan
yang harus dimiliki suatu system pendidikan.Manajemen Pendidikan dan Kurikulum memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Sehingga apabila hanya ada manajemen pendidikan namun tidak
ada kurikulum maka sebuah pendidikan tidak akan bisa di lakukan atau di jalankan . Begitu juga
sebaliknya apabila ada kurikulum namun tidak ada manajemen pendidikan maka pendidikan
hanya sebuah kegiatan yang takberujung dan bertujuan. Oleh karena itu, setap guru harus
memahami serta melaksanakan /mengadakan dengan betul apa arti serta makna manajemen
pendidikan dan kurikulum.

B.    Rekomendasi untuk perbaikan buku


Untuk buku pertama sudah sangat bagus karena disertai dengan rangkuman-rangkuman yang
jelas disetiap babnya.Hanya saja pengunaan bahasa asing agar penulisannya dapat diperjelas.
Untuk buku kedua sudah cukup bagus, namun akan lebih menjadi sempurna dilengkapi dengan
gambar yang jelas seperti dibuku pertama.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Imam Machali,M.pd dan Dr.Ara Hidayat,M.pd. (2018). The Hand Book of Education
Management. Jakarta: Pranamedia Group.

Muhammad Arifin,M.pd dan Dr.Elfrianto,M.pd. (2017). Manajemen Pendidikan Masa Kini.


Medan: Umsu Press.

Anda mungkin juga menyukai